Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH EKONOMI ISLAM

“PERANAN PEMERINTAH DALAM PEREKONOMIAN”


DOSEN MATKUL
PAK. FAJAR CAHYO UTOMO

Disusun oleh :
RendySalim
2134021153

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KRISNADWIPAYANA

JAKARTA

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
menganugerahkan banyak nikmat sehingga kami dapat menyusun laporan, ini
dengan baik. Laporan ini berisi tentang uraian hasil riset mengenai
“Peranan Pemerintah Dalam Perkonomian”.

Laporan ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu pengetahuan tentang
“Peranan Pemerintah Dalam Perekonomian”. Pada kesempatan kali ini penulis
ingin mengungkapkan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen
mata kuliah pak. Fajar cahyo utomo.

Dalam penyusunan laporan ini, kami menyadari bahwa hasil laporan tugas
ini masih jauh dari kata sempurna. Sehingga saya selaku penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian. Akhir
kata Semoga laporan tugas ini dapat memberikan manfaat untuk saya khususnya,
dan masyarakat Indonesia umumnya.

Penyusun

Rendy Salim

Jakarta, 3 Oktober 2021

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………….. i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………… ii

BAB I. PENDAHULUAN………………………………………………………....1
1.1. Latar Belakang…………………………………………………………………
1
1.2. Rumusan Masalah……………………………………………………………..
2
1.3. Tujuan………………………………………………………………………….
2

BAB II. PEMBAHASAN………………………………………………………….3


2.1. Fungsi Pemerintah Dalam Perekonomian Islami…………………………...….3
2.2. Prinsip-Prinsip Islam Untuk Kebijakan Ekonomi Publik................................... 6
2.3. Peran Pemerintah Dalam Perekonomian……………………………………….7
2.4. Peran Pemerintah Untuk Menciptakan Efesiensi Pasar Dan Menghadapi
Eksternalitas………………………………………………………………..……….12
2.5. Ruang Lingkup Peran Pemerintah…………………………………………….. 15
2.6. Peran Pemerintah Yang Berkaitan Dengan Implementasi Moralitas Islam…....16
2.7. Pemerintah Yang Berkaitan Dengan Mekanisme Pasar…………………….… 17
2.8. Instrument Kebijakan Pemerintah…………..………………………………… 18

BAB III. PENETUPAN…………………………………………………………... 20


3.1. Kesimpulan………………………...………………………………………..…
20
3.2. Saran…………………………...………………………………………………
21

ii
3.3. Ibrah………………………...
…………………………………………..............21

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………...............22

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam mengatur negara, pemerintah memiliki peran dan fungsinya sendiri
dengan adanya sistem-sistem perekonomian yang sangat beragam. Sistem ekonomi
sendiri dapat diartikan sebagai susunan organisasi ekonomi yang baik dan teratur.
Maka peran penting pemerintahan dalam memperhatikan ekonomi negara dalam
berbagai hal seperti cara mengatur anggaran penerimaan negara, kemudian kebijakan
dalam mengatasi eksternalitas negatif, dan berbagai hal yang lain sangat diperlukan.
Sistem ekonomi pun sangat beragam. Tidak juga di negara yang menganut sistem
kapitalis yang mengkehendaki peran swasta lebih dominan dalam mengelola
perekonomiannya. Karena itu, tidak ada satupun negara kapitalis di dunia ini yang
menganut sistem kapitalis murni. Menurut Adam Smith, ahli ekonomi kapitalis,
mengemukakan bahwa dalam perekonomian segala sesuatunya akan berjalan sendiri-
sendiri menyesuaikan diri menuju kepada keseimbangan menurut mekanisme pasar.
Tarik-menarik kekuatan dalam sistem perekonomian itu seperti dikendalikan oleh “the
invisible hand”, sehingga dengan demikian tidak memerlukan begitu banyak campur
tangan pemerintah.
Namun dalam suatu perekonomian suatu Negara, pemerintah mempunyai
peranan untuk mengatur, memperbaiki atau mengaahkan aktivitas ekonomi dari
pemerintah maupun sektor swasta. Oleh karena itu perkembangan dan kemajuan
pembangunan suatu Negara tergantung kepada peranan pemerintah dalam mengatur
negaranya termasuk di dalamnya adalah perekonomian. Kebutuhan barang publik
seperti barang, jasa, atau system merupakan sesuatu yang harus disiapkan oleh
pemerintah dalam rangka memberikan pelayanan kepada warga negaranya.
Terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan tersebut dapat berpengaruh pada tingkat
perekonomian suatu Negara.

1
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa fungsi pemerintah dalam perekonomian Islami?
2. Bagaimana prinsip-prinsip islam untuk kebijakan ekonomi publik?
3. Bagaimana peran pemerintah dalam perekonomian?
4. Bagaimana peran pemerintah untuk menciptakan efesiensi pasar dan menghadapi
eksternalitas?
5. Apa saja ruang lingkup peran pemerintah?
6. Apa saja peran pemerintah yang berkaitan dengan implementasi moralitas islam?
7. Apa saja peran pemerintah yang berkaitan dengan mekanisme pasar?
8. Bagaimana instrument kebijakan pemerintah?

1.3. Tujuan
1. Mengetahui dan menjelaskan fungsi pemerintah dalam perekonomian Islami.
2. Mengetahui dan menjelaskan prinsip-prinsip islam untuk kebijakan ekonomi
publik.
3. Mengetahui dan menjelaskan peran pemerintah dalam perekonomian.
4. Mengetahui dan menjelaskan peran pemerintah untuk menciptakan efesiensi pasar
dan menghadapi eksternalitas
5. Mengetahui dan menjelaskan ruang lingkup peran pemerintah.
6. Mengetahui dan menjelaskan peran pemerintah yang berkaitan dengan
implementasi moralitas islam.
7. Mengetahui dan menjelaskan peran pemerintah yang berkaitan dengan mekanisme
pasar.
8. Mengetahui dan menjelaskan instrument kebijakan pemerintah.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Fungsi Pemerintah Dalam Perekonomian Islami.


Kewajiban merealisasikan falah pada dasarnya merupakan tugas
keseluruhan economic agents, termasuk pemerintah dan masyarakat. Terdapat
banyak aktivitas ekonomi yang tidak dapat diselenggarakan dengan baik oleh
pasar, sehingga mengharuskan adanya peran aktif dari pemerintah maupun
masyarakat. Di samping pemerintah, masyarakatharus berperan langsung.
Terdapat fenomena market failure, government failure, dan citizen failure
yaitu kegagalan sector-sektor ini dalam mencapai solusi maksimum bagi
permasalahan ekonomi. Oleh karena itu dalam merealisasikan falah, pasar,
pemerintahn dan masyrakat harus bergerak dan bekerja sama dalam
menyelenggarakan aktivitas ekonomi untuk kesejahteraan umat.
Pada dasarnya peranan pemerintah dalam perekonomian yang islami,
memiliki dasar rasionalitas yang kokoh. Dalam pandangan islam, peran
pemerintah didasari oleh beberapa argumentasi, yaitu:
A. Derivasi Dari Konsep Kekhalifahan
Pemerintah adalah pemegang amanah Allah untuk menjalankan tugas-
tugas kolektif dalam mewujudkan kesejahteraan dan keadilan ( al adl wal
ihsan) serta tata kehidupan yang baik (hayyah thayyibah) bagi seluruh
umat. Jadi, pemerintah adalah agen dari tuhan atau khalifahtullah, untuk
merealisasikan falah. Sebagai pemegang amanah tuhan, eksistensi dan
peran pemerintah ini memiliki landasan yang kokoh dalam Al-Qur’an dan
sunah, baik secara eksplisit maupun implisit. Kehidupan Rasulullah dan
khulafaurrasyidin merupakan teladan yang amat baik bagi ekstensi
pemerintah.

3
Dasar dalam menjalankan amanah tersebut pemerintah akan
menjunjung tinggi prinsip musyawarah (syura) sebagai salah satu
mekanisme pengambilan keputusan yang penting dalam islam. Dengan
demikian, pemerintah pada dasarnya sekaligus memegang amanah dari
masyarakat.
B. Konsekuensi Adanya Kewajiban-Kewajiban Kolektif (Fard Al-
Kifayah)
Al-Fard merupakan suatu kewajiban yang ditujukan kepada
masyarakat, dimana jika kewajiban ini dilanggar , maka seluruh
masyarakat akan menanggung dosa sementara jika telah dilaksanakan
(bahkan hanya satu orang, maka seluruh masyarakat akan terbebas dari
kewajiban tersebut. Dengan kata lain, jika indvidu gagal untuk
nmenjalankan kewajiban tersebut, maka ia akan menjadi beban (dosa)
public. Selain pada shalat jenazah, konsep fard-alkifayah mengacu pada
segala kepentingan masyarakat (public interest) dimana jika tidak ada
masyarakat yang melakukannya, maka seluruh masyarakat akan menderita
kerugian.
Beberapa contoh dari hal ini misalnya kewajiban untuk membangun
industri yang menyediakan kebutuhan dasar (dharurat) dan kebutuhan
pokok (hajiyyat) seperti transportasi, pendidikan, pelayanan medis, dan
lain-lain. Pemerintah dapat memiliki peranan penting dalam menjalankan
fard al-kifayah ini karena kemungkinan masyarakat gagal untuk
menjalankannya atau tidak dapat melaksanakannya dengan baik.
Kemungkinan kegagalan masyarakat dalam menjalankan fard al-kifayah
disebabkan beberapa hal, yaitu:
a. Asimetri dan kekurangan informasi
b. Pelanggaran moral
c. Kekurangan sumber daya atau kesulitan teknis.
Masyarakat kemungkinan tidak memiliki informasi yang memadai
tentang adanya suatu kewajiban publik, sehingga mereka tidak

4
melaksanakannya. Dalam kenyataan, pemerintah biasanya memiliki
informasi yang lebih lengkap dan akurat dibandingkan masyarakat, karena
pemerintah memiliki sumber daya yang lebih baik dalam mencari dan
mengolah informasi. Seandainya informasi tentang kewajiban publik ini
diketahui oleh masyarakat, maka belum tentu mereka dapat
menjalankannya karena alasan rendahnya kesadaran terhadap fard al-
kifayah ini.
C. Adanya Kegagalan Pasar Dalam Meraih Falah
Kegagalan pasar juga merupakan latar belakang perlunya pemerintah
untuk berperan dalam perekonomian. Pasar gagal dalam menyelesaikan
beberapa permasalahan ekonomi karena dua hal, yaitu: (a)
ketidaksempurnaan mekanisme pasar; dan (b) tidak berjalannya
mekanisme pasar dengan efisien. Pasar bekerja dengan mekanisme
permintaan dan penawaran di mana mensyaratkan suatu komoditas yang
dapat diperdagangkan (tradeable). Komoditas seperti ini harus memiliki
suatu harga, sedangkan untuk memiliki harga komoditas seperti ini
otomatis harus bisa diukur (unmeasurable), karenanya juga tidak dapat
memiliki harga dan tidak dapat diperdagangkan, sehingga tidak dapat
disediakan oleh pasar. Beberapa non-marketable goods and services ini
antara lain penyediaan barang publik, penanganan eksternalitas,
penegakan keadilan, pemerataan distribuusi pendapatan dan kekayaan,
pertahanan, dan lain-lain. Karena barang dan jasa tersebut non-tredeable,
maka tidak insentif material bagi individu untuk menyediakannya
sehingga pemerintah atau masyarakatlah yang harus mengambil alih.
Selain itu, dalam realitas mekanisme kerja pasar juga tidak dapat
beroperasi secara optimal karena tidak terpenuhinya syarat-syarat pasar
yang islami. Sebagaimana disampaikan oleh Ibnu Taimiyah , mekanisme
pasar dapat berjalan dengan efisien dan menghasilkan harga yang adil,
maka harus terpenuhi syarat teknis dan syarat moral sekaligus. Secara
teknis, mekanisme kerja pasar yang efisien dapat berlangsung apabila

5
terdapat informasi yang sama di antara pelaku pasar, tidak adanya
hambatan untuk masuk dan keluar dari pasar, homogenistas komoditas,
erta jumlah penjual yang banyak.
Dalam kenyataan sehari-hari, syarat-syarat teknis tersebut sering kali
tidak ada atau ada, tetapi tidak memadai sehingga memerlukan upaya
pemerintah dan atau masyarakat untuk mewujudkannya. Realitas
menunjukkan bahwa asimetri informasi, hambatan perdagangan, monopoli
dan heterogenitas sering terjadi. Bahkan, hal-hal ersebut dapat terjaqdi
secara alamiah, sehingga terpenuhinya syarat-syarat teknis tersebut sering
dianggap sebagai ketidakmungkinan. Moralitas sering kali juga menjadi
hambatan yang serius dalam mewujudkn pasar yang efisien.

2.2. Prinsip-Prinsip Islam Untuk Kebijakan Ekonomi Publik


Dengan menganalisis sumber utama al-Qur’an dan al-hadis dengan
ditambah studi pustaka, pada bagian ini penulis memberanikan diri sebagai
intelectual excercise menyusun prinsip-prinsip Islam untuk kebijakan
publik:
1) Prinsip Hakikat Kepemilikan Pada Allah SWT
Bahwa alam semesta beserta isinya termasuk manusia didalamnya
adalah makhluk (ciptaan) Allah SWT. Oleh karenanya hakikat
kepemilikan bukan pada manusia akan tetapi milik Allah swt,
sedangkan manusia adalah pihak yang diberi amanah untuk mengelola,
memelihara dan memanfaatkan alam semesta ini untuk kemaslahatan
seluruh ummat manusia. Kepemilikan manusia diakui dalam Islam
sebagai bagian hasil dari jerih payah usahanya secara sah.
2) Prinsip Sumber Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan kebijakan wajib bersandar pada Kitabullah
dan Sunnatu Rasulullah saw. Bila permasalahan memerlukan
ketegasan hukum yang secara langsung berkait dengan masalah
tersebut tetapi belum dapat ditemukan dalam Al-Qur’an maupun as-

6
sunnah maka dipersilakan pada manusia untuk melakukan ijtihad.
Buah ijtihad haruslah tidak bertentangan dengan syari’ah Allah SWT.
3) Prinsip Musyawarah
Kebijakan publik haruslah melalui musyawarah dan
mempertimbangkan keseluruhan aspek dan faktor-faktor yang terkait
dengan permasalahan tersebut secara komprehensif dengan segala
akibatnya.
4) Prinsip Maqashid Syariah
Kebijakan publik haruslah mempertimbangkan maqashid syariah.
5) Prinsip Keadilan dan Kemaslahatan
Kebijakan publik harus menjamin keadilan dan kemaslahatan bagi
semua.
6) Prinsip Kepemimpinan dan Kepatuhan
Bila kebijakan telah diputuskan dengan musyawarah maka wajib bagi
pemimpin untuk mengeksekusi keputusan itu dan wajib pula bagi yang
dipimpin untuk menunjukkan kepatuhan dalam melaksanakan
kebijakan itu.
7) Prinsip Pertanggungjawaban
Setiap kebijakan atau tindakan apapun dan sekecil apapun akan
diminta pertanggungjawabannya dihadapan Allah kelak. Dan setiap
kewajiban publik harus pula dipertanggungdakwakan kepada publik
karena menyangkut penggunaan kekuasaan dan wewenang serta
penggunaan aset yang diamanahkan kepada pengambil kebijakan
tersebut.

2.3. Peran Pemerintah Dalam Perekonomian


 Peranan Pemerintah di Bidang Ekonomi
Seperti disinggung di muka pemerintah adalah penyelenggaraan
negara dalam rangka mencapai tujuan bersama. Tujuan bersama adalah
untuk meningkatkan kesejahteraan. Untuk menyejahterakan masyarakat

7
diperlukan aneka barang dan jasa yang dapat memenuhi berbagai
kebutuhan, disamping terjadinya lapangan pekerjaan yang memadai bagi
masyarakat sebagai sumber nafkah untuk mendapatkan pengahasilan guna
membeli barang dan jasa yang dibutuhkannya. Untuk mencapai kedua hal
tersebut, diperlukan peningkatan aktivitas ekonomi masyarakat.
Peningkatan aktivitas ekonomi memerlukan investasi baik oleh negara yang
dilakukan oleh pemerintah, maupun oleh swasta yang dilakukan oleh
masyarakat. Oleh karena itu, maka peran penting pemerintah di bidang
ekonomi adalah sebagai berikut :
A. Terjaminnya penyediaan barang dan jasa untuk masyarakat.
Berbagai kebutuhan masyarakat dapat dikelompokan pada dua
kelompok besar, yaitu kebutuhan berbentuk barang, seperti makanan
dan minuman, pakaian, rumah, kendaraan, dan sebagainya, serta
kebutuhan berbentuk jasa, seperti penawaran kesehatan, perlindungan
keamaanan dan sebagainya. Untuk memenuhi berbagai kebutuhan di
atas diperlukan beraneka ragam barang dan jasa, yang pengadaannya
memerlukan berbagai tahap dan proses. Tahap awal dari pengadaan
barang dan jasa, yang dibutuhkan untuk kelangsungan kehidupan
masyarakat di masa mendatang, adalah melakukan melakukan investasi
saat ini. Tanpa ada investasi saat ini sulit membayangkan kebutuhan
barang dan jasa untuk kelangsungan kehidupan di masa datang dapat
terpenuhi. Pada hakikatnya setiap pemerintaha berfungsi mewakili
negara dalam mencapai tujuannya. Misi utama dari dibentuknya suatu
pemerintahan adalah menjalankan fungsi dan tugas negara.
Pemerintahan sebagai penyelenggara  negara bertugas melayani
kebutuhan dan melindungi kepentingan masyarakat (publik).
B. Tersedianya lapangan pekerjaan sebagai sumber nafkah bagi
masyarakat.
Keberhasilan suatu pemerintah, baik pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah, sangat ditentukan oleh kemampunnya untuk

8
meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Maka dari itu
pemerintahan seyogianya perlu memikirkan kesejahtraan rakyat secara
keseluruan, melalui penciptaan lapangan pekerjaan bagi
rakyatnya.Tugas pemerintahan di bidang ekonomi adalah meningkatkan
dan melindungi kesejahtraan masyarakat secara berkelanjutan, yang
diindikasikan oleh peningkatan Pendapatan Asli Masyarakat (PAM) dan
Peningkatan Asli Negara melalui pengelolaan sumber daya ekonomi
nasional yang tergambar dalam APBN, khusunya pada bagian
penerimaan negara yang bukan dari utang. Sedangkan tugas di luar
ekonomi adalah meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelayanan
kepada masyarakat, sekaligus peningkatan kesejahtraan masyarakat.
C. Anggaran Pendapatan Pemerintah
Dalam setruktur Anggaraan Pendapatan Belanja Negara  (APBN)
terdapat beberapa cara untuk menghimpun dana  guna menjalankan
pemerintah, antara lain:
1. Melakukan Bisnis
Pemerintah dapat melakukan bisnis seperti perusahaan lainnya,
misalnya dengan mendirikan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Seperti halnya perusahaan lainya, dari perusahaan negara ini
diharapkan memberikan keuntungan yang dapat digunakan sebagai
salah satu sumber pendapatan negara.
2. Pajak
Pengimpunan dana yang umum dilakukan adalah dengan cara
menarik pajak dari masyarakat. Pajak dikenakan dalam berbagai
bentuk seperti pajak pendapatan, pajak penjualan, pajak bumi dan
bangunan, dan lain-lain. Pajak yang dikenakan kepada masyarakat
tidak dibedakan terhadap bentuk usahanya sehingga dapat
menimbulkan ketidakstabilan.
3. Meminjam Uang

9
Pemerintahan  dapat meminjam uang dari masyarakat atau sumber-
sumber yang lainya dengan syarat yang harus dikembalikan
dikemudian hari. masyarakatharus mengetahui dan mendapat
informasi yang bahwa dikemudian hari mereka harus membayar
pajak yang lebih besar untuk membayar utang yang dipinjam hari
ini. Meminjam uang hanya bersifat sementara dan tidak boleh
dilakukan secara terus-menerus.
 Fungsi Pemerintah Dalam Perekonomian
Dalam upaya peningkatan kehidupan ekonomi, individu, dan anggota
masyarakat tidak hanya tergantung pada peranan pasar melalui sektor
swasta. Peran pemerintah dan mekanisme pasar (interaksi permintaan dan
penawaran pasar) merupakan hal yang bersifat komplementer (bukan
substitusi) dengan pelaku ekonomi lainnya. Pemerintah sebagai salah satu
pelaku ekonomi (rumah tangga pemerintah), memiliki fungsi penting dalam
perekonomian yaitu berfungsi sebagai stabilisasi, alokasi, dan distribusi.
Adapun penjelasannya sebagai berikut:
A. Fungsi Stabilisasi, yakni fungsi pemerintah dalam menciptakan
kestabilan ekonomi, sosial politik, hokum, pertahanan, dan keamanan.
B. Fungsi Alokasi, yakni fungsi pemerintah sebagai penyedia barang dan
jasa publik seperti pembangunan jalan raya, gedung sekolah, penyediaan
fasilitas penerangan, dan telepon.
C. Fungsi Distribusi, yakni fungsi pemerintah dalam pemerataan atau
distribusi pendapatan masyarakat.
Perlunya peran dan fungsi pemerintah dalam perekonomian, yaitu sebagai
berikut:
1. Pembangunan ekonomi dibanyak negara umumnya terjadi akibat
intervensi pemerintah baik secara langsung maupun tidak langsung.
Intervensi pemerintah diperlukan dalam perekonomian untuk
mengurangi dari kegagalan pasar (market failure) seperti kekakuan

10
harga monopoli dan dampak negatif kegiatan usaha swasta contohnya
pencemaran lingkungan.
2. Mekanisme pasar tidak dapat berfungsi tanpa keberadaan aturan yang
dibuat pemerintah. Aturan ini memberikan landasan bagi penerapan
aturan main, termasuk pemberian sanksi bagi pelaku ekonomi yang
melanggarnya.Peranan pemerintah menjadi lebih penting karena
mekanisme pasar saja tidak dapat menyelesaikan semua persoalan
ekonomi. Untuk menjamin efisiensi, pemerataan dan stabilitas ekonomi,
peran dan fungsi pemerintah mutlak diperlukan dalam perekonomian
sebagai pengendali mekanisme pasar.
Kegagalan pasar (market failure) adalah suatu istilah untuk menyebut
kegagalan pasar dalam mencapai alokasi atau pembagian sumber daya
yang optimum. Hal ini khususnya dapat terjadi jika pasar didominasi
oleh para pemasok monopoli produksi atau konsumsi dan sebuah
produk mengakibatkan dampak sampingan (eksternalitas), seperti
rusaknya ekosistem lingkungan. Seperti yang telah disebutkan
sebelumnya, negara atau pemerintah memiliki fungsi yang penting
dalam kehidupan ekonomi, terutama yang berkaitan dengan penyediaan
barang dan jasa. Barang dan jasa tersebut sangat diperlukan masyarakat
dan disebut sebagai kebutuhan publik. Kebutuhan publik meliputi dua
macam barang, yaitu barang dan jasa publik dan barang dan jasa privat.
Adapun penjelasannya sebagai berikut:
A. Barang dan jasa publik adalah barang dan jasa yang pemanfaatannya
dapat dinikmati bersama. Contoh barang dan jasa publik yaitu jalan
raya, fasilitas kesehatan, pendidikan, transportasi, air minum, dan
penerangan. Dengan pertimbangan skala usaha dan efisiensi, negara
melakukan kegiatan ekonomi secara langsung sehingga masyarakat
dapat lebih cepat dan lebih murah dalam memanfaatkan barang dan
jasa tersebut.

11
B. Barang dan jasa privat adalah barang dan jasa yang diproduksi dan
penggunaannya dapat dipisahkan dari penggunaan oleh orang lain.
Contoh: pembelian pakaian akan menyebabkan hak kepemilikan dan
penggunaan barang berpindah kepada orang yang membelinya.
Barang ini umumnya diupayakan sendiri oleh masing-masing orang.
Selain itu, peran penting pemerintah baik secara langsung dan tidak
langsung didalam di dalam kehidupan ekonomi adalah untuk
menghindari timbulnya eksternalitas, khususnya dampak sampingan
bagi lingkungan alam dan sosial.Pada umumnya sektor pasar (sektor
swasta) tidak mampu mengatasi dampak eksternalitas yang
merugikan seperti pencemaran lingkungan yang timbul karena
persaingan antar lembaga ekonomi.Misalnya, sebuah pabrik tekstil
yang berada dalam pasar persaingan sempurna.

2.4. Peran Pemerintah Untuk Menciptakan Efesiensi Pasar Dan


Menghadapi Eksternalitas
 Efisiensi Pasar dan Eksternalitas
Dijelaskan pula bahwa kekuatan penawaran dan pemerintah dalam
mengalokasikan sumber daya secara efisien itu berarti meskipun setiap
penjual dan pembeli di pasar hanya mengejar kesejahtraan  masing-masing,
interaksi mereka secara keseluruhan dibimbing oleh mekanisme dengan
tidak nampak, sedemikian rupa sehingga mengarah pada suatu ekuilibrium
yang memaksimalkan keuntunggan total bagi setiap penjual dan pembeli.
Namun, ada suatu hal yang perlu dicermati. Kesimpulan kita bahwa efisien
didasarkan pada sejumlah asumsi tentang bagaimana pasar bekerja. Jika
asumsi-asumsi tersebut tidak terwujud, maka dengan sendirinya kesimpulan
kita tidak berlaku. Berikut dua asumsi paling penting yang melandasi kita
mengenai efisiensi pasar tersebut:
1. Pertama, kita berpegangan pada asumsi bahwa pasar bebas itu
merupakan pasar persaingan sempurna. Padahal dalam kenyataan

12
sehari-hari, persaingan yang berlangsung di pasar sering jauh dari
sempurna. Disebagian pasar, ada pembeli atau penjual tunggal(atau
sekelompok kecil penjual/pembeli) yang sepenuhnya mengendalikan
harga. Kemampuan suatu pihak dalam menentukan harga inilah yang
disebut dengan sebagai kuasa/kekeuatan pasar(market power).
Keberadaan kuasa pasar mengakibatkan sebuah pasar menjadi tidak
efisien karena menjauhakan harga dan kuantitas ideal  dari penawaran
dan permintaan ekuilibrium.
2. Kedua kita berasumsi bahwa hasil-hasil pasar hanya berkaitan dengan
pembeli dan penjual dipasar tersebut. Padahal dalam kenyataannya,
keputusan-keputusan para pembeli dan penjual kadang kala
mempengaruhi orang-orang yang sama sekali tidak terlibat dalam
interaksi pasar. Polusi adalah contoh klasik hasil interaksi pasar yang
memengaruhi semua pihak, termasuk mereka yang tidak berpartisipasi
di pasar. Dampak sampingan inilah yang lazim disebut
sebagai eksternalitas (externalities yaitu dampak dari tindakan
seseorang terhadap kesejahteraan orang lain, namun tidak membayar
ataupun menerima kompensasi/imbalan atas pengaruh itu. Pengaruh
terhadap orang lain itu disebut eksternalitas negative jika bersifat
merugikan. Sebaliknya, disebut eksternalitas positif jika bersifat
menguntungkan.
Yang mana eksternalitas menyababkan kesejahteraan di suatu pasar
sesungguhnya tidak bisa bergantung semata-mata hanya berdasarkan
penilaian pembeli atas suatu barang/jasa dan hitungan biaya yang
dipikul penjual. Karena para penjual dan pembeli biasanya
mengabaikan dampak-dampak sampingan tersebut dalam membuat
keputusan apa dan berapa banyak yang akan mereka konsumsi atau
produksi, maka ekuilibrium yang tercipta dipasar yang bersangkutan
bisa jadi tidak akan efisien jiaka dilihat dari sudut pandang secara
keseluruhan.Keberadaan suatu pasar dan eksternalitas merupakan dua

13
fenomena yang menonjol yang disebut sebagai kegagalan pasar
(market failure) yakni ketidakmampuan sejumlah pasar yang tidak
diregulasi untuk mengalokasikan sumber daya secara efisien. Ketika
para pasar gagal, adakalanya kebijakan publik dapat membantu
memperbaiki situsasi, dan memperbaiki efisiensi ekonomi. Para ahli
mikroekonomi mencurahkan leboih banyak perhatian untuk
mempelajari gejala-gejala kegagalan pasar, dan jenis-jenis kebijakan
yang paling tepat untuk memperbaikinya. Disamping itu, analisis kita
mengenai ilmu ekonomi kesejahteraan dan efisinsi pasar berguna untuk
memahami berbagai kebijakan yang ditetapkan pemerintahan.
 Kebijakan Publik untuk Mengatasi Eksternalitas
Apabila kebijakan eksternalitas menyebabkan pasar mengalokasikan
sumber daya secara tidak efisien, pemerintah dapat merespons dengan dua
cara. Kebijakan pemerintah dan kendali mengatur perilaku secara langsung.
Kebijakan pasar memberikan insentif agar pengambil keputusan swasta
memutuskan untuk mengatasi sendiri persoalanya. Pemerintah dapat
mengatasi eksternalitas dengan memastikan  bahwa perilaku tertentu wajib
dilaksanakan atau dilarang. Sebagai contoh, membuang bahan kimia
beracun ke sumber air merupakan kejahatan. Dalam kasus ini, biaya
ekstrnal bagi masyarakat jauh lebih besar dari pada manfaat bagi pembuang
bahan kimia itu. Pemerintah pun menerapkan kebijakan perintah dan
kendali yang melarang tindakan ini sepenuhnya.
Dalam merespons eksternalitas, pemerintah dapat tidak mengatur
perilaku, tetapi menerapkan kebijakan berbasis pasar untuk menyelaraskan
insentif swasta dengan efisiensi sosial. Sebagai contoh, seperti kita lihat,
pemerintah dapat menginternalisasi eksternalitas dengan menarik pajak atas
kegiatan-kegiatan yang memiliki eksternalitas negatif dan menyubsidi
kegiatan-kegiatan yang memiliki eksternalitas positif. Pajak yang dikenakan
untuk memperbaiki pengaruh eksternalitas negatif disebut dengan pajak
Pigovian (pigovian taxes). Dalam memahami kebijakan publik untuk

14
mengatasi eksternalitas, lebih jelasnya sebaiknya kita memahami
keterangan-keterangan sebagai berikut:
1. Apabila suatu transaksi antara penjual dan pembeli mempengaruhi
suatu pihak ketiga secara langsung, pengaruh ini disebut dengan
eksternalitas. Eksternalitas negatif, misalnya polusi, menyebabkan
jumlah optimum secara sosial di masyarakat lebih kecil daripada
jumlah keseimbangan. Eksternalitas positif, misalnya imbas/limpahan
teknologi, menyebabkan jumlah optimum secara sosial di masyarakat
lebih besar daripada jumlah keseimbangan. 
2. Pihak-pihak yang terpengaruh dengan eksternalitas terkadang dapat
mengatasi persoalan secara pribadi (privately). Sebagai contoh, apabila
suatu usaha menimbulkan eksternalitas bagi usaha lain, keduanya dapat
menginternalisasi eksternalitas itu dengan cara melakukan merger. Cara
lain, pihak-pihak yang berkepentingan dapat mengatasi persoalan itu
dengan menegosiasikan kontrak. Menurut Teorema Coase, jika tidak
dapat melakukan penawaran tanpa biaya, kita selalu dapat mencapai
kesepakatan yang memungkinkan sumber daya dialokasikan secara
efisien. Namu di banyak kasus, kesepakatan sulit dicapai oleh pihak-
pihak yang berkepentingan sehingga teorema Coase tidak berlaku.
3. Apabila pihak-pihak swasta tidak dapat mengatasi persoalan
eksternalitas seperti polusi secara memadai, pemerintahan sering
campur tangan. Terkadang, pemerintah mencegah kegiatan yang tidak
efisien di masyarakat dengan meregulasi perilaku. Terkadang pula,
pemerintah menginternalisasi eksternalitas mengunakan pajak
pigovian (pajak yang diberlakukan untuk memperbaiki dampak-
dampak dari eksternaslitas negatif). Kebijakan publik lain
adalah penerbitan izin. Sebagai contoh, pemerintah dapat melindungi
lingkungan dengan menerbitka izin polusi dalam jumlah terbatas.
Hasil akhirnya adalah kebijakan itu hampir sama kekuatannya
terhadap para pelaku polusi dengan pajak Pigovian.

15
2.5. Ruang Lingkup Peran Pemerintah.
Secara umum, ruang lingkup peranan pemerintah ini mencakup aspek
yang luas, dimana secara garis besar diklasifikasikan menjadi:
a. Upaya mewujudkan ekonomi islam secara keseluruhan
b. Upaya mewujudkan pasar yang islami.
Pemerintah memiliki tugas penting dalam mewujudkan tujuan Ekonomi
Islam secara keseluruhan. Sebagaimana telah diketahui, tujuan ekonomi islam
adalah mencapai falah yang direalisasikan melalui optimisasi maslahah. Oleh
karena itu, sebagai pengemban amanah dari Allah swt, dan masyarakat, maka
secara umum tujuan peran pemerintah adalah menciptakan ke-maslahah-an
bagi seluruh masyarakat.
Teks Al-Qur’an dan sunnah secara eksplisit dan implisit telah
menyebutkan beberapa peran yang harus dilakukan pemerintah, baik yang
dilakukan melalui pasar maupun bukan pasar. Peran-peran tersebut, yaitu
sebagai berikut:
a. Manajemen kekayaan public dalam rangka memaksimumkan kepentingan
public.
b. Pemenuhan segala persyaratan untuk membangun Negara yang secara
efektif dapat melindungi masyarakat dan kepentingan
budaya,ekonomi,dan politik.
c. Mengali pemasukan untuk membiayai adminstrasi public dan tugas-tugas
pemerintah.
d. Menjamin para individu agar dapat meningkatkan efisiensi dan derajat
ekkayaan dan kesejahteraannya.
e. Menjaga keseimbangan sosisal dan ekonomi,m khususnya dalam
distribusi dan redistribusi kekayaan/pendapatan.
f. Melindungi lingkungan ekonomi agar tetap sesuai dengan nilai dan prinsip
Islam.

16
2.6. Peran Pemerintah Yang Berkaitan Dengan Implementasi
Moralitas Islam
Meskipun dalam sebuah masyarakat yang islami kita dapat
mengharapkan suatu perilaku yang islami pula, tetapi implementasi nilai dan
moralitas islam akan lebih efektif jika disertai dengan intervensi pemerintah.
Mekanisme kerja pasar pada dasarnya tidak memiliki sistem otomatis (built in
system) yangt terkait langsung dengan moralitas, meskipun moralitas sangat
penting bagi optimumnya mekanisme kerja pasar. Sementara itu, dalam dunia
nyata juga akan pasti selalu terjadi deviasi normative dari perilaku seorang
muslim. Deviasi normative dari perilaku seorang muslim. Deviasi antara lain
norma dan realita adalah sesuatu yang alamiah, mengingat manusia memiliki
naluri dasar untuk menaati ajaran allah swt. Sekaligus untuk menlanggarnya.
Peran pemerintah seperti ini adalah unik, karena tidak terdapat pada sistem
ekonomi lain apa pun. Beberapa contoh peran sebagai berikut:
a. Memastikan dan menjaga implementasi nilai dan moral islam secara
keseluruhan.
b. Memastikan dan menjaga agar pasar hanya memperjualbelikan barang dan
jasa yang halalan thayyibah. Barang yang haram dan makruh beserta mata
rantai produkdsi, distribusi, dan konsumsinya harus dilarang secara tegas.
c. Melembagakan nilai-nilai persaingan yang sehat (fair play), kejujuran
(honesty), keterbukaan (transparency) dan keadilan (justice), Dalam
konteks ini, pemerintah juga harus menjadi al-muhtasib yang memiliki
wewenang luas dalam mencegah dan menyelesaikan kasus-kasus
pelanggaran nilai-nilai ini. Pada masa Rasulullah, beliau terjun sendiri ke
pasar untuk menjalankan fungsi al-muhtasib ini.
d. Menjaga agar pasar hanya menyediakan barang dan jasa sesuai dengan
prioritas kebutuhan sebagaimana diajarkan dalam syariat islam dan
kepentingan perekonomian nasional. Barang dan jasa untuk kemewahan
dan bersenang-senang akan sangat dibatasi bahkan dilarang-seandainya
terdapat kebutuhan mendesak terhadap barang-barang primer.

17
2.7. Peran Pemerintah Yang Berkaitan Dengan Mekanisme Pasar
Secara ideal, pasar yang benar-benaqr kompetetif tidak akan dijumpai
dalam dunia nyata. Biasanya, selalu terdapat hal-halyang menghambat
terjadinya persaingan ini. Oleh karena itu, pemerintah harus berperan dalam
menjamin terjadinya mekanisme pasar yang baik. Peran ini dapat diperinci
sebagai berikut:
a. Secara umum memastikan dan menjaga agar mekanisme pasar dapat
bersaing dengan sempurna. Pemerintah harus menjamin kebebasan masuk
dan keluar pasar, menghilangkan berbagai hambatan (barriers) dalam
persaingan seperti monopoli, menyediakan informasi, membongkar
penimbunan (ikhtikar), melarang kartel-kartel yang merugikan, dan lain-
lain
b. Membuat berbagai langkah untuk meningkatkan daya saing
(competitiveness) Dan daya beli (purchasing power) dari para pelaku pasar
yang lemah, misalnya produsen kecil dan konsumen miskin.
c. Mengambil berbagai kebijakan untuk menciptakan haga yang adil,
terutama seandainya persaingan yang sempurna tidak dimungkinkan
terjadi pada pasar. Monopoli tidak selalu akan berdampak buruk bagi
masyarakat seandainya harga yang dihasilkan tetap merupakan harga yang
adil.

