Anda di halaman 1dari 6

HUKUM

BERMUAMALA
H DALAM
ISLAM
AINIYYAH FADHILAH (32321050)
KELAS : 1C
turan yang harus diterap Bermuamalah Dalam Islam

an Allah SWT (ibadah) d


Muamalah adalah sebuah hubungan manusia dalam interaksi sosial sesuai syariat, karena manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup
berdiri sendiri. Dalam hubungan dengan manusia lainnya, manusia dibatasi oleh syariat tersebut, yang terdiri dari hak dan kewajiban.
Lebih jauh lagi interaksi antara manusia tersebut akan membutuhkan kesepakatan demi kemaslahatan bersama. Dalam arti luas muamalah merupakan
aturan Allah untuk manusia untuk bergaul dengan manusia lainnya dalam berinteraksi. Sedangkan dalam arti khusus muamalah adalah aturan dari Allah
dengan manusia lain dalam hal mengambangan harta benda. Dalam islam, terdapat aturan yang harus diterapkan dalam amaliyah individu dengan Allah

dengan individu lainnya


SWT (ibadah) dan juga amaliyah antara individu dengan individu lainnya (muamalah). Sehingga muamalah dalam islam merupakan salah satu cabang
ilmu yang perlu dipahami oleh setiap umat islam, agar dapat menjadikan setiap aktivitas kehidupan dunianya bernilai kebaikan yang berujung pahala.
Muamalah adalah peraturan-peraturan Allah SWT. yang harus diikuti dan ditaati dalam hidup bermasyarakat. Contoh muamalah dalam kehidupan
sehari-hari berdasarkan definisi ini meliputi interaksi hidup bertetangga atau berteman.

Dalam islam muamalah juga memiliki prinsip, diantaranya yaitu :

lah dalam islammerupak


A. Hukum muamalah mubah – pada dasarnya segala bentuk muamalah hukumnya adalah boleh. Kecuali aktivitas atau perbuatan muamalah yang dilarang dalam Al-
quran dan Al-hadist. Hal ini memberikan kesempatan dan peluang untuk terciptanya aneka muamalah baru sesuai perkembangan zaman.
B. Atas dasar sukarela – pengertian muamalah dalam islam bermakna saling berbuat, dengan ketentuan tidak ada paksaan diantara pihak yang saling melakukan
perbuatan muamalah tersebut. Hal ini menjamin kebebasan para pihak dalam memilih meneruskan atau menghentikan transaksi, salah satu contohnya adalah praktek
macam-macam khiyar dalam jual beli.
C. Mendatangkan manfaat, menghindari mudharat – hal ini mengarahkan para pihak yang bermuamalah unutk menghindari perbuatan yang sia-sia dan mubazir. Serta

erlu dipahami oleh setiap


mewaspadai potensi risiko yang akan terjadi.
D. Memelihara nilai keadilan – muamalah yang dilakukan adalah perbuatan yang menghindari unsur-unsur penganiayaan dan penindasan. Dan juga mengambil
kesempatan dalam kesulitan orang lain
Di dalam islam banyak sekali jenis Muamalah yang di larang, Adapun larangan Muamalah dalam islam di
antaranya yakni :

A. Maisyir – merupakan transaksi memperoleh keuntungan secara untung-untungan atau dari kerugian
pihak lain.
B. Gharar – adalah muamalah yang memiliki ketidakjelasan obyek transaksinya. Seperti barang yang
dijual tidak dapat diserah-terimakan, tidak jelas jumlah harga dan waktu pembayarannya.
C. Haram – tidak diperbolehkan melakukan transaksi atas benda atau hal-hal yang diharamkan. Sehingga
tidak sah transaksi jual beli jika obyek jual belinya adalah khamar atau narkoba.
D. Riba – pengertian riba dalam islam adalah tambahan dalam aktivitas hutang piutang dan jual beli.
Terdapat macam-macam riba dalam kehidupan sehari-hari yang perlu ditinggalkan, seperti riba jahiliyah
dan riba nasiah dalam transaksi perbankan konvensional.
E. Bathil – transaksi bathil dalam muamalah terlarang untuk dilakukan.
Sistem Ekonomi Islam

Ekonomi syariah merupakan ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang diihlami oleh nilai-nilai islam.
Ekonomi dalam islam merupakan tuntutan kehidupan sekaligus anjuran yang memilki dimensi ibadah yang teraplikasi dalam etika dan moral syariah
islam.
Ekonomi dalam islam harus mampu memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada setiap pelaku usaha. Selain itu, ekonomi syariah menekankan
empat sifat, antara lain :
1. Kesatuan (unity)
2. Keseimbangan (equilibrium)
3. Kebebasan (free will)
4. Tanggung jawab (responsibility)
Manusia sebagai wakil (khalifah) Tuhan di dunia tidak mungkin bersifat individualistik, karena semua (kekayaan) yang ada di bumi adalah milik
Allah SWT. Semata, dan manusia adalah kepercayaan-Nya di bumi. Di dalam menjalankan kegiatan ekonominya, islam sangat mengharamkan
kegiatan riba, yang dari segi bahasa berarti “kelebihan”.
Dalam Al-Quran surah Al-Baqarah ayat 275 disebutkan bahwa orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti
berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata
(berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan megharamkan riba
Respon Islam Terhadap Transaksi Ekonomi Modern
Modern ini banyak sekali jenis transaksi yang beragam dan mengandalakan transaksi yang dilarang oleh syara’ seperti transaksi jual  beli yang di
dalamnya terdapat unsur riba, gharar, dan maisir.
Dalam hukum ekonomi Islam (muamalat) etika transaksi merupakan hal yang tak dapat dipisahkan dari kegiatan ekonomi secara keseluruhan. Dalam
melakukan perjanjian (akad, kontrak), misalnya, ditentukan unsur-unsur yang harus ada beserta syarat sahnya agar kepentingan semua pihak
terlindungi. Di antara syarat bagi keabsahan suatu perjanjian bisnis adalah tidak mengandung riba.
Keterlibatan riba dalam sebuah kontrak bisnis akan berakibat bisnis tersebut tidak sah (batil). Kontrak bisnis yang batil dipandang tidak pernah terjadi
menurut hukum sehingga tidak mempunyai akibat hukum sama sekali, meskipun secara material pernah terjadi tiga hal ini dikarenakan,  berdasarkan
sejumlah ayat dan hadis, praktik riba dilarang. Kecaman keras terhadap riba dapat dilihat dari digunakannya ungkapan yang paling tandas yang tidak
digunakan untuk bentuk-bentuk dosa lainnya.
Kegiatan muamalah sekarang ini yang kita dapati transaksi keuangan yang modern dengan segala instrumen-instrumen hasil inovasi manusia. Apalagi
dalam memenuhi kebutuhan hajat manusia sehari-hari kebutuhan hajat harus diperoleh secara halal dan baik, dilarang memperoleh secara batil dan
haram.
Penyebab terlarangnya sebuah transaksi ada tiga macam:
1. pertama, haram zatnya (haram lizatihi) yaitu berkaitan dengan objek atau barang yang hendak ditransaksikan dilarang oleh Islam minuman
keras(khamaar), daging babi, bangkai, darah. Jadi apabila transaksi yang dilakukan dengan objek yang haram, sedangkan akadnya sah, maka jual
beli tersebut tergolong haram pula.
2. Kedua, haram selain zatnya (haram lighairihi) ialah haram yang berkaitan dengan proses atau keadaan memperoleh sesuatu objek dengan berbagai
cara. Pada tahap inilah terdapat banyaknya pelarangan jual beli. Contoh jual beli ikan di laut yang belum dimiliki oleh seorangpun, ikan merupakan
objek yang halal akan tetapi transaksi yang dilakukan mendzalimi salah satu pihak dengan menjual ikan di laut tanpa mengetahui kuantitas dan
kualitas objek.
3. Ketiga, tidak sah atau lengkapnya akad ialah tidak terpenuhi salah satu rukun dan syarat jual beli. Ataupun hal lain terdapat 2 kontrak dalam satu
Etos Kerja Islam
Setiap pekerja terutama yang beragama islam harus dapat menumbuhkan etos kerja secara islami karena pekerjaan yang ditekuninya bernilai ibadah,
termasuk didalamnya menghidupi ekonomi keluarga. Oleh karena itu, seleksi terhadap pekerjaan adalah suatu keharusan. Jangan sampai kita terlena
dengan hasil yang banyak padahal pekerjaan tersebut salah satu yang dilarang oleh agama. Karena terdapat nilai spiritual yang penting dalam islam
yang tidak ternilai harganya yaitu keberkahan.
Terdapat beberapa konsep etos kerja islam yang dapat kita jadikan pedoman menjalani suatu pekerjaan dalam Al Quran dan hadis :
a. Kerja keras Rosululloh mengajarkan kepada umatnya untuk tidak tergesa-gesa dalam mencapai apa yang diinginkan. Nilai sebuah pekerjaan bukan
dilihat dari hasilnya semata, namun kemudian tidak ada berkelanjutannya, akan tetapi yang bisa berjalan secara kontinu meski hasilnya tidak terlalu
besar. Disinilah perlunya sebuah perencanaan yang matang, di samping bekerja keras.
b. Menghargai waktu Salah satu esensi dan hakikat etos kerja adalah cara seseorang menghayati, memahami dan merasakan betapa berharganya
waktu. Setiapmanusia memiliki waktu yag sama dalam menjalankan aktifitas kehidupannya yaitu selama 24 jam sehari. Namun bagaimana
memanfaatkan waktu tersebutlah yang berbeda beda. ada orang yang memanfatkannya secara produktif tapi ada juga yang sebaliknya.
c. Motivasi Motivasi yaitu adanya dorongan dari dalam diri untuk mandiri dan mengembangkan usaha yang dijalani, menjadikan diri sebagai sosok
yang menginginkan perubahan serta memiliki kepribadian yang kuat, sehingga tidak goyah dengan pengaruh negatif.
d. Orientasi kedepan, Seorang pribadi muslim tidak akan berspekulasi dengan masa depannya dan akan menetapkan sesuatu yang jelas pada seluruh
tindakannya diarahkan pada tujuan yang telah ditentukan.
e. Ukhuwah (Persaudaraan) Dimata Allah manusia itu sama, yang membedakannya adalah tingkat keimanan kita kepada Allah. Namun manusia
seringkali membeda- bedakan manusia satu dengan yang lain sehingga menyebabkan perpecahan. Islam mengajarkan umatnya untuk mencintai satu
sama lain
f. Pandai bersyukur Manusia hidup didunia dengan berbagai cobaan untuk menguji keimanan kita kepada Allah. Cobaan tersebut bermacam-macam
diantaranya cobaan sakit, sehat, kaya, miskin dll. Cobaan yang positif dapat membawa kita lupa pada Allah. Cobaan yang negative kadang kali
membuat kita mengeluh kepada Allah. Padahal Allah mengetahui apayang terbaik untuk umatnya.

Anda mungkin juga menyukai