Anda di halaman 1dari 4

MAKALAH

BAB VII
PEREKONOMIAN DALAM ISLAM

DIBUAT OLEH

KELOMPOK 7
NAMA KELOMPOK :
1. ILHAM
2. ZERI
3. DELPI
4. CITRA
KELAS X 5

MATA PELAJARAN FIQIH


GURU PEMBIMBING: HORVI MURDAHLINA, S.Pd
TAHUN AJARAN 2023/2024
A. Perekonomian dalam Islam – Konsep dan Penerapannya
Islam adalah agama yang rahmatan lil alamin. Islam mengatur seluruh bagian hidup
manusia dengan tujuan agar hidup manusia dapat menjadi hidup yang memiliki makna dan
berarti. Tentu saja menjalani hidup yang seperti itu, manusia harus dapat memenuhi
kebutuhannya sesuai dengan fitrah.

Salah satu aspek yang menunjang hidup manusia adalah ekonomi. Ekonomi adalah
sektor yang penting dan memiliki tujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia seperti
sandang, pangan, dan papan. Tidak jarang, aspek ekonomi menjadi dominan dalam kehidupan
manusia dan bukan hanya sekedar memenuhi kebutuhan melainkan menjadi alat
kesombongan dan harga diri.

Larangan berlebih-lebihan dan menganjurkan hidup sederhana adalah perintah Allah


agar manusia menjadikan ekonomi sebagai bagian dari hidupnya bukan untuk tujuan utama
atau sebagai visi kehidupan. Ekonomi adalah alat atau instrumen dalam manusia menjalankan
hidupnya. Untuk bisa menerapkan perekonomian dalam islam, maka umat islam juga harus
mengetahui bagaimana islam mengatur masalah tersebut.

B. Konsep Umum Ekonomi Islam


Konsep dasar dari ekonomi islam tentu saja tidak pernah lepas dari nilai-nilai
ketauhidan. Seluruh aturan islam termasuk aturan ekonomi dibuat oleh Allah, sunnatullah
yang berlaku juga Allah yang mengatur, dan manusia hanya berusaha untuk memahmi dan
menjalankan perintah tersebut dengan sebaik-baiknya. Kembalinya, semua persoalan islam
adalah kepada Allah SWT.

Secara umum ekonomi islam atau yang berbasis kepada syariah tidaklah sama
dengan konsep perekonomian lainnya. Sistem perekonomian dalam islam menganut kepada
jalan-jalan yang adil dan seimbang. Aspek ketuhanan, keakhiratan, kehidupan individu, dan
sosial diusahakan agar sama-sama diperhatikan dan tidak ada yang dianaktirikan. Sejatinya,
sistem perekonomian dalam islam yang dibuat oleh Allah dalam Al-Quran mengorientasikan
pada keuntungan, kesejahteraan, dan nikmat yang banyak bagi manusia. Aturan yang Allah
buat dan perintahkan sejatinya agar menyelamatkan manusia dan tidak lagi terjebak dalam
kesengsaraan atau kemudhraratan.

Akan tetapi sering kali manusia berpikir bahwa aturan tersebut sudah tidak bisa
dipakai, tidak sesuai zaman, mengekang dsb. Padahal sebetulnya, Allah menyelematkan
manusia lewat aturan islam, agar aktivitas ekonomi dapat berjalan dengan baik, suka sama
suka, saling menguntungkan, dan memberikan rezeki.
C. Contoh Penerapan Ekonomi Islam
Perekonomian islam tentu saja bersifat mendasar dan filosofis. Spirit perekonomian
dalam islam juga tidak terlepas dari Rukun Islam, Dasar Hukum Islam, Fungsi Iman Kepada
Allah SWT, Sumber Syariat Islam, dan Rukun Iman. Hal-hal yang dijelaskan di bawah ini
tentunya tidak sama dengan persoalan teknis atau strategi yang berlaku. Dalam
penerapannya, islam membutuhkan ilmu tersendiri, ketetatan teori dan pengalaman, hikmah
yang mendalam, dan lain sebaginya.
Untuk itu, penerapan yang bersifat teknis tentu saja dapat berubah seiring perkembangan
zaman dan tekinologi. Namun berbeda hal dengan penerapan dasar atau asas dari
perekonomian dalam islam. Hal tersebut tidak bisa dirubah dan diganggu gugat. Untuk itu,
nilai-nilai tersebut harus selalu ada terjaga dalam sistem ekonomi islam yang diterapkan di
zaman tersebut.

Berikut adalah penerapan perkeonomian dalam islam, sebagaimana Allah menjelaskan


dalam Al-Quran.
1. Diperbolehkannya Jual Beli dan Diharamkannya Riba

“…..padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.…..” (QS Al
Baqarah : 275)

Dari ayat yang disampaikan di atas, dapat diketahui bahwa yang dilarang Allah adalah
melakukan riba sedangkan melakukan proses jual beli adalah suatu yan halal. Riba
diharamkan oleh Allah dan ancaman sebagai ahli neraka sudah dekat sejak manusia masih di
dunia.
Jual beli tentunya termasuk dalam masalah perekonomian dalam islam.jual beli berarti bisa
berupa barter, djualnya barnag lalu dibayar, dan lain sebagainya. Di zaman yang serba
online dan cepat ini, jual beli juga dapat terjadi. Hal ini tentu saja belum terjadi saat Nabi
Muhammad masih berkuasa di mekkah.
Walaupun begitu, proses jual beli ini selagi akad, produk, harga, kepemilikan, pada dasarnya
adalah hal-hal yang harus ada dalam transaksi ekonomi. Dalam keseharian jual beli ini tentu
sering sekali dilakukan oleh manusia, baik sebagai konsumen, produsen, ataupun distributor.

2. Diharamkannya Mengundi Nasib dan Judi


“Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: “Pada keduanya
terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih
besar dari manfaatnya.” Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan.
Katakanlah: ” Yang lebih dari keperluan.” Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya
kepadamu supaya kamu berfikir,” (QS Al Baqarah : 219)

Dari ayat di atas dijelaskan bahwa Allah mengaramkan judi sebagai aktifitas ekonomi. Allah
melaknat dan melarang manusia untuk melakukan judi. Hal ini ada beberapa aspek yang
membuat judi haram sebagai bagian dari transaksi perkenomian dalam islam, diantarnaya
adalah:
 Hasil yang Spekulatif dan Tidak ada Kejelasan Standart
 Membentuk moral negatif dan emosional
 Tidak memutar dana atau memutar roda ekonomi pada orang-orang lainnya
 Tidak teroptimalkannya rezeki dan sumber daya alam di muka bumi, karena aktivitas
ekonomi banyak mengarah kepada judi,
 Dsb
Larangan judi bukanlah hanya sekedar larangan belaka atau bersifat normatif. Hal ini
menjadi landasan bahwa Allah menyuruh manusia melakukan aktivitas ekonomi agar
memperhatikan juga kestabilan ekonomi diri ataupun orang lain. Jika hanya mengandalkan
judi tentu saja uang sulit bertambah, tidak produktif, dan tidak ada pengembangan ekonomi
di masyarakat.
3. Keseimbangan Hak Individu dan Sosial
Dalam penerapan perekonomian dalam islam, di dalamnya mengandung pengaturan hak
indiviidu dan pembangunan sosial. Islam memberikan perintah mengeluarkan zakat 2,5 %
pada harta yang dimiliki agar diberikan kepada yang berhak. Islam hanya mewajibkan 2,5%
sedangkan sisanya Allah memotivasi dan memberikan pahala lebih pada mereka yang mau
memberikan hartanya sebanyak-banyaknya sesuai kebutuhan pengembangan islam saat itu.
Untuk itu, Keadilan perekonomian dalam islam, menyeimbangkan hak individu dan
sosial. Allah menghargai harta individu, untuk itu bisa diwariskan dan juga dikeluarkannya
sebagiaan saja tidak diwajbkan keseluruhan. Tentu saja jika keseluruhan artinya hasil kerja
keras individu tidak dihargai. Namun tidak dengan islam.
Itulah secara umum mengenai perekonomian dalam islam, sangat mengarah kepada
keadilan dan keseimbangan. Seluruh aturan islam, termasuk dalam hal pengaturan ekonomi
sangat menunjang manusia dalam mencapai Tujuan Penciptaan Manusia, Proses Penciptaan
Manusia , Hakikat Penciptaan Manusia , Konsep Manusia dalam Islam, dan Hakikat
Manusia Menurut Islam sesuai dengan fungsi agama , Dunia Menurut Islam, Sukses
Menurut Islam, Sukses Dunia Akhirat Menurut Islam, dengan Cara Sukses Menurut Islam.

Anda mungkin juga menyukai