AlQuran adalah wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad, berisi petunjuk
dalam berbagai aspek kehidupan manusia dan membacanya bernilai ibadah.
Sedangkan AlHadits (sunnah) adalah apa yang diriwayatkan dari Nabi Muhammad
baik dalam bentuk ucapan, perbuatan, pengakuan dan sifat Nabi
Beberapa petunjuk dasar dalam AlQuran dan AlHadits yang wajib diikuti dalam
transaksi, perikatan dan khususnya mencari kekayaan adalah sebagai berikut :
d. Celaan bersifat dan berkelakuan kikir dan pelit, sebaliknya memuji sifat
kedermawanan dan murah hati
f. Perintah berbuat adil, ihsan, dan memberi nafkah kepada kerabat. Sebaliknya
mencegah perbuatan keji, munkar serta perbuatan jahat lainnya
g. Larangan merugikan orang lain, seperti khianat, curang, dan mengurangi
timbangan
Setelah Rasulullah wafat, tidak adalagi tempat untuk bertanya jika umat
menjumpai masalah baru yang tidak ditemukan dalam AlQuran dan AHadits, Untuk
masalah-masalah seperti itu digunakan sumber hukum Ijma dan Qiyas
Ijma adalah kesepakatan ulama mujtahid pada masa setelah zaman Rasulullah atas
sebuah perkara dalam agama.” Dan ijma’ yang dapat dipertanggung jawabkan adalah
yang terjadi di zaman sahabat, tabiin (setelah sahabat), dan tabi’ut tabiin (setelah
tabiin). Sedangkan Qiyas adalah menerangkan hukum sesuatu yang tidak ada dalilnya
baik dalam AlQuran maupun AlHadits dengan cara membandingkannya dengan
sesuatu yang ditetapkan hukumnya berdasarkan nash
Memahami bunga bank dari aspek legal dan formal dan secara induktif,
berdasarkan pelarangan terhadap larangan riba yang diambil dari teks (nash),
dan tidak perlu dikaitkan dengan aspek moral dalam pengharamannya.
Paradigma ini, berpegang pada konsep bahwa setiap utang-piutang yang
disyaratkan adanya tambahan atau manfaat dari modal adalah riba, meskipun
tidak berlipat ganda. Oleh karena itu, betapapun kecilnya, suku bunga bank
tetap hukumnya haram. Karena berdasarkan teori qiyas, dan dalam hal ini
praktik riba sebagai ashl dan Bungan bank sebagai far’u. Keduanya, disatukan
dalam illat yang sama yaitu adanya tambahan atau bunga tanpa disertai
imbalan. Dengan demikian, bunga bank hukumnya haram sebagaimana
diharamkannya riba
Syed Nawab Haidar Naqvi mengemukakan empat prinsip etika dalam Islam yang tentu
saja keempat prinsip tersebut juga menjadi landasan dalam menjalankan bisnis. Keempat
prinsip tersebut adalah sebagai berikut :
a. Tauhid (Unity)
Prinsip Tauhid tidak mengarahkan manusia untuk hidup harmonis dalam suatu
masyarakat khusus saja, tetapi juga di beragam masyarakat dengan menunjuk sifat
universal ajaran Islam
Dengan prinsip Tauhid Islam menawarkan keterpaduan agama, ekonomi dan
sosial demi membentuk kesatuan. Sehinggan etika dan ekonomi atau etika dan
bisnis menjadi satu kesatuan. Berdasarkan prinsip ini pengusaha Muslim tidak
akan melakukan :
b. Kesetimbangan (Equilibrium)
Pendirian Islam yang ideal dalam hal ini berasal langsung dari kenyataan
bahwa berdasarkan karakter manusia yang teomorfis dan untuk memenuhi
ketentuan kesetimbangan, nilai sosial marginal dari setiap individu dalam suatu
masyarakat Islam harus sama. Karenanya setiap kebahagiaan individu harus
mempunyai nilai yang sama dipandang dari sudut sosial. Dengan kata lain, dari
sudut pandang Islam, suatu masyarakat dengan distribusi pendapatan yang
merata, lebih unggul daripada masyarakat dengan distribusi pendapatan yang
tidak merata, sekalipun rata-rata tingkap pendapatan dalam dua masyarakat itu
sama.
d. Pertanggungjawaban (Responsibility)