SLIDE 1
SLIDE 2
a. Hukum muamalah mubah – pada dasarnya segala bentuk muamalah hukumnya adalah
boleh. Kecuali aktivitas atau perbuatan muamalah yang dilarang dalam Al-quran dan Al-
hadist. Hal ini memberikan kesempatan dan peluang untuk terciptanya aneka muamalah
baru sesuai perkembangan zaman.
b. Atas dasar sukarela – pengertian muamalah dalam islam bermakna saling berbuat, dengan
ketentuan tidak ada paksaan diantara pihak yang saling melakukan perbuatan muamalah
tersebut. Hal ini menjamin kebebasan para pihak dalam memilih meneruskan atau
menghentikan transaksi, salah satu contohnya adalah praktek macam-macam khiyar dalam
jual beli.
c. Mendatangkan manfaat, menghindari mudharat – hal ini mengarahkan para pihak yang
bermuamalah unutk menghindari perbuatan yang sia-sia dan mubazir. Serta mewaspadai
potensi risiko yang akan terjadi.
d. Memelihara nilai keadilan – muamalah yang dilakukan adalah perbuatan yang menghindari
unsur-unsur penganiayaan dan penindasan. Dan juga mengambil kesempatan dalam
kesulitan orang lain
Sesuai dengan prinsip muamalah dalam islam, maka pada dasarnya setiap aktivitas
sosial masyarakat, khususnya dalam aktivitas ekonomi boleh dilakukan. Dengan ketentuan
tidak ada larangan agama atas akivitas tersebut. Oleh karena itu, dalil muamalah merupakan
larangan-larangan yang terdapat dalam sumber hukum muamalah yang utama, yaitu Al-
quran dan Al-hadist.
SLIDE 3
Di dalam islam banyak sekali jenis Muamalah yang di larang, adapun larangan
Muamalah dalam islam di antaranya yakni :
ketika kita melakukan kegiatan muamalah hindarilah muamalah yang di larang oleh
Allah SWT karena selain berdosa juga membuat kehidupan kita tidak tenang dan nyaman
karna mendapatkan hasil dari kegiatan yang haram.
SLIDE 4
Sistem ekonomi Islam secara sederhana merupakan sebuah peraturan,
dimana pelaksanaannya berlandaskan dengan berbagai syariat. Yaitu Islam
dan selalu berpedoman pada Al Qur’an maupun AL-Hadis. Hal ini meliputi
kegiatan seperti simpan-pinjam, investasi dan bermacam kegiatan lain.
Sistem ekonomi ini diciptakan agar umat Islam bisa tetap melakukan
kegiatan ekonomi dengan baik dan benar dan terhindar dari semua sifat yang
buruk seperti riba, dzalim, ikhtikar, haram, dan masih banyak lagi. Semuanya
dijelaskan dan diatur secara terperinci dalam sistem ekonomi Islam.
Pendapat Abu Zahrah, Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Cairo Abul A’la al-Maududi
(Pakistan), Muhammad Abduh al-A’rabi, Penasehat hukum pada Islamic Congres Cairo dan lain-lain
menyatakan bahwa bunga bank konvensional adalah riba nasiah (riba langsung) yang dilarang
Islam. Karena itu umat Islam tidak boleh bermuamalah dengan bank yang memakai sistem bunga,
kecuali kalau dalam keadaan darurat atau terpaksa. Dan mengharapkan lahirnya bank Islam yang
tidak menggunakan sistem bunga sama sekali.
SLIDE 10
Di kalangan ulama dan cendikiawan Muslim ada empat pendapat tentang hukum asuransi
menurut Masyfuk Zuhdi (1991: 127-129) yang dikutip dari Fiqhi Sunnah dan Kode Etik Dagang
Menurut Islam oleh Hamzah Ya’cub (1984: 295-310), yaitu mengharamkan asuransi dalam
segala macam bentuknya sekarang ini, termasuk asuransi jiwa. Ulama dalam kelompok ini
adalah Sayyid Sabiq, Abdullah al_Qalqili (mufti Yordania), Muhammad Yusuf al-Qardhawi
(pengarang buku al-Halal wal Haram fil Islam), dan Muhammad Bakhit al-Muth’i (mufti Mesir).
Alasan-alasan mereka adalah:
Suryana dkk (1996: 185) mengatakan bahwa koperasi sebagai lembaga ekonomi
merupakan aplikasi dari konsep ta’awun (kerja sama dan tolong menolong) yang sangat
dianjurkan oleh ajaran Islam. Keberpihakan kepada kesejahteraan anggota sebagai suatu
keluarga adalah sifat koperasi yang mulia, Jika koperasi ditata sedemikian rupa dapat menjadi
lembaga ekonomi yang kuat, saling memajukan antar anggota, sehingga pemerataan
kesejahteraan dapat dirasakan oleh masyarakat banyak.
Dalam penyelenggaraan koperasi yang baik harus berdasarkan sendi koperasi secara
umum, yaitu:
a. Saling menolong
b. Tanggung jawab
c. Keadilan
d. Ekonomis
e. Demokrasi
f. Kemerdekaan
g. Pendidikan
Apabila salah satu di antara tujuh sendi koperasi disebutkan di atas tidak terpenuhi,
misalnya tidak ada keadilan atau kejujuran bagi pengurus koperasi maka lembaga ekonomi
seperti ini hilang berkahnya. Firman Allah dalam sebuah Hadis Qudsi: “Aku memberikan
berkah kepada suatu lembaga yang pengurusnya tetap berlaku adil dan jujur dalam
menjalankan kegiatananya, tetapi ketika mereka berkhianat, maka Aku mencabut
berkahnya kegaiatan itu.”
SLIDE 12
Etos kerja islami bermakna sebagai aktivitas yang dilakukan seorang muslim dengan mengerahkan
segala kemampuan yang dimilikinya untuk mengaktualisasikan dirinya sebagai hamba Allah, yang
melahirkan hasil pekerjaan yang terbaik dan bermanfaat tidak hanya untuk dirinya tapi juga untuk
orang lain.