OLEH:
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MATARAM
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................
A. LatarBelakang................................................................................................
B. RumusanMasalah...........................................................................................
C. Tujuan.............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................
A. Kesimpulan.....................................................................................................
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ekonomi syariah (hukum Ekonomi islam) sangat populer belakangan ini,
bukan hanya di Indonesia namun juga seluruh penjuru dunia. Terlihat jelas dengan
adanya sebuah institusi ekonomi yang bersifat konvensional merasakan
ketertinggalannya, jika tidak mengakomodasi sistem syariah secara bersamaan
khususnya dalam bidang perbankan. Mencermati fenomena syariah tersebut
menghantarkan kita ingin mengetahui lebih jauh tentang sistem ekonomi syariah itu
apakah alternatif atau pilihan dalam kegiatan ekonomi dewasa ini.
Ekonomi syariah mengambil sumber utama dari ajaran Islam, yaitu Al-Quran
dan Hadis, untuk membentuk landasan konseptualnya. Prinsip-prinsip utama yang
terkandung dalam ekonomi syariah mencakup konsep kepemilikan, distribusi
kekayaan, peran negara, etika bisnis, dan sistem keuangan yang adil. Di samping itu,
ekonomi syariah juga menekankan pada nilai-nilai sosial dan keadilan dalam semua
aspek ekonomi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Hukum Ekonomi Syariah?
2. Apa Saja Prinsip-Prinsip Ekonomi Syariah?
3. Apa Saja Sumber Hukum Ekonomi Syariah?
4. Apa Tujuan adanya Hukum Ekonomi Syariah?
C. Tujuan Masalah
PEMBAHASAN
Kata hukum yang di kenal dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa arab
hukumyang berarti putusan (judgement) atau ketetapan (provision). Dalam hukum Islam,
hukum berarti penetapan sesuatu atas sesuatu atau meniadakannya. Sebagaimana telah
dijelaskan sebelumnya, bahwa kajian ilmu ekonomi Islam terikat dengan nilai-nilai Islam,
atau dalam istilah seharihari terikat dengan ketentuan halal-hearam, sementara persoalan
halal-haram merupakan salah satu lingkup kajian hukum, maka hal tersebut menunjukkan
keterkaitan yang erat antara hukum, ekonomi dan syariah.
Pada dasarnya, beberapa ahli memiliki perbedaan definisi tentang pengertian ekonomi
syariah. Salah satunya adalah Monzer Kahf dengan pendapatnya bahwa ekonomi syariah
adalah bagian dari ilmu ekonomi yang tidak bisa berdiri sendiri serta membutuhkan
penguasaan ilmu mendalam. Dengan kata lain, sistem ekonomi syariah bersifat
interdisipliner.1
1
Ekonomi Syariah: Pengertian,ciri-ciri, prinsip dan tujuan, Diakses dari
(https://www.ocbcnisp.com/id/article/2022/11/15/ekonomi-syariah-adalah#:~:text=Pengertian%20Ekonomi
%20Syariah,ekonomi%20syariah%20adalah%20ekonomi%20Islam.) pada tanggal 31 Oktober 2023. Pukul 10:32
WITA
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian ekonomi
syariah adalah suatu sistem ekonomi yang bersumber dari nilainilai Islam (Al-Quran dan
Hadits) yang dijadikan pedoman dalam memenuhi kebutuhan hidup setiap manusia demi
menjaga kelangsungan hidupnya.
Berdasarkan penjelasan Pasal 49 Huruf i Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006
Tentang Peradilan Agama , yang dimaksud dengan Ekonomi Syariah adalah perbuatan
atau kegiatan usaha yang dilaksanakan menurut prinsip syarlah; meliputi: a. Bank
Syariah; b.asuransi syariah; c. reasuransi syariah; d. reksa dana syariah; e. obligasi syariah
dan surat berharga berjangka menengah syariah; f. sekuritas syariah, g. pembiayaan
syariah; h. pegadaian syariah; i. dana pensiun lembaga keuangan syariah; j. bisnis –
syariah; dan k. lembaga keuangan mikro syariah.
Dalam konteks masyarakat, ‘Hukum Ekonomi Syariah’ berarti Hukum Ekonomi
Islam yang digali dari sistem Ekonomi Islam yang ada dalam masyarakat, yang
merupakan pelaksanaan Fiqih di bidang ekonomi oleh masyarakat. Pelaksanaan Sistem
Ekonomi oleh masyarakat membutuhkan hukum untuk mengatur guna meciptakan tertib
hukum dan menyelesaikan masalah sengketa yang pasti timbul pada interaksi ekonomi.
Dengan kata lain Sistem Ekonomi Syariah memerlukan dukungan Hukum Ekonomi
Syariah untuk menyelesaikan berbagai sengketa yang mungkin muncul dalam
masyarakat.
1. Al-Qur’an
Al-Qur’an adalah Sumber utama. Asli, abadi, dan pokok dalam hukum islam yang
Allah SWT turunkan pada Rasulullah. Didalam Al-Qur’an banyak terdapat ayat-ayat
2
Hurriah Ali Hassan, Sumber Hukum Islam dalam ekonomi islam, Volume 12 , No. 2, Desember 2021, JURNAL
PILAR: Jurnal Kajian Islam Kontemporer. Hlm 73-75
yang melandasi hukum ekonomi islam, salah satunya dalam surat An-Nahl ayat 90
yang mengemukakan tentang peningkatan kesejahteraan umat islam dalam segala
bidang termasuk ekonomi.
3. Ijma'
Ijma’ adalah Sumber hukum yang ketiga, yang mana merupakan konsensus baik dari
para ulama yang tidak terlepas dari Al-Qur’an dan Hadis.
Apabila mengamalkan ekonomi syariah akan mendatangkan manfaat yang besar bagi
umat islam itu sendiri berupa:
(a) mewujudkan integritas seorang muslim yang kaffah, sehingga Islamnya tidak
parsial. Apabila ada orang islam yang masih bergelut dan mengamalkan ekonomi
konvensional yang mengandung unsur riba. Berarti keislamannya belum kaffah, sebab ajaran
ekonomi syariah diabaikannya;
(b) menerapkan dan mengamalkan ekonomi syariah melalui bank syariah, asuransi
syariah, reksadana syariah, pegadaian syariah dan atau Baitul Maal wa Tanwil (selanjutnya
disebut BMT). Mendapatkan keuntungan didunia dan diakhirat. Keuntungan dunia berupa
keuntungan bagi hasil dan keuntungan akhirat adalah terbebasnya dari unsur riba yang
diharamkan. Selain itu, seorang muslim yang mengamalkan ajaran islam dan meninggalkan
aktivitas riba;
(c) praktik ekonominya berdasarkan syariat Islam bernilai ibadah, karena telah
mengamalkan syariat Allah SWT,
(d) mengamalkan ekonomi syariah melalui bank syariah, asuransi syariah , dan atau
BMT, berarti mendukung kemajuan lembaga ekonomi umat islam itu sendiri;
(e) mengamalkan ekonomi syariah dengan membuka tabungan deposito atau menjadi
nasabah asuransi syariah, berarti mendukung upaya pemberdayaan ekonomi umat islam itu
sendiri, sebab dana yang terkumpul di lembaga keuangan syariah itu dapat digunakan oleh
umat islam itu sendiri untuk mengembangkan usaha-usaha kaum muslimin;
(f) mengamalkan ekonomi syariah berarti mendukung gerakan amar ma’ruf nahi
munkar, sebab dana yang terkumpul tersebut hanya boleh dimanfaatkan untuk usaha-usaha
untuk proyek-proyek halal.
Sama seperti ekonomi pada umumnya, ekonomi syariah juga memiliki beberapa
tujuan khusus. Berikut ini penjelasannya:3
1. Menjaga keimanan
2. Menjaga jiwa
Ekonomi syariah menjaga jiwa karena melarang berbagai praktik yang dapat
merusak jiwa ataupun menghilangkannya. Manusia sebagai pelaku ekonomi, dalam
pandangan tauhid, berperan sebagai trustee atau pemegang amanah. Itulah mengapa
manusia harus mengikuti ketentuan Allah SWT dalam menjalankan seluruh
aktivitasnya, tidak terkecuali aktivitas ekonomi. Menjaga jiwa yang diamanahkan
oleh Allah SWT melalui ekonomi syariah merupakan bagian yang penting dan pokok
dalam syariat Islam.
3. Menjaga akal
4. Menjaga harta
5. Menjaga keturunan
Terakhir dan tidak kalah penting dari tujuan lainnya, ekonomi syariah juga
menjaga keturunan. Sebab, ekonomi syariah melarang semua kegiatan ekonomi yang
dapat memberikan efek buruk atau negatif terhadap generasi yang akan datang.
Generasi yang akan datang perlu diperkenalkan terhadap ekonomi syariah agar
berbagai kegiatan ekonomi yang dilaksanakan sesuai dengan ajaran Islam dan tidak
bertentangan dengan ketentuan agama.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hukum Ekonomi Syariah’ berarti Hukum Ekonomi Islam yang digali dari
sistem Ekonomi Islam yang ada dalam masyarakat, yang merupakan pelaksanaan
Fiqih di bidang ekonomi oleh masyarakat. Pelaksanaan Sistem Ekonomi oleh
masyarakat membutuhkan hukum untuk mengatur guna meciptakan tertib hukum dan
menyelesaikan masalah sengketa yang pasti timbul pada interaksi ekonomi.
Pelaksanaan ekonomi syariah harus menjalankan prinsip-prinsip sebagai
berikut : (1)Berbagai sumber daya dipandang sebagai pemberian atau titipan dari
Allah swt kepada manusia. (2)Islam mengakui pemilikan pribadi dalam batas-batas
tertentu. (3) Kekuatan penggerak utama Ekonomi Syariah adalah kerja sama.
(4)Ekonomi Syariah menolak terjadinya akumulasi kekayaan yang dikuasai oleh
segelintir orang saja. (5)Ekonomi Syariah menjamin pemilikan masyarakat dan
penggunaannya direncanakan untuk kepentingan banyak orang. (6) Seorang muslim
harus takut kepada Allah swt dan hari penentuan di akhirat nanti. (7) Zakat harus
dibayarkan atas kekayaan yang telah memenuhi batas (nisab). (8) Islam melarang riba
dalam segala bentuk.
Sumber-sumber hukum dalam ekonomi islam adalah : (1)Al-Qur’an,
(2)Hadis dan sunnah, (3) Ijma', (4) Ijtihad atau Qiyas, (5) Istishan, Istislah dan
istihab.
Apabila mengamalkan ekonomi syariah akan mendatangkan manfaat yang
besar bagi umat islam itu sendiri berupa: (a) mewujudkan integritas seorang muslim
yang kaffah , sehingga Islamnya tidak parsial, (b) mendapatkan keuntungan didunia
dan diakhirat, (c) mendukung kemajuan lembaga ekonomi umat islam, (d)
mendukung upaya pemberdayaan ekonomi umat islam, (e) mengamalkan ekonomi
syariah berarti mendukung gerakan amar ma’ruf nahi munkar, sebab dana yang
terkumpul tersebut hanya boleh dimanfaatkan untuk usaha-usaha untuk proyek-
proyek halal.
Daftar Pustaka