Anda di halaman 1dari 24

Makalah Agama Islam HG-5

Devinta aurelia 1806207545

Ricky Emarpasha 1806200740

Adinda Prihatini Aprilla 1806192146

Shabrina Nubla 1806150181

Rana Zhafira Dewi 1806192114

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................................ 2


LEMBAGA EKONOMI ISLAM ................................................................................. 3
A. Definisi Ekonomi Islam ..................................................................................... 3
B. Lembaga – Lembaga Ekonomi Islam (syariah) ................................................. 3
a. Pengertian lembaga ekonomi islam (syariah) ................................................ 4
b. Lembaga ekonomi islam ................................................................................ 5
KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA ................................................... 9
PERKEMBANGAN IPTEK DALAM ISLAM .......................................................... 18
PERKEMBANGAN SENI DAN BUDAYA DALAM ISLAM ................................ 20
IMPLEMENTASI MATERI DALAM KEHIDUPAN .............................................. 23
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 24

2
LEMBAGA EKONOMI ISLAM

A. Definisi Ekonomi Islam

Ekonomi islam adalah kumpulan dari dasar-dasar umum ekonomi yang diambil dari Al-
Qur‟an dan Sunnah Rasulullah serta dari tatanan ekonomi yang dibagung dari dasar-dasar
tersebut, sesuai dengan macam bi‟ah (lingkungan) dan setiap zaman.

Pada definisi tersebut dua hal pokok yang menjadi landasan hukum sistem ekonomi
islam,yaitu Al-Qur‟an dan Sunnah Rasulullah. Hukum-hukum yang diambil dari kedua
landasan pokok tersebut secara konsep dan prinsip adalah tetap (tidak dapat berubah
kapanpun dan dimana saja), tetapi pada praktiknya untuk hal-hal dan situasi serta kondisi
tertentu bisa saja berlaku luwes atau murunah dan ada pula yang mengalami perubahan.1

Menurut beberapa ahli pengertian ekonomi islam adalah sebagai berikut:

a. M. Akram Kan

Ilmu ekonomi islam bertujuan untuk melakukan kajian tentang kebahagiaan hidup
manusia yang dicapai dengan mengorganisasikan sumber daya alam atas dasar
berkerjasama dan pertisipasi.

b. Muhammad Abdul Mannan

Ekonomi islam adalah ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari masalah-masalah


ekonomi masyarakat yang diilhami oleh nilai-nilai islam.

c. M.Umer Chapra

Ekonomi islam adalah sebuah pengetahuan yang membantu upaya realisasi kebahagiaan
manusia melalui alokasi dan distribusi sumber daya yang terbatas yang berada dalam
koridor yang mengacu pada pengajaran islam tanpa

memberikan kebebasan individu atau tanpa perilaku makro ekonomi yang


berkesinambungan dan tanpa ketidakseimbangan lingkungan.

d. Muhammad Nejatullah Ash-Sidiqy

Ilmu ekonomi islam adalah respon pemikir muslim terhadap tantangan ekonomi pada
masa tertentu. Dalam usaha keras ini mereka dibantu oleh Al- Qur‟an dan Sunnah, akal
(ijtihad) dan pengalaman.

1
Ahmad izzan, Referensi Ekonomi Islam,(Bandung : PT. REMAJA ROSDAKARYA,2006),hlm.32

3
e. Kursyid Ahmad

Ilmu ekonomi islam adalah sebah sistematis untuk memahami masalah-masalah ekonomi
dan tingkah laku manusia secara relasional dalam perspektif islam2

B. Lembaga – Lembaga Ekonomi Islam (syariah)

a. Pengertian lembaga ekonomi islam (syariah)

Lembaga ekonomi islam merupakan salah satu instrument yang digunakan untuk
mengatur aturan – aturan ekonomi islam. Sebagai bagian dari sistem ekonomi, lembaga
tersebut merupakan bagian dari keseluruhan sistem sosial. Oleh karenanya, keberadaanya
harus dipandang dalam konteks keseluruhan keberadaan masyarakat, serta nilai – nilai
yang berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan3

b. Lembaga ekonomi islam sebagai berikut :

A. Bank Perkreditan Rakyat Syariah

Menurut undang undang ( UU ) perbanka No. 7 tahun 1992, BPR adalah lembaga
keuangan yang menerima simpanan uang hanya dalam bentuk deposito berjangka
tabungan dan atau BPR. Pada UU perbankan NO.10 tahun 1998, disebutkan bahwa
BPR adalah lembaga keuangan bank yang melaksana kegiatan usahanya secara
konvensional atau berdasarkan prinsip syariah.

Pengaturan pelaksanaan BPR yang menggunakan prinsip syariah tertuang pada


surat direksi Bank Indosnesia No. 32/36/KEP/ tentang Bank Perkreditan Rakyat
berdasarkan Prinsip Syariah tanggal 12 mei 1999. Dalam hal ini pada teknisnya
BPR syariah beroprasi layaknya BPR konvensional namun menggunakan prinsip
syariah.

 Usaha – Usaha BPR Syariah


UU BPR Syariah Kemudian dipertegas dalam kegiatan oprasional BPR Syariah
dalam pasal 27 SIK DIR. BI 32/36/1999, Sebagai berikut :

a) Menghimpun dana dari masyrakat dalam bentuk simpanan yang meliputi :

 Tabungan berdasrkan prinsip wadiah dan mudharabah


 Deposito berjangka berdasrkan prinsip mudharabah
 Bentuk lain yang menggunakan prinsip wadiah atau mudharabah

2
Mustafa Edwin Nasution, Pengenalan Ekslusif Ekonomi Islam, (Jakarta: Prenada Media Group,2006), hlm.15-17
3
Eko budiawan “Lembaga keuangan Syariah” diakses pada 25 maret 2014 pukul 05.30 dari
http://lorong2ilmu.blogspot.com/2013/07/konsep-lembaga-keuangan-syariah.html

4
b) Melakukan penyaluran dana melalui :
 Transaksi Jual beli melalui prinsip mudharabah, istishna, salam, ijarah,
dan jual beli lainya.
 Pembiayaan bagi hasil berdasarkan prinsip mudharabah, musyarakah, dan
bagi hasil lainya.
 Pembiayaan lain berdasrkan prinsip rahn dan qardh
c) Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan BPR Syariah sepanjang
disetujui oleh dewan Syariah Nasioanl4

B. Bank Syariah

Istilah bank tanpa bunga sebenarnya dapat memberikan konotasi yang berbeda
dari esensi Bank Syariah. Istilah tanpa bunga sering diasosiasikan dengan tanpa biaya
( No Interest ) yang sebenarnya tidak tepat. Oleh karena itu sebaiknya kita pakai saja
istilah Bank bagi hasil yang juga dipakai Bank Indonesia atau tepatnya Bank
Syariah.5 Bank syariah merupakan sebuah lembaga keuangan yang berdasarkan
hukum Islam yang adalah merupakan sebuah lembaga baru yang amat penting danm
strategis peranannya dalam mengatur perekonomian dan mensejahterakan umat
Islam.6

Cara oprasi Bank Syariah ini hakikatnya sama dengan Bank Konvensional biasa,
yang berbeda hanya dalam masalah bunga dan praktek lainya yang menurut syariat
islam tidak dibenarkan. Bank syariah memang tidak menggunakan konsep bunga
seperti bank konvensional lainnya. Namun bukan berarti bank syariah tidak
mengenakan beban kepada mereka yang menikmati jasanya. Beban tetap ada namun
konsep dan cara perhitunganya tidak seperti perhitungan bunga dalam bank
konvensional.

C. Asuransi Syariah

Pengertian asuransi syariah menurut fatwa DSN-MUI adalah usaha saling


melindungi dan tolong menolong diantara sejumlah orang atau pihak melalui
investasi dalam bentuk asset atau tabbarru memberikan pola pemngembalian risiko
tertentu melalui akad yang sesuai dengan syariah

4
Eko budiawan “Lembaga keuangan Syariah” diakses pada 25 maret 2014 pukul 04:56 dari
http://lorong2ilmu.blogspot.com/2013/07/konsep-lembaga-keuangan-syariah.html
5
Sofyan Syafari Harapan , Jakarta, 1997, ( hal 94-95)
6
Asary nur ‘’ Lembaga – Lembaga perekonomian dalam Islam” diakses pada 25 maret 2014
http://riau1.kemenag.go.id/index.php?a=artikel&id=344

5
Pendapat ulama tentamg Asuransi

Pada awalnya para ulama berbeda pendapat dalam menentukan keabshan praktek
hukum asuransi, disanalah menjadi kontroversial, dari masalah ini dapat dipilah
menjadi dua kelompok yaitu : adanya ulama yang mengharamkan asuransi dan ada
juga yang memperbolehkan asuransi.

Asuransi Syariah haram karena

1. Gharar : terlihat dari unsur ketidak pastian tentang sumber dana yang digunakan
utuk menutupi klaim dan hak pemegang polis.

2. Maysir yaitu unsur judi yang digambarkan dengan kemungkinan adanya pihak
yang dirugikan diatas keuntungan pihak lain.

3. Riba adalah asuransi

4. Asuransi obyek bisnis yang digunakan pada hidup matinya seseorang, yaitu
berarti mendahului takdir Allah

Argumen Ulama dalam memperbolehkan asuransi, adalah

1. Tidak terdapat nash Al-quran atau hadist yanag melarang asuransi

2. Dalam asuransi terdapat kesepakatan dan kerelaan antara kedua belah pihak

3. Asuransi menguntukan kedua belah pihak

4. Asuransi mengandung unsur kepentingan umum, sebab premi – premi yang dapat
diinvestasikan dalam kegiatan pembangunan

5. Asuransi termasuk akad mudharobah antara pemegang polis dengan perusahaan


asuransi

6. Asuransi termasuk syirikah at-ta‟awuniyah, usaha bersama yang didasrkan pada


prinsