Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KONSEP HUKUM EKONOMI SYARIAH

Dosen Pengampu: Musakir Salat, SH., MH.

OLEH:

Faras Ramadhan (D1A021137)

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MATARAM
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................

A. LatarBelakang................................................................................................
B. RumusanMasalah...........................................................................................
C. Tujuan.............................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................

A. Pengertian Ekonomi Syariah..........................................................................


B. Prinsip-Prinsip Ekonomi Syariah...................................................................
C. Sumber Hukum Ekonomi Syariah.................................................................
D. Manfaat Hukum Ekonomi Syariah.................................................................

BAB III PENUTUP..................................................................................................

A. Kesimpulan.....................................................................................................

Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ekonomi syariah (hukum Ekonomi islam) sangat populer belakangan ini,
bukan hanya di Indonesia namun juga seluruh penjuru dunia. Terlihat jelas dengan
adanya sebuah institusi ekonomi yang bersifat konvensional merasakan
ketertinggalannya, jika tidak mengakomodasi sistem syariah secara bersamaan
khususnya dalam bidang perbankan. Mencermati fenomena syariah tersebut
menghantarkan kita ingin mengetahui lebih jauh tentang sistem ekonomi syariah itu
apakah alternatif atau pilihan dalam kegiatan ekonomi dewasa ini.

Aktualisasi nilai-nilai syariah yang berkembang di Indonesia merupakan


segala upaya dan proses untuk memahami dan mengkonseptualkan dan mewujudkan
nilai-nilai tersebut dalam kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara. Dan nilai-
nilai islam adalah sebuah prinsip dan ajaran sebagai pedoman menjalankan
kehidupan, termasuk di dalam nya nilai-nilai ekonomi islam.

Ekonomi Syariah Khususnya pada bidang perbankan syariah bukan hanya


milik praktisi ekonomi syariah, melainkan semua umat islam, bahkan diluar umat
islam pun diberikan hak untuk berpartisipasi di dalamnya sepanjang tidak melakukan
kezaliman dan unsur-unsur keharaman.

Sistem ekonomi syariah merupakan suatu paradigma ekonomi yang


berlandaskan pada prinsip-prinsip Islam dan pandangan etika agama Islam. Konsep
ekonomi syariah memperkenalkan pendekatan yang berbeda dalam mengelola sumber
daya ekonomi dan mengatur interaksi ekonomi masyarakat. Seiring dengan
pertumbuhan global ekonomi syariah yang semakin signifikan, pemahaman
mendalam terhadap landasan konseptual ekonomi syariah menjadi sangat penting.
Oleh karena itu, makalah ini bertujuan untuk menyelidiki dan menjelaskan aspek-
aspek utama dalam konsep ekonomi syariah.

Ekonomi syariah mengambil sumber utama dari ajaran Islam, yaitu Al-Quran
dan Hadis, untuk membentuk landasan konseptualnya. Prinsip-prinsip utama yang
terkandung dalam ekonomi syariah mencakup konsep kepemilikan, distribusi
kekayaan, peran negara, etika bisnis, dan sistem keuangan yang adil. Di samping itu,
ekonomi syariah juga menekankan pada nilai-nilai sosial dan keadilan dalam semua
aspek ekonomi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Hukum Ekonomi Syariah?
2. Apa Saja Prinsip-Prinsip Ekonomi Syariah?
3. Apa Saja Sumber Hukum Ekonomi Syariah?
4. Apa Tujuan adanya Hukum Ekonomi Syariah?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk Mengetahui Pengertian Hukum Ekonomi Syariah


2. Untuk Mengetahui Prinsip-Prinsip Ekonomi Syariah
3. Untuk Mengetahui Sumber Hukum Ekonomi Syariah
4. Untuk Mengetahui Tujuan adanya Hukum Ekonomi Syariah.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Hukum Ekonomi Syariah

Kata hukum yang di kenal dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa arab
hukumyang berarti putusan (judgement) atau ketetapan (provision). Dalam hukum Islam,
hukum berarti penetapan sesuatu atas sesuatu atau meniadakannya. Sebagaimana telah
dijelaskan sebelumnya, bahwa kajian ilmu ekonomi Islam terikat dengan nilai-nilai Islam,
atau dalam istilah seharihari terikat dengan ketentuan halal-hearam, sementara persoalan
halal-haram merupakan salah satu lingkup kajian hukum, maka hal tersebut menunjukkan
keterkaitan yang erat antara hukum, ekonomi dan syariah.

Pada dasarnya, beberapa ahli memiliki perbedaan definisi tentang pengertian ekonomi
syariah. Salah satunya adalah Monzer Kahf dengan pendapatnya bahwa ekonomi syariah
adalah bagian dari ilmu ekonomi yang tidak bisa berdiri sendiri serta membutuhkan
penguasaan ilmu mendalam. Dengan kata lain, sistem ekonomi syariah bersifat
interdisipliner.1

Ekonomi Syariah menurut beberapa ahli:


1. Menurut M.A. Manan ekonomi syariah adalah ilmu pengetahuan sosial yang
mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh nilai-nilai
islam.
2. Menurut Prof. Dr. Zainuddin Ali, pengertian Ekonomi Syariah adalah
kumpulan norma hukum yang bersumber dari al-quran dan hadits yang
mengatur perekonomian umat manusia.
3. Menurut Dr. Mardani, pengertian ekonomi syariah yaitu kegiatan atau usaha
yang dilakukan oleh per orang atau kelompok atau badan usaha yang
berbadan hukum dan tidak berbadan hukum dalam rangka memenuhi
kebutuhan yang bersifat komersial dan tidak komersial menurut prinsip
syariah.

1
Ekonomi Syariah: Pengertian,ciri-ciri, prinsip dan tujuan, Diakses dari
(https://www.ocbcnisp.com/id/article/2022/11/15/ekonomi-syariah-adalah#:~:text=Pengertian%20Ekonomi
%20Syariah,ekonomi%20syariah%20adalah%20ekonomi%20Islam.) pada tanggal 31 Oktober 2023. Pukul 10:32
WITA
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian ekonomi
syariah adalah suatu sistem ekonomi yang bersumber dari nilainilai Islam (Al-Quran dan
Hadits) yang dijadikan pedoman dalam memenuhi kebutuhan hidup setiap manusia demi
menjaga kelangsungan hidupnya.
Berdasarkan penjelasan Pasal 49 Huruf i Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006
Tentang Peradilan Agama , yang dimaksud dengan Ekonomi Syariah adalah perbuatan
atau kegiatan usaha yang dilaksanakan menurut prinsip syarlah; meliputi: a. Bank
Syariah; b.asuransi syariah; c. reasuransi syariah; d. reksa dana syariah; e. obligasi syariah
dan surat berharga berjangka menengah syariah; f. sekuritas syariah, g. pembiayaan
syariah; h. pegadaian syariah; i. dana pensiun lembaga keuangan syariah; j. bisnis –
syariah; dan k. lembaga keuangan mikro syariah.
Dalam konteks masyarakat, ‘Hukum Ekonomi Syariah’ berarti Hukum Ekonomi
Islam yang digali dari sistem Ekonomi Islam yang ada dalam masyarakat, yang
merupakan pelaksanaan Fiqih di bidang ekonomi oleh masyarakat. Pelaksanaan Sistem
Ekonomi oleh masyarakat membutuhkan hukum untuk mengatur guna meciptakan tertib
hukum dan menyelesaikan masalah sengketa yang pasti timbul pada interaksi ekonomi.
Dengan kata lain Sistem Ekonomi Syariah memerlukan dukungan Hukum Ekonomi
Syariah untuk menyelesaikan berbagai sengketa yang mungkin muncul dalam
masyarakat.

B. Prinsip-prinsip Ekonomi Syariah

Pelaksanaan ekonomi syariah harus menjalankan prinsip-prinsip sebagai berikut :


1. Berbagai sumber daya dipandang sebagai pemberian atau titipan dari Allah swt
kepada manusia.
2. Islam mengakui pemilikan pribadi dalam batas-batas tertentu.
3. Kekuatan penggerak utama Ekonomi Syariah adalah kerja sama.
4. Ekonomi Syariah menolak terjadinya akumulasi kekayaan yang dikuasai oleh
segelintir orang saja.
5. Ekonomi Syariah menjamin pemilikan masyarakat dan penggunaannya direncanakan
untuk kepentingan banyak orang.
6. Seorang muslim harus takut kepada Allah swt dan hari penentuan di akhirat nanti.
7. Zakat harus dibayarkan atas kekayaan yang telah memenuhi batas (nisab).
8. Islam melarang riba dalam segala bentuk.
Sistem ekonomi syariah harus memiliki fondasi yang berguna sebagai landasan
dan mampu menopang segala bentuk kegiatan ekonomi guna mencapai tujuan mulia.
Berikut ini merupakan prinsip-prinsip dasar dalam ekonomi syariah, diantaranya adalah :

1. Tidak melakukan penimbunan (Ihtikar). Penimbunan, dalam bahasa Arab disebut


dengan al-ihtikar. Secara umum, ihtikar dapat diartikan sebagai tindakan pembelian
barang dagangan dengan tujuan untuk menahan atau menyimpan barang tersebut
dalam jangka waktu yang lama, sehingga barang tersebut dinyatakan barang langka
dan berharga mahal.
2. Tidak melakukan monopoli. Monopoli adalah kegiatan menahan keberadaan barang
untuk tidak dijual atau tidak diedarkan di pasar, agar harganya menjadi mahal.
Kegiatan monopoli merupakan salah satu hal yang dilarang dalam Islam,
apabilamonopoli diciptakan secara sengaja dengan cara menimbun barang dan
menaikkan harga barang.
3. Menghindari jual-beli yang diharamkan. Kegiatan jual-beli yang sesuai dengan
prinsip Islam, adil, halal, dan tidak merugikan salah satu pihak adalah jual-beli yang
sangat diridhai oleh Allah swt. Karena sesungguhnya bahwa segala hal yang
mengandung unsur kemungkaran dan kemaksiatan adalah haram hukumnya.

C. Sumber Hukum Ekonomi Syariah


Islam mengambil suatu kaidah terbaik antara kedua pandangan yang ekstrim
(kapitalis dan komunis) dan mencoba untuk membentuk keseimbangan diantara keduanya
(kebendaan dan ruhaniah). Keberhasilan sistem ekonomi Islam tergantung pada seberapa
jauh penyesuaian yang dapat dilakukan diantara keperluan kebendaan dan keperluan
ruhaniah/Etika yang diperlukan manusia. Adapun sumber-sumber hukum dalam ekonomi
islam adalah:2

1. Al-Qur’an
Al-Qur’an adalah Sumber utama. Asli, abadi, dan pokok dalam hukum islam yang
Allah SWT turunkan pada Rasulullah. Didalam Al-Qur’an banyak terdapat ayat-ayat

2
Hurriah Ali Hassan, Sumber Hukum Islam dalam ekonomi islam, Volume 12 , No. 2, Desember 2021, JURNAL
PILAR: Jurnal Kajian Islam Kontemporer. Hlm 73-75
yang melandasi hukum ekonomi islam, salah satunya dalam surat An-Nahl ayat 90
yang mengemukakan tentang peningkatan kesejahteraan umat islam dalam segala
bidang termasuk ekonomi.

2. Hadis dan sunnah


Setelah Al-Qur’an, Sumber hukum ekonomi adalah gadis dan sunnah. Yang mana
pelaku ekonomi akan mengikuti Sumber hukum ini apabila didalam Al-Qur’an tidak
terperinci secara lengkap.

3. Ijma'
Ijma’ adalah Sumber hukum yang ketiga, yang mana merupakan konsensus baik dari
para ulama yang tidak terlepas dari Al-Qur’an dan Hadis.

4. Ijtihad atau Qiyas


Secara teknik, ijtihad berarti meneruskan setiap usaha untuk menentukan sedikit
banyaknya kemungkinan suatu persoalan syariat. Pengaruh hukumnya ialah bahwa
pendapat yang diberikannya mungkin benar, walaupun mungkin juga keliru. Maka
ijtihad mempercayai sebagian pada proses penafsiran dan penafsiran kembali, dan
sebagian pada deduksi analogis dengan penalaran.
Tetapi ketika asas-asas hukum telah ditetapkan secara sistematik, hal itu kemudian
digantikan oleh qiyas. Terdapat bukti untuk menyatakan bahwa kebanyakan para ahli
hukum dan ahli teologi menganggap qiyas sah menurut hukum, tidak hanya aspek
intelektual tetapi juga dalam aspek syariat. Menurut para ahli hukum, perluasan
undangundang melalui analogi tidak membentuk ketentuan hukum yang baru,
melainkan hanya membantu untuk menemukan hukum. Qiyas menurut ulama ushul
adalah menerangkan sesuatu yang tidak ada nashnya dalam Alquran dan hadis dengan
cara membandingkan dengan sesuatu yang ditetapkan hukumnya berdasarkan nash.
Mereka juga membuat definisi lain, qiyas adalah menyamakan sesuatu yang tidak ada
nash hukumnya dengan sesuatu yang ada nash hukumnya karena adanya persamaan
illat hukum. Dengan demikian, qiyas penerapan hukum analogi terhadap hukum
sesuatu yang serupa karena prinsip persamaan illat akan melahirkan hukum yang
sama pula.
D. Tujuan Ekonomi Syariah

Apabila mengamalkan ekonomi syariah akan mendatangkan manfaat yang besar bagi
umat islam itu sendiri berupa:
(a) mewujudkan integritas seorang muslim yang kaffah, sehingga Islamnya tidak
parsial. Apabila ada orang islam yang masih bergelut dan mengamalkan ekonomi
konvensional yang mengandung unsur riba. Berarti keislamannya belum kaffah, sebab ajaran
ekonomi syariah diabaikannya;
(b) menerapkan dan mengamalkan ekonomi syariah melalui bank syariah, asuransi
syariah, reksadana syariah, pegadaian syariah dan atau Baitul Maal wa Tanwil (selanjutnya
disebut BMT). Mendapatkan keuntungan didunia dan diakhirat. Keuntungan dunia berupa
keuntungan bagi hasil dan keuntungan akhirat adalah terbebasnya dari unsur riba yang
diharamkan. Selain itu, seorang muslim yang mengamalkan ajaran islam dan meninggalkan
aktivitas riba;
(c) praktik ekonominya berdasarkan syariat Islam bernilai ibadah, karena telah
mengamalkan syariat Allah SWT,
(d) mengamalkan ekonomi syariah melalui bank syariah, asuransi syariah , dan atau
BMT, berarti mendukung kemajuan lembaga ekonomi umat islam itu sendiri;
(e) mengamalkan ekonomi syariah dengan membuka tabungan deposito atau menjadi
nasabah asuransi syariah, berarti mendukung upaya pemberdayaan ekonomi umat islam itu
sendiri, sebab dana yang terkumpul di lembaga keuangan syariah itu dapat digunakan oleh
umat islam itu sendiri untuk mengembangkan usaha-usaha kaum muslimin;
(f) mengamalkan ekonomi syariah berarti mendukung gerakan amar ma’ruf nahi
munkar, sebab dana yang terkumpul tersebut hanya boleh dimanfaatkan untuk usaha-usaha
untuk proyek-proyek halal.

Sama seperti ekonomi pada umumnya, ekonomi syariah juga memiliki beberapa
tujuan khusus. Berikut ini penjelasannya:3

1. Menjaga keimanan

Ekonomi syariah menjaga agama dengan cara menumbuhkan aspek


spiritualitas dalam kegiatan ekonomi. Besarnya jumlah penduduk yang beragama
3
Prinsip-prinsip ekonomi syariah dan tujuan utamanya, diakses dari
(https://www.prudentialsyariah.co.id/id/pulse/article/prinsip-prinsip-ekonomi-syariah-dan-tujuan-utamanya/)
pada tanggal 31 oktober 2023, pada pukul 12:05 WITA.
Islam tersebut membuat berbagai aspek kehidupan perlu menerapkan ajaran agama,
tak terkecuali dalam sektor ekonomi.

2. Menjaga jiwa

Ekonomi syariah menjaga jiwa karena melarang berbagai praktik yang dapat
merusak jiwa ataupun menghilangkannya. Manusia sebagai pelaku ekonomi, dalam
pandangan tauhid, berperan sebagai trustee atau pemegang amanah. Itulah mengapa
manusia harus mengikuti ketentuan Allah SWT dalam menjalankan seluruh
aktivitasnya, tidak terkecuali aktivitas ekonomi. Menjaga jiwa yang diamanahkan
oleh Allah SWT melalui ekonomi syariah merupakan bagian yang penting dan pokok
dalam syariat Islam.

3. Menjaga akal

Cara ekonomi syariah menjaga akal adalah dengan mendorong praktik-praktik


yang mencerdaskan akal manusia. Ekonomi syariah mengharamkan berbagai hal yang
dapat merusak akal dan fokus pada nilai–nilai kejujuran. Setiap transaksi dalam
ekonomi syariah menggunakan akal secara jujur, sehingga menghindari berbagai
bentuk kecurangan yang dapat merugikan. Kecurangan merupakan perilaku yang
sangat bertentangan dengan prinsip transaksi dalam ekonomi Islam.

4. Menjaga harta

Dalam Islam, harta bukanlah tujuan utama kehidupan, melainkan sebagai


bekal atau sarana beribadah untuk memperoleh ridha Allah SWT. Seorang Muslim
yang memiliki harta hendaknya melaksanakan kegiatan zakat, infak, dan sedekah.
Ekonomi syariah menjaga harta umat Muslim dengan menjaga agar distribusi harta
terus berjalan dengan adil. Distribusi kekayaan dalam Islam bisa dilakukan lewat dua
mekanisme, yaitu mekanisme ekonomi berupa jual-beli dan mekanisme non-ekonomi
berupa zakat, infak, sedekah, wakaf, warisan, hadiah, dan hibah.

5. Menjaga keturunan

Terakhir dan tidak kalah penting dari tujuan lainnya, ekonomi syariah juga
menjaga keturunan. Sebab, ekonomi syariah melarang semua kegiatan ekonomi yang
dapat memberikan efek buruk atau negatif terhadap generasi yang akan datang.
Generasi yang akan datang perlu diperkenalkan terhadap ekonomi syariah agar
berbagai kegiatan ekonomi yang dilaksanakan sesuai dengan ajaran Islam dan tidak
bertentangan dengan ketentuan agama.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Hukum Ekonomi Syariah’ berarti Hukum Ekonomi Islam yang digali dari
sistem Ekonomi Islam yang ada dalam masyarakat, yang merupakan pelaksanaan
Fiqih di bidang ekonomi oleh masyarakat. Pelaksanaan Sistem Ekonomi oleh
masyarakat membutuhkan hukum untuk mengatur guna meciptakan tertib hukum dan
menyelesaikan masalah sengketa yang pasti timbul pada interaksi ekonomi.
Pelaksanaan ekonomi syariah harus menjalankan prinsip-prinsip sebagai
berikut : (1)Berbagai sumber daya dipandang sebagai pemberian atau titipan dari
Allah swt kepada manusia. (2)Islam mengakui pemilikan pribadi dalam batas-batas
tertentu. (3) Kekuatan penggerak utama Ekonomi Syariah adalah kerja sama.
(4)Ekonomi Syariah menolak terjadinya akumulasi kekayaan yang dikuasai oleh
segelintir orang saja. (5)Ekonomi Syariah menjamin pemilikan masyarakat dan
penggunaannya direncanakan untuk kepentingan banyak orang. (6) Seorang muslim
harus takut kepada Allah swt dan hari penentuan di akhirat nanti. (7) Zakat harus
dibayarkan atas kekayaan yang telah memenuhi batas (nisab). (8) Islam melarang riba
dalam segala bentuk.
Sumber-sumber hukum dalam ekonomi islam adalah : (1)Al-Qur’an,
(2)Hadis dan sunnah, (3) Ijma', (4) Ijtihad atau Qiyas, (5) Istishan, Istislah dan
istihab.
Apabila mengamalkan ekonomi syariah akan mendatangkan manfaat yang
besar bagi umat islam itu sendiri berupa: (a) mewujudkan integritas seorang muslim
yang kaffah , sehingga Islamnya tidak parsial, (b) mendapatkan keuntungan didunia
dan diakhirat, (c) mendukung kemajuan lembaga ekonomi umat islam, (d)
mendukung upaya pemberdayaan ekonomi umat islam, (e) mengamalkan ekonomi
syariah berarti mendukung gerakan amar ma’ruf nahi munkar, sebab dana yang
terkumpul tersebut hanya boleh dimanfaatkan untuk usaha-usaha untuk proyek-
proyek halal.
Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai