Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH PEMIMPIN PEREMPUAN BAGI KEMAJUAN ORGANISASI

 Fadlika Sulaeman (fadlisule26@gmail.com)

 Leni Anggraeni (lenianggraeni716@gmail.com)

 Siti Mulyani (sitimulyani7766@gmail.com)

Penelitian ini difokuskan pada gaya kepemimpinan perempuanyang bertujuan menemukan


model gaya kepemimpinan yangkhas pada perempuan. Metode penelitian dilakukan berdasarkan
kajian teoritis dari penulusuran jurnal-jurnal penelitian, buku dan makalah lainnya.Hasil
penelitian-penelitian masalah gender umumnya menunjukkan tidakbanyak perbedaan gender
dalam hal organisasi. Namun jika gender dihubungkan dengan gaya kepemimpinan terlihat
adanya gaya tertentu khas perempuan, tapi bukan karenaperbedaan jenis kelamin, namun lebih
pada faktor karakteristik/tuntutan pekerjaan. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh karakteristik
pekerjaan dengan gaya kepemimpinan perempuan. Pada hakikatnya organisasi berperan sebagai
salah satu jalur pembinaan, disamping tiga jalur yang lain. Seiring berjalannya waktu perempuan
cenderung berperan besar bagi kemajuan peradaban dalam suatu kelompok Indonesia dengan
bangga mempersembahkan R.A. Kartini sebagai wanita emansipasi yang berpengaruh penting
terhadap pemikiran feminis yang menunjukkan bahwa dengan menempatkan perempuan
daripada laki-laki sebagai pusat penelitian akademis akan menunjiuk adanya pergeseran yang
berakibat merelatifkan paradigma intelektual.

Kata kunci : Kepemimpinan, perempuan, feminisme

This study focuses on women's leadership style which aims to find a model of a typical
leadership style in women. The research method is based on theoretical studies from research
research journals, books and other papers. The results of gender issues generally show little
gender difference in terms of organizations. However, if gender is associated with leadership
style, it can be seen that there are certain styles that are typical of women, but not because of
gender differences, but rather on the characteristics / demands of the work. This shows the
influence of job characteristics on women's leadership style. In essence the organization acts as
one of the guiding paths, in addition to the other three lines. Over time women tend to play a
major role in the progress of civilization in an Indonesian group proudly presenting R.A. Kartini
as an emancipation woman who has an important influence on feminist thinking shows that
placing women rather than men as a center for academic research will show a shift which
results in relativizing the intellectual paradigm.

Keyword : Leadership, women, feminism


BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Dalam kerangka manajemen, kepemimpinan berfungsi sebagai salah satu piranti


penggerak, motor atau motivator sumber daya yang ada dalam organisasi, sehingga peran
kepemimpinan diharapkan mampu mendinamisasikan organisasi dalam mencapai tujuan.
Kepemimpinan OSIS pada dasarnya menyangkut dua substansi pokok, yaitu aspek-aspek
kepemimpinan dan masalah keosisan. Substansi kepemimpinan meliputi berbagai dimensi, baik
secara teoritis maupun aplikasinya. Demikian pula masalah OSIS baik sebagai suatu definisi
maupun sebagai organisasi kait-mengait melibatkan berbagai pengertian.

Lingkup Kepemimpinan OSIS meliputi para pembina, perwakilan kelas, pengurus dan
para siswa anggota OSIS. OSIS sebagai organisasi pada hakekatnya berperan sebagai salah satu
jalur pembinaan kesiswaan, disamping tiga jalur yang lain, yaitu latihan kepemimpinan,
ekstrakurikuler dan jalur wawasan wiyatamandala. OSIS dalam kerangka pembinaan kesiswaan
paling tidak perlu dilihat dari dua aspek yaitu OSIS sebagai suatu definisi dan OSIS sebagai
organisasi yang berperan ganda terhadap pembinaan kesiswaan.

Peran OSIS akan berhasil mewujudkan fungsinya apabila didukung adanya kemauan dan
kemampuan memimpin dari para pembina, pengurus, perwakilan serta kesadaran dari para
anggota OSIS. Oleh sebab itu peranan kepemimpinan baik bagi para pembina, perwakilan,
pengurus maupun anggotanya merupakan kunci penentu keberhasilan OSIS. Kemauan dan
kemampuan para pelaku kepemimpinan OSIS hanya dapat berperan dengan sebaik-baiknya
apabila secara teratur, terencana dan berkelanjutan dilaksanakan pembinaan dan pengembangan
bagi para pelaku kepemimpinan tersebut.

