NAMA :
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
penulis rahmat kesehatan dan kesempatan sehingga bisa menyusun dan menyelesaikan tugas
Critical Book Report ini.Penulisan CBR, ini penulis sajikan secara ringkas dan sederhana
sesuai dengan kemampuan yang penulis miliki,dan tugas ini disusun dalam rangka memenuhi
tugas penulisan Critical Book Report dalam Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.
Dalam penyusunan CBR ini, penulis mendapat bimbingan dari berbagai pihak untuk
menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakannya. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
CBR ini terutama kepada Ibu Nelly Armayanti, Sp.,M,Sp yang telah membimbing serta
mengarahkan penulis dalam menyelesaikan tugas ini.
Penulis berharap dengan adanya CBR ini dapat memberikan manfaat kepada semua
pihak, khususnya bagi pembaca untuk memperluas wawasan dan juga pengetahuan mengenai
Pendidikan Kewarganegaraan.
Penulis menyadari banyak kesalahan dan kekurangan baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya. Oleh karena itu,kritik yang membangun dari semua pihak sangat
penulis harapkan agar dapat memperbaikinya dan menjadi bekal untuk penulisan CBR yang
lebih baik lagi di masa yang akan datang..
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
RINGKASAN BUKU
BUKU I (UTAMA)
1.Pendahuluan
Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1
ayat (1), pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.Pendidikan kewarganegaraan adalah mata pelajaran atau mata kuliah yang
membentuk peserta didik menjadi warga negara yang berkarakter, cerdas, terampil dan
bertanggung jawab sehingga dapat berperan aktif dalam masyarakat, bangsa dan negara
sesuai ketentuan Pancasila dan UUD NRI 1945.Pendidikan Kewarganegaraa merupakan
terjemahan dari istilah asing civic education. Civic education sebagai pendidikan
kewarganegaraan dalam arti sempit dilakukan secara formal sedangkan citizenship education
sebagai pendidikan kewarganegaraan dalam arti luas dilakukan secara formal maupun
nonformal.Pendidikan Kewarganegaraan merupakan proses pembelajaran yang berusaha
untuk membangun civic knowledge, civic skills dan civic disposition peserta didik, sehingga
tujuan untuk membentuk warga negara yang baik dapat terwujud.Civic Knowledge adalah
materi substansi atau pengalaman yang berkaitan dengan kandungan atau nilai apa yang
seharusnya diketahui oleh warga negara. Aspek ini menyangkut kemampuan akademik
keilmuan yang dikembangkan dari berbagai teori atau konsep politik, hukum dan moral.
Civic skills merupakan keterampilan yang dikembangkan dari pengetahuan kewarganegaraan
agar pengetahuan yang diperoleh menjaadi sesuatu yang bermakna karena dapat
dimanfaatkan dalam menghadapi masalah-masalah dalam bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Civic skills meliputi keterampilan intelektual dan keterampilan berpartisipasi
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Civic disposition diartikan sebagai watak, sikap,
atau karakter kewarganegaraan yang dikembangkan dari pengetahuan dan keterampilan
kewarganegaraan.
2. Landasan Ilmiah
Pendidikan kewarganegaraan adalah merupakan ilmu, setiap ilmu harus memenuhi syarat-
syarat ilmiah, yaitu mempunyai objek, metode, sistem dan bersifat universal. Sebagai bidang
studi ilmiah, pendidikan kewarganegaraan bersifat antar disipliner (antar bidang), bukan non
disipliner, karena kumpulan pengetahuan yang membangun ilmu pendidikan
kewarganegaraan diambil dari berbagai disiplin ilmu yang meliputi ilmu politik, ilmu filsafat,
ilmu hukum, ilmu sosiologi, ilmu ekonomi, ilmu sejarah dan ilmu budaya.
Searah dengan perubahan pendidikan ke masa depan dan dinamika internal bangsa Indonesia,
program pembelajaran pendidikan kewarganegaraan di perguruan tinggi harus mampu
mencapai tujuan :
1.Pendahuluan
Indonesia adalah negara yang memiliki keunikan di banding negara yang lain. Indonesia
adalah negara yang memiliki pulau terbanyak di dunia, negara tropis yang hanya mengenal
musim hujan dan panas, negara yang memiliki suku, tradisi dan bahasa terbanyak di dunia.
Itulah keadaan Indonesia yang menjadi ciri khas yang membedakan dengan dengan bangsa
lain. Identitas nasional merujuk pada identitas-identitas yang sifatnya nasional. Identitas
nasional merupakan sesuatu yang ditransmisikan dari masa lalu dan dirasakan sebagai
pemilikan bersama, sehingga tampak kelihatan di dalam keseharian tingkah laku seseorang
dalam komunitasnya.
Identitas nasional yang berasal dari kata “national identity” dapat diartikan sebagai
“kepribadian nasional” atau “jati diri nasional”. Kepribadian nasional atau jati diri nasional
adalah jati diri yang dimiliki oleh suatu bangsa. Identitas nasional (national identity) adalah
kepribadian nasional atau jati diri nasional yang dimiliki suatu bangsa yang membedakan
bangsa satu dengan bangsa yang lain.
Bangsa merupakan terjemahan dari kata “nation” yang artinya keturunan atau bangsa. Secara
umum bangsa adalah kumpulan manusia yang biasanya terikat karena kesatuan bahsa dan
wilayah tertentu di muka bumi. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk, terdiri dari
berbagai suku bangsa adat istiadat, bahasa daerah serta agama yang berbeda-beda. Setiap
suku bangsa di Indonesia mempunyai kebiasaan hidup yang berbeda-beda. Demi perstuan
dan kesatuan, keanekaragaman ini merupakan suatu kekuatan yang tangguh dan mempunyai
keunggulan dibandingkan dengan negara lainnya. Dengan semboyan Bhinrka Tunggal Ika,
keragaman suku bangsa dan budaya merupakan salah satu modal dasar dalam pembangunan.
Menurut Winarno, faktor-faktor penting bagi pembentukan bangsa Indonesia adalah sebagai
berikut :
Dilihat dari proses lahirnya identitas nasional, maka identitas nasional dibagi menjadi 2
bagian, yaitu :
Karakter berarti sifat kejiwaan, akhlak, budi pekerti, tabiat dan watak yang membedakan
seseorang dengan orang lain. Karakter bangsa diartikan dengan watak atau sifat khas dari
bangsa Indonesia yang membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa lainnya.Karakter
terbentuk salah satunya melalui identitas nasional, yaitu Pancasila, dimana didalamnya
termuat nilai-nilai Ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan. Maka
karakter bangsa Indonesia adalah religius, beradab, berstu, selalu mengutamakan
musyawarah untuk mencapai mufakat dan selalu bersikap adil.
1.Pendahuluan
Indonesia adalah bangsa besar yang terdiri atas berbagai suku, kebudayaan dan
agama. kemajemukan itu merupakan kekayaan dan kekuatan yang sekalgus menjadi
tantangan bagi bangsa Indonesia. Tantangan itu sangat terasa terutama ketika bangsa
Indonesia membutuhkan kebersamaan dan persatua
1.Pendahuluan
Negara merupakan salah satu bentuk organisasi yang ada dalam kehidupan masyarakat.pada
prinsipnya setiap warga masyarakat menjadi anggota dari suatu negaradan harus tunduk pada
kekuasaan negara,karena organisasi negara sifatnya mencakup semua orang yang ada di
wilayahnya dan kekuasaan negara berlaku bagi orang-orang tersebut.sebaliknya negara juga
memiliki kewajiban tertentu terhadap orang-orang yang menjadi anggotanya.Agar
pemerintah suatu negara yang memiliki kekuasaan untuk mengatur kehidupan masyarakat
tidak bertindak seenaknya,maka ada sistem aturan yang mengaturnya.Aturan yang paling
tinggi tingkatannya dalam suatu negara dinamakan konstitusi atau sering disebut dengan
undang-undang dasar.
2.Konsep Negara
Berikut ini konsep pengertian negara yang dikemukakan oleh beberapa ahli dari sudut
pandang yang berbeda seperti uraian berikut:Roger H.soltau,mengemukakan bahwa negara
adalah sebagai alat(agency)atau wewenang(authotary)yang mengatur atau mengendalikan
persoalan persoalan bersama atas nama masyarakat.
Menurut Harold j.laski, negara adalah suatu masyarakat yang diintegrasikan karena
mempunyai wewenang yang bersifat memaksa dan yang secara sah lebih agung daripada
individu atau kelompok yang merupakan bagian dari masyarakat itu.masyarakat adalah suatu
kelompok manusia yang hidup dan bekerjasama untuk tercapainya suatu tujuan bersama.
1.Unsur konstitutif
Unsur konstitutif adalah unsur pembentuk yang harus dipenuhi agar terbentuk negara.unsur
ini terdiri atas rakyat,wilayah dan pemerintah yang berdaulat.
2.Unsur deklaratif
Unsur deklaratif adalah unsur yang sifatnya menyatakan,bukan mutlak harus dipenuhi.unsur
ini terdiri atas tujuan negara,adanya konstitusi,dan pengakuan dari negara lain.Pengakuan de
facto dan de jure.pengakuan de facto merupakan pengakuan atas fakta adanya suatu
negara.pengakuan tersebut tersebut diberikan berdasar realita jika suatu masyarakat politik
tersebut telah memenuhi syarat utama sebagai sebuah negara.Pengakuan de jure merupakan
pengakuan akan sahnya suatu negara berdasar pertimbangan yuridis menurut hukum.dengan
mendapatkan pengakuan secara de jure ,suatu negara mendapatkan hak-hak nya di samping
kewajibannya sebagai anggota keluarga bangsa sedunia..
Seccara umum, untuk mempelajari asal mula terjadinya negara dapat digunakan pendekatan
teoritis, yaitu suatu pendekatan yang didasarkan kerangka pemikiran logis yang hipotesanya
belum dibuktikan secara kenyataan.
5.Sifat Negara
Negara sebagai salah satu organisasi mempunyai kekuasaan yang sifatnya berbeda dengan
organisasi lainnya
1.sifat memaksa
Sifat memaksa artinya bahwa negara mempunyai kekuatan fisik secara legal agar tercapai
ketertiban dalam masyarakat dan mencegah timbulnya anarki.
2.sifat memonopoli
Monopoli berasal dari kata’mono’yang artinya satu dan’poli’ yang artinya penguasa,jika sifat
monopoli dikaitkan dengan negara adalah suatu hak tunggal yang dilakukan oleh negara
untuk berbuat atau menguasai sesuatu untuk kepentingan dan tujuan bersama.
Adapun tujuan negara Republik Indonesia terdapat pada alineake-4 pembukaan UUD RI
1945 adalah : 1.Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
7.Pengertian Konstitusi
Konstitusi merupakan hukum dasar suatu negara. Setiap negara pasti memiliki konstitusi.
Konstitusi berasal daribahasa Prancis ( CONSTITUER) yang berarti membentuk. Dapat
disimpulkan pengertian konstitusi merupakan seperangkat aturan atau hukum dasar yang
dijadikan pedoman dalam penyelenggaraan suatu negara.
8.Kedudukan Konstitusi
Meskipun konstitusi yang ada di dunia ini berbeda beda baik dalam hal tujuan, bentuk dan
isinya, tetapi umumnya mereka mempunyai kedudukan formal yang sama yaitu sebagai:
1. Konstitusi sebagai hukum dasar, karena ia berisi aturan dan ketentuan tentang hal hal
yang mendasar dalam kehidupan suatu negara.
2. Konstitusi sebagai hukum tertinggi, artinya bahwa aturan aturan yang terdapat dalam
konstitusi, secara hierrki mempunyai kedudukan lebih tinggi terhadap aturan aturan
lainnya.
Berkaitan dengan tujuan dari konstitusi, Muarice Hauriou menyatakan bahwa tujuan
konstitusi adalah untuk menjaga keseimbangan antara ketertiban (order),kekuasaan (gezag)
dan Kebebasan (Vrijheid).
1.Pendahuluan
Warga negra merupakan salah satu unsur pokok dalam uatu negara,selain adnywilayah dan
pemerintahan yang berdaulat. Setiap warga negara mempunyai hak dan kewajibannya
terhadap negaranya. Sebaliknya, negara mempunyai kewajiban terhadap warga negaranya.
2.KonsepWarga Negara
Warga bnegara dalam bahasa Inggris disebut “ citizen ” dan dalam bahasa Yunani disebut
“ civicus “ yang berarti peduduk Sipil ( citizen ).Menurut Aristoteles, yang disebut warga
negara adalah orang yang secara aktif ikut mengambil bagian dalam kegiatan hidup
bernegara, yaitu orang orang yang bisa berperan sebagai orang yang bisa diperintah dan bisa
memerintah.
1. Anak warga negara Indonesia yang lahir di luar perkawinan yang sah, belum berusia
18 tahun atau belim kawin diakui secara sah oleh ayahnya yang berkewarganegaraan
asing tetap diakui sebagai warga negara Indonesia.
2. Anak warga negara Indonesia yang belum berusia5 tahun diangkat secara sah sebagai
anak oleh warga negara asing berdasarkan penetapan pengadilan tetap diakui sebagai
warga negara Indonesia.
4.Asas Kewarganegaraan
Dalam penentuan kewarganegaraan ada 2 asas atau pedoman yitu sas kewrganegaraan
berdasarkan kelahiran dan asas kewarganegaraan berdasarkan Perkawinan. Tetapi dalam
berbagai literatur hukum dan dalam praktek, dikenal adanya tiga asas kewarganegaraan yaitu
asas ius soli, ius sanguinis, dan asas campuran. Dari ketiga asas it, yang dianggap sebagai
asas yang utama adalah asas ius soli dan ius sanguinis.
Dalam literatur hukum Indonesia, biasanya cara memperoleh status kewarganegaraan hanya
terdiri dari dua cara yaitu status kewarganegaraan dengan kelahiran di wilayah Hukum
Indonesia dan dengan cara pewarganegaraan atau naturalisasi ( Naturalization).
Pasal 1 ayat 1 UU RI No.39 Tahun 1999 menyatakan Ham adalah Seperangkat hak yang
melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai Makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan
merupakan anugerahNya yang wajib dihormati,dijunjung Tinggi dan dilindungi oleh negara,
hukum, pemerintah dan setiap orang demi kehormatan dan perlindungan harkat an martabat
manusia. HAM bukan sekedar hak hak dasar yang dimiliki oleh setiap manusia sejak
dilahirkannya ke dunia tetapi juga merupakan standar normatif yang bersifat universal bagi
perlindungan hak hak dasr itu dalam lingkup pergaukan nasional, regional dan global.
7.Sejarah HAM
Piagam ini merupakan dokumen kesepakatan masyarakat Madinah untuk melindungi dan
menjamin hak hak sesama warga masyarakat.
Melalui perjanjian ini raja harus mengakui beberapa hak dari par bangsawan sebagai imbalan
untk dukungan kepada mereka dalam membiayai enyelenggaran pemerintah dan kegiatan
perang.
Piagam ini dicetuskan pada permulaan revolusi Perancisyang menekankan perlunya tiga
dasar penghormatan terhadap manusia yaitu liberty (kemerdekaan), equality (persamaan), dan
fraternity (persaudaraan).
Menurut Didik B.Arif (2014: 133-134) Prinsip HAM adalah prinsip universal, prinsip tidak
dapat dilepaskan (inalienable), prinsip tidak dapat dipisahkan (indivisible), prinsip saling
tergantung(inter dwpent), prinsip keseimbangan, dan prinsip partikularisme.
9.HAM dalam UUD NRI 1945
Melalui pembukaan UUD 1945 dinyatakan dalam alinea ke empat bahwa negara Indonesia
sebagai suatu persekutun bersama bertujuan untuk melindungi warga negaranya terutama
dalam kaitannya dengan perlindungan hak hak asasinya. Berdasarkan pada tujuan negara
sebagai terkandung dalam pembukaan UUD 1945 tersebut indonesia menjamin dan
melindungi hak hak asasi manusia pada warganya terutama dalam kaitannya dengan
kesejahteraan hidupnya baik jasmaniah maupun rohaniah antara lain berkaitan degan hak hak
asasi di bidang politik, ekonomi, sosial, kebudayaan, pendidikan, dan agama.
BAB VI : DEMOKRASI
1.Pendahuluan
2.Konsep Demokrasi
Secara etimologi, kata demokrasi berasal dari istilah demokratiayang berarti “Rule of the
Oeople” merupakan paduan dari dua kata, Demos berarti Rakyat (People) dan Kratos berarti
kekusaan (Power) atau pemerintah. Demokrasi merujuk kepada konsep kehidupan negara
atau masyarakat dimana warga negara dewasa turut berpartisipasi dalam pemerintahan
melalui wakilnya yang dipilih, pemerintahannya mendorong dan menjamin kemerdekaan
berbicara, beragama, berpendapat, berserkat, menegakkan rule of low, adanya pemerintahan
mayoritas yang menghormati hak hak kelompok minoritas dan masyarakat yang warga
negaranya saling memberi peluang yang sama.
3.Bentuk Demokrasi
Menurut Budi Juliardi menjelaskan secara teoritis demokrasi yang dianut oleh ngara negara
di dunia menjadi dua yaitu :
1. Demokrasi langsung (direct democraty), yaitu paham demokrasi yang
mengikutsertakan warga negaranya dalam permusyawaratan untuk menentukan
kebijakan umum dan UU.
2. Demokrasi tidak langsung (indirect democraty), yaitu paham demokrasi yang
dilaksanakan melalui sistem perwakilan yang biasanya dilakukan melalui pemilu.
Menurut Ranney, ada 4 prinsip yang terkait dengan demokrasi yaitu : Kedaulatan rakyat,
Persamaan Politik, Konsultasi kepada Rakyat dan aturan mayoritas. Pada hakikatnya sebuah
negara dapat disebut sebagai negara yang demokratis apabila di dalam pemerintahan tersebut
rakyat memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam pembuatan keputusan, memiliki
persamaan di muka hukum dan memperoleh pendapatan yang layak karena terjadi distribusi
yang adil..
5.Demokrasi di Indonesia
a.Secara luas Demokrasi Pancasila berarti kedaulatan rakyat yang didasarkan pada nilai nilai
Pancasila baik sebagai pedoman penyelenggaran maupun sebagai cita cita.
b.Secara sempit Demokrasi Pancasila berarti kedaulatan rakyat yang dilaksanakan menurut
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawarata perwakilan.
6.Pendidikan Demokrasi
Pendidikan demokrasi dalam berbagai konteks, dalam hal ini untuk pendidikan formal(di
skolah maupun perguruan tinggi), nonformal(pendidikan di luar sekolah) dan
informal(pergaulan di rumah dan masyarakat) mempunyai visi sebagai wahana substantif,
pedagogis, dan sosial kultural untuk membangun cita cita, nilai, konsep, prinsip, sikap dan
keterampilan demokrasi dalam diri warga negaranya.
A. Pendahuluan
Indonesia adalah negara hukum, artinya negara yang semua penyelenggaraan pemerintahan
dan kenegaraan serta kemasyarakatannya berdasarkan atas hukum bukan di dasarkan atas
kekuasaan belaka.
. Menurut Aristoteles negara Hukum adalah Negara hukum adalah negara yang berdiri di atas
hukum yang menjamin keadilan bagi seluruh warga negara. Dari pendapat di atas dapat
dirumuskan pengertian negara hukum adalah negara dimana segala tindakan yang dilakukan
oleh pemerintah maupun warga masyarakat diatur oleh ketentuan hukum, setiap pelanggar
hukum akan dikenakan sanksi sebagaimana mestinya.
Negara yang menganut sistem “Rule Of Law” harus memiliki prinsip yang jelas. Menurut
Diley terdapat terdapat tiga unsur yang fundamental dalam “Rule Of Law” yaitu :
3) Terjaminnya hak – hak asasi manusia oleh undang – undang dan keputusan –
keputusan pengadilan
Dalam dekade abad 20 konsep negara hukum mengarah pada pengembangan negara hukum
dalam arti material. Konsep negara hukum material yang dikembangkan di abad ini
sedikitnya memiliki sejumlah ciri – ciri yaitu sebagai berikut :
Supremasi Hukum
A. Pendahuluan
Manusia dan bumi merupakan dua unsur yang tidak dapat dipisahkan. Setelah manusia
membentuk komponen bangsa, manusia itu kemudian menyatakan bahwa bumi yang
dipijaknya sebagai tempat tinggalnya. Sudah tentu perubatan wilayah akan terjadi. Untuk
dapat mempertahankan wilayah hidupnya dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara
maka bangsa harus memiliki kesatuan cara pandang yang dikenal dengan wawasan Nasional.
Geopolitik berasal dari bahasa Yunani dari kata Ego dan Politik. “Ego” berarti Bumi dan
“politik” politein berarti kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri “tein” yang berarti urusan.
Berdasarkan pengertian di atas geopolitik dapat diartikan sebagai sistem politik atau
peraturan – peraturan dalam wujud kebijaksanaan dan strategi nasional yang didorong oleh
aspirasi nasional geografik suatu negara.
Istilah wawasan berasal dari kata ‘wawas’ yang berarti pandangan, tinjauan, atau penglihatan.
Sedangkan kata ‘mawas’ berarti cara pandang. Sementara itu istilah Nusantara berasal dari
kata ‘Nusa’ yang berarti diapit diantara dua hal. Wawasan Nusantara merupakan cara
pandang, cara melihat, cara meninjau bangsa Indonesia terhadap diri dan lingkungannya.
Wawasan nusantara bagi bangsa Indonesia merupakan pegangan dalam menyikapi
permasalahan yang menyangkut berbagai aspek kehidupan nasionalnya.
Dijelaskan oleh Lembaga Pertahanan Nasional Wawasan Nusantara memiliki dua sifat atau
ciri, yaitu :
2. Utuh menyuluruh artinya utuh menyeluruh bagi nusantara dan rakyat Indonesia
sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh bulat dan tidak dapat dipecah belah
oleh kekuatan apapun.
a) Asas Kepulauan
b) Kepulauan Indonesia
A. Pendahuluan
Ketahanan suatu bangsa sangat penting bagi kelangsungan kehidupn manusia yang
bersangkutan. Konsepsi ketahanan bangsa untuk karteks Indonesia dikenal dengan nama
ketahanan nasional.
Secara Etimologis, istilah ketahanan nasional berasal dari bahasa Jawa yaitu ‘tahan’ yang
berarti kuat, tangguh, dan ulet. Kata nasional berasal dari bahasa Inggris yaitu ‘nation’ yang
berarti bangsa yang telah bernegara.
Pada tahun 1973 konsepsi ketahanan nasional dimasukkan ke dalam (GBHN). Adapun
rumusan konsep ketahanan naional dalam GBHN tahun 1998 adalah sebagai berikut :
1. Ketahanan nasional adalah kondisi dinamis yang merupakan integrasi dari kondisi
tiap aspek kehidupan bangsa dan negara
- Mandiri
- Dinamis
- Manunggal
- Wibawa
1) Ketahanan Individu, yaitu ketahanan yang dimiliki oleh seseorang warga negara
yang sehat jasmani dan rohani.
2) Ketahanan keluarga, yaitu ketahanan yang dimiliki oleh suami, istri dan anak dalam
keluarga yang dinamis.
- Aspek Ideologi
- Aspek Politik
- Aspek Ekonomi
A. Menelusuri Konsep dan Urgensi Ketahanan Nasional dan Bela Negara. Apa itu
Ketahanan Nasional? Apa itu Bela Negara?
Secara etimologi, ketahanan berasal dari kata “tahan” yang berarti tabah, kuat, dapat
menguasai diri, gigih, dan tidak mengenal menyerah. Ketahanan memiliki makna mampu,
tahan, dan kuat menghadapi segala bentuk tantangan dan ancaman yang ada guna menjamin
kelangsungan hidupnya. Sedangkan kata “nasional” berasal dari kata nation yang berarti
bangsa sebagai pengertian politik. Bangsa dalam pengertian politik adalah persekutuan hidup
dari orang–orang yang telah menegara. Ketahanan nasional secara etimologi dapat diartikan
sebagai mampu, kuat, dan tangguh dari sebuah bangsa dalam pengertian politik.
Terdapat tiga pengertian ketahanan nasional atau disebut sebagai wajah ketahanan nasional
yakni: 1. ketahanan nasional sebagai konsepsi atau doktrin
Ketahanan nasional sebagai kondisi, pengertian kedua, sebagai ilustrasi, apabila kita
mengatakan bahwa ketahanan nasional Indonesia pada masa kini lebih tinggi tingkatannya
dibanding tahun lalu. Kondisi Indonesia tersebut diukur dengan menggunakan konsepsi
ketahanan nasional Indonesia yakni ajaran Asta Gatra. Ketahanan nasional nasional
dirumuskan sebagai kondisi yang dinamis, sebab kondisi itu memang senantiasa berubah
dalam arti dapat meningkat atau menurun. Jadi kondisi itu tidak bersifat statis.
Ketahanan nasional sebagai strategi, pengertian tiga, berkaitan dengan pertanyaan tentang apa
sebab dan bagaimana Indonesia bisa “survive” walaupun menghadapi banyak ancaman dan
bahaya. Jawaban sederhana adalah karena bangsa Indonesia menggunakan strategi
“ketahanan nasional”. Jadi, dalam pengertian ketiga ini, ketahanan nasional dipandang
sebagai cara atau pendekataan dengan menggunakan ajaran Asta Gatra, yang berarti
mengikutsertakan segala aspek alamiah dan sosial guna diperhitungkan dalam
menanggulangi ancaman yang ada.
Tentang tiga wajah ketahanan nasional ini selanjutnya berkembang dan terumuskan dalam
dokumen kenegaraan, misalnya pada naskah GarisGaris Besar Haluan Negara (GBHN).
Perihal adanya tiga wajah atau pengertian ketahanan nasional diperkuat kembali oleh Basrie
(2002) bahwa ketahanan nasional itu memiliki wajah sebagai berikut: 1) sebagai Kondisi, 2)
sebagai Doktrin, dan 3) sebagai Metode. Tannas sebagai kondisi adalah sesuai dengan
rumusan ketahanan nasional pada umumnya. Tannas sebagai doktrin berisi pengaturan
penyelenggaraan keamanan dan kesejahteraan dalam kehidupan nasional. Tannas sebagai
metode adalah pendekatan pemecahan masalah yang bersifat integral komprehensif
menggunakan ajaran Asta Gatra.
2. Dimensi dan Ketahanan Nasional Berlapis
Selain tiga wajah atau pengertian ketahanan nasional, ketahanan nasional Indonesia juga
memiliki banyak dimensi dan konsep ketahanan berlapis. Oleh karena aspek-aspek baik
alamiah dan sosial (asta gatra) mempengaruhi kondisi ketahanan nasional, maka dimensi
aspek atau bidang dari ketahanan Indonesia juga berkembang. Dalam skala nasional dan
sebagai konsepsi kenegaraan, ada istilah ketahanan nasional. Selanjutnya berdasar aspek-
aspeknya, ada ketahanan nasional bidang politik, sosial, ekonomi, budaya, pertahanan
keamanan. Dari situ kita mengenal istilah ketahanan politik, ketahanan budaya, ketahanan
sosial, ketahanan ekonomi dan ketahanan keamanan. Jika diperinci lagi pada bidang-bidang
kehidupan yang lebih kecil, kita mengenal istilah ketahanan energi, ketahanan pangan,
ketahanan industri, dan sebagainya.
Konsep ketahanan nasional berlapis, artinya ketahanan nasional sebagai kondisi yang kokoh
dan tangguh dari sebuah bangsa tentu tidak terwujud jika tidak dimulai dari ketahanan pada
lapisan-lapisan di bawahnya. Terwujudnya ketahanan pada tingkat nasional (ketahanan
nasional) bermula dari adanya ketahanan diri/individu, berlanjut pada ketahanan keluarga,
ketahanan wilayah, ketahanan regional lalu berpuncak pada ketahanan nasional (Basrie,
2002).
Istilah bela negara, dapat kita temukan dalam rumusan Pasal 27 Ayat 3 UUD NRI 1945.
Pasal 27 Ayat 3 menyatakan “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara”. Dalam buku Pemasyarakatan UUD NRI 1945 oleh MPR (2012)
dijelaskan bahwa Pasal 27 Ayat 3 ini dimaksudkan untuk memperteguh konsep yang dianut
bangsa dan negara Indonesia di bidang pembelaan negara, yakni upaya bela negara bukan
hanya monopoli TNI tetapi merupakan hak sekaligus kewajiban setiap warga negara.
Berdasarkan Pasal 27 Ayat 3 UUD NRI 1945 tersebut dapat disimpulkan bahwa usaha
pembelaan negara merupakan hak dan kewajiban setiap negara Indonesia. Hal ini
berkonsekuensi bahwa setiap warganegara berhak dan wajib untuk turut serta dalam
menentukan kebijakan tentang pembelaan negara melalui lembaga-lembaga perwakilan
sesuai dengan UUD 1945 dan perundang-undangan yang berlaku termasuk pula aktifitas bela
negara. Selain itu, setiap warga negara dapat turut serta dalam setiap usaha pembelaan negara
sesuai dengan kemampuan dan profesi masingmasing. Dalam Undang-Undang No. 3 Tahun
2002 tentang Pertahanan Negara pasal 9 ayat 1 disebutkan bahwa “Setiap warga negara
berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara yang diwujudkan dalam
penyelenggaraan pertahanan negara”.
Dalam lingkup kecil, ketahanan nasional pada aspek-aspek tertentu juga turut
menentukan kelangsungan hidup sebuah bangsa. Masih ingatkah Anda, pada tahun 1997-
1998, ketahanan ekonomi Indonesia tidak kuat lagi dalam menghadapi ancaman krisis
moneter, yang berlanjut pada krisis politik. Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya,
ketahanan nasional memiliki banyak dimensi atau aspek, serta adanya ketahanan nasional
berlapis.
C. Menggali Sumber Historis, Sosiologis, Politik tentang Ketahanan Nasional dan Bela
Negara
Ketahanan juga mencakup beragam aspek, dimensi atau bidang, misal istilah
ketahanan pangan dan ketahanan energi. Istilah-istilah demikian dapat kita temukan dalam
rumusan RPJMN 2010-2015. Dengan masih digunakan istilah-istilah tersebut, berarti konsep
ketahanan nasional masih diakui dan diterima, hanya saja ketahanan dewasa ini lebih
difokuskan atau ditekankan pada aspek-aspek ketahanan yang lebih rinci, misal ketahanan
pangan dan ketahanan keluarga.
Pengalaman sejarah bangsa Indonesia telah membuktikan pada kita pada, konsep
ketahanan nasional kita terbukti mampu menangkal berbagai bentuk ancaman sehingga tidak
berujung pada kehancuran bangsa atau berakhirnya NKRI. Setidaknya ini terbukti pada saat
bangsa Indonesia menghadapai ancaman komunisme tahun 1965 dan yang lebih aktual
menghadapi krisis ekonomi dan politik pada tahun 1997-1998. Sampai saat ini kita masih
kuat bertahan dalam wujud NKRI. Bandingkan dengan pengalaman Yugoslavia ketika
menghadapi ancaman perpecahan tahun 1990-an. Namun demikian, seperti halnya kehidupan
individual yang terus berkembang, kehidupan berbangsa juga mengalami perubahan,
perkembangan, dan dinamika yang terus menerus. Ketahanan nasional Indonesia akan selalu
menghadapi aneka tantangan dan ancaman yang terus berubah. Ketahanan nasional sebagai
kondisi, salah satu wajah Tannas, akan selalu menunjukkan dinamika sejalan dengan keadaan
atau obyektif yang ada di masyarakat kita. Sebagai kondisi, gambaran Tannas bisa berubah-
ubah, kadang tinggi, kadang rendah.
Terdapat hubungan antara ketahanan nasional dengan pembelaan negara atau bela negara.
Bela negara merupakan perwujudan warga negara dalam upaya mempertahankan dan
meningkatkan ketahanan nasional bangsa Indonesia. Keikutsertaan warga negara dalam
upaya menghadapi atau menanggulagi ancaman, hakekat ketahanan nasional, dilakukan
dalam wujud upaya bela negara. Pada uraian sebelumnya telah dikatakan bahwa bela negara
mencakup pengertian bela negara secara fisik dan nonfisik. Bela negara secara fisik adalah
memanggul senjata dalam menghadapi musuh (secara militer). Bela negara secara fisik
pengertiannya lebih sempit daripada bela negara secara nonfisik.
BAB III
PEMBAHASAN
Membaca adalah kegiatan yang mendatangkan banyak manfaat dan beruntung bagi orang
yang gemar membaca, diantaranya membaca buku. Mereka yang suka membaca buku akan
memperoleh banyak informasi sehingga akan menambah pengetahuan dan wawasan yang
luas. Informasi tentang buku baru yang sering dimuat di surat kabar atau majalah yang berupa
artikel resensi. Orang yang menyukai aktivitas membaca, hasilnya, mereka tidak akan
berpikir sempit ketika menghadapi masalah-masalah yang sedang dialaminya. Serta
mempunya potensi dan kecenderungan yang bijak dalam menyikapi kejadian-kejadian sehari-
hari disekitarnya. Tapi, bagi orang yang ingin berbuat lebih dan mau berbagi ilmu kepada
orang lain, membaca saja tidak cukup. Membaca buku yang berkaitan dengan pendidikan
kewarganegaraan yang mencakup berbagai masalah dan sudut pandangan tentang Negara
memberikan pengetahuan yang berguna bagi pembaca yang dapat menempah diri individu
menjadi seseorang yang mempunyai rasa nasionalisme yang kuat dan menjadi warga Negara
yang pancasilais. Oleh karena itu penulis (kami kelompok 9) menyusun makalan berupa hasil
“Critikan Book Report” ini untuk memenuhi tugas matakuliah Pendidikan Kewarganegaraan
serta mengetahui isi pembahasan dari keseluruhan isi buku yang kami kritik serta
menerapkan teori yang ada pada pembahasan bab tersebut di lingkungan masyarakat dalam
berbangsa dan bernegara.
Dalam buku sudah pasti memiliki kelebihan dan kekurangan didalamnya. Untuk itu
diperlukan resnsi sebagai perbandingan buku untuk melihat kelebihan dan kekurangan
tersebut serta memperbaikinya. Buku yang dibandingkan adalah buku Apick Gandamana,
S.Pd., M.Pd tahun 2019 dengan buku Tim direktorat jenderal pembelajran dan
kemahasiswaan tahun 2016.Kita bisa melihat bahwa kedua buku tersebut diterbitkan pada
tahun yang berbeda.Apakah dengan perbedaan judul dan tahun terbit tersebut menjadi
pengaruh perbandingan signifikan dalam kualitas penulisan maupun kualitas isi. Penulisan
perbandingan tidak sebatas pada isi buku saja, tetapi sisteamatika penulisan, gaya bahasa,
bahkan ilustrasi hal-hal intrinsic buku.
C. Kajian teori yang digunakan / konsep yang digunakan
Kajian teori atau konsep yang digunakan dalam menganalisis buku pendidkan
kewarganegaran adalah Studi Literatur yaitu cara yang dipakai untuk menghimpun
data-data atau sumber-sumber yang berhubungan dengan topic yang diangkat dalam
suatu penelitian. Study literature bisa didapatkan dari berbagai sumber, jurnal, buku
dokumemtasi, internet dan pustaka.
D. Metode yang digunakan
Metode yang digunakan dalam menganalisis buku pendidkan kewarganegaran adalah
metode kualitatif yaitu penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif dan cenderung
menggunakan analisis. Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar focus
penelitian sesuai dengan fakta lapangan.
E. Analisis critical book report
A.KELEBIHAN BUKU
1. Kedua buku ini bisa menjadi buku pedoman yang baik bagi para mahasiswa terutama
mahasiswa untuk menambah pengetahuan yang lebih baik lagi.
2. Pada buku ini terdapat analisis kasus di setiap materi sehingga pembaca akan lebih
memahami karena diberikan contoh konkrit.
3. Sebelum memasuki isi dari suatu bab penulis dari kedua buku memberikan keterangan
orientasi dengan bahasa yang baik sehingga dapat memotivasi para pembaca untuk kelanjutan
bacaannya.
4. Buku ini sangat bagus karena materi-materi yang dibahas dibuat dengan lengkap dan
disertai juga dengan nama ahli tokoh setiap pengutipan sebuah kalimat, dimana ini sangat
membuat buku menjadi kaya dikarenakan terdapat konsep-konsep di setiap materinya yang
dibahas.
5. Di setiap akhir pembahasan bab terdapat beberapa soal latihan untuk pembaca untuk lebih
mendalami materi yang disajikan.
6. Dalam buku pembanding (2) juga disediakan glossarium yang berfungsi menyajikan kata-
kata berserta artinya yang terkait dengan buku tersebut untuk memudahkan kita untuk
memahami sesuatu kata.
B.KELEMAHAN
1. Bahasanya terlalu baku sehingga sulit untuk dipahami, ada beberapa kata yang dalam
penyusunannya tidak mengikut pada aturan penulisan, sehingga menjadikan pembaca
harus mengulang kembali membaca untuk bisa memahaminya.
2. Ada kata yang dalam dalam pengetikannya salah, saya menyadari bahwa hal itu
mungkin kekhilafan penulis dan editor, namun kata tersebut bukan hanya terdapat di
suatu pembahasan saja, namun setiap pembahasan yang menggunakan kata tersebut,
alangkah baiknya jika disempurnakan.
3. Bahasa dan kalimat yang digunakan dalam buku ini lumayan susah untuk dimengerti
dan dicerna, kata-katanya tidak begitu mudah untuk dipahami sehingga pembaca
harus lebih serius dan berkonsentrasi saat membacanya
4. Pada buku ini sangat disayangkan tidak banyak disertai gambar yang menarik untuk
diikuti atau dilihat sebagai contoh dari pancasila itu sendiri.
5. Buku Utama (1) tidak disediakan glossarium yang berfungsi menyajikan kata-kata
berserta artinya yang terkait dengan buku tersebut yang mrmbuat pembaca sulit untuk
memahami sesuatu kata.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN