Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH SISTEM PEMBELAJARAN PAI DI SMK

“PRINSIP DAN PRAKTIK EKONOMI DALAM ISLAM”

Dosen Pengampu:

Dr. M. Zainul Hasani Syarif. MA.

Disusun Oleh:

Muhammad Faqihh Adji Putra


Muhammad Fachrur Syaddad

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR
2023/1444 H
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat
pada waktunya. Dalam makalah ini kami prinsip dan praktik ekonomi dalam islam

Dalam penulisan makalah ini kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang
mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu, kami mengundang pembaca untuk memberikan
saran serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik dan saran dari pembaca sangat kami
harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Akhir kata kami mengucapkan terima kasih dan berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi kita sekalian. Semoga Allah SWT memberikan petunjuk serta
rahmat-Nya kepada kita semua. Aamiin.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Bogor, 14 November 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Rumusan Masalah

BAB II PEMBAHASAN

Prinsip Ekonomi Dalam Islam

Praktik Ekonomi Dalam Islam……………………………………………………………………………………………………4

BAB III PENUTUP……………………………………………………………………………………..5

Kesimpulan………………………………………………………………………………………………………………………………….5

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………....6
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pandangan islam terhadap masalah kekayaan berbeda dengan pandangan islam terhadap masalah
pemanfaatan kekayaan. Menurut Islam, sarana sarana yang memberikankegunaan adalah
masalah lain. Karena itu, kekayaan dan tenaga manusia, dua duanyamerupakan kekayaan
sekaligus sarana yang biasa memberikan kegunaan atau manfaat.Sehingga, kedudukan kedua-
duanya dalam pandangan islam, dari segi keberadaan dan produksinya dalam kehidupan,
berbeda dengan kedudukan pemanfaatan serta tata cara perolehan manfaatnya.
Prinsip utama dalam sistem ekonomi Islam yang diisyaratkan dalam Al Qur’an : Hidup
hemat dan tidak bermewah-mewah, bermakna juga bahwa tindakan-tindakan ekonomihanyalah
sekedar untuk memenuhi kebutuhan bukan memuaskan keinginan .
Implementasi Zakat, pada tingkat negara mekanisme zakat adalah zakat wajib bukanzakat
sukarela. Disamping itu ada juga instrumen sejenis yang bersifat sukarela yaitu infak,shadaqah,
wakaf, dan hadiah.
Menjalankan usaha-usaha yang halal dari produk atau komoditi, manajemen, proses produksi
hingga proses sirkulasi atau distribusi haruslah ada dalam kerangka halal. Usaha-usaha tadi tidak
boleh bersentuhan dengan judi dan spekulasi atau tindakan-tidakan lainnyayang dilarang secara
syariah.Meskipun begitu ada kaidah hukum dalam Islam yang cukupmenjadi rujukan dalam
beraktifitas ekonomi, yaitu pada dasarnya aktifitas apapun hukumnya boleh sampai ada dalil
yang melarang aktifitas itu secara syariah.

B. RUMUSAN MASALAH

a. Apa itu prinsip ekonomi dalam islam ?


b. Apa itu praktik ekonomi dalam islam?

C. TUJUAN MASALAH

a. Mengetahui prinsip ekonomi dalam islam !


b. Mengetahui praktik ekonomi dalam Islam !

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Prinsip-Prinsip Ekonomi Dalam Islam

Prinsip-prinsip ekonomi Islam yang merupakan bangunan ekonomi Islam didasarkan atas
lima nilai universal yakni : tauhid (keimanan), ‘adl (keadilan), nubuwwah (kenabian), khilafah
(pemerintah) dan ma’ad (hasil).

Kelima nilai ini, menjadi dasar inspirasi untuk menyusun teori-teori ekonomi Islam. Namun
teori yang kuat dan baik tanpa diterapkan menjadi sistem, akan menjadikan ekonomi Islam
hanya sebagai kajian ilmu saja tanpa member dampak pada kehidupan ekonomi. Karena itu, dari
kelima nilai-nilai universal tersebut, dibangunlah tiga prinsip derivatif yang menjadi ciri-ciri dan
cikal bakal sistem ekonomi Islami. Ketiga prinsip derivatif itu adalah multitype ownership,
freedom to act, dan social justice.

Di atas semua nilai dan prinsip yang telah diuraikan di atas, dibangunlah konsep yang
memayungi kesemuanya, yakni konsep Akhlak. Akhlak menempati posisi puncak, karena inilah
yang menjadi tujuan Islam dan dakwah para Nabi, yakni untuk menyempurnakan akhlak
manusia. Akhlak inilah yang menjadi panduan para pelaku ekonomi dan bisnis dalam melakukan
aktivitasnya. Nilainilai

Tauhid (keEsaan Tuhan), ‘adl (keadilan), nubuwwah (kenabian), khilafah (pemerintah, dan
ma’ad (hasil) menjadi inspirasi untuk membangun teori-teori

ekonomi Islam :

1. Prinsip Tauhid

Tauhid merupakan pondasi ajaran Islam. Dengan tauhid, manusia menyaksikan bahwa “Tiada
sesuatupun yang layak disembah selain Allah dan

“tidak ada pemilik langit, bumi dan isinya, selain daripada Allah” karena

Allah adalah pencipta alam semesta dan isinya dan sekaligus pemiliknya, termasuk pemilik
manusia dan seluruh sumber daya yang ada. Karena itu, Allah adalah pemilik hakiki. Manusia
hanya diberi amanah untuk memiliki untuk sementara waktu, sebagai ujian bagi mereka.

Dalam Islam, segala sesuatu yang ada tidak diciptakan dengan sia-sia, tetapi memiliki tujuan.
Tujuan diciptakannya manusia adalah untuk beribadah kepada-Nya. Karena itu segala aktivitas
manusia dalam hubungannya dengan alam dan sumber daya serta manusia (mu’amalah)
dibingkai dengan kerangka hubungan dengan Allah. Karena kepada-Nya manusiaakan
mempertanggungjawabkan segala perbuatan, termasuk aktivitas ekonomi dan bisnis.

2.Adl

Allah adalah pencipta segala sesuatu, dan salah satu sifat-Nya adalah adil. Dia tidak membeda-
bedakan perlakuan terhadap makhluk-Nya secara dzalim. Manusia sebagai khalifah di muka
bumi harus memelihara hukum Allah di bumi dan menjamin bahwa pemakaian segala sumber
daya diarahkan untuk kesejahteraan manusia, supaya semua mendapat manfaat daripadanya
secara adail dan baik. Dalam banyak ayat, Allah memerintahkan manusia untuk berbuat adil.
Islam mendefinisikan adil sebagai tidak menzalimi dan tidak dizalimi. Implikasi ekonomi dari
nilai ini adalah bahwa pelaku ekonomi tidak dibolehkan untuk mengejar keuntungan pribadi bila
hal itu merugikan orang lain atau merusak alam. Tanpa keadilan, manusia akan terkotak-kotak
dalam berbagai golongan. Golongan yang satu akan menzalimi golongan yang lain, sehingga
terjadi eksploitasi manusia atas manusia. Masing-masing beruasaha mendapatkan hasil yang
lebih besar daripada usaha yang dikeluarkannya karena kerakusannya.

Keadilan dalam hukum Islam berarti pula keseimbangan antara kewajiban yang harus dipenuhi
oleh manusia (mukallaf) dengan kemampuan manusia untuk menunaikan kewajiban itu. Di
bidang usaha untuk meningkatkan ekonomi, keadilan merupakan “nafas” dalam menciptakan

pemerataan dan kesejahteraan, karena itu harta jangan hanya saja beredar pada orang kaya, tetapi
juga pada mereka yang membutuhkan.

3.Nubuwwah

Karena sifat rahim dan kebijaksanaan Allah, manusia tidak dibiarkan begitu saja di dunia tanpa
mendapat bimbingan. Karena itu diutuslah para Nabi dan Rasul untuk menyampaikan petunjuk
dari Allah kepada manusia tentang bagaimana hidup yang baik dan benar di dunia, dan
mengajarkan jalan untuk kembali (taubat) keasal-muasal segala sesuatu yaitu Allah. Fungsi
Rasul adalah untuk menjadi model terbaik yang harus diteladani manusia agar mendapat
keselamatan di dunia dan akhirat. Untuk umat Muslim,Allah telah mengirimkan manusia model
yang terakhir dan sempurna untuk diteladani sampai akhir zaman, Nabi Muhammad Saw. Sifat-
sifat utama sang model yang harus diteladani oleh manusia pada umumnya dan pelaku ekonomi
serta bisnis pada khususnya adalah Sidiq (benar, jujur), amanah ( tanggung jawab, dapat
dipercaya, kredibilitas), fathonah (kecerdikan, kebijaksanaan, intelektualitas) dan tabligh
(komunikasi keterbukaan dan pemasaran).
4.Khilafah

Dalam Al-Qur’an Allah berfirman bahwa manusia diciptakan untuk

menjadi khalifah dibumi artinya untuk menjadi pemimpin dan pemakmur bumi. Karena itu pada
dasarnya setiap manusia adalah pemimpin. Nabi bersabda: “setiap dari kalian adalah pemimpin,
dan akan dimintai pertanggungjawaban terhadap yang dipimpinnya”. Ini berlaku bagi semua

manusia, baik dia sebagai individu, kepala keluarga, pemimpin masyarakat atau kepala Negara.
Nilai ini mendasari prinsip kehidupan kolektif manusia dalam Islam (siapa memimpin siapa).
Fungsi utamanya adalah untuk menjaga keteraturan interaksi antar kelompok termasuk dalam
bidang ekonomi agar kekacauan dan keributan dapat dihilangkan, atau dikurangi.

Selain pemaparan di atas, prinsip-prinsip mendasar dalam ekonomi

Islam mencakup antara lain yaitu :

1. Landasan utama yang harus dijadikan pegangan bagi seseorang khusunya


dalam dunia perekonomian adalah Iman, menegakkan akal pada landasan
Iman, bukan iman yang harus didasarkan pada akal/pikiran. Jangan
biarkan akal/pikiran terlepas dari landasan Iman. Dengan demikian
prinsip utama ekonomi Islam itu bertolak kepada kepercayaan/keyakinan
bahwa aktifitas ekonomi yang kita lakukan itu bersumber dari syari’ah
Allah dan bertujuan akhir untuk Allah.
2. Prinsip persaudaraan atau kekeluargaan juga menjadi tolak ukur. Tujuan
ekonomi Islam menciptakan manusia yang aman dan sejahtera. Ekonomi
Islam mengajarkan manusia untuk bekerjasama dan saling tolong
menolong. Islam menganjurkan kasih saying antar sesame manusia
terutama pada anak yatim, fakir miskin, dan kaum lemah.
3. Ekonomi Islam memerintahkan kita untuk bekerja keras, karena bekerja
adalah sebagai ibadah. Bekerja dan berusaha merupakan fitrah dan watak
manusia untuk mewujudkan kehidupan yang baik, sejahtera dan makmur
di bumi ini.
4. Prinsip keadilan sosial dalam distribusi hak milik seseorang, juga
merupakan asas tatanan ekonomi Islam. Penghasilan dan kekayaan yang
dimiliki seseorang dalam ekonomi Islam bukanlah hak milik nutlak,
tetapi sebagian hak masyarakat, yaitu antara lain dalam bentuk zakat,
shadaqah, infaq dan sebagainya.
5. Prinsip jaminan sosial, yang menjamin kekayaan masyarakat muslim dengan landasan
tegaknya keadilan.

B. PRAKTEK EKONOMI DALAM ISLAM


Ada lima praktek sistem ekonomi yang dikenal masyarakat dunia, yakni:
1. Kapitalisme
Faham Kapitalisme berasal dari Inggris abad 18, kemudian menyebar ke Eropa Barat dan
Amerika Utara. Sebagai akibat dari perlawanan terhadap ajaran gereja, tumbuh aliran
pemikiran liberalisme di negara-negara Eropa Barat. Aliran ini kemudian merambah ke
segala bidang termasuk bidang ekonomi. Dasar filosofis pemikiran ekonomi Kapitalis
bersumber dari tulisan Adam Smith dalam bukunya “An Inquiry into the Nature and
Causes of the Wealth of Nations” yang ditulis pada tahun 1776. Isi buku tersebut sarat
dengan pemikiran-pemikiran tingkah laku ekonomi masyarakat. Dari dasar filosofi
tersebut kemudian menjadi sistem ekonomi, dan pada akhirnya kemudian mengakar
menjadi ideologi yang mencerminkan suatu gaya hidup (way of life).
2. Sosialisme
Dalam kehidupan sehari-hari istilah sosialisme digunakan dalam banyak arti. Istilah
sosialisme selain digunakan untuk menunjukkan sistem ekonomi, juga digunakan untuk
menunjukkan aliran filsafat, ideologi, cita-cita, ajaran-ajaran atau gerakan. Sosialisme
sebagai gerakan ekonomi muncul sebagai perlawanan terhadap ketidak adilan yang timbul
dari sistem kapitalisme.
3. Komunisme
Komunisme muncul sebagai aliran ekonomi, ibarat anak haram yang tidak disukai oleh
kaum Kapitalis. Aliran ekstrim yang muncul dengan tujuan yang sama dengan sosialisme,
sering lebih bersifat gerakan ideologis dan mencoba hendak mendobrak sistem
kapitalisme dan sistem lain yang telah mapan.
4. Fasisme
Fasisme muncul dari filsafat radikal yang muncul dari revolusi industri yakni
sindikalisme. Eksponen sindikalisme adalah George Sorel (1847-1922). Para penganjur
sindikalisme menginginkan reorganisasi masyarakat menjadi: asosiasi-asosiasi yang
mencakup seluruh industri, atau sindikat-sindikat pekerja
5. Islam
Ilmu ekonomi Islam merupakan ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari masalah-
masalah ekonomi rakyat yang dilhami oleh nilai-nilai Islam. Sejauh mengenai masalah
pokok kekurangan, hampir tidak terdapat perbedaan apapun antara ilmu ekonomi Islam
dan ilmu ekonomi modern. Andaipun ada perbedaan itu terletak pada sifat dan
volumenya (M. Abdul Mannan; 1993). Itulah sebabnya mengapa perbedaan pokok antara
kedua sistem ilmu ekonomi dapat dikemukakan dengan memperhatikan penanganan
masalah pilihan.
4
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Prinsip-prinsip ekonomi Islam yang merupakan bangunan ekonomi Islam didasarkan atas lima
nilai universal yakni : tauhid (keimanan), ‘adl (keadilan), nubuwwah (kenabian), khilafah
(pemerintah) dan ma’ad (hasil).
Kelima nilai ini, menjadi dasar inspirasi untuk menyusun teori-teori ekonomi Islam. Namun
teori yang kuat dan baik tanpa diterapkan menjadi sistem, akan menjadikan ekonomi Islam
hanya sebagai kajian ilmu saja tanpa member dampak pada kehidupan ekonomi. Karena itu, dari
kelima nilai-nilai universal tersebut, dibangunlah tiga prinsip derivatif yang menjadi ciri-ciri dan
cikal bakal sistem ekonomi Islami.

5
DAFTAR PUSTAKA

Karim, S. A. (2010). The Islamic Moral Economy: A Study of Islamic Money and Financial Instruments.
Brown Walker Press.

Krichene, N. (2013). Islamic Capital Markets: Theory and Practice (1st ed.). Wiley.

Manan, A. (2012). Hukum Ekonomi Syariah Dalam Perspektif Kewenangan Peradilan Agama. Kencana
Prenada Media.

Rahnema, A., & Nomani, F. (1992). Islamic Economic Systems (Studies in Islamic Society). Zed Books.

Anda mungkin juga menyukai