Oleh sebab itu kepemimpinan dalam rangka pengelolaan OSIS mutlak diperlukan dengan
hasil yang diharapkan :

1) menunjang keberhasilan peranan OSIS dalam usaha mendukung terwujudnya wawasan


wiyatamandala.

2) Membina, meningkatkan serta lebih memantapkan kepemimpinan pengurus dan anggota


OSIS, sehingga melahirkan kepemimpinan OSIS yang berwibawa.

3) Terciptanya dinamika OSIS sebagai satu-satunya organisasi siswa intra sekolah dalam usaha
membina kehidupan para siswa untuk mendukung tercapainya tujuan proses belajar mengajar.
Rumusan masalah
1. Definisi Pemimpin dan kepemimpinan
2. Motivasi menjadi pemimpin bagi perempuan
3. Hambatan menjadi pemimpin bagi perempuan
4. Perspektif laki-laki terhadap pemimpin perempuan
5. Dampak pemimpin perempuan terhadap perkembangan organisasi
Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari pemimpin dan kepemimpinan
2. Untuk mengetahui motivasi perempuan untuk menjadi pemimpin
3. Untuk mengetahui hambatan-hambatan bagi perempuan yang menjadi pemimpin
4. Untuk mengetahui perspektif laki-laki terhadap pemimpin perempuan
5. Untuk mengetahui dampak dari dipimpinnya suatu organisasi oleh perempuan
BAB II
KAJIAN TEORI
KAJIAN TEORI

Kebangkitan kembali feminisme di akhir tahun 1960-an berkaitan dengan sejumlah faktor,
termasuk kian luasnya kesempatan bagi perempuan untuk memperoleh pendidikan lebih tinggi
serta menjadi bagian dari angkatan kerja berupah, sehingga muncul kesenjangan kian lebar
antara cita-cita kaun perempuan itu sendiri dan representasi peranan mereka yang dominan
sebagai ibu dan istri belaka ( Friedan, 1965 ).

Berdasarkan kutipan diatas, perempuan cerderung berperan besar bagi kemajuan peradaban di
tanah air. Berbicara tentang peradaban berarti dapat berkesinambungan dengan bahasan
kepemimpinan. Seperti yang sedang marak pada zaman ini bahwasannya banyak kaum laki-laki
yang dipimpin oleh sosok perempuan sendiri. Dimana ini merupakan buah dari pandangan
androgini yang membebaskan perempuan dan laki-laki dari batasan peranan yang dibataskan
pada jenis kelamin. Namun perspektif yang berpusat pada perempuan ini pun digugat karena
kecenderungannya yang mengarah pada esensialisme dan universalisme, yakni pendefinisian
aspek-aspek pengalaman perempuan sebagai kodrat bawaan atau generalisasi atas kehidupan
semua perempuan yang bisa menyesatkan. Hal ini menyebabkan terjadinya budaya patriarki
dimana kaum laki-laki sebagai suatu kelompok mengendalikan kekuasaan atas kaum perempuan.

Seiring berjalannya waktu kini makna dari feminisme sendiri sudah berbeda, dimana banyak
kaum perempuan yang beremansipasi lebih baik untuk kemajuan suatu kelompok termasuk
dalam kepemimpian organisasi. Indonesia dengan bangga mempersembahkan R.A Kartini
sebagai wanita emansipasi pertama yang bisa kita saksikan puluhan tahun kebelakang terjadi
perkembangan penting dalam pemikiran feminis yang menunjukan bahwa dengan menempatkan
perempuan daripada laki-laki sebagai pusat referensi penelitian akademis akam menuntuk
adanya pergeseran perspektif yang berakibat merelatifkan paradigma intelektual yang ada.
Dengan demian dapat disimpulkan teori feminis tidak hanya mengandung implikasi atas studi
tentang perempuan namun juga seluruh dominan teori sosial.

Adapun a;iran-aliran feminism yaitu :


1. Feminisme liberal
Feminisme Liberal ialah pandangan untuk menempatkan perempuan yang memiliki kebebasan
secara penuh dan individual. Aliran ini menyatakan bahwa kebebasan dan kesamaan berakar
pada rasionalitas dan pemisahan antara dunia privat dan publik. Setiap manusia -demikian
menurut mereka- punya kapasitas untuk berpikir dan bertindak secara rasional, begitu pula pada
perempuan. Akar ketertindasan dan keterbelakangan pada perempuan ialah karena kesalahan
perempuan itu sendiri. Perempuan harus mempersiapkan diri agar mereka bisa bersaing di dunia
dalam kerangka "persaingan bebas" dan punya kedudukan setara dengan lelaki.
Feminis Liberal memilki pandangan mengenai negara sebagai penguasa yang tidak memihak
antara kepentingan kelompok yang berbeda yang berasl dari teori pluralisme negara. Mereka
menyadari bahwa Tokoh aliran ini adalah Naomi Wolf, sebagai "Feminisme Kekuatan" yang
merupakan solusi. Kini perempuan telah mempunyai kekuatan dari segi pendidikan dan
pendapatan, dan perempuan harus terus menuntut persamaan haknya serta saatnya kini
perempuan bebas berkehendak tanpa bergantung pada lelaki.
Feminisme liberal mengusahakan untuk menyadarkan wanita bahwa mereka adalah golongan
tertindas. Pekerjaan yang dilakukan wanita di sektor domestik dikampanyekan sebagai hal yang
tidak produktif dan menempatkan wanita pada posisi subordinat. Budaya masyarakat Amerika
yang materialistis, mengukur segala sesuatu dari materi, dan individualis sangat mendukung
keberhasilan feminisme. Wanita-wanita tergiring keluar rumah, berkarier dengan bebas dan tidak
bergantung lagi
2. Feminisme radikal
Trend ini muncul sejak pertengahan tahun 1970-an. Aliran ini
menawarkan ideologi "perjuangan separatisme perempuan". Pada sejarahnya, aliran ini muncul
sebagai reaksi atas kultur seksisme atau dominasi sosial berdasar jenis kelamin di Barat pada
tahun 1960-an, utamanya melawan kekerasan seksual dan industri pornografi. Pemahaman
penindasan laki-laki terhadap perempuan adalah satu fakta dalam sistem masyarakat yang
sekarang ada. Gerakan ini adalah sesuai namanya yang "radikal".
Aliran ini bertumpu pada pandangan bahwa penindasan terhadap perempuan terjadi akibat sistem
patriarki. Tubuh perempuan merupakan objek utama penindasan oleh kekuasaan laki-laki. Oleh
karena itu, feminisme radikal mempermasalahkan antara lain tubuh serta hak-hak reproduksi,
seksualitas (termasuk lesbianisme), seksisme, relasi kuasa perempuan dan laki-laki, dan dikotomi
privat-publik. "The personal is political" menjadi gagasan anyar yang mampu menjangkau
permasalahan prempuan sampai ranah privat, masalah yang dianggap paling tabu untuk diangkat
ke permukaan. Informasi atau pandangan buruk (black propaganda) banyak ditujukan kepada
feminis radikal. Padahal, karena pengalamannya membongkar persoalan-persoalan privat inilah
Indonesia saat ini memiliki Undang Undang RI no. 23 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam
Rumah Tangga
3. Feminisme post modern
Ide Posmo - menurut anggapan mereka - ialah ide yang anti absolut dan anti otoritas, gagalnya
modernitas dan pemilahan secara berbeda-beda tiap fenomena sosial karena penentangannya
pada penguniversalan pengetahuan ilmiah dan sejarah. Mereka berpendapat bahwa gender tidak
bermakna identitas atau struktur sosial.
4. Feminisme anarkis
Feminisme Anarkisme lebih bersifat sebagai suatu paham politik yang mencita-citakan
masyarakat sosialis dan menganggap negara dan sistem patriaki-dominasi lelaki adalah sumber
permasalahan yang sesegera mungkin harus dihancurkan.
5. Feminisme Marxis
Aliran ini memandang masalah perempuan dalam kerangka kritik kapitalisme. Asumsinya bahwa
sumber penindasan perempuan berasal dari eksploitasi kelas dan cara produksi. Teori Friedrich
Engels dikembangkan menjadi landasan aliran ini—status perempuan jatuh karena adanya
konsep kekayaaan pribadi (private property). Kegiatan produksi yang semula bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan sendiri berubah menjadi keperluan pertukaran (exchange). Laki-laki
mengontrol produksi untuk pertukaran dan sebagai konsekuensinya mereka mendominasi
hubungan sosial. Sedangkan perempuan direduksi menjadi bagian dari properti. Sistem produksi
yang berorientasi pada keuntungan mengakibatkan terbentuknya kelas dalam masyarakat—
borjuis dan proletar. Jika kapitalisme tumbang maka struktur masyarakat dapat diperbaiki dan
penindasan terhadap perempuan juga dihapus.
Kaum Feminis Marxis, menganggap bahwa negara bersifat kapitalis, yakni bahwa negara bukan
hanya sekadar institusi melainkan juga perwujudan dari interaksi atau hubungan sosial. Kaum
Marxis berpendapat bahwa negara memiliki kemampuan untuk memelihara kesejahteraan,
namun di sisi lain, negara bersifat kapitalisme yang menggunakan sistem perbudakan kaum
wanita sebagai pekerja.
6. Feminisme sosialis
Sebuah paham yang berpendapat "Tak Ada Sosialisme tanpa Pembebasan Perempuan. Tak Ada
Pembebasan Perempuan tanpa Sosialisme". Feminisme sosialis berjuang untuk menghapuskan
sistem pemilikan. Lembaga perkawinan yang melegalisir pemilikan pria atas harta dan pemilikan
suami atas istri dihapuskan seperti ide Marx yang menginginkan suatu masyarakat tanpa kelas,
tanpa pembedaan gender.
Feminisme sosialis muncul sebagai kritik terhadap feminisme Marxis. Aliran ini
hendakmengatakan bahwa patriarki sudah muncul sebelum kapitalisme dan tetap tidak akan
berubah jika kapitalisme runtuh. Kritik kapitalisme harus disertai dengan kritik dominasi atas
perempuan. Feminisme sosialis menggunakan analisis kelas dan gender untuk memahami
penindasan perempuan. Ia sepaham dengan feminisme marxis bahwa kapitalisme merupakan
sumber penindasan perempuan. Akan tetapi, aliran feminis sosialis ini juga setuju dengan
feminisme radikal yang menganggap patriarkilah sumber penindasan itu. Kapitalisme dan
patriarki adalah dua kekuatan yang saling mendukung. Seperti dicontohkan oleh Nancy Fraser di
Amerika Serikat keluarga inti dikepalai oleh laki-laki dan ekonomi resmi dikepalai oleh negara
karena peran warga negara dan pekerja adalah peran maskulin, sedangkan peran sebagai
konsumen dan pengasuh anak adalah peran feminin. Agenda perjuangan untuk memeranginya
adalah menghapuskan kapitalisme dan sistem patriarki. Dalam konteks Indonesia, analisis ini
bermanfaat untuk melihat problem-problem kemiskinan yang menjadi beban perempuan.
7. Feminisme postkolonial
Dasar pandangan ini berakar pada penolakan universalitas pengalaman perempuan. Pengalaman
perempuan yang hidup di negara dunia ketiga (koloni/bekas koloni) berbeda dengan prempuan
berlatar belakang dunia pertama. Perempuan dunia ketiga menanggung beban penindasan lebih
berat karena selain mengalami pendindasan berbasis gender, mereka juga mengalami penindasan
antarbangsa, suku, ras, dan agama. Dimensi kolonialisme menjadi fokus utama feminisme
poskolonial yang pada intinya menggugat penjajahan, baik fisik, pengetahuan, nilai-nilai, cara
pandang, maupun mentalitas masyarakat. Beverley Lindsay dalam bukunya Comparative
Perspectives on Third World Women: The Impact of Race, Sex, and Class menyatakan,
“hubungan ketergantungan yang didasarkan atas ras, jenis kelamin, dan kelas sedang dikekalkan
oleh institusi-institusi ekonomi, sosial, dan pendidikan.”
8. Feminisme Nordic
Kaum Feminis Nordic dalam menganalisis sebuah negara sangat berbeda dengan pandangan
Feminis Marxis maupun Radikal. Nordi lebih menganalisis Feminisme bernegara atau politik
dari praktik-praktik yeng bersifat mikro. Kaum ini menganggap bahwa kaum perempuan “harus
berteman dengan negara” karena kekuatan atau hak politik dan sosial perempuan terjadi melalui
negara yang didukung oleh kebijakan sosial negara.
BAB III
METODE PENELITIAN

PELAKSANAAN PENELITIAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN


A.    PERSIAPAN PENELITIAN
Langkah awal dari penelitian ini adalah mengumpulkan dan mempelajari sejumlah
literature baik dari buku, jurnal maupun artikel yang berkaitan dengan topik strategi koping
remaja yang memutuskan hubungan berpacaran. Sebelum peneliti melakukan penelitian maka
terlebih dahulu mempersiapkan instrumen yang digunakan yaitu, alat perekam, pedoman
wawancara, dan instrumen lainnya untk menunjang kelancaran jalannya penelitian. Kemudian
peneliti mencari subjek yang memenuhi kriteria.
B.     PELAKSANAAN PENELITIAN
Peneliti menjalin komunikasi yang baik guna memperlancar proses penelitian.
Kemudian peneliti memilih tempat yang sesuai untuk  melakasanakan wawancara agar partisipan
tidak bias dan bebas bercerita. Penelitian berlangsung mulai dari tanggal 19 Juni sampai 21 Juni
2019.
.
C.    HASIL PENELITIAN
Hasil pengumpulan data yang menggunakan metode wawancara, peneliti melakukan
pemilahan kategorisasi dari setiap responden. Wawancara tersebut berkaitan dengan motivasi
serta maslah-maslah yang dihadapi sebagai seorang pemimpin wanita.

Selanjutnya diperoleh data sebagai berikut:

Motivasi menjadi pemimpin perempuan


Responden: Ketua FOJB
1. Apa motivasi saudari menjadi seorang pemimpin ?
motivasi saya menjadi seorang pemimpin yaitu seperti yang dikatakan Ibu Ksrtini “Habis
gelap terbitlah terang “. Tidak ada yang tau hari esok seperti apa sekalipun orang hebat,
dan saya ingin mempersiapkan itu sejak saat ini. Saya ingin menjadi perempuan berilmu,
Saya ingin menjadi perempuan yang tidak hanya tergantung pada laki-laki. Didepan sana
banyak sekali rintangan yang menuntut kita menjadi seorang wanita yang kuat dan
cerdas. Oleh karena itu, saya ingin menjadi seorang pemimpin. Toh kitapun nanti akan
menjadi seorang ibu, dan menjadi ibu yang baik untuk keluarganya selain menggapai
cita-cita kita. Anak yang cerdas adalah buah dari ibu yang hebat yang mempersiapkan
dirinya untuk mendidik anaknya. Itulah alas an terbesar mengapa saya ingin menjadi
pemimpin. Selain mendapatkan banyak ilmu, perempuan bias mengelola dan memanage
dirinya, keluarganya, dan anak-anaknya. Karena untuk perempuan yang telah diberikan
pendidikan tinggi, sudah mengetahui dunia di luar lingkungan tempat tinggalnya dan
memiliki wawasan luas dan ia akan tahu apa yang terbaik untuknya, masa depannya, dan
yang terbaik untuk dirinya. “tidak ada sesuatu yang lebih menyenangkan, selain
menimbulkan senyum diwajah orang lain, terutama wajah yang kita cintai”. Ibu
Kartinipun telah mengatakan begitu, dan saya memulai menjadi pemimpin adalah salah
satu latihan, salah satu cara agar saya bias terlatih menjadi seorang pemimpin dan
menjadi seorang wanita yang hebat dalam membahagiakan orang lain dan orang tua
karena disitulah kita mulai berkoordinasi, mengelola uang, mengelola diri sendiri,
mengelola waktu sehingga dimasa depan kita sudah terlatih. Sehingga, dimasa depan kita
dengan mudah mendapatkan cita-cita yang kita inginkan. Karena pada kenyataannya,
hidup yang lebih nyata ada diluar sana, dan diorganisasilah kita diasah menjadi
pemimpin-pemimpin hebatsehingga keluar sana kita menjadi sosok wanita yang hebat.
2. Adakah hambatan saudari menjadi pemimpin perempuan ?
Hambatan saya menjadi soerang pemimpin banyak sekali. Kita yang dilahirkan sebagai
perempuanpun tidak bias melanggar kodrat yang kita miliki, selain menghargai laki-laki
yang diatas kita. Kita juga harus mampu menghadapi wanita yang lebih cerdas yang lebih
berwawasan. Tentu itulah menjadi alas an hambatan untuk perempuan menjadi
pemimpin. Bagaimana kita bias menyatukan pikiran antara wanita cerdras dan laki-laki
yang kodratnya lebih tinggi sehingga tidak menyinggung, menyakiti, dan merendahkan
mereka.selain itu, perbedaan siakap dan perilaku mereka yang kita hadapi sebagai
pemimpin perempuan haruslah mampu menyatukan mereka sekalipun itu laki-laki. Tetapi
dengan kelebihan wanita yang bias melembutkan hati, insyaallah dengan niat dan tekad
yang kuat segala tantangan dan rintangan akan mudah dihadapi. Kita sebagai pemimpin
tidak berjalan sendiri. Perempuan yang mampu berdiri sendiri dan mandiri setidaknya
bias merasakan hidup bahagia yang tiada duanya. Meski begitu, berdiri sendiri bukan
berarti a harus berjuang sendiri. Kodratnya, perempuan tetap membutuhkan pria untuk
melewati hari bahagia yang lebih sempurna, dan begitupun sebaliknya.
3. Bagaimana dampak pemimpin perempuan terhadap perkembangan organisasi ?
Dampaknya bila perempuan menjadi pemimpin adalah kita lebih bias mengerti sifat dan
kemauan seseorang yang berbeda-beda. Kita dapat mengontrol emosi, menghargai, dan
lapang dada. Perempuan biasanya memakai hati dan pikiran saat mengambil keputusan.
Itulah salah satu dampaknya bila perempuan menjadi pemimpin. Selain itu, perempuan
juga bias mempengaruhi orang lain sehingga organisasi berjalan sesuai dengan tujuan.

Perspektif laki-laki terhadap pemimpin perempuan


Responden : LK
1. Bagaimana perspektif saudara saat dipimpin oleh perempuan ?
Perspektif saya sebagai laki-laki terhadap pemimpin perempuan yaitu saya merasa lebih
nyaman, karena perempuan memimpin semua anggota menggunakan perasaan, sehingga
membuat anggota dan rekan-rekannya merasa nyaman.
2. Bagaimana dampak pemimpin perempuan terhadap organisasi
Sebenarnya tidak ada dampak apapun, karena bukan tentang siapa yang menjadi
pemimpinnya, apa jenis kelaminnya, tetapi seberapa tanggung jawab si pemimpin dalam
melaksanakan tugasnya sebagai pemimpin.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Teori feminisme menfokuskan diri pada pentingnya kesadaran mengenaipersamaan hak


antara perempuan dan laki-laki dalam semua bidang. Teori ini berkembang sebagai reaksi dari
fakta yang terjadi di masyarakat, yaitu adanya konflik kelas, konflik ras, dan, terutama, karena
adanya konflik gender. Feminisme mencoba untuk mendekonstruksi sistem yang menimbulkan
kelompok yang mendominasi dan didominasi, serta sistem hegemoni di mana kelompok
subordinat terpaksa harus menerima nilai-nilai yang ditetapkan oleh kelompok yang berkuasa.
Feminisme mencoba untuk menghilangkan pertentangan antara kelompok yang lemah dengan
kelompok yang dianggap lebih kuat.
Penggunaan teori ini dalam kritik sastra adalah untuk mengupas lebih mendalam sebuah
karya sastra dari segi feminisme, yang berarti sebuah kedudukan yang akan diberikan oleh
pengarang kepada kaum wanita dalam karya sastranya. Berbagai ragam kritik feminisme yang
dapat digunakan untuk membedah sebuah karya sastra diantaranya adalah kritik ideologis,
genokritik, sastra feminis sosialis, psikoanalitik, lesbian dan etnik.

B.    SARAN

Demikian hasil riset yang telah kami susun, tentunya kami sangat mengharapkan para
pembaca ataupun dosen pengampu dapat memberikan masukan yang bersifat membangun
terhadap karya tulis yang telah kami susun agar menjadi bahan evaluasi bagi kami dalam
penyusunan karya tulis berikutnya dengan lebih baik dan tepat secara penulisan.

DAFTAR PUSTAKA

http://topicroch.blogspot.com/2015/11/makalah-feminisme.html
(DOC) makalah feminisme | Wildan Aryesa Zainal - Academia.edu
http://sosiologis.com/teori-feminisme
https://www.kompasiana.com/ulfarahmatania/5520f121a333115b4a46cdef/teori-feminisme-
dalam-penelitian-sastra
https://www.google.com/search?
q=contoh+miniriset+metode+wawancara&oq=contoh+miniriset+metode+wawancara&aqs=chro
me.0.69i59.9850j0j8&sourceid=chrome&ie=UTF-8
https://id.wikipedia.org/wiki/Feminisme

Anda mungkin juga menyukai