Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengantar Ekonomi Islam
Dosen Pengampu : Disfa Lidian Handayani, M.E.I
Kelas : SPS 7
Disusun Oleh : Kelompok 10
Athirah Rifa Aulya (23051380321)
Apita Tianti (23051380301)
Putri Annisa (23051380283)
Kustirani (23051380288)
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
serta hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga berkat karunia-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah tentang "Peran Pemerintah Dalam Kerngka Ekonomi Islam".
Dalam penyusunan makalah ini, kami tidak lupa mengucapkan terima kasih pada semua pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas makalah ini sehingga kami
dapatmenyelesaikan penyusunan makalah ini dengan tepat waktu.
Dalam penyusunan makalah ini, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan
memberikan wawasan yang lebih luas bagi pembacanya. Kami menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini terdapat kelebihan dan kekurangannya sehingga kami meminta maaf dan
memohon pemakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang kami
buat kurang tepat atau menyinggung perasaan pembaca dan kami mengharap kritik dan saran
yang dapat memperbaiki untuk penulisan makalah selanjutnya.
Terima kasih.
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemerintah merupakan lembaga yang bertugas sebagai pengendali suatu negara. Oleh
karena itu, pemerintah harus memiliki peran dan fungsinya secara syumul dan merata.
Dalam Islam, pemerintah dianggap sebagai agen khalifatullah yang bertugas untuk
menyejahterakan masyarakatnya dalam menggapai (kemenangan) dunia dan akhirat.
Kewajiban merealisasikan falah pada dasarnya merupakan tugas keseluruhan economic
agents, termasuk pemerintah dan masyarakat. Terdapat banyak aktivitas ekonomi yang
tidak dapat diselenggarakan dengan baik oleh pasar, sehingga mengharuskan adanya
peran aktif dari pemerintah maupun masyarakat. Di samping pemerintah, masyarakat
harus berperan langsung. Terdapat fenomena market failure, government failure, dan
citizen failure, yaitu suatu kegagalan pasar muncul ketika alokasi sumber daya tidak
optimal (pareto optimal) Optimalitas pareto berarti bahwa tidak mungkin membuat satu
individu menjadi lebih baik, tanpa membuat individu lain menjadi lebih buruk.
1.3 Tujuan
1. Mampu menjelaskan peran dan fungsi pemerintah dalam pengembangan
ekonomi dan keuangan syariah;
2. Mampu membandingkan peran pemerintah dalam sistem ekonomi Islam dan
sistem ekonomi konvensional;
3. Mengetahui lembaga yang terlibat dalam pengembangan dan penerapan
ekonomi syariah di Indonesia.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Imam Syatibi berpendapat bahwa negara Islam harus lebih berupaya membantu
warganya mencapai tujuannya karena: “kepentingan agama memiliki prioritas mutlak
di atas kepentingan kehidupan duniawi.”
Siddiqi mengklasifikasikan fungsi negara dalam perspektif Islam dalam tiga kategori:
1. Fungsi yang diamanahkan syariat secara permanen meliputi:
a. Pertahanan
b. Hukum dan ketertiban
c. Keadilan
d. Pemenuhan kebutuhan
e. Dakwah
f. Amar makruf nahi munkar
g. Administrasi sipil
h. Pemenuhan kewajiban-kewajiban sosial.
2. Fungsi turunan syariah yang berbasis ijtihad sesuai kondisi sosial dan ekonomi pada
waktu tertentu, meliputi enam fungsi:
a. Perlindungan lingkungan
b. Penyediaan sarana kepentingan umum
c. Penelitian
d. Pengumpulan modal dan pembangunan ekonomi
e. Penyediaan subsidi pada kegiatan swasta tertentu
f. Pembelanjaan yang diperlukan untuk stabilitas kebijakan
5
3. Fungsi yang diamanahkan secara kontekstual berdasarkan proses musyawarah
(syura), meliputi semua kegiatan yang dipercayakan masyarakat kepada sebuah
proses syura. Inilah yang menurut Sidiqi terbuka dan berbeda-beda setiap negara
tergantung keadaan masing-masing.
Landasan Hukum dan Bidang-Bidang yang Dapat dan Tidak Diintervensi Negara
1. Bidang-bidang ekonomi yang dapat diintervensi oleh negara Intervensi pemerintah
terhadap masalah-masalah perekonomian rakyat, sebagian ulama berpendapat bahwa
landasannya pada firman Allah SWT.:
ْسو َْل َوأُو ِلي اْلَم ِْر ِمنكُمْ فَ ِإن َّ ّللاَ َوأ َ ِطيعُوا
ُ الر َّْ ِين آ َمنُوا أ َ ِطيعُوا
َْ َيا أَيُّ َها الَّذ
ْاّلل َْ ُسو ِْل إِنْ كُنتُمْ تُؤ ِمن
ِ َّ ون ِب ُ الر َِّْ نازعتُمْ فِي شَيءْ فَ ُردُّو ْهُ إِلَى
َّ ّللا َو َ َت
لا َ َواليَو ِْم اْل ِخ ِْر ذ ِلكَْ َخي ْر َوأَح
ْ سنُْ تَأ ِوي
"Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah SWT dan taatilah Ra sul (Nya),
dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang
sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah SWT (Alquran) dan Rasul
7
(sunahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah SWT dan hari
kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya."
(QS. an-Nisa [4]: 59)
8
Pemerintah dapat memiliki peran penting dalam menjalankan fardu kifayah ini
karena kemungkinan masyarakat gagal untuk menjalankannya atau tidak dapat
menjalankannya dengan baik. Kemungkinan kegagalan masyarakat dalam menjalankan
fardu kifayah ini disebabkan beberapa hal, yaitu pertama, asimetri dan kekurangan
informasi, kedua, pelanggaran moral, dan yang terakhir kekurangan sumber daya atau
kesulitan teknis.
9
Allah SWT tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah SWT Maha kuat lagi maha
perkasa.
Tujuan dan Prinsip Dasar yang Berkaitan dengan Fungsi Ekonomi Pemerintah
Dalam Islam
Monzer kahf mengemukakan beberapa tujuan perekonomian dalam islam yaitu:
1. Pencapaian kemampuan ekonomi yang diperlukan untuk memperkuat negara
sedemikian rupa sehingga memungkinkan menjadi pelindung agama, pelindung
masyarakat dan nilai- nilainya, serta wahana penyebaran dakwah Islam di dunia;
di bidang pembangunan ekonomi, iptek, dan kekuatan militer.
2. Bekerja untuk menjamin kepuasan ekonomi masyarakat pada umumnya dan
meningkatkan kesejahteraan materi secara umum sambil menjamin kebutuhan
dasar setiap individu.
3. Memaksimalkan manfaat properti publik, perluasannya, dan penggunaannya
untuk kepentingan semua orang.
4. Mendapatkan sumber daya keuangan yang diperlukan untuk menjalankan
pemerintahan dan membelanjakannya sesuai dengan syariah.
5. Melindungi kerangka moral dan hukum serta mendorong lingkungan kerja yang
kondusif menuju kesuksesan di akhirat. Ini termasuk menahbiskan apa yang
baik dan mencegah apa yang salah.
6. Menjaga keadilan ekonomi dengan menjaga keseimbangan sosial dan ekonomi,
mencapai lapangan kerja yang layak bagi seluruh anggota masyarakat dan
melestarikan kekayaan dan pendapatan rakyat.
Lebih jauh kahf memaparkan bahwa dalam rangka memenuhi tujuan perekonomian,
ada beberapa prinsip dasar yang harus dilaksanakan oleh pemerintah dalam mengatur
operasinya, prinsip terpenting adalah sebagai berikut:
1. Komitmen terhadap ketentuan syariah.
2. Komitmen terhadap urutan prioritas yang diberikan secara umum oleh syariat.
3. Keterkaitan yang kuat Antata fungsi/ tujuan pemerintahan islam dan
ketersediaan sumber daya.
4. Kepatuhan pada prinsip kebebasan ekonomi dan perlindungan properti pribadi.
5. Kepentingan umum untuk prioritas di atas kepentingan pribadi.
6. Prinsip tanggung jawab sosial .
10
7. Syura
Lanskap Ekonomi dan Keuangan Syariah di Indonesia
Saat ini di Indonesia ada beberapa Lembaga/Institusi yang mempunyai otoritas dalam
pengaturan tentang keuangan komersial maupun sosial, yaitu:
1. Bank Indonesia
2. Otoritas Jasa Keuangan
3. Kementerian Keuangan
4. Kementerian Agama
5. Badan Amil Zakat Nasional
6. Dewan Syariah Nasional - Majelis Ulama Indonesia
7. Badan Wakaf Indonesia
13
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Pemerintah selalu menyertai dalam setiap langkah kehidupan bernegara
termasuk salah satunya dalam aspek menjalankan ekonomi syariah. Pemerintah
memiliki hak untuk turut andil dalam pelaksanaan kegiatan perekonomian
masyarakatnya. Karena setiap individu tentu punya batas kewenangan, sedangkan
pemerintah memiliki kewenangan dan koordinasi lebih luas kepada wilayah atau negara
satu dengan negara yang lain. Karena semua orang ingin meminimalisir risiko bagi
kehidupan mereka, tentu hal itu harus dicapai dengan membentuk entitas yang lebih
luas, besar dan kuat, salah satunya adalah negara. Negara dapat dengan luas mengawasi
faktor utama penggerak ekonomi, menghentika muamalah yang di haramkan, mematok
harga untuk melindungi baik penjual maupun pembeli.
14
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Boedi (2010) Peradaban Pemikiran Ekonomi Islam. Pustaka Setia. Bandung.
Abu Yusuf (1978). Kitab al-Kharaj Dar al-Ma'arif. Beirut Ahmad Sukardja (2012). Piagam
Madinah dan Undang-Undang NRI,
Kajian Perbandingan tentang Dasar Hidup Beragama dalam Masyarakat Majemuk. Sinar
Grafika. Jakarta.
Bhiyan. Anowar Hossain and Abud Darda, n.d. "Prospects and Potentials of Halal Tourism
Development in Bangladesh." Boedi Abdullah. Peradaban Pemikiran Ekonomi Islam.
Bandung Pustaka Setia. 2010.
Chapra. M.Umer Islam And The Economic Challenge. The Islamic Foundationthe
International Institute Of Islamic Thought Kano Nigeria. 19951992/1413
Tariqullah Khan. Regulasi dan Pengawasan Bank Syariah Jakarta: PT Bumi Aksara. 2008
Deliarnov. Perkembangan Pemikiran Ekonomi alih bahasa ikhwan
Abidin Basri. Jakarta: PT Raja Grafindo. 2005 Development of Awqaf IRTI. Kuala Lumpur.
1998 DSN dan Bl. Himpunan Fatwa DSN. Jakarta DSN dan Bl. 2003 Ikhwan Ad-Duraini
Fathi. Al-Figh al-Islam al-Muqaran Ma'a al-Mazahib
Damaskus: ttp.. 1997 Erdem Ekrem. The Functions Of State In Determining Economic
Policies In Islamic Tradition. Erciyes Üniversitesi İktisadi ve İdari Bilimler Fakültesi Dergisi.
Sayı: 35. Ocak-Temmuz 2010
Faruq Abu Umar Ahmad Zakah - A Comprehensive and Effective Redistribution Strategy for
an Economy Ensuring Poverty
Alleviation and Distributive Justice. IIUC Business Review ISSN 1991-380X Volume 4.
December 2015. P. 81-100.
15