Anda di halaman 1dari 9

LOKKARYA PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DAN PTK

(Lembar Kerja Resume Materi Modul Perangkat Pembelajaran dan PTK)

A. Judul Modul : .............................................................


B. Judul Materi Kegiatan Belajar : Dimensi Penilaian Sikap (KB 9)
C. Refleksi Pemb. Kegiatan Belajar : ..............................................................

NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN


1 Peta Konsep (Beberapa A. Pemahaman Konsep
istilah atau definisi di modul Penilaian kompetensi sikap dalam proses
bidang perangkat pembelajaran memegang peranan yang sangat
pembelajaran-PTK) penting karena sikap siswa merupakan
cerminan adanya hasil belajar yang tidak hanya
dibuktikan secara tertulis melalui sebuah tes.
Kurikulum 2013 menerapkan sistem evaluasi
yang di dalamnya terdapat penilaian sikap yang
dilakukan oleh lembaga pendidikan. Pelinaian
sikap adalah penilaian yang dilakukan oleh
guru unruk mengetahui tingkat ketercapaian
komptetensi sikap peserta didik. Penilaian sikap
meliputi aspek menerima atau memerhatikan,
merespon atau menanggapi, menilai atau
menghargai, mengorganisasi atau mengelola,
dan karakter. Dalam kurikulum 2013 penilaian
sikap dibagi mebjadi dua yaitu sikap sosial dan
sikap spiritual. Penilaian sikap merupakan
bagian dari pembinaan dan
penanaman/pembentukan sikap spiritual dan
sikap sosial peserta didik yang menjadi tugas
dari setiap pendidik.
B. Teknik Penilaian Sikap
Penilaian Sikap
1) Utama
a. Observasi oleh guru mata pelajaran
selama satu semester. Observasi ini
dilaksanakan selama proses
pembelajaran dan diluar proses
pembelajaran.
b. Observasi oleh Guru BK dan Wali Kelas
selama satu semester. Dilaksanakan
diluar jam pelajaran baik secara
llangsung maupun berdasarkan
informasi yang valid.
2) Penunjang
Penunjang yaitu merupakan penilaian dari
antar teman. Penilaian ini dilaksanakan
sekurang-kurangnya satu kali dalam satu
semester.
1. Observasi
Observasi adalah teknik peni;aian yang
dilakukan secara berkesinambungan
dengan menggunakan indra baik secara
langsung atau tidak langsung dengan
menggunakan pedoman yang berisi
aspek yang akan diamati. Hasil
observasi dicatat dalam jurnal yang
dibuat selama satu semester oleh guru
mata pelajaran, guru BK, dan wali kelas.
Jurnal memuat catatan sikap atau
perilaku peserta didik yang sangat baik
atau kurang baik, dilengkapi dengan
waktu terjadinya perilaku tersebut, dan
butir-butir sikap. Beberapa hal yang
perlu diperhatikan dalam melaksanakan
penilaian sikap dengan teknik
observasi :
a. Jurnal digunakan oleh guru mapta
pelajaran, BK, dan Wali kelas
selama satu semester.
b. Jurnal oleh guru mata pelajaran
digunakan untuk semua peserta
didik yang mengikuti
pelajarannya. Jurnal oleh guru
BK digunakan untuk selurus
siswa yang menjadi tanggung
jawab bimbingannya. Jurnal oleh
guru wali kelas digunakan untuk
satu kelas peserta didik yang
menjadi tanggungjawabnya.
c. Hasil observasi guru mata
pelajaran dan guru BK dibahas
dalam rapat dewan guru dan
selanjutnya wali kelas membuat
predikat dan deskripsi sikap
setiap peserta didik di kelasnya.
d. Perilaku sangat baik atau kurang
baik yang dicatat dalam jurnal
tidak terbatas pada butir-butir
sikap (perilaku) yang hendak
ditumbuhkan melalui
pembelajaran yang saat itu
sedang berlangsung
sebagaimana dirancang dalam
RPP, tetapi dapat mencakup
butir-butir sikap lainnya yang
ditanamkan dalam semester itu,
jika butirbutir sikap tersebut
muncul/ditunjukkan oleh peserta
didik melalui perilakunya.
e. Catatan dalam jurnal dilakukan
selama satu semester sehingga
ada kemungkinan dalam satu
hari perilaku yang sangat baik
dan/atau kurang baik muncul
lebih darisatu kali atau tidak
muncul sama sekali.
