Anda di halaman 1dari 32

CRITICAL BOOK REPORT

Disusun Oleh Kelompok IX

NAMA :

1.CUT SAFRIDA RISKA(4182131003)

2.DESY ISTANTI SIMBOLON (4183131047)

3.NANCY DAVICI TAMBA (4183331040)

KELAS : KIMIA DIK A 2018

DOSEN PENGAMPU : NELLY ARMAYANTI,Sp.,M.Sp.

MATA KULIAH : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
penulis rahmat kesehatan dan kesempatan sehingga bisa menyusun dan menyelesaikan tugas
Critical Book Report ini.Penulisan CBR, ini penulis sajikan secara ringkas dan sederhana
sesuai dengan kemampuan yang penulis miliki,dan tugas ini disusun dalam rangka memenuhi
tugas penulisan Critical Book Report dalam Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.

Dalam penyusunan CBR ini, penulis mendapat bimbingan dari berbagai pihak untuk
menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakannya. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
CBR ini terutama kepada Ibu Nelly Armayanti, Sp.,M,Sp yang telah membimbing serta
mengarahkan penulis dalam menyelesaikan tugas ini.

Penulis berharap dengan adanya CBR ini dapat memberikan manfaat kepada semua
pihak, khususnya bagi pembaca untuk memperluas wawasan dan juga pengetahuan mengenai
Pendidikan Kewarganegaraan.

Penulis menyadari banyak kesalahan dan kekurangan baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya. Oleh karena itu,kritik yang membangun dari semua pihak sangat
penulis harapkan agar dapat memperbaikinya dan menjadi bekal untuk penulisan CBR yang
lebih baik lagi di masa yang akan datang..

Medan, September 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Belajar tentang Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) pada dasarnya adalah belajar tentang
keindonesiaan, belajar untuk menjadi manusia yang berkepribadian Indonesia, membangun
rasa kebangsaan, dan mencintai tanah air Indonesia. Oleh karena itu, seorang sarjana atau
profesional sebagai bagian dari masyarakat Indonesia yang terdidik perlu memahami tentang
Indonesia, memiliki kepribadian Indonesia, memiliki rasa kebangsaan Indonesia, dan
mencintai tanah air Indonesia. Critical book report adalah tugas yang menjelaskan tentang
bagaimana membandingkan buku, atau menelaah buku yang mana, atau buku apa yang lebih
cocok untuk dijadikan bahan referensi.
1.2 Tujuan Penulisan
 Menambah wawasan pembaca mengenai materi Pendidikan kewarganegaraan
 Membandingkan materi antara buku utama dan buku pembanding
 Melatih diri untuk berpikir kritis dalam mencari informasi yang diberikan oleh buku

1.3 Rumusan Masalah

 Apakah yang dimaksud dengan pendidikan kewarganegaraan ?


 Bagaimana perbandingan materi antara kedua buku ?
 Bagaiamana melatih kemampuan dalam mengkritisi suatu buku ?

1.4 Identitas Jurnal

JURNAL I (UTAMA) BUKU II (PEMBANDING)


Judul Buku Pendidikan kewarganegaran Untuk Pendidikan Kewarganegaraan untuk
Perguruan Tinggi perguruan tinggi
Penulis Apick Gandamana, S.Pd., M.Pd Tim direktorat jenderal pembelajran
dan kemahasiswaan
ISBN 978-602-5799-42-6 978-602-6470-02-7
Penerbit CV. HARAPAN CERDAS Ristekdikti
Tahun Terbit 2019 2016
Kota Terbit Medan Jakarta
BAB II

RINGKASAN BUKU

BUKU I (UTAMA)

BAB I : HAKIKAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

1.Pendahuluan

Secara konseptual pendidikan kewarganegaraan di Indonesia dilaksanakan dalam rangka


mewujudkan amanat pendidikan nasional. Dalam UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Sisdiknas) dinyatakan bahwa pendiidkan nasional berfungsi untuk
“mengembangkan kemampuan dan membangun watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa”. Para mahasiswa disebut agen
perubah (agent of change) diharapkan mempunnyai sikap kritis, analitis, bersikap dan
bertindak demokratis dalam kehidupan masyarakat, bangsa dan negara yang berdasarkan
Pancasila dan UUD NRI 1945.

2.Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan

Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1
ayat (1), pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.Pendidikan kewarganegaraan adalah mata pelajaran atau mata kuliah yang
membentuk peserta didik menjadi warga negara yang berkarakter, cerdas, terampil dan
bertanggung jawab sehingga dapat berperan aktif dalam masyarakat, bangsa dan negara
sesuai ketentuan Pancasila dan UUD NRI 1945.Pendidikan Kewarganegaraa merupakan
terjemahan dari istilah asing civic education. Civic education sebagai pendidikan
kewarganegaraan dalam arti sempit dilakukan secara formal sedangkan citizenship education
sebagai pendidikan kewarganegaraan dalam arti luas dilakukan secara formal maupun
nonformal.Pendidikan Kewarganegaraan merupakan proses pembelajaran yang berusaha
untuk membangun civic knowledge, civic skills dan civic disposition peserta didik, sehingga
tujuan untuk membentuk warga negara yang baik dapat terwujud.Civic Knowledge adalah
materi substansi atau pengalaman yang berkaitan dengan kandungan atau nilai apa yang
seharusnya diketahui oleh warga negara. Aspek ini menyangkut kemampuan akademik
keilmuan yang dikembangkan dari berbagai teori atau konsep politik, hukum dan moral.
Civic skills merupakan keterampilan yang dikembangkan dari pengetahuan kewarganegaraan
agar pengetahuan yang diperoleh menjaadi sesuatu yang bermakna karena dapat
dimanfaatkan dalam menghadapi masalah-masalah dalam bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Civic skills meliputi keterampilan intelektual dan keterampilan berpartisipasi
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Civic disposition diartikan sebagai watak, sikap,
atau karakter kewarganegaraan yang dikembangkan dari pengetahuan dan keterampilan
kewarganegaraan.

3.Landasan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi

1. Landasan Idil, yaitu Pancasila

Pancasila merupakan ideologi bangsa Indonesia. Pancasila bertujuan untuk menciptakan


individu yang memiliki keimanan dan ketaqwaan (sila 1), rasa kemanusiaan (sila 2), rasa
nasionalisme (sila 3), selalu mengutamakan bermusyawarah dalam menyelesaikan
permasalahan (sila 4) dan menjunjung nilai keadilan (sila 5).

2. Landasan Ilmiah

Pendidikan kewarganegaraan adalah merupakan ilmu, setiap ilmu harus memenuhi syarat-
syarat ilmiah, yaitu mempunyai objek, metode, sistem dan bersifat universal. Sebagai bidang
studi ilmiah, pendidikan kewarganegaraan bersifat antar disipliner (antar bidang), bukan non
disipliner, karena kumpulan pengetahuan yang membangun ilmu pendidikan
kewarganegaraan diambil dari berbagai disiplin ilmu yang meliputi ilmu politik, ilmu filsafat,
ilmu hukum, ilmu sosiologi, ilmu ekonomi, ilmu sejarah dan ilmu budaya.

3.Landasan Yuridis/ Hukum

1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia (UUD NRI) 1945

a. Pasal 31 ayat (5) amandemen ke 4 berbunyi “ pemerintah memajukan


ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai
agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta
kesejahteraan umat manusia”.
b. Pasal 30 ayat (1) menyatakan bahwa “ tiap-tiap warga negara berhak
dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara”.
2. UU No Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas)
a. Pasal 37 ayat (1) berbunyi “ kurikulum pendidikan dasar dan
menengah wajib memuat pendidikan agama, pendidikan
kewarganegaraan dan bahasa”.
b. Pasal 37 ayat (2) ) berbunyi “ kurikulum pendidikan tinggi wajib
memuat pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan dan bahasa”.
3. UU No 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi
Pasal 35 ayat (2) menyatakan bahwa “ kurikulum pendidikan tinggi wajib
memuat mata kuliah pendidikan agama, pancasila, kewarganegaraan dan
bahasa Indonesia”.