2.8. Instrument Kebijakan Pemerintah


Dalam menjalankan perannya, pemerintah memiliki beberapa instrument
kebijakan, antara lain sebagai berikut:
a. Manajemen produksi dan ketenagakerjaan di sektor publik pemerintah
dapat berperan efektif dalam mengelola kekayaan publik (di mana
masyarakat gagal mengelolanya). Mengatur produksi dan
ketenagakerjaan pada sektor ini dapat memiliki pengaruh besar dalam
perekonomian secara keseluruhan.

18
b. Instrument yang berkaitan dengan upaya mendorong kegiatan sektor
swasta, misalnya menetapkan regulasi bagi sektor swasta, ,melakukan
redistribusi factor produksi (iqta’,kharaj), al hisbah perlindungan bagi
masyarakat lemah (fakir,miskin,yatim).
c. Pricing policy, dimana Negara meregulasi harga dengan cara
intervensi pasar, penetapan harga, atau mendorong kebijakan
diskriminasi harga untuk kelompok masyarakat, daerah, atau sektor
tertentu yang dipandang merupakan kepentingan public.
d. Kebijakan fiscal, yaitu pengelolaan APBN disesuaikan dengan prinsip-
prinsip keanga publik islam.
e. Kebijakan kreditor dan moneter.
f. Investasi kekayaan dan surplus sektor public.

19
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Peran dan fungsi pemerintah dalam suatu negara sangat
diperlukan. Suatu negara sama sekali tidak bisa berjalan dengan baik tanpa
adanya campur tangan pemerintah sedikitpun. Campur tangan pemerintah
sangat dibutuhkan untuk menjadi jalan keluar dalam masalah perekonomian
yang terjadi dan menjadi pembatas antara pemilik modal agar tidak ada
kedzholiman. Pemerintah dibutuhkan dalam rangka mengawasi dan
memperbaiki apabila terjadi suatu masalah dan hal tersebut dapat
menimbulkan kerugian bagi salah satu pihak. Selain itu, peningkatan aktivitas
ekonomi memerlukan investasi baik oleh negara yang dilakukan oleh
pemerintah, maupun oleh swasta yang dilakukan oleh masyarakat. Karena itu,
maka peran penting pemerintah di bidang ekonomi adalah bagaimana
meendorong penyediaan barang dan jasa yang dibutuhkan dan diinginkan
masyarakat, serta pembukaan lapangan pekerjaan sebagai sumber nafkah bagi
masyarakat. Pemerintah adalah penyelenggaraan negara dalam rangka
mencapai tujuan bersama dalam rangka meningkatkan kesejahtraan. Untuk
mensejahterakan masyarakat diperlukan aneka barang dan jasa yang dapat

20
memenuhi berbagai kebutuhan, disamping adanya lapangan pekerjaan yang
memadai bagi masyarakat sebagai sumber nafkah untuk mendapatkan
penghasilan guna membeli barang dan jasa yang dibutuhkannya. 

3.2. Saran
Alhamdulillah saya mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT
karena saya telah menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya. Saya
berharap makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan pengetahuan
terkait “Peranan Pemerintah Dalam Perekonomian”. Saya mengetahui bahwa
laporan tugas ini tidaklah sempurna. Untuk itu, diperlukan kritik dan saran
yang membangun dari para pembaca demi memperbaiki makalah ini.

3.3. Ibrah
1. Secara umum peranan pemerintah dalam perekonomian adalah untuk
mensejahterakan masyarakat, meningkatkan pembangunan daerah,
terjaminnya penyediaan barang dan jasa, tersedianya lapangan pekerjaan, dan
lain-lain.
2. Fungsi dari peranan pemrintahan dalam perekoomian salah satunya, yaitu
pemerataan atau distribusi pendapatan masyarakat, meningkatkan kestabilan
ekonomi, dan lain-lain.
3. peranan pemerintah dalam perekonomian yang islami adalah pemegang
amanah Allah untuk menjalankan tugas-tugas kolektif dalam mewujudkan
kesejahteraan dan keadilan (al-adl wal ihsan) serta tata kehidupan yang baik
(hayyah tayyibah) bagi seluruh umat.

21
4. Peranan Pemerintah Dalam Mekanisme Pasar adalah untuk menjaga agar
mekanisme pasar berjalan dengan sempurna, meningkatkan daya saing dan
daya beli bagi para pelaku pasar, dan lain-lain.

DAFTAR PUSTAKA

Djohanputro, Bramantyo, MBA, PHD. 2006. Pinsip-Prinsip Ekonomi Makro.


Jakarta: PPM Manajemen.

Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI). 2014. Ekonomi


Islam. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Huda, Nurul, Handi Risza Idris, Mustafa Edwin Nasution, dan Ranti Wiliasih.
2014. Ekonomi Makro Islam Pendekatan Teoritis. Jakarta: Kencana.

Peran dan Fungsi Pemerintah. http://digilib.unila.ac.id/7267/16/BAB


%20II.pdf

22

Anda mungkin juga menyukai