Anda di halaman 1dari 5

Masalah Moral Remaja

REMAJA DAN MASALAHNYA

Remaja (Latin: Adolenscence) berarti tumbuh menjadi dewasa, mencakup kematangan


mental, emosional, sosial, dan fisik (Hurlock, 1992). Masa remaja merupakan masa peralihan
atau perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan
biologis,kognitif, dan social-emosional. Masa remaja berlangsung antara umur 12-21 tahun bagi
wanita, dan 13-22 tahun bagi pria (Sundari, 2004). Ciri-ciri remaja adalah sebagai berikut:

1. Pertumbuhan fisik
Remaja mengalami pertumbuhan fisik yang lebih cepat dibandingkan masa anak-anak
dan masa dewasa.
2. Perkembangan seksual
Remaja mengalami perkembangan alat reproduksi, hormon, dan fertilitas
3. Perubahan cara berfikir
Remaja mulai memiliki cara berpikir kausatif yaitu menyangkut hubungan sebab akibat
4. Emosi yang meluap-luap
Keadaan emosi remaja masih labil, suatu saat bias sedih sekali dan dilain waktu marah
sekali.
5. Mulai tertarik lawan jenis
Dalam kehidupan sosial, remaja mulai melakukan pendekatan terhadap lawan jenis dan
berpacaran (proses mengenal lawan jenis lebih dekat)
6. Mencari perhatian dari lingkungan
Remaja ingin diperhatikan oleh keluarga, sahabat, dan lingkungan sekitar.
7. Terikat dengan kelompok
Remaja tertarik untuk membuat kelompok teman sebaya dan kelompok yang sehobi

Masa remaja merupakan masa yang sulit dan sering disebut masa stress and storm.
Remaja dihadapkan pada perubahan-perubahan yang membuatnya bingung. Tidak hanya
perubahan fisik yang berkembang pesat, namun juga perubahan lingkungan yang memaksa
remaja untuk menjadi dewasa. Lingkungan mengharapkan remaja bias bertanggung jawab
seperti halnya orang dewasa. Perubahan-perubahan ini membuat remaja mengalami kebingungan
terhadap jati dirinya. Sehingga sebagian besar remaja mengalami masalah baik itu dengan orang
tua, teman, pacar, maupun kehidupan di sekolah.

Remaja memiliki rasa ingin tahu yang besar, dan mudah sekali terpengaruh arus
perkambangan zaman. Kadang mereka tidak dapat mengendalikan rasa ingin tahunya sehingga
berani mencoba-coba sesuatu yang belum saatnya mereka alami. Ditambah pergaulan yang tidak
baik juga dapat menimbulkan masalah yang serius. Tidak heran kita temukan kenakalan-
kenakalan yang dilakukan oleh remaja. Remaja dituntut untuk mandiri dan memiliki tanggung
jawab atas dirinya sendiri, namun tentu saja mereka masih membutuhkan pendampingan dari
orang tua, guru, dan orang-orang dewasa untuk menghadapi masalah kehidupan remaja. Mereka
perlu diberikan bekal pengetahuan yang cukup sehingga dapat mencari solusi untuk masalah-
masalah mereka.

KRISIS MORAL REMAJA

Permasalahan krisis moral di kalangan remaja saat ini telah menjadi masalah yang cukup
serius. Banyak remaja yang mengesampingkan nilai-nilai etika dan terbawa arus budaya barat
yang kurang sesuai dengan adat istiadat masyarakat. Generasi muda mengalami gejolak,
benturan norma dan persoalan nilai yang kurang ditanamkan orang tua dan munculnya usaha
generasi muda untuk megadakan perubahan nilai dalam masyarakat yang umumnya bertentangan
dengan generasi tua. Penyimpangan moral remaja biasanya diwujudkan dalam bentuk kenakalan.
Santrock (2003) menjelaskan kenakalan remaja berdasarkan tingkah laku, yaitu;

1. Tindakan yang tidak dapat diterima oleh lingkungan sosial karena bertentangan
dengan nilai-nilai norma- norma dalam masyarakat.
Contoh: berkata kasar pada guru, orang tua.
2. Tindakan pelanggaran ringan
Contoh: membolos sekolah, kabur pada jam mata pelajaran tertentu dll.
3. Tindakan pelanggaran berat yang merujuk pada semua tindakan kriminal yang
dilakukan oleh remaja.
Contoh: mencuri, seks pranikah, menggunakan obat-obatan terlarang.

SOLUSI MASALAH MORAL REMAJA

Lima aturan moralitas (Pancasila Buddhis) merupakan landasan moral bagi umat Buddha.
Pengenalan dan pengamalan pancasila harus ditanamkan pada remaja untuk mewujudkan
manusia susila sehingga tidak terjadi penyimpangan moral. Dasar pelaksanaan sila adalah rasa
malu berbuat jahat (Hiri) dan takut akan akibat perbuatan jahat (Ottapa). Lima aturan moralitas
Buddhis adalah sebagai berikut:

1. Aku bertekad melatih diri menghindari pembunuhan


Semua makhluk hidup ingin mempertahankan kehidupannya dan berharap untuk
hidup selama mungkin. Tidak ada yang berhak mengambil kehidupan makhluk lain,
termasuk melukai dan menyakiti secara fisik dengan alasan apapun. Dasar dari
pelaksanaan sila ini adalah cinta kasih dan kasih sayang kepada semua makhluk.
Akibat dari pelanggaran sila ini adalah dapat memperpendek usia, sakit-sakitan serta
terlahir di alam sengsara.
Apabila seorang remaja telah memahami dan mampu menjalankan sila ini dengan
baik, maka ia tidak akan melakukan pelanggaran, seperti: tawuran, berkelahi, melukai
orang lain, melakukan tindakan penganiayaan, dan pembunuhan.
2. Aku bertekad melatih diri menghindari mengambil barang yang tidak diberikan
Semua orang memiliki harta bendanya masing-masing dan ingin mempertahankannya
selama mungkin. Dasar pelaksanaan sila ini adalah rasa saling menghargai
kepemilikan orang lain. Akibat dari pelanggaran sila ini adalah terlahir miskin dan
serba kekurangan.
Apabila seorang remaja telah memahami dan mampu menjalankan sila ini dengan
baik, maka ia tidak akan melakukan pelanggaran, seperti: mencuri, menjambret,
membegal, dan plagiat.
3. Aku bertekad melatih diri menghindari perbuatan asusila
Perbuatan asusila diartikan sebagai hubungan seks yang tidak sah. Tujuan dari sila ini
adalah untuk meredam nafsu seksual yang meluap-luap yang dapat mengakibatkan
tindakan penyimpangan. Dalam hal kesehatan juga bermanfaat untuk mencegah
HIV/Aids. Akibat dari pelanggaran sila ini adalah tidak dapat membina hubungan
yang lama dengan pasangan dan terlahir di alam binatang.
Apabila seorang remaja telah memahami dan mampu menjalankan sila ini dengan
baik, maka ia tidak akan melakukan pelanggaran, seperti: selingkuh, perkosaan dan
seks pranikah.
4. Aku bertekad melatih diri menghindari ucapan bohong
Sila ini bertujuan agar tidak menyebabkan orang lain tersesat dan tertipu, termasuk
menghindari pencemaran nama baik dan reputasi. Sudah seharusnya kita berucap
benar, jujur, bermanfaat, dan dilandasi cinta kasih. Ucapan dapat lebih tajam daripada
pisau. Menjaga ucapan dapat memelihara keharmonisan. Akibat dari pelanggaran sila
ini adalah tidak dipercaya orang lain dan tidak punya teman.
Apabila seorang remaja telah memahami dan mampu menjalankan sila ini dengan
baik, maka ia tidak akan melakukan pelanggaran, seperti: ucapan kasar, menyontek,
ingkar janji, memfitnah, PHP.
5. Aku bertekad melatih diri menghindari makanan dan minuman yang melemahkan
kesadaran
Kesadaran yang melemah dapat mengacaukan pikiran. Dalam kondisi mabuk,
seseorang dapat tanpa sadar melakukan pembunuhan, pencurian, tindakan asusila, dan
ucapan kasar. Akibat dari pelanggaran sila ini adalah mengalami kerugian bagi diri
sendiri, dikarenakan lemahnya kewaspadaan harta bendanya tidak terjaga, keluarga
tidak terjaga, kesehatan memburuk dan dicap negatif oleh lingkungan.
Apabila seorang remaja telah memahami dan mampu menjalankan sila ini dengan
baik, maka ia tidak akan melakukan pelanggaran, seperti: mengkonsumsi alkohol,
ganja, dan narkoba.

Selain kelima pancasila buddhis yang telah disebutkan di atas, lingkungan pergaulan juga
berpartisipasi penuh dalam membangun moral baik bagi remaja. Remaja memang bebas bergaul
dengan siapa saja, membuat kelompok kegemaran, melakukan aktivitas bersama sebagai
penyaluran hobi, namun tetap ada batasan-batasannya.

Dalam bergaul harus pandai memilih sahabat. Dalam Sigalovada-sutta dijelaskan


mengenai sahabat baik (Kalyanamitta) dan sahabat palsu (Akalyanamitta). Terdapat empat
macam sahabat baik, yaitu:

1. Sahabat yang suka menolong ( upakaro mitto )


 Ia yang menjaga dirimu sewaktu lengah;
 Ia yang menjaga harta bendamu sewaktu engkau lengah;
 Ia yang menjaga dirimu sewaktu dalam ketakutan;
 Ia memberi bantuan dua kali daripada yang engkau perlukan
2. Sahabat pada waktu senang dan susah ( samanasukha dukkhomitto )
 Ia menceritakan rahasia-rahasia dirinya kepadamu;
 Ia menjaga rahasia-rahasia dirimu;
 Ia tidak meninggalkan dirimu sewaktu engkau berada dalam kesulitan;
 Ia bahkan bersedia mengorbankan hidupnya demi kepentinganmu.
3. Sahabat yang memberi nasehat baik ( atthakhayamitto)
 Ia mencegah dirimu berbuat jahat;
 Ia menganjurkan dirimu untuk berbuat benar;
 Ia memberitahukan apa yang belum pernah engkau dengar;
 Ia menunjukan jalan ke surga.
4. Sahabat yang bersimpati ( anukampakamitto ).
 Ia tidak merasa gembira terhadap kesengsaraanmu;
 Ia merasa senang atas kesejahteraanmu;
 Ia mencegah orang lain berbicara jelek tentang dirimu;
 Ia membenarkan orang lain memujimu.

Selain memahami ciri sahabat baik di atas, terdapat juga empat orang yang harus
dipandang sebagai musuh dan dihindari, yang berpura-pura sebagai sahabat (Akalyanamitta)
yaitu:

1. Orang yang tamak ( Annadathuro )


 Ia yang tamak;
 Ia memberi sedikit dan meminta banyak;
 Ia melakukan kewajibannya karena takut;
 Ia hanya ingat akan kepentingannya sendiri.
2. Orang yang banyak bicara tetapi tidak berbuat sesuatu ( Vaci paramo )
 Ia menyatakan bersahabat berkenaan dengan hal-hal yang lampau;
 Ia yang menyatakan persahabatan berkenaan dengan hal-hal yang mendatang;
 Ia berusaha untuk mendapatkan simpati dengan kata-kata kosong;
 Bila ada kesempatan untuk membantu, ia menyatakan tidak sanggup.
3. Penjilat ( Annuppiyabhani )
 Ia menyetujui hal-hal yang salah;
 Ia tidak menganjurkan hal-hal yang benar;
 Ia akan memuji dihadapanmu;
 Ia berbicara jelek tentang dirimu dihadapan orang-orang lain.
4. Pemboros ( Apayasahayo ).
 Ia menjadi kawanmu apabila enkau gemar minum minuman keras;
 Ia menjadi kawanmu apabila engkau gemar berkeliaran di jalan-jalan pada
waktu yang tidak pantas;
 Ia menjadi kawanmu apabila engkau mengejar tempat-tempat hiburan;
 Ia menjadi kawanmu apabila engkau gemar berjudi.

Referensi

http://inspiring-vaddhana.blogspot.co.id/2016/04/pengetahuan-dhamma-solusi-untuk-
masalah.html

Anda mungkin juga menyukai