Anda di halaman 1dari 3

NAMA : MOCHAMAD ARIF NAUFALDI

KELAS : 759
MATA KULIAH : Hukum Ekonomi Syari’ah
NIM : 191010250043

JAWABAN

1. Hukum Ekonomi Syariah adalah hukum yang didasari secara syariah, atau dilandasi
dengan pedoman Al-Quran dan Hadist beserta ijtihad para ulama‟. Hukum merupakan
sebuah aturan atau tatanan yang harus dijalani dengan perintah dan penegakan untuk
menyelaraskan kehidupan manusia.

Undang-undang Peradilan Agama No. 7 Tahun 1989, maka dapat diketahui bahwa
ruang lingkup ekonomi syariah meliputi : Bank syariah, asuransi syariah, lembaga
keuangan mikro syariah, reasuransi syariah, obligasi syariah, surat berjangka menengah
syariah, reksadana syariah, sekuritas syariah, pegadaian syariah, pembiayaan syariah,
dana pensiun lembaga keuangan syariah dan bisnis syariah.

2. Syarat suatu bangunan agar berdiri kokoh adalah tiang yang kokoh. Jika bangunan yang
kokoh tersebut adalah ekonomi syariah, maka tiang penyangganya adalah sebagai
berikut:
Siap Menerima Resiko.
Tidak Melakukan Penimbunan.
Tidak Monopoli.
Pelarangan Interes Riba.
Hubungkan dengan kondisi yang terjadi saat ini?
Dalam syariah sesuatu yang diperintahkan atau dibolehkan akan memberikan
mashlahat bagi manusia, dan sebaliknya apa yang dilarang atau dibenci syariah akan
memberikan mudharat bagi manusia dan lingkungannya. Selain itu syariah Islam juga
mendorong pengembangan bisnis inovasi produk, model pemasaran sesuai
perkembangan dunia bisnis baik lokal maupun global untuk mencapai tujuan bisnis.
Kaitan antara konteks keindonesiaan saat ini dan ajaran islam pada aspek ekonomi
adalah bahwa pedoman dan tuntunan yang diajarkan islam tentunya bukan hanya bagi
umat islam (manusia) secara individual, tetapi juga bagi manusia secara organisasional
(berbangsa dan bernegara) dalam mencapai tujuan bersama, yaitu merelisasikan
kesejahteraan, dan dalam menghadapi berbagai tantangan. Hal ini menunjukan bahwa
Islam secara tidak langsung telah memberikan strategi dan cara untuk berperilaku dan
menghadapi persaingan ekonomi dari skala individual hingga skala global. Pandangan
Islam yang yang selanjutnya dideskripsikan dalam Ilmu Ekonomi Islam berkaitan
dengan strategi untuk menghadapi tantangan persaingan ekonomi di era MEA dapat
ditemukan dari Prinsip Ekonomi Islam.

3. Yusuf Qardhawi dalam bukunya Daur al-Qiyam wa al-Akhlaq fi alIqtishadi al-Islami


menyatakan bahwa Islam menetapkan adanya kepemilikan bersama terhadap benda-
benda yang bersifat dharuri (yang sangat dibutuhkan) bagi semua manusia. Oleh karena
itu, Islam mengeluarkan segala sesuatu yang keberadaan dan kemanfaatannya tidak
bergantung usaha-usaha khusus dari ruang lingkup kepemilikan individu,sehingga
kepemilikannya bersifat bersama dan umum serta tidak boleh dilakukan oleh
perseorangan yang akan mengakibatkan kerugian bagi masyarakat.. Rasulullah SAW
menyebutkan benda-benda jenis ini sebanyak empat hal, yaitu: air, padang rumput, api,
dan garam.
4. Dari tekstual kata diatas dapat disimpulkan bahwa ada kewajiban bagi seseorang dalam
suatu negara secara bersama-sama untuk menjamin kehidupan universal dalam setiap
kebutuhan waga negara.
Sehingga, pelaksanaan zakat telah mencerminkan kegiatan jaminan sosial bagi
masyarakat, bahwa yang dibayarkan kepada mustahik dalam hal ini adalah asnaf yang
terdiri dari; fakir, miskin, amil (pengelola zakat), ghorimin (orang yang memiliki
hutang), budak (hamba sahaya), fisabillilah (untuk keperluan di jalan Allah), ibnusabil,
mualaf (orang yang mendapat hidayah Islam), yaitu didistribusikan untuk keadilan
sosio-ekonomi, serta dapat meningkatkan kesejahteraan orang miskin.

5. Selain melek teknologi, diharapkan penduduk Indonesia sekaligus sebagai pelaku


UMKM haruslah melek terhadap rambu-rambu syariah yang terkait rukun dan syarat
sahnya suatu akad. Maka mereka akan mampu memanfaatkan peluang
perkembangan fintech syariah secara maksimal.

Selain itu, tindakan-tindakan sebagai bentuk kebijakan dari pihak pengawas di


lapangan juga diperlukan untuk meminimalisir risiko-risiko yang akan dihadapi
investor.

Sehingga ketika aspek pelaku UMKM cerdas, Investor bijak, dan akad yang sesuai
ketentuan prinsip berekonomi syariah telah bersinergi, serta diperkuat dengan regulasi
pemayung fintech syariah, maka Insya allaah UMKM yang unggul akan tercipta.

Anda mungkin juga menyukai