This study focuses on women's leadership style which aims to find a model of a typical
leadership style in women. The research method is based on theoretical studies from research
research journals, books and other papers. The results of gender issues generally show little
gender difference in terms of organizations. However, if gender is associated with leadership
style, it can be seen that there are certain styles that are typical of women, but not because of
gender differences, but rather on the characteristics / demands of the work. This shows the
influence of job characteristics on women's leadership style. In essence the organization acts as
one of the guiding paths, in addition to the other three lines. Over time women tend to play a
major role in the progress of civilization in an Indonesian group proudly presenting R.A. Kartini
as an emancipation woman who has an important influence on feminist thinking shows that
placing women rather than men as a center for academic research will show a shift which
results in relativizing the intellectual paradigm.
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Lingkup Kepemimpinan OSIS meliputi para pembina, perwakilan kelas, pengurus dan
para siswa anggota OSIS. OSIS sebagai organisasi pada hakekatnya berperan sebagai salah satu
jalur pembinaan kesiswaan, disamping tiga jalur yang lain, yaitu latihan kepemimpinan,
ekstrakurikuler dan jalur wawasan wiyatamandala. OSIS dalam kerangka pembinaan kesiswaan
paling tidak perlu dilihat dari dua aspek yaitu OSIS sebagai suatu definisi dan OSIS sebagai
organisasi yang berperan ganda terhadap pembinaan kesiswaan.
Peran OSIS akan berhasil mewujudkan fungsinya apabila didukung adanya kemauan dan
kemampuan memimpin dari para pembina, pengurus, perwakilan serta kesadaran dari para
anggota OSIS. Oleh sebab itu peranan kepemimpinan baik bagi para pembina, perwakilan,
pengurus maupun anggotanya merupakan kunci penentu keberhasilan OSIS. Kemauan dan
kemampuan para pelaku kepemimpinan OSIS hanya dapat berperan dengan sebaik-baiknya
apabila secara teratur, terencana dan berkelanjutan dilaksanakan pembinaan dan pengembangan
bagi para pelaku kepemimpinan tersebut.
Oleh sebab itu kepemimpinan dalam rangka pengelolaan OSIS mutlak diperlukan dengan
hasil yang diharapkan :
3) Terciptanya dinamika OSIS sebagai satu-satunya organisasi siswa intra sekolah dalam usaha
membina kehidupan para siswa untuk mendukung tercapainya tujuan proses belajar mengajar.
Rumusan masalah
1. Definisi Pemimpin dan kepemimpinan
2. Motivasi menjadi pemimpin bagi perempuan
3. Hambatan menjadi pemimpin bagi perempuan
4. Perspektif laki-laki terhadap pemimpin perempuan
5. Dampak pemimpin perempuan terhadap perkembangan organisasi
Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari pemimpin dan kepemimpinan
2. Untuk mengetahui motivasi perempuan untuk menjadi pemimpin
3. Untuk mengetahui hambatan-hambatan bagi perempuan yang menjadi pemimpin
4. Untuk mengetahui perspektif laki-laki terhadap pemimpin perempuan
5. Untuk mengetahui dampak dari dipimpinnya suatu organisasi oleh perempuan
BAB II
KAJIAN TEORI
KAJIAN TEORI
Kebangkitan kembali feminisme di akhir tahun 1960-an berkaitan dengan sejumlah faktor,
termasuk kian luasnya kesempatan bagi perempuan untuk memperoleh pendidikan lebih tinggi
serta menjadi bagian dari angkatan kerja berupah, sehingga muncul kesenjangan kian lebar
antara cita-cita kaun perempuan itu sendiri dan representasi peranan mereka yang dominan
sebagai ibu dan istri belaka ( Friedan, 1965 ).
Berdasarkan kutipan diatas, perempuan cerderung berperan besar bagi kemajuan peradaban di
tanah air. Berbicara tentang peradaban berarti dapat berkesinambungan dengan bahasan
kepemimpinan. Seperti yang sedang marak pada zaman ini bahwasannya banyak kaum laki-laki
yang dipimpin oleh sosok perempuan sendiri. Dimana ini merupakan buah dari pandangan
androgini yang membebaskan perempuan dan laki-laki dari batasan peranan yang dibataskan
pada jenis kelamin. Namun perspektif yang berpusat pada perempuan ini pun digugat karena
kecenderungannya yang mengarah pada esensialisme dan universalisme, yakni pendefinisian
aspek-aspek pengalaman perempuan sebagai kodrat bawaan atau generalisasi atas kehidupan
semua perempuan yang bisa menyesatkan. Hal ini menyebabkan terjadinya budaya patriarki
dimana kaum laki-laki sebagai suatu kelompok mengendalikan kekuasaan atas kaum perempuan.
Seiring berjalannya waktu kini makna dari feminisme sendiri sudah berbeda, dimana banyak
kaum perempuan yang beremansipasi lebih baik untuk kemajuan suatu kelompok termasuk
dalam kepemimpian organisasi. Indonesia dengan bangga mempersembahkan R.A Kartini
sebagai wanita emansipasi pertama yang bisa kita saksikan puluhan tahun kebelakang terjadi
perkembangan penting dalam pemikiran feminis yang menunjukan bahwa dengan menempatkan
perempuan daripada laki-laki sebagai pusat referensi penelitian akademis akam menuntuk
adanya pergeseran perspektif yang berakibat merelatifkan paradigma intelektual yang ada.
Dengan demian dapat disimpulkan teori feminis tidak hanya mengandung implikasi atas studi
tentang perempuan namun juga seluruh dominan teori sosial.
B. SARAN
Demikian hasil riset yang telah kami susun, tentunya kami sangat mengharapkan para
pembaca ataupun dosen pengampu dapat memberikan masukan yang bersifat membangun
terhadap karya tulis yang telah kami susun agar menjadi bahan evaluasi bagi kami dalam
penyusunan karya tulis berikutnya dengan lebih baik dan tepat secara penulisan.
DAFTAR PUSTAKA
http://topicroch.blogspot.com/2015/11/makalah-feminisme.html
(DOC) makalah feminisme | Wildan Aryesa Zainal - Academia.edu
http://sosiologis.com/teori-feminisme
https://www.kompasiana.com/ulfarahmatania/5520f121a333115b4a46cdef/teori-feminisme-
dalam-penelitian-sastra
https://www.google.com/search?
q=contoh+miniriset+metode+wawancara&oq=contoh+miniriset+metode+wawancara&aqs=chro
me.0.69i59.9850j0j8&sourceid=chrome&ie=UTF-8
https://id.wikipedia.org/wiki/Feminisme