Jawaban :
KASUS 1
Sebuah Bank Swasta Nasional bernama “BANK BMI” 76 Tbk. yang beroperasi di Kantor
Cabang Yogyakarta disinyalir dalam 1 tahun terakhir ini karyawannya memiliki hubungan kerja
yang tidak harmonis. Hubungan kerja yang tidak harmonis dipicu oleh persaingan antar
karyawan dalam proses promosi jabatan di Bank tersebut. Situasi kerja menjadi semakin parah
karena konflik antar pribadi meluas ke semua lini. Perilaku pimpinannya yang cenderung
bersikap diskriminatif kepada karyawan memperparah situasi kerja yang tidak bersahabat.
Pimpinan membuat kebijakan tentang bonus, uang lembur, dan jenjang karir dengan perlakuan
standar yang berbeda sehingga kecemburuan antar karyawan tidak bisa dihindari.
Dampak dari situasi kerja yang diakibatkan oleh konflik individu menjadi konflik
organisasi di “BANK BMI” 76 Tbk. sangat merugikan bagi nasabah, hal ini karena karyawan
dalam melayani menjadi tidak ramah, kurang sabar, tidak teliti, dan bersikap apatis terhadap
keluhan nasabah. Hal ini tentu saja tidak boleh dibiarkan berlarut-larut karena akan
memberikan citra buruk (stigma) “BANK BMI” 76 Tbk. di mata nasabah.
Dalam kehidupan tidak dapat dipungkiri dengan adanya konflik. Konflik akan timbul
dimana saja dan kapan pun. Konflik juga akan dialami oleh siapa saja. Pengertian konflik
menurut Poerwadarminta (1976 dalam Sunarta, 2010: 59) berarti pertentangan atau percekcokan.
Sedangkan menurut Robbin (1996 dalam Sunarta, 2010:59) bahwa konflik organisasi ditentukan
Oleh persepsi individu atau suatu kelompok. Jika mereka tidak menyadari adanya konflik di
dalam organisasi, maka secara umum konflik tersebut dianggap tidak ada. Sebaliknya jika
mereka mempersepsikan bahwa di dalam organisasi telah ada konflik maka hal tersebut telah
menjadi kenyataan.
Dapat di simpulkan bahwa konflik berarti suatu hal yang menimbulkan percekcokan yang
dapat dialami siapa pun dan kapan pun. Dalam kasus 1 konflik tersebut disebabkan oleh
persaingan antar karyawan dalam proses promosi jabatan di Bank tersebut. Mereka saling
bersaing yang menimbulkan lingkungan kerja tidak harmonis dan tidak bersahabat. Tindakan
yang dilakukan oleh para pegawai dalam bersaing adalah tindakan yang sangat merugikan karena
hal tersebut membuat citra organisasi Bank BMI menjadi buruk. Mengapa bisa buruk? Karena
dalam melayani nasabah, karyawan bersikap tidak pantas seperti tidak ramah, kurang sabar, tidak
teliti, dan bersikap apatis (acuh tak acuh) terhadap keluhan nasabah.
Konflik dalam organisasi terjadi karena adanya ketidaksesuaian tujuan seseorang dalam
jabatan yang didudukinya. Setiap individu memiliki sifat interaksi yang berbeda. Ada yang
terbuka, buta, tertutup, tersembunyi, dan tidak dikenal. Dalam kasus 1 setiap pegawai pasti
memiliki interaksi. Terbuka, individu mengenali pribadinya sendiri begitupula orang lain.
Tersembunyi atau tertutup, interaksi individu yang hanya mengenal pribadinya sendiri tidak
orang lain. Buta, interaksi yang mengenali pribadi orang lain namun tidak mengenali pribadinya
sendiri. Sedangkan, Tidak kenal adalah interaksi yang tidak mengenali pribadi orang lain maupun
dirinya sendiri.
Konflik memiliki beberapa jenis, antara lain:
1. Konflik hierarki, dimana konflik antara pimpinan dengan bawahan
2. Konflik fungsional, diman konflik ini terjadi antara sub bagian. Missal: bagian produksi
dengan pemasaran
3. Konflik antar peran, konflik ini berupa peran ganda dalam jabatan tertentu di dalam suatu
organisasi. Missal menjabat 2 jabatan berbeda perusahaan maupun organisasi
4. Konflik peran, konflik ini terjadi pada seorang yang menjabat dan membuat keputusan yang
seharusnya diterima oleh semua pihak namun ada salah satu pihak yang tidak dapat menerima
keputusan atau pihak tersebut merasa dirugikan.
5. Konflik individu, dimana dalm organisasi seorang bawahan mendapat perintah yang berbeda
dari pimpinan.
6. Konflik antar individu, dimana adanya perbedaan dari bebrapa segi diantaranya: latar
belakang, pendidikan, ekonomi,
7. Konflik antar kelompok, adanya perbedaan pemahaman atau persepsi Menurut saya, kasus 1
dapat dimasukkan dalam jenis konflik organisasi organisasi no 5 dan 6 yaitu konflik individu dan
antar individu. Dapat dilihat dari Pimpinan yang membuat kebijakan tentang bonus, uang lembur,
dan jenjang karir dengan perlakuan standar yang berbeda sehingga kecemburuan antar karyawan
maupun pegawai tidak bisa dihindari. Penyebab konflik pada kasus 1 Bank BMI 76, yaitu
persaingan dalam menduduki jabatan dan fasilitas kerja. Konflik muncul dimana persaingan antar
individu yang mempunyai keinginan untuk memperebutkan jabatan tertentu dan terbatas. Selain
itu, penyebab lain adalah dimana individu merasa tertindas dan disepelekan/diremehkan
kedudukannya. Konflik yang timbul dalam suatu organisasi maupun perusahaan akan membawa
akibat positif maupun negatif.
Akibat negatif yang ditimbulkan seperti kurangnya kerja sama antar pegawai, aktivitas di
lingkungan kerja kurang kondusif, dan kondisi psikologis terganggu. Dalam hal ini, manajer
SDM lah yang harus mengatur dan mengelola manajemen didalam perusahaan tersebut agar
struktur didalam perusahaan tersebut dapat berjalan dengan baik dan sesuai. Manajer SDM
adalah orang yang mengatur hubungan SDM yang ada dalam perusahaan maupun organisasi
secara efektif dan efisien. Tugas utama manajer SDM mendirikan perusahaan maupun organisasi
yang berkualitas dan bermutu. Dari analisis di atas, saya sebagai manajer SDM (sumber daya
manusia) ditugaskan atau diperintah untuk menyelesaikan konflik yang terjadi di Bank BMI 76.
Dari penyebab yang memicu timbulnya konflik dapat diatasi dengan cara melakukan koordinasi
dengan pimpinan tentang pembagian gaji, upah, dan tugas secara adil serta membuat standarisasi
dan syarat yang jelas dalam menduduki sebuah jabatan. Dengan itu, kinerja pegawai yang ada
dalam perusahaan akan stabil dan konflik yang ada jarang terjadi karena keseimbangan hak dan
kewajiban telah terpenuhi.
Dalam hal ini terdapat beberapa jenis konflik bisnis keluarga, diantaranya:
a. Konflik Antara Kepentingan Bisnis dan Kepentingan Keluarga
Hal ini terjadi didasari oleh adanya perbedaan antara nilai-nilai keluarga dan nilai-nilai bisnis.
Nilai dalam keluarga memiliki karakter inward looking (melihat ke dalam), keputusan dilakukan
berdasarkan emosi, dan penerimaan tanpa syarat dari anggota keluarganya. Sementara nilai
bisnis bersifat outward looking (melihat ke luar). Ikatan kerja bersifat komitmen dan kinerja.
Sistem dan model bisnis harus mengikuti perkembangan jaman dan perusahan keinginan pasar
sehingga sifatnya adaptif dan reaktif.
Berdasarkan dari permasalahan konflik tersebut memiliki dampak positif dan negatif
yaitu dapat meningkatkan pencapaian karena adanya gairah atau semangat (motivasi
meningkat), pemecahan masalah dan kepekaan mengindentifikasi masalah meningkat, ikatan
kelompok lebih erat, kreativitas meningkat, untuk memodifikasi sistem, membantu mencapai
tujuan organisasi, dan penyesuaian diri pada kenyataan. Dampak negatifnya adalah
produktivitas menurun, kepercayaan berkurang bahkan hilang, terbentuk kelompok-kelompok
kubu, menimbulkan biaya dalam organisasi, kelelahan mental dan fisik, terbaginya perhatian,
timbul masalah moral, dan hilangnya sinergi dalam perusahaan.