f. Perilaku peserta didik selain
sangat baik atau kurang baik
tidak perlu dicatat dan dianggap
peserta didik tersebut
menunjukkan perilaku baik atau
sesuai dengan norma yang
diharapkan.
2. Penilaian Diri
Penilaian diri  dalam penilaian
sikap merupakan teknik penilaian
terhadap diri sendiri (siswa)
dengan mengidentifikasi kelebihan dan
kekurangan yang dimiliki
dalam berperilaku.Hasil penilaian diri
siswa dapat digunakan
sebagai data konfirmasi perkembangan
sikap siswa. Selain itu penilaian diri
siswa juga dapat digunakan untuk
menumbuhkan nilai-nilai kejujuran dan
meningkatkan kemampuan refleksi atau
mawas diri. Dampak positif penilaian diri
bagi perkembangan peserta didik yaitu :
a. Dapat menumbuhkan rasa percaya
diri
b. Peserta didik menyadari mengenai
kelebihan dan kekurangan dirinya
sendiri
c. Dapat mendorong dan
membiasakan peserta didik untuk
bersikap jujur
d. Membentuk sikap terhadap
pengetahuan
Langkah-langkah penilaian diri oleh
peserta didik yaitu :
a. Menjelaskan kepada peserta didik
mengenai tujuan penilaian diri
b. Menentukan indikator yang akan
dinilai
c. Menentukan kriteria penilaian yang
akan digunakan
d. Merumuskan format penilaian
3. Penilaian Antar Teman
Penilaian antarteman merupakan teknik
penilaianyang dilakukan oleh seorang
siswa (penilai) terhadap siswa yang lain
terkait dengan sikap/perilaku siswa yang
dinilai. Sebagaimana penilaian diri, hasil
penilaian antarteman dapat digunakan
sebagai data konfirmasi. Selain itu
penilaian antarteman juga dapat
digunakan untuk menumbuhkan
beberapa nilai seperti kejujuran,
tenggang rasa, dan saling menghargai.
Kriteria penyusunan instrumen penilaian
antarteman adalah sebagai berikut :
a. Sesuai dengan indikator yang akan
diukur
b. Indikator dapat diukur melalui
pengamatan peserta didik
c. Kriteria penilaian dirumuskan secara
sederhana, namun jelas dan tidak
berpotensi munculnya penafsiran
makna ganda/berbeda.
d. Menggunakan bahasa yang dapat
dipahami oleh peserta didik.
e. Mengggunakan format sedarhana
yang mudah ditepkan oleh peserta
didik
f. Indikator menunjukkan
sikap/perilaku peserta didik dalam
situasi yang nyata atau sebenarnya
dan dapat diukur.
2 Daftar materi terkait modul Sikap merupakan unsur psikologi, oleh karena itu
perangkat pembelajaran pengertian tentang sikap, terkait dengan aspek-aspek
dan PTK yang sulit psikologis. Selain itu pun merupakan perwujudan
dipahami psikologi. Definisi sikap telah cukup banyak
dikemukakan oleh para ahli psikologi dan pendidikan.
Sikap, atau yang dalam bahasa Inggris disebut attitude
adalah suatu cara bereaksi terhadap suatu
perangsang. Suatu kecenderungan untuk bereaksi
dengan cara tertentu terhadap sesuatu perangsang
atau situasi yang dihadapi. Bagaimana reaksi
seseorang jika ia terkena sesuatu rangsangan baik
mengenai orang, benda-benda, ataupun situasi-situasi
yang mengenai dirinya. Sikap merupakan suatu
perbuatan/tingkah laku sebagai reaksi/ respon
terhadap sesuatu rangsangan/stimulus, yang disertai
dengan pendirian dan atau perasaan orang lain.
Menurut Bruno dalam Tohirin sikap (attitude) adalah
kecendrungan yang relatif menetap untuk bereaksi
dengan baik atau buruk terhadap orang atau barang
tertentu. Kita telah ketahui bahwa orang di dalam
berhubungan dengan orang lain tidak hanya berbuat
begitu saja, tetapi juga menyadari perbuatan yang
dilakukan dan menyadari pula situasi yang ada
sangkut pautnya dengan perbuatan itu. Kesadaran ini
tidak hanya mengenai tingkah laku yang sudah erjadi,
tetapi juga tingkah laku yang mungkin akan terjadi.
Pada prinsipnya sikap adalah kecenderungan individu
atau peserta didik untuk bertindak dengan cara
tertentu. Perwujudan perilaku belajar peserta didik
akan ditandai kecendrungan-kecendrungan baru yang
telah berubah terhadap suatu objek, tata nilai,
peristiwa.
Sikap Siswa dalam Prses Pembelajaran
Sikap selalu berkenaan dengan perasaan suatu objek
disertai dengan perasaan positif atau negative. Orang
mempunyai sikap positif terhadap suatu objek yang
bernilai dalam pandangannya., dan ia akan bersikap
negatif terhadap objek yang dianggapnya tidak bernilai
dan atau juga merugikan. Sikap ini kemudian
mendasari dan mendorong ke arah sejumlah
perbuatan yang satu sama lainnya berhubungan.
Sekalipun demikian, orang hanya dapat mempunyai
sikap terhadap hal-hal yang diketahuinya. Jadi harus
ada sekadar informasi pada seseorang untuk dapat
bersikap terhadap suatu objek. Informasi pada
seseorang untuk dapat bersikap terhadap suatu objek.
Bila berdasarkan informasi itu timbul perasaan positif
dan negative terhadap objek dan menimbulkan
kecendrungan untuk bertingkah laku tertentu, terjadilah
sikap. Sikap positif dalam belajar sangat penting bagi
seorang siswa, karena apabila tidak demikian
bagaimana siswa akan merasa senang dalam
melaksanakan proses pembelajaran dalam kelas.
Dengan demikian sikap siswa yang dikatakan baik,
maka ia akan menyukai, meminati. Maka sebaliknya
sikap dikatakan tidak baik jika ia menghindari atau
memusuhi. Dalam proses pembelajaran dilihat
bagaimana pandangan atau sikap siswa terhadap
proses pembelajaran itu langsung dimana ada guru
yang mengajar. Sikap berkaitan dengan pengaruh atau
penolakan, penilaian, suka atau tidak suka, kepositifan
atau kenegatifan terhadap suatu objek psikologis.
Berdasarkan konsep tersebut sikap dalam penilitian ini
adalah kecendrungan siswa untuk bertindak seperti
menyukai atau menolak, positif atau negative terhadap
guru dalam proses pembelajaran. Apabila siswa
memiliki sikap positif terhadap guru yang sedang
mengajar, maka siswa akan siap membantu,
memperhatikan, berbuat sesuatu yang menguntungkan
objek itu, namun sebaliknya apabila siswa memiliki
sikap negative terhadap suatu objek, ia akan
mengecam, acuh, atau membinasakan objek itu. Sikap
positif pada proses pembelajaran sangat diharapkan,
namun sikap siswa tidak selamanya bersikap positif
tetapi mungkin saja ada yang bersifat negatif. Sikap
siswa tentu bervariasi ada yang sangat menyukai
sampai sangat tidak menyukai, tergantung pada latar
belakang sosial budaya dan pengalaman siswa itu
sendiri.
Faktor yang mempengaruhi sikap
Menurut Slameto faktor yang mempengaruhi sikap
siswa adalah sebagai berikut.
1. Adanya dukungan dari lingkungan terhadap sikap
yang bersangkutan; manusia selalu ingin
mendapatkan respon dan penerimaan dari
lingkungan, dan karena itu ia akan berusaha
menampilkan sikap-sikap yang dibenarkan oleh
lingkungannya; keadaan semacam ini membuat
orang tidak cepat mengubah sikapnya;
2. Adanya peranan tertentu dari suatu sikap dalam
kepribadian seseorang
3. Bekerjanya asas selektivitas Seseorang cenderung
untuk tidak mempersepsikan data-data baru yang
mengandung informasi yang bertentangan dengan
pandangan-pandangan dan sikap-sikapnya yang
telah ada; kalaupun sampai dipersepsi, biasanya
tidak bertahan lama, yang bartaha lama adalah
informasi yang sejalan dengan pandangan dan
sikapnya
4. Bekerjanya prinsip mempertahankan
keseimbangan; bila kepada seseorang disajikan
informasi yang dapat membawa suatu perubahan
dalam dunia psikologinya, maka informasi itu akan
dipersepsi sedemikian rupa, sehingga hanya akan
menyebabkan perubahan-perubahan yang
seperlunya saja;
5. Adanya kecendrungan seseorang untuk
menghindari kontak dengan data yang
bertentangan dengan sikap-sikapnya yang telah
ada (misalnya tidak mau menghadiri ceramah
mengenai hal yang tidak disetujuinya).
6. Adanya sikap yang tidak kaku pada sementara
orang untuk mempertahankan pendapat-
pendapatnya sendiri.

3 Daftar materi yang sering


Prestasi Belajar
mengalami miskonsepsi
dalam pengembangan Prestasi berasal dari bahasa Inggris prestise yang
pembelajaran dan PTK artinya hasil kerja yang dicapai oleh seseorang atau
kinerja seseorang. Surya menyatakan bahwa belajar
ialah suatu proses yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman
individu itu sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya. Jadi prestasi belajar adalah hasil yang
telah dicapai setelah melakukan suatu usaha untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku. Prestasi
belajar adalah penguasaan pengetahuan atau
keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran,
lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka
(skor) nilai yang diberikan oleh guru. Sedangkan
prestasi akademik adalah hasil belajar yang diperoleh
dari kegiatan pembelajaran di sekolah atau di
perguruan tinggi yang bersifat kognitif dan biasanya
ditentukan melalui pengukuran dan penilaian.
Sedangkan prestasi akademik adalah hasil belajar
yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran di sekolah
atau di perguruan tinggi yang bersifat kognitif dan
biasanya ditentukan melalui pengukuran dan penilaian.
Berbagai definisi di atas menunjukkan bahwa prestasi
belajar adalah hasil yang dicapai dari suatu kegiatan
atau usaha yang dapat memberikan kepuasan
emosional, dan dapat diukur dengan alat atau tes
tertentu. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan
tingkat keberhasilan seseorang dalam mempelajari
materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai
atau raport setiap bidang studi setelah mengalami
proses belajar mengajar. Dalam proses pendidikan
prestasi dapat diartikan sebagai hasil dari proses
belajar mengajar, yakni penguasaan, perubahahan
emosional, atau perubahan tingkah laku yang dapat
diukur dengan tes tertentu. Prestasi belajar sering
dipergunakan dalam arti luas yakni untuk bermacam-
macam aturan terhadap apa yang telah dicapai siswa
misalnya ulangan harian, catur wulan, atau semester.
Hubungan Sikap Belajar dalam Proses
Pembelajaran terhadap Prestasi Belajar Siswa
Berprestasi atau tidaknya seorang siswa dalam belajar
sangat ditentukan oleh beberapa yaitu faktor individu
dan faktor lingkungan. Faktor individu berupa
kesehatan jasmani, motivasi, minat belajar, sikap
siswa, konsentrasi belajar, kedisiplinan dan keteraturan
dalam belajar. Adapun faktor lain yang mempengaruhi
hasil belajar siswa adalah sikap itu sendiri. Sikap
menentukan bagaimana individu bereaksi terhadap
situasi serta menentukan apa yang dicari individu
dalam kehidupan. Sikap belajar siswa akan berwujud
dalam bentuk perasaan senang atau tidak senang.
Menurut hukum belajar yang dikemukakan oleh
Thorndike sesuatu yang menimbulkan rasa senang,
cenderung untuk diulang. Dalam sikap positif maka
kecenderungannya adalah menyenangi, menyetujui,
mendekati, memperhatikan dan mengharapkan
sesuatu yang baik dari obyek. Akan tetapi sebaliknya
dalam sikap negatif. terdapat kecendurungan
menjauhi, tidak setuju, membenci, tidak peduli, dan
menghindari masalah tertentu. Sikap yang positif akan
menimbulkan intensitas kegiatan yang lebih tinggi
dibanding dengan sikap belajar yang negative. Sikap
yang positif terhadap proses pembelajaran merupakan
pertanda awal yang baik bagi proses belajar siswa.
Sebaliknya sikap yang negatif terhadap proses
pembelajaran akan menimbulkan kesulitan belajar bagi
siswa hingga pada akhirnya menyebabkan hasil
belajarnya rendah.
4 Refleksi terkait kelebihan,
1. Peranan Penilaian Sikap
kekurangan, dan
pengalaman belajar dalam Sikap ikut menentukan intensitas kegiatan belajar. Sikap
kegiatan lokakarya yang positif akan menimbulkan intensitas kegiatan yang
perangkat pembelajaran lebih tinggi dibanding dengan sikap belajar yang negatif.
dan PTK Peranan sikap bukan saja ikut menetukan apa yang dilihat
seseorang, melainkan juga bagaimana ia melihatnya. Segi
afektif dalam sikap merupakan sumber motivasi. Sikap
belajar yang positif disamakan dengan minat, sedangkan
minat akan memperlancar jalannya pelajaran siswa yang
malas, tidak mau belajar disebabkan oleh tidak adanya
minat. Berdasarkan hal-hal yang dikemukakan diatas
dapat disimpulkan bahwa sikap ikut berperan dalam
menetukan aktivitas belajar siswa.
2. Tujuan dan Manfaat Penilaian Sikap
a. Tujuan
1) Untuk mengetahui tingakat perubahan tingkah
laku anak didik yang dicapai antara lain
diperlukan sebagai bahan perbaikan tingkah
laku anak didik, pemberian laporan kepada
orang tua dan penentuan naik tidaknya anak.
2) Untuk menempatkan anak didik dalam situasi
belajar mengajar yang tepat sesuai dengan
tingkat pencapaian dan kemampuan serta
karakteristik anak didik.
3) Untuk mendapat umpan balik (feedback) baik
bagi guru maupun siswa sebagai dasar untuk
memperbaiki proses belajar mengajar dan
mengadakan program perbaikan bagai peserta
didik.
4) Untuk mengenal latar belakang kegiatan belajar
dan kelainan serta karakteristik anak didik.
b. Manfaat
1) Penilaian sikap sebagai instrumen atau alat
untuk mencapai tujuan.
2) Penilaian sikap sebagai fungsi ilmu
pengetahuan.
3) Peserta didik mempunyai penilaian sikap positif
terhadap suatu objek yang bernilai dalam
pandangannya, dan ia akan berpenilain sikap
negatif terhadap objek yang dianggapnya tidak
bernilai dan merugikan.
3. Kesulitan Guru dalam Proses Belajar Mengajar
a. Peserta didik selalu membuat masalah
Sebuah kelas terkadang menjadi kurang kondusif
karena terdapat beberapa peserta didik yang sering
menjadi biang masalah. Mereka sulit diatur meski
berkali-kali telah diberi peringatan. Ada saja tingkah
polah mereka yang berpotensi mengganggu situasi
di dalam kelas, seperti usil terhadap teman, suka
berbicara sendiri, berteriak, serta bertingkah lain
yang mengganggu ketenangan proses belajar-
mengajar. Menghadapi siswa seperti ini, ada
beberapa hal yang harus diketahui oleh para guru.
1) Guru harus menyadari bahwa siswa dapat
berkelakuan demikian karena adanya beberapa
faktor penyebab. Guru harus mencari sebab-
sebab atau kemungkinan-kemungkinan
mengapa siswa sering membuat onar di kelas.
2) Dalam melakukan pendataan semacam itu,
guru hendaknya juga harus bersikap objektif
terhadap siswa yang bersangkutan. Artinya
guru juga harus membaca kemungkinan bahwa
siswa yang sering membuat masalah justru
disebabkan oleh faktor guru itu sendiri.
b. Peserta didik Sulit Berkonsentrasi
c. Peserta didik kurang berasemangat
d. Peserta didik yang egois
e. Peserta didik yang pemalu
Untuk mengatasi permasalhan-permasalahan
tersebutu tentunya guru harus melakukan penilaian
dan juga evaluasi agar dapat diketahui faktor
penyebab masalah tersebut dan tentunya deng
begitu guru dapat mencari solusi untuk mengatasi
pemasalahan-permasalahan tersebut.

Depok, 12 Juli 2021


Dosen

Dr. Abdul Rozak, M.Si

Anda mungkin juga menyukai