4.Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

Tujuan pendidikan kewarganegaraan menurut Pusat Kurikulum memberikan kompetensi


sebagai berikut :

1. Berfikir secara kritis, raisonal dan kreatif dalam menanggapi isu


kewarganegaraan.
2. Berpartisipasi secara bermutu dan bertanggung jawab dan bertindak secara
cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri
berdasarkan pada karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama
dengan bangsa-bangsa lain.
4. Berinteraksi dengan bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung
atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi.

Searah dengan perubahan pendidikan ke masa depan dan dinamika internal bangsa Indonesia,
program pembelajaran pendidikan kewarganegaraan di perguruan tinggi harus mampu
mencapai tujuan :

1. Mengembangkan sikap dan perilaku kewarganegaraan yang mengapresiasi


nilai-nilai moral , etika dan religius.
2. Menjadi warga negara yang cerdas berkarakter, menjunjung tinggi nilai
kemanusiaan.
3. Menumbuh kembangkan jiwa dan semangat nasioinalisme dan rasa cinta
pada tanah air.
4. Mengembangkan sikap demokratik berkeadaban dan bertanggung jawab,
serta mengembangkan kemampuan kompetitif bangsa di era globalisasi.
5. Menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan.

BAB II : IDENTITAS NASIONAL

1.Pendahuluan

Indonesia adalah negara yang memiliki keunikan di banding negara yang lain. Indonesia
adalah negara yang memiliki pulau terbanyak di dunia, negara tropis yang hanya mengenal
musim hujan dan panas, negara yang memiliki suku, tradisi dan bahasa terbanyak di dunia.
Itulah keadaan Indonesia yang menjadi ciri khas yang membedakan dengan dengan bangsa
lain. Identitas nasional merujuk pada identitas-identitas yang sifatnya nasional. Identitas
nasional merupakan sesuatu yang ditransmisikan dari masa lalu dan dirasakan sebagai
pemilikan bersama, sehingga tampak kelihatan di dalam keseharian tingkah laku seseorang
dalam komunitasnya.

2.Pengertian Identitas Nasional

Identitas nasional yang berasal dari kata “national identity” dapat diartikan sebagai
“kepribadian nasional” atau “jati diri nasional”. Kepribadian nasional atau jati diri nasional
adalah jati diri yang dimiliki oleh suatu bangsa. Identitas nasional (national identity) adalah
kepribadian nasional atau jati diri nasional yang dimiliki suatu bangsa yang membedakan
bangsa satu dengan bangsa yang lain.

3.Konsep Bangsa Indonesia

Bangsa merupakan terjemahan dari kata “nation” yang artinya keturunan atau bangsa. Secara
umum bangsa adalah kumpulan manusia yang biasanya terikat karena kesatuan bahsa dan
wilayah tertentu di muka bumi. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk, terdiri dari
berbagai suku bangsa adat istiadat, bahasa daerah serta agama yang berbeda-beda. Setiap
suku bangsa di Indonesia mempunyai kebiasaan hidup yang berbeda-beda. Demi perstuan
dan kesatuan, keanekaragaman ini merupakan suatu kekuatan yang tangguh dan mempunyai
keunggulan dibandingkan dengan negara lainnya. Dengan semboyan Bhinrka Tunggal Ika,
keragaman suku bangsa dan budaya merupakan salah satu modal dasar dalam pembangunan.
Menurut Winarno, faktor-faktor penting bagi pembentukan bangsa Indonesia adalah sebagai
berikut :

1) Adanya persamaan nasib, yaitu penderitaan bersama dibawah penjajahan bangsa


asing.
2) Adanya keinginan bersama untuk merdeka, melepaskan diri dari belenggu
penjajahan.
3) Adanya kesatuan tempat tinggal, yaitu wilayah nusantara yang membentang dari
Sabang sampai Merauke.
4) Adanya cita-cita bersama untuk mencapai kemakmuran dan keadilan sebagai
suatu bangsa.

4.Unsur-unsur Pembentukan Identitas Nasional

Dilihat dari proses lahirnya identitas nasional, maka identitas nasional dibagi menjadi 2
bagian, yaitu :

1) Identitas kesukubangsaan (identity cultural unity)


Cultural unity disatukan oleh adanya kesamaan ras, suku, agama, adat budaya,
keturunan dan daerah asal. Identitas yang dimiliki oleh sebuah cultural unity
bersifat ascribtife (sudah ada sejak lahir), bersifat alamiah, primer dan etnik.
2) Identitas kebangsaan (identity political unity)
Political unity merujuk pada bangsa dalam pengertian politik, yaitu bangsa-
bangsa. Kebangsaan merupakan kesepakatan dari banyak bangsa didalamnya.
Identitas kebangsaan bersifat buatan, sekunder, etis dan nasional. Terdapat 2
jenis bentuk identitas yaitu identitas primer dan identitas sekunder. Identitas
primer atau etnis terwujud antara lain dalam bentuk budaya etnis yang
dikembangkan agar memberi sumbangan bagi pembentukan budaya nasional
dan akhirnya menjadi identitas nasional. Identitas nasional bersifat buatan atau
sekunder terwujud karena identitas nasional itu dibuat, dibentuk dan disepakati
oleh warga bangsa sebagai identitasnya setelah mereka bernegara.

Bentuk-bentuk identitas nasional Indonesia sebagai berikut :

1. Bendera negara Sang Merah Putih


2. Bahasa Negara Bahasa Indonesia
3. Lambang Negara Garuda Pancasila
4. Lagu Kebangsaan Indonesia Raya
5. Pancasila sebagai Dasar Negara
6. UUD NRI 1945 sebagai konstitusi (hukum dasar) negara
7. Bhineka Tunggal Ika sebagai semboyan negara
8. Bentuk Negara adalah Kesatuan Republik Indonesia
9. Konsepsi Wawasan Nusantara
10. Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai kebudayaan nasional.

5.Identitas Nasional Indonesia sebagai karakter Bangsa

Karakter berarti sifat kejiwaan, akhlak, budi pekerti, tabiat dan watak yang membedakan
seseorang dengan orang lain. Karakter bangsa diartikan dengan watak atau sifat khas dari
bangsa Indonesia yang membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa lainnya.Karakter
terbentuk salah satunya melalui identitas nasional, yaitu Pancasila, dimana didalamnya
termuat nilai-nilai Ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan. Maka
karakter bangsa Indonesia adalah religius, beradab, berstu, selalu mengutamakan
musyawarah untuk mencapai mufakat dan selalu bersikap adil.

BAB III : INTEGRASI NASIONAL

1.Pendahuluan

Indonesia adalah bangsa besar yang terdiri atas berbagai suku, kebudayaan dan
agama. kemajemukan itu merupakan kekayaan dan kekuatan yang sekalgus menjadi
tantangan bagi bangsa Indonesia. Tantangan itu sangat terasa terutama ketika bangsa
Indonesia membutuhkan kebersamaan dan persatua

BAB IV : NEGARA DAN KONSTITUSI

1.Pendahuluan

Negara merupakan salah satu bentuk organisasi yang ada dalam kehidupan masyarakat.pada
prinsipnya setiap warga masyarakat menjadi anggota dari suatu negaradan harus tunduk pada
kekuasaan negara,karena organisasi negara sifatnya mencakup semua orang yang ada di
wilayahnya dan kekuasaan negara berlaku bagi orang-orang tersebut.sebaliknya negara juga
memiliki kewajiban tertentu terhadap orang-orang yang menjadi anggotanya.Agar
pemerintah suatu negara yang memiliki kekuasaan untuk mengatur kehidupan masyarakat
tidak bertindak seenaknya,maka ada sistem aturan yang mengaturnya.Aturan yang paling
tinggi tingkatannya dalam suatu negara dinamakan konstitusi atau sering disebut dengan
undang-undang dasar.

2.Konsep Negara

Secara etimologi,kata negara berasal dari kata ‘staat’(Belanda dan


jerman);’state’(inggris);’etat(perancis);’status atau statum(latin).Dalam setiap kata tersebut
berarti meletakkan dalam keadaan ‘berdiri’ ;’menempatkan ‘atau ‘membuat berdiri’.secara
historis pengertian negara berkembang sesuai dengan kondisi masyarakat pada saat itu.
Negara berbeda dengan bangsa. Jika bangsa merujuk pada kelompok orang atau persekutuan
hidup,sedangkan negara merujuk pada sebuah organisasi sekelompok orang yang berada di
dalamnya.Di indonesia,istilah negara berasal dari bahasa sanskerta,yaitu nagari atau nagara
yang berarti wilayah atau penguasa.secara terminologi,negara dirtikan sebagai organisasi
tertinggi di antara suatu kelompok masyarakat yang mempunyai cita-cita untuk bersatu hidup
dalam daerah tertentu dan mempunyai pemerintahan yang berdaulat.

Berikut ini konsep pengertian negara yang dikemukakan oleh beberapa ahli dari sudut
pandang yang berbeda seperti uraian berikut:Roger H.soltau,mengemukakan bahwa negara
adalah sebagai alat(agency)atau wewenang(authotary)yang mengatur atau mengendalikan
persoalan persoalan bersama atas nama masyarakat.

Menurut Harold j.laski, negara adalah suatu masyarakat yang diintegrasikan karena
mempunyai wewenang yang bersifat memaksa dan yang secara sah lebih agung daripada
individu atau kelompok yang merupakan bagian dari masyarakat itu.masyarakat adalah suatu
kelompok manusia yang hidup dan bekerjasama untuk tercapainya suatu tujuan bersama.

Logeman (sapriya et al,2013:27-28),seorang ahli ketatanegaran, meninjau negara-negara


dari sudut organisasi kekuasaan. Menurutnya negara adalah suatu organisasi kekuasaan yang
dapat mengatur semua masyarakat dengan alat-alat perlengkapannya sekalipun dengan
menggunakan paksaan.

3.Unsur – Unsur Negara

Dari beberapa pengertian negara sebagaimana tersebut diatas,kita dapat mengidentifikasi


beberapa unsur negara.antara lain:

1.Unsur konstitutif
Unsur konstitutif adalah unsur pembentuk yang harus dipenuhi agar terbentuk negara.unsur
ini terdiri atas rakyat,wilayah dan pemerintah yang berdaulat.

2.Unsur deklaratif

Unsur deklaratif adalah unsur yang sifatnya menyatakan,bukan mutlak harus dipenuhi.unsur
ini terdiri atas tujuan negara,adanya konstitusi,dan pengakuan dari negara lain.Pengakuan de
facto dan de jure.pengakuan de facto merupakan pengakuan atas fakta adanya suatu
negara.pengakuan tersebut tersebut diberikan berdasar realita jika suatu masyarakat politik
tersebut telah memenuhi syarat utama sebagai sebuah negara.Pengakuan de jure merupakan
pengakuan akan sahnya suatu negara berdasar pertimbangan yuridis menurut hukum.dengan
mendapatkan pengakuan secara de jure ,suatu negara mendapatkan hak-hak nya di samping
kewajibannya sebagai anggota keluarga bangsa sedunia..

4.Teori terbentuknya Negara

Seccara umum, untuk mempelajari asal mula terjadinya negara dapat digunakan pendekatan
teoritis, yaitu suatu pendekatan yang didasarkan kerangka pemikiran logis yang hipotesanya
belum dibuktikan secara kenyataan.

5.Sifat Negara

Negara sebagai salah satu organisasi mempunyai kekuasaan yang sifatnya berbeda dengan
organisasi lainnya

1.sifat memaksa

Sifat memaksa artinya bahwa negara mempunyai kekuatan fisik secara legal agar tercapai
ketertiban dalam masyarakat dan mencegah timbulnya anarki.

2.sifat memonopoli

Monopoli berasal dari kata’mono’yang artinya satu dan’poli’ yang artinya penguasa,jika sifat
monopoli dikaitkan dengan negara adalah suatu hak tunggal yang dilakukan oleh negara
untuk berbuat atau menguasai sesuatu untuk kepentingan dan tujuan bersama.

3.sifat mencakup semua

Sifat mencakup semua berarti semua peraturan perundang-undangan yang berlaku(misalnya


keharusan membayar pajak) adalah untuk semua orang tanpa kecuali.
6.Tujuan dan Fungsi Negara

Adapun tujuan negara Republik Indonesia terdapat pada alineake-4 pembukaan UUD RI
1945 adalah : 1.Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia

2.Memajukan kesejahteraan Umum

3.Mencerdaskan kehidupan Bangsa

4.Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan


kemerdekaan,perdamaian abadi dan keadilan sosial.

7.Pengertian Konstitusi

Konstitusi merupakan hukum dasar suatu negara. Setiap negara pasti memiliki konstitusi.
Konstitusi berasal daribahasa Prancis ( CONSTITUER) yang berarti membentuk. Dapat
disimpulkan pengertian konstitusi merupakan seperangkat aturan atau hukum dasar yang
dijadikan pedoman dalam penyelenggaraan suatu negara.

8.Kedudukan Konstitusi

Meskipun konstitusi yang ada di dunia ini berbeda beda baik dalam hal tujuan, bentuk dan
isinya, tetapi umumnya mereka mempunyai kedudukan formal yang sama yaitu sebagai:

1. Konstitusi sebagai hukum dasar, karena ia berisi aturan dan ketentuan tentang hal hal
yang mendasar dalam kehidupan suatu negara.
2. Konstitusi sebagai hukum tertinggi, artinya bahwa aturan aturan yang terdapat dalam
konstitusi, secara hierrki mempunyai kedudukan lebih tinggi terhadap aturan aturan
lainnya.

9.Tujuan dan Fungsi Konstitusional

Berkaitan dengan tujuan dari konstitusi, Muarice Hauriou menyatakan bahwa tujuan
konstitusi adalah untuk menjaga keseimbangan antara ketertiban (order),kekuasaan (gezag)
dan Kebebasan (Vrijheid).

10.Sejarah Konstitusi di Indonesia


Menurut Winarto (2008) menjelaskan dalam sejarahnya, sejak proklamasi 17 Agustus 1945
hingga sekarang, di Indonesia telah berlaku 3 macam UUD dalam 4 periode yaitu

NO KONSTITUSI MASA BERLAKUNYA

1. UUD 1945 18 Ags 1945 – 27 Des 1949

2. UUD RIS 27 Des 1949 – 17 Ags 1950

3. UUDS 1950 17 Ags 1950 – 5 Juli 1959

4. UUD 1945 5 Juli 1949 - Sekarang

11.Amandemen atau Perubahan UUD NRI 1945

Amandemen dalam Bhasa Inggris ”amandement” artinya perubahan. Mengamandemen rtinya


merubah atau mengadakan perubahan yang mana menjadi hak parlemen untk mengubah atau
mengusulkn perubahan rancangan UUD. Dalam hal amandemen konstitusi,perubahan yang
dilakukan merupkan addendum atau sisipan dar konstitusi yang asli.

BAB V : HAK ASASI MANUSIA

1.Pendahuluan

Warga negra merupakan salah satu unsur pokok dalam uatu negara,selain adnywilayah dan
pemerintahan yang berdaulat. Setiap warga negara mempunyai hak dan kewajibannya
terhadap negaranya. Sebaliknya, negara mempunyai kewajiban terhadap warga negaranya.

2.KonsepWarga Negara

Warga bnegara dalam bahasa Inggris disebut “ citizen ” dan dalam bahasa Yunani disebut
“ civicus “ yang berarti peduduk Sipil ( citizen ).Menurut Aristoteles, yang disebut warga
negara adalah orang yang secara aktif ikut mengambil bagian dalam kegiatan hidup
bernegara, yaitu orang orang yang bisa berperan sebagai orang yang bisa diperintah dan bisa
memerintah.

3.Warga Negara Indonesia


Yang menjadi warga negara Indonesi dalam pasal 5 ayat 1 dan 2 UU No. 12 Tahun 2006
adalah :

1. Anak warga negara Indonesia yang lahir di luar perkawinan yang sah, belum berusia
18 tahun atau belim kawin diakui secara sah oleh ayahnya yang berkewarganegaraan
asing tetap diakui sebagai warga negara Indonesia.
2. Anak warga negara Indonesia yang belum berusia5 tahun diangkat secara sah sebagai
anak oleh warga negara asing berdasarkan penetapan pengadilan tetap diakui sebagai
warga negara Indonesia.

4.Asas Kewarganegaraan

Dalam penentuan kewarganegaraan ada 2 asas atau pedoman yitu sas kewrganegaraan
berdasarkan kelahiran dan asas kewarganegaraan berdasarkan Perkawinan. Tetapi dalam
berbagai literatur hukum dan dalam praktek, dikenal adanya tiga asas kewarganegaraan yaitu
asas ius soli, ius sanguinis, dan asas campuran. Dari ketiga asas it, yang dianggap sebagai
asas yang utama adalah asas ius soli dan ius sanguinis.

5.Cara Memperoleh dan Kehilangan Kewarganegaraan Indonesia

Dalam literatur hukum Indonesia, biasanya cara memperoleh status kewarganegaraan hanya
terdiri dari dua cara yaitu status kewarganegaraan dengan kelahiran di wilayah Hukum
Indonesia dan dengan cara pewarganegaraan atau naturalisasi ( Naturalization).

Menurut UU No.12 Tahun 2006, cara cara kehilangan kewarganegaraan :

1. Memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauannya sendiri


2. Tidak menolak atau melepaskan kewarganegaraan lain
3. Dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh Presiden atas permohonannya sendiri
4. Masuk ke dalam dinas tentara asing tanpa izin
5. Secara sukarela masuk dalam dinas negara asing
6. Secara sukarela mengangkat sympah atau menyatakan janji setia kepada negara aing
7. Tidak diwajibkan tetapi turut serta dalam pemilihan sesutu yang bersifat
ketatanegaraan untuk suatu negara asing
8. Mempunyai paspor atau surat bersifat paspor dari negara asing.
9. Bertempat tinggal di luar wilayah negara Rpublik Indonesia.
6.Konsep Dasar HAM

Pasal 1 ayat 1 UU RI No.39 Tahun 1999 menyatakan Ham adalah Seperangkat hak yang
melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai Makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan
merupakan anugerahNya yang wajib dihormati,dijunjung Tinggi dan dilindungi oleh negara,
hukum, pemerintah dan setiap orang demi kehormatan dan perlindungan harkat an martabat
manusia. HAM bukan sekedar hak hak dasar yang dimiliki oleh setiap manusia sejak
dilahirkannya ke dunia tetapi juga merupakan standar normatif yang bersifat universal bagi
perlindungan hak hak dasr itu dalam lingkup pergaukan nasional, regional dan global.

7.Sejarah HAM

1.Piagam Madinah (Madinah 622)

Piagam ini merupakan dokumen kesepakatan masyarakat Madinah untuk melindungi dan
menjamin hak hak sesama warga masyarakat.

2.Magna Charta (Inggris 1215)

Melalui perjanjian ini raja harus mengakui beberapa hak dari par bangsawan sebagai imbalan
untk dukungan kepada mereka dalam membiayai enyelenggaran pemerintah dan kegiatan
perang.

3.Declaration of Independence (Revolusi Amerika 1276)

Deklrarasi ini menekankan pentingnya kemrdekaan, persamaan dan persaudaraan.

4.Declertion des Droits de ILHOME ET DU Citoyen (Revolusi Prancis 1789)

Piagam ini dicetuskan pada permulaan revolusi Perancisyang menekankan perlunya tiga
dasar penghormatan terhadap manusia yaitu liberty (kemerdekaan), equality (persamaan), dan
fraternity (persaudaraan).

8.Prinsip – prinsip HAM

Menurut Didik B.Arif (2014: 133-134) Prinsip HAM adalah prinsip universal, prinsip tidak
dapat dilepaskan (inalienable), prinsip tidak dapat dipisahkan (indivisible), prinsip saling
tergantung(inter dwpent), prinsip keseimbangan, dan prinsip partikularisme.
9.HAM dalam UUD NRI 1945

Melalui pembukaan UUD 1945 dinyatakan dalam alinea ke empat bahwa negara Indonesia
sebagai suatu persekutun bersama bertujuan untuk melindungi warga negaranya terutama
dalam kaitannya dengan perlindungan hak hak asasinya. Berdasarkan pada tujuan negara
sebagai terkandung dalam pembukaan UUD 1945 tersebut indonesia menjamin dan
melindungi hak hak asasi manusia pada warganya terutama dalam kaitannya dengan
kesejahteraan hidupnya baik jasmaniah maupun rohaniah antara lain berkaitan degan hak hak
asasi di bidang politik, ekonomi, sosial, kebudayaan, pendidikan, dan agama.

BAB VI : DEMOKRASI

1.Pendahuluan

Sebuah penelitian United Nations Educational Scientific and Cultural Orgnization


(UNESCO) pada tahun 1949 menyatakan bahwa mungkuin untuk pertam kali dalam sejarah,
demokrasi dinyatakan sebagai nama yang paling baik dan wajr untk semua sistem organisasi
politik dan osial yang diperjuangkan oleh para pendukungnya yang berpengaruh.

2.Konsep Demokrasi

Secara etimologi, kata demokrasi berasal dari istilah demokratiayang berarti “Rule of the
Oeople” merupakan paduan dari dua kata, Demos berarti Rakyat (People) dan Kratos berarti
kekusaan (Power) atau pemerintah. Demokrasi merujuk kepada konsep kehidupan negara
atau masyarakat dimana warga negara dewasa turut berpartisipasi dalam pemerintahan
melalui wakilnya yang dipilih, pemerintahannya mendorong dan menjamin kemerdekaan
berbicara, beragama, berpendapat, berserkat, menegakkan rule of low, adanya pemerintahan
mayoritas yang menghormati hak hak kelompok minoritas dan masyarakat yang warga
negaranya saling memberi peluang yang sama.

3.Bentuk Demokrasi

Menurut Budi Juliardi menjelaskan secara teoritis demokrasi yang dianut oleh ngara negara
di dunia menjadi dua yaitu :
1. Demokrasi langsung (direct democraty), yaitu paham demokrasi yang
mengikutsertakan warga negaranya dalam permusyawaratan untuk menentukan
kebijakan umum dan UU.
2. Demokrasi tidak langsung (indirect democraty), yaitu paham demokrasi yang
dilaksanakan melalui sistem perwakilan yang biasanya dilakukan melalui pemilu.

4.Prinsip – prinsip Demokrasi

Menurut Ranney, ada 4 prinsip yang terkait dengan demokrasi yaitu : Kedaulatan rakyat,
Persamaan Politik, Konsultasi kepada Rakyat dan aturan mayoritas. Pada hakikatnya sebuah
negara dapat disebut sebagai negara yang demokratis apabila di dalam pemerintahan tersebut
rakyat memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam pembuatan keputusan, memiliki
persamaan di muka hukum dan memperoleh pendapatan yang layak karena terjadi distribusi
yang adil..

5.Demokrasi di Indonesia

Demokrasi Indonesia dikatakan demokrasi Pancasila, dimana prinsip – prinsip demokrasi


yang dijalankan berdasarkan pada nilai nilai Pancasila. Demokrasi pancasila dapat diartikan
secara luas maupun sempit :

a.Secara luas Demokrasi Pancasila berarti kedaulatan rakyat yang didasarkan pada nilai nilai
Pancasila baik sebagai pedoman penyelenggaran maupun sebagai cita cita.

b.Secara sempit Demokrasi Pancasila berarti kedaulatan rakyat yang dilaksanakan menurut
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawarata perwakilan.

6.Pendidikan Demokrasi

Pendidikan demokrasi dalam berbagai konteks, dalam hal ini untuk pendidikan formal(di
skolah maupun perguruan tinggi), nonformal(pendidikan di luar sekolah) dan
informal(pergaulan di rumah dan masyarakat) mempunyai visi sebagai wahana substantif,
pedagogis, dan sosial kultural untuk membangun cita cita, nilai, konsep, prinsip, sikap dan
keterampilan demokrasi dalam diri warga negaranya.

BAB VII : NEGARA HUKUM

A. Pendahuluan
Indonesia adalah negara hukum, artinya negara yang semua penyelenggaraan pemerintahan
dan kenegaraan serta kemasyarakatannya berdasarkan atas hukum bukan di dasarkan atas
kekuasaan belaka.

B. Pengertian Negara Hukum

. Menurut Aristoteles negara Hukum adalah Negara hukum adalah negara yang berdiri di atas
hukum yang menjamin keadilan bagi seluruh warga negara. Dari pendapat di atas dapat
dirumuskan pengertian negara hukum adalah negara dimana segala tindakan yang dilakukan
oleh pemerintah maupun warga masyarakat diatur oleh ketentuan hukum, setiap pelanggar
hukum akan dikenakan sanksi sebagaimana mestinya.

C. Prinsip Negara Hukum

Negara yang menganut sistem “Rule Of Law” harus memiliki prinsip yang jelas. Menurut
Diley terdapat terdapat tiga unsur yang fundamental dalam “Rule Of Law” yaitu :

1) Supremasi aturan – aturan

2) Kedudkan yang sama di depan hukum

3) Terjaminnya hak – hak asasi manusia oleh undang – undang dan keputusan –
keputusan pengadilan

Dalam dekade abad 20 konsep negara hukum mengarah pada pengembangan negara hukum
dalam arti material. Konsep negara hukum material yang dikembangkan di abad ini
sedikitnya memiliki sejumlah ciri – ciri yaitu sebagai berikut :

 Supremasi Hukum

 HAM terjamin oleh UU

 Pemilihan umum yang bebas

 Kesamaan kedudukan di depan hukum

 Peradilan administrasi dalam perselisihan

D. Makna Indonesia Negara Hukum


Negara Indonesia adalah negara hukum dinamis atau negara kesejahteraan yang membawa
implikasi bagi para penyelenggara negara untuk menjalankan tugas dan wewenangnya secara
luas dan komprehensif.Makna Indonesia sebagai negara hukum dinamis esensinya adalah
hukum nasional Indonesia harus tampil Akomodatif, adaptif dan progresif. Akomodatif
artinya mampu menyerap, menampung keinginan masyarakat yang dinamis.progresif artinya
selalu berorientasi kemajuan perspektif masa depan.

BAB VIII : WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA

A. Pendahuluan

Manusia dan bumi merupakan dua unsur yang tidak dapat dipisahkan. Setelah manusia
membentuk komponen bangsa, manusia itu kemudian menyatakan bahwa bumi yang
dipijaknya sebagai tempat tinggalnya. Sudah tentu perubatan wilayah akan terjadi. Untuk
dapat mempertahankan wilayah hidupnya dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara
maka bangsa harus memiliki kesatuan cara pandang yang dikenal dengan wawasan Nasional.

B. Pengertian dan Teori Geopolitik

a.) Pengertian Geopolitik,

Geopolitik berasal dari bahasa Yunani dari kata Ego dan Politik. “Ego” berarti Bumi dan
“politik” politein berarti kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri “tein” yang berarti urusan.
Berdasarkan pengertian di atas geopolitik dapat diartikan sebagai sistem politik atau
peraturan – peraturan dalam wujud kebijaksanaan dan strategi nasional yang didorong oleh
aspirasi nasional geografik suatu negara.

b) Teori – Teori Geopolitik

1. Teori geopolitik Frederich Ratzel

2. Teori geopolitik Rudolf Kjellen

3. Teori Geopolitik Karl Haushofer

4. Teori Geopolitik Halford Mackinder

5. Teori Geopolitik Alfred Thayer Mehan

6. Teori Geopolitik Guilio Douhet


7. Teori Geopoliik Nicholas J. Spijkman

D. Pengertian Wawasan Nusantara

Istilah wawasan berasal dari kata ‘wawas’ yang berarti pandangan, tinjauan, atau penglihatan.
Sedangkan kata ‘mawas’ berarti cara pandang. Sementara itu istilah Nusantara berasal dari
kata ‘Nusa’ yang berarti diapit diantara dua hal. Wawasan Nusantara merupakan cara
pandang, cara melihat, cara meninjau bangsa Indonesia terhadap diri dan lingkungannya.
Wawasan nusantara bagi bangsa Indonesia merupakan pegangan dalam menyikapi
permasalahan yang menyangkut berbagai aspek kehidupan nasionalnya.

E. Sifat atau Ciri Wawasan Nusantara

Dijelaskan oleh Lembaga Pertahanan Nasional Wawasan Nusantara memiliki dua sifat atau
ciri, yaitu :

1. Manunggal, artinya keserasian dan keseimbangan yang dinamis dalam segenap


aspek kehidupan, baik aspek almiah maupun aspek sosial.

2. Utuh menyuluruh artinya utuh menyeluruh bagi nusantara dan rakyat Indonesia
sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh bulat dan tidak dapat dipecah belah
oleh kekuatan apapun.

F. Faktor Kewilayahan yang mempengaruhi wawasan nusantara.

a) Asas Kepulauan

b) Kepulauan Indonesia

c) Konsepsi tentang wilayah Indonesia

d) Zona ekonomi eksklusif (ZEE)

e) Karakteristik wilayah Nusantara

f) Perkembangan wilayah Indonesia dan dasar hukumnya.

BAB IX : KETAHANAN NASIONAL

A. Pendahuluan
Ketahanan suatu bangsa sangat penting bagi kelangsungan kehidupn manusia yang
bersangkutan. Konsepsi ketahanan bangsa untuk karteks Indonesia dikenal dengan nama
ketahanan nasional.

B. Pengertian Ketahanan Nasional

Secara Etimologis, istilah ketahanan nasional berasal dari bahasa Jawa yaitu ‘tahan’ yang
berarti kuat, tangguh, dan ulet. Kata nasional berasal dari bahasa Inggris yaitu ‘nation’ yang
berarti bangsa yang telah bernegara.

Pada tahun 1973 konsepsi ketahanan nasional dimasukkan ke dalam (GBHN). Adapun
rumusan konsep ketahanan naional dalam GBHN tahun 1998 adalah sebagai berikut :

1. Ketahanan nasional adalah kondisi dinamis yang merupakan integrasi dari kondisi
tiap aspek kehidupan bangsa dan negara

2. Ketahanan nasional meliputi ketahanan ideologi, ketahanan ekonomi, ketahanan


politik, ketahanan sosial budaya.

C. Sifat – Sifat Ketahanan Nasional Indonesia

- Mandiri

- Dinamis

- Manunggal

- Wibawa

- Konsultasi dan Kerjasama

D. Unsur - Unsur Ketahanan Nasional

1) Ketahanan Individu, yaitu ketahanan yang dimiliki oleh seseorang warga negara
yang sehat jasmani dan rohani.

2) Ketahanan keluarga, yaitu ketahanan yang dimiliki oleh suami, istri dan anak dalam
keluarga yang dinamis.

E. Ketahanan Nasional Indonesia

1. Ketahanan Nasional dari aspek Tri Gantra


- Aspek Kedudukan Geografi

- Aspek Kekayaan Alam

- Aspek Keadaan dan Kemampuan Penduduk

2. Ketahanan Nasional dari aspek Panca Gantra

- Aspek Ideologi

- Aspek Politik

- Aspek Ekonomi

- Aspek sosial dan Budaya


BUKU 1I (PEMBANDING)
BAGAIMANA URGENSI DAN TANTANGAN KETAHANAN NASIONAL DAN
BELA NEGARA BAGI INDONESIA DALAM MEMBANGUN KOMITMEN
KOLEKTIF KEBANGSAAN?

Ketahanan nasional (national resilience) merupakan salah satu konsepsi kenegaraan


Indonesia. Ketahanan sebuah bangsa pada dasarnya dibutuhkan guna menjamin serta
memperkuat kemampuan bangsa yang bersangkutan baik dalam rangka mempertahankan
kesatuannya, menghadapi ancaman yang datang maupun mengupayakan sumber daya guna
memenuhi kebutuhan hidup. Dengan demikian, ketahanan bangsa merupakan kemampuan
suatu bangsa untuk mempertahankan persatuan dan kesatuannya, memperkuat daya dukung
kehidupannya, menghadapi segala bentuk ancaman yang dihadapinya sehingga mampu
melangsungkan kehidupannya dalam mencapai kesejahteraan bangsa tersebut. Konsepsi
ketahanan bangsa ini dalam konteks Indonesia dirumuskan dengan nama Ketahanan Nasional
disingkat Tannas. Upaya menyelenggarakan ketahanan nasional ini dapat diwujudkan dengan
belanegara.

A. Menelusuri Konsep dan Urgensi Ketahanan Nasional dan Bela Negara. Apa itu
Ketahanan Nasional? Apa itu Bela Negara?

Secara etimologi, ketahanan berasal dari kata “tahan” yang berarti tabah, kuat, dapat
menguasai diri, gigih, dan tidak mengenal menyerah. Ketahanan memiliki makna mampu,
tahan, dan kuat menghadapi segala bentuk tantangan dan ancaman yang ada guna menjamin
kelangsungan hidupnya. Sedangkan kata “nasional” berasal dari kata nation yang berarti
bangsa sebagai pengertian politik. Bangsa dalam pengertian politik adalah persekutuan hidup
dari orang–orang yang telah menegara. Ketahanan nasional secara etimologi dapat diartikan
sebagai mampu, kuat, dan tangguh dari sebuah bangsa dalam pengertian politik.

1. Wajah Ketahanan Nasional Indonesia

Terdapat tiga pengertian ketahanan nasional atau disebut sebagai wajah ketahanan nasional
yakni: 1. ketahanan nasional sebagai konsepsi atau doktrin

2. ketahanan nasional sebagai kondisi

3. ketahanan nasional sebagai strategi, cara atau pendekatan


Untuk dapat memahami ketahanan nasional sebagai suatu konsepsi, pengertian pertama, perlu
diingat bahwa ketahanan nasional adalah suatu konsepsi khas bangsa Indonesia yang
digunakan untuk dapat menanggulangi segala bentuk dan macam ancaman yang ada.
Konsepsi ini dibuat dengan menggunakan ajaran “Asta Gatra”. Oleh karena itu, konsepsi ini
dapat dinamakan “Ketahanan nasional Indonesia berlandaskan pada ajaran Asta Gatra”.
Bahwa kehidupan nasional ini dipengaruhi oleh dua aspek yakni aspek alamiah yang
berjumlah tiga unsur (Tri Gatra) dan aspek sosial yang berjumlah lima unsur (Panca Gatra).
Tri Gatra dan Panca Gatra digabung menjadi Asta Gatra, yang berarti delapan aspek atau
unsur.

Ketahanan nasional sebagai kondisi, pengertian kedua, sebagai ilustrasi, apabila kita
mengatakan bahwa ketahanan nasional Indonesia pada masa kini lebih tinggi tingkatannya
dibanding tahun lalu. Kondisi Indonesia tersebut diukur dengan menggunakan konsepsi
ketahanan nasional Indonesia yakni ajaran Asta Gatra. Ketahanan nasional nasional
dirumuskan sebagai kondisi yang dinamis, sebab kondisi itu memang senantiasa berubah
dalam arti dapat meningkat atau menurun. Jadi kondisi itu tidak bersifat statis.

Ketahanan nasional sebagai strategi, pengertian tiga, berkaitan dengan pertanyaan tentang apa
sebab dan bagaimana Indonesia bisa “survive” walaupun menghadapi banyak ancaman dan
bahaya. Jawaban sederhana adalah karena bangsa Indonesia menggunakan strategi
“ketahanan nasional”. Jadi, dalam pengertian ketiga ini, ketahanan nasional dipandang
sebagai cara atau pendekataan dengan menggunakan ajaran Asta Gatra, yang berarti
mengikutsertakan segala aspek alamiah dan sosial guna diperhitungkan dalam
menanggulangi ancaman yang ada.

Tentang tiga wajah ketahanan nasional ini selanjutnya berkembang dan terumuskan dalam
dokumen kenegaraan, misalnya pada naskah GarisGaris Besar Haluan Negara (GBHN).

Perihal adanya tiga wajah atau pengertian ketahanan nasional diperkuat kembali oleh Basrie
(2002) bahwa ketahanan nasional itu memiliki wajah sebagai berikut: 1) sebagai Kondisi, 2)
sebagai Doktrin, dan 3) sebagai Metode. Tannas sebagai kondisi adalah sesuai dengan
rumusan ketahanan nasional pada umumnya. Tannas sebagai doktrin berisi pengaturan
penyelenggaraan keamanan dan kesejahteraan dalam kehidupan nasional. Tannas sebagai
metode adalah pendekatan pemecahan masalah yang bersifat integral komprehensif
menggunakan ajaran Asta Gatra.
2. Dimensi dan Ketahanan Nasional Berlapis

Selain tiga wajah atau pengertian ketahanan nasional, ketahanan nasional Indonesia juga
memiliki banyak dimensi dan konsep ketahanan berlapis. Oleh karena aspek-aspek baik
alamiah dan sosial (asta gatra) mempengaruhi kondisi ketahanan nasional, maka dimensi
aspek atau bidang dari ketahanan Indonesia juga berkembang. Dalam skala nasional dan
sebagai konsepsi kenegaraan, ada istilah ketahanan nasional. Selanjutnya berdasar aspek-
aspeknya, ada ketahanan nasional bidang politik, sosial, ekonomi, budaya, pertahanan
keamanan. Dari situ kita mengenal istilah ketahanan politik, ketahanan budaya, ketahanan
sosial, ketahanan ekonomi dan ketahanan keamanan. Jika diperinci lagi pada bidang-bidang
kehidupan yang lebih kecil, kita mengenal istilah ketahanan energi, ketahanan pangan,
ketahanan industri, dan sebagainya.

Konsep ketahanan nasional berlapis, artinya ketahanan nasional sebagai kondisi yang kokoh
dan tangguh dari sebuah bangsa tentu tidak terwujud jika tidak dimulai dari ketahanan pada
lapisan-lapisan di bawahnya. Terwujudnya ketahanan pada tingkat nasional (ketahanan
nasional) bermula dari adanya ketahanan diri/individu, berlanjut pada ketahanan keluarga,
ketahanan wilayah, ketahanan regional lalu berpuncak pada ketahanan nasional (Basrie,
2002).

3. Bela Negara Sebagai Upaya Mewujudkan Ketahanan Nasional

Istilah bela negara, dapat kita temukan dalam rumusan Pasal 27 Ayat 3 UUD NRI 1945.
Pasal 27 Ayat 3 menyatakan “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara”. Dalam buku Pemasyarakatan UUD NRI 1945 oleh MPR (2012)
dijelaskan bahwa Pasal 27 Ayat 3 ini dimaksudkan untuk memperteguh konsep yang dianut
bangsa dan negara Indonesia di bidang pembelaan negara, yakni upaya bela negara bukan
hanya monopoli TNI tetapi merupakan hak sekaligus kewajiban setiap warga negara.

Berdasarkan Pasal 27 Ayat 3 UUD NRI 1945 tersebut dapat disimpulkan bahwa usaha
pembelaan negara merupakan hak dan kewajiban setiap negara Indonesia. Hal ini
berkonsekuensi bahwa setiap warganegara berhak dan wajib untuk turut serta dalam
menentukan kebijakan tentang pembelaan negara melalui lembaga-lembaga perwakilan
sesuai dengan UUD 1945 dan perundang-undangan yang berlaku termasuk pula aktifitas bela
negara. Selain itu, setiap warga negara dapat turut serta dalam setiap usaha pembelaan negara
sesuai dengan kemampuan dan profesi masingmasing. Dalam Undang-Undang No. 3 Tahun
2002 tentang Pertahanan Negara pasal 9 ayat 1 disebutkan bahwa “Setiap warga negara
berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara yang diwujudkan dalam
penyelenggaraan pertahanan negara”.

B. Menanya Alasan Mengapa Diperlukan Ketahanan Nasional dan Bela Negara

Dalam lingkup kecil, ketahanan nasional pada aspek-aspek tertentu juga turut
menentukan kelangsungan hidup sebuah bangsa. Masih ingatkah Anda, pada tahun 1997-
1998, ketahanan ekonomi Indonesia tidak kuat lagi dalam menghadapi ancaman krisis
moneter, yang berlanjut pada krisis politik. Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya,
ketahanan nasional memiliki banyak dimensi atau aspek, serta adanya ketahanan nasional
berlapis.

C. Menggali Sumber Historis, Sosiologis, Politik tentang Ketahanan Nasional dan Bela
Negara

Dengan mendasarkan pengertian ketahanan nasional sebagai kondisi dinamik bangsa


yang ulet dan tangguh dalam menghadapi berbagai ancaman, maka konsepsi ini tetaplah
relevan untuk dijadikan kajian ilmiah. Hal ini disebabkan bentuk ancaman di era modern
semakin luas dan kompleks. Bahkan ancaman yang sifatnya nonfisik dan nonmiliter lebih
banyak dan secara masif amat mempengaruhi kondisi ketahanan nasional. Misalnya, ancaman
datangnya kemarau yang panjang di suatu daerah akan mempengaruhi kondisi ketahanan
pangan di daerah yang bersangkutan. Ketahanan Nasional tetap relevan sebagai kekuatan
penangkalan dalam suasana sekarang maupun nanti, sebab ancaman setelah berakhirnya
perang dingin lebih banyak bergeser kearah nonfisik, antara lain; budaya dan kebangsaan
(Sudradjat, 1996: 1-2). Inti ketahanan Indonesia pada dasarnya berada pada tataran
“mentalitas” bangsa Indonesia sendiri dalam menghadapi dinamika masyarakat yang
menghendaki kompetisi di segala bidang. Hal ini tetap penting agar kita benar-benar
memiliki ketahanan yang benar-benar ulet dan tangguh. Ketahanan nasional dewasa ini
sangat dipengaruhi oleh kondisi ketidakadilan sebagai “musuh bersama”. (Armawi, 2012:90).
Konsep ketahanan juga tidak hanya ketahanan nasional tetapi sebagai konsepsi yang berlapis,
atau Ketahanan Berlapis yakni ketahanan individu, ketahanan keluarga, ketahanan daerah,
ketahanan regional dan ketahanan nasional (Basrie, 2002).

Ketahanan juga mencakup beragam aspek, dimensi atau bidang, misal istilah
ketahanan pangan dan ketahanan energi. Istilah-istilah demikian dapat kita temukan dalam
rumusan RPJMN 2010-2015. Dengan masih digunakan istilah-istilah tersebut, berarti konsep
ketahanan nasional masih diakui dan diterima, hanya saja ketahanan dewasa ini lebih
difokuskan atau ditekankan pada aspek-aspek ketahanan yang lebih rinci, misal ketahanan
pangan dan ketahanan keluarga.

D. Membangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan Ketahanan Nasional dan


Bela Negara

Pengalaman sejarah bangsa Indonesia telah membuktikan pada kita pada, konsep
ketahanan nasional kita terbukti mampu menangkal berbagai bentuk ancaman sehingga tidak
berujung pada kehancuran bangsa atau berakhirnya NKRI. Setidaknya ini terbukti pada saat
bangsa Indonesia menghadapai ancaman komunisme tahun 1965 dan yang lebih aktual
menghadapi krisis ekonomi dan politik pada tahun 1997-1998. Sampai saat ini kita masih
kuat bertahan dalam wujud NKRI. Bandingkan dengan pengalaman Yugoslavia ketika
menghadapi ancaman perpecahan tahun 1990-an. Namun demikian, seperti halnya kehidupan
individual yang terus berkembang, kehidupan berbangsa juga mengalami perubahan,
perkembangan, dan dinamika yang terus menerus. Ketahanan nasional Indonesia akan selalu
menghadapi aneka tantangan dan ancaman yang terus berubah. Ketahanan nasional sebagai
kondisi, salah satu wajah Tannas, akan selalu menunjukkan dinamika sejalan dengan keadaan
atau obyektif yang ada di masyarakat kita. Sebagai kondisi, gambaran Tannas bisa berubah-
ubah, kadang tinggi, kadang rendah.

E. Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Ketahanan Nasional dan Bela Negara

1. Esensi dan Urgensi Ketahanan Nasional

Sudah dikemukakan sebelumnya, terdapat tiga cara pandang dalam melihat


ketahanan nasional. Ketiganya menghasilkan tiga wajah ketahanan nasional yakni ketahanan
nasional sebagai konsepsi, ketahanan nasional sebagai kondisi, dan ketahanan nasional
sebagai konsepsi atau doktrin. Ketiganya bisa saling berkaitan karena diikat oleh pemikiran
bahwa kehidupan nasional ini dipengaruhi oleh delapan gatra sebagai unsurnya atau dikenal
dengan nama “Ketahanan nasional berlandaskan ajaran asta gatra”. Konsepsi ini selanjutnya
digunakan sebagai strategi, cara atau pendekatan di dalam mengupayakan ketahanan nasional
Indonesia. Kedelapan gatra ini juga digunakan sebagai tolok ukur di dalam menilai ketahanan
nasional Indonesia sebagai kondisi. Esensi dari ketahanan nasional pada hakikatnya adalah
kemampuan yang dimiliki bangsa dan negara dalam menghadapi segala bentuk ancaman
yang dewasa ini spektrumnya semakin luas dan kompleks.

2. Esensi dan Urgensi Bela Negara

Terdapat hubungan antara ketahanan nasional dengan pembelaan negara atau bela negara.
Bela negara merupakan perwujudan warga negara dalam upaya mempertahankan dan
meningkatkan ketahanan nasional bangsa Indonesia. Keikutsertaan warga negara dalam
upaya menghadapi atau menanggulagi ancaman, hakekat ketahanan nasional, dilakukan
dalam wujud upaya bela negara. Pada uraian sebelumnya telah dikatakan bahwa bela negara
mencakup pengertian bela negara secara fisik dan nonfisik. Bela negara secara fisik adalah
memanggul senjata dalam menghadapi musuh (secara militer). Bela negara secara fisik
pengertiannya lebih sempit daripada bela negara secara nonfisik.
BAB III

PEMBAHASAN

A. Latar belakang masalah yang akan dikaji

Membaca adalah kegiatan yang mendatangkan banyak manfaat dan beruntung bagi orang
yang gemar membaca, diantaranya membaca buku. Mereka yang suka membaca buku akan
memperoleh banyak informasi sehingga akan menambah pengetahuan dan wawasan yang
luas. Informasi tentang buku baru yang sering dimuat di surat kabar atau majalah yang berupa
artikel resensi. Orang yang menyukai aktivitas membaca, hasilnya, mereka tidak akan
berpikir sempit ketika menghadapi masalah-masalah yang sedang dialaminya. Serta
mempunya potensi dan kecenderungan yang bijak dalam menyikapi kejadian-kejadian sehari-
hari disekitarnya. Tapi, bagi orang yang ingin berbuat lebih dan mau berbagi ilmu kepada
orang lain, membaca saja tidak cukup. Membaca buku yang berkaitan dengan pendidikan
kewarganegaraan yang mencakup berbagai masalah dan sudut pandangan tentang Negara
memberikan pengetahuan yang berguna bagi pembaca yang dapat menempah diri individu
menjadi seseorang yang mempunyai rasa nasionalisme yang kuat dan menjadi warga Negara
yang pancasilais. Oleh karena itu penulis (kami kelompok 9) menyusun makalan berupa hasil
“Critikan Book Report” ini untuk memenuhi tugas matakuliah Pendidikan Kewarganegaraan
serta mengetahui isi pembahasan dari keseluruhan isi buku yang kami kritik serta
menerapkan teori yang ada pada pembahasan bab tersebut di lingkungan masyarakat dalam
berbangsa dan bernegara.

B. Permasalahan yang akan dikaji

Dalam buku sudah pasti memiliki kelebihan dan kekurangan didalamnya. Untuk itu
diperlukan resnsi sebagai perbandingan buku untuk melihat kelebihan dan kekurangan
tersebut serta memperbaikinya. Buku yang dibandingkan adalah buku Apick Gandamana,
S.Pd., M.Pd tahun 2019 dengan buku Tim direktorat jenderal pembelajran dan
kemahasiswaan tahun 2016.Kita bisa melihat bahwa kedua buku tersebut diterbitkan pada
tahun yang berbeda.Apakah dengan perbedaan judul dan tahun terbit tersebut menjadi
pengaruh perbandingan signifikan dalam kualitas penulisan maupun kualitas isi. Penulisan
perbandingan tidak sebatas pada isi buku saja, tetapi sisteamatika penulisan, gaya bahasa,
bahkan ilustrasi hal-hal intrinsic buku.
C. Kajian teori yang digunakan / konsep yang digunakan
Kajian teori atau konsep yang digunakan dalam menganalisis buku pendidkan
kewarganegaran adalah Studi Literatur yaitu cara yang dipakai untuk menghimpun
data-data atau sumber-sumber yang berhubungan dengan topic yang diangkat dalam
suatu penelitian. Study literature bisa didapatkan dari berbagai sumber, jurnal, buku
dokumemtasi, internet dan pustaka.
D. Metode yang digunakan
Metode yang digunakan dalam menganalisis buku pendidkan kewarganegaran adalah
metode kualitatif yaitu penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif dan cenderung
menggunakan analisis. Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar focus
penelitian sesuai dengan fakta lapangan.
E. Analisis critical book report

A.KELEBIHAN BUKU

1. Kedua buku ini bisa menjadi buku pedoman yang baik bagi para mahasiswa terutama
mahasiswa untuk menambah pengetahuan yang lebih baik lagi.

2. Pada buku ini terdapat analisis kasus di setiap materi sehingga pembaca akan lebih
memahami karena diberikan contoh konkrit.
3. Sebelum memasuki isi dari suatu bab penulis dari kedua buku memberikan keterangan
orientasi dengan bahasa yang baik sehingga dapat memotivasi para pembaca untuk kelanjutan
bacaannya.
4. Buku ini sangat bagus karena materi-materi yang dibahas dibuat dengan lengkap dan
disertai juga dengan nama ahli tokoh setiap pengutipan sebuah kalimat, dimana ini sangat
membuat buku menjadi kaya dikarenakan terdapat konsep-konsep di setiap materinya yang
dibahas.
5. Di setiap akhir pembahasan bab terdapat beberapa soal latihan untuk pembaca untuk lebih
mendalami materi yang disajikan.
6. Dalam buku pembanding (2) juga disediakan glossarium yang berfungsi menyajikan kata-
kata berserta artinya yang terkait dengan buku tersebut untuk memudahkan kita untuk
memahami sesuatu kata.
B.KELEMAHAN

1. Bahasanya terlalu baku sehingga sulit untuk dipahami, ada beberapa kata yang dalam
penyusunannya tidak mengikut pada aturan penulisan, sehingga menjadikan pembaca
harus mengulang kembali membaca untuk bisa memahaminya.
2. Ada kata yang dalam dalam pengetikannya salah, saya menyadari bahwa hal itu
mungkin kekhilafan penulis dan editor, namun kata tersebut bukan hanya terdapat di
suatu pembahasan saja, namun setiap pembahasan yang menggunakan kata tersebut,
alangkah baiknya jika disempurnakan.
3. Bahasa dan kalimat yang digunakan dalam buku ini lumayan susah untuk dimengerti
dan dicerna, kata-katanya tidak begitu mudah untuk dipahami sehingga pembaca
harus lebih serius dan berkonsentrasi saat membacanya
4. Pada buku ini sangat disayangkan tidak banyak disertai gambar yang menarik untuk
diikuti atau dilihat sebagai contoh dari pancasila itu sendiri.
5. Buku Utama (1) tidak disediakan glossarium yang berfungsi menyajikan kata-kata
berserta artinya yang terkait dengan buku tersebut yang mrmbuat pembaca sulit untuk
memahami sesuatu kata.
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pendidikan kewarganegaraan merupakan ilmu pengetahuan yang membahas seputar


berbangsa dan bernegara. Di dalamnya terdapat tentang Pancasila, UU, Kepres, dan HAM,
Demoraksi dan lain sebagainya.
Pendidikan pancasila bertujuan untuk menghasilkan peserta didik yang berperilaku, 1.
Memiliki kemampuan untuk mengambil sikap yang bertanggung jawab sesuai dengan hati
nuraninya. 2. Memiliki kemampuan untuk mengenali masalah hidup dan kesejahteraan serta
caea-cara pemecahannya. 3. Mengenali perubahan-perubahan dan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni. 4. Memiliki kemampuan untuk memaknai peristiwa sejarah
dan nilai-nilai budaya bangsa untuk menggalang persatuan indonesia (kaelan,2010:15).

B. SARAN

Diharapkan keapada mahasiswa untuk memperdalam ilmu pendidikan kewrganegaraan


agar mempunyai rasa nasionalisme yang kuat serta tanggung jawab terhadap bangsa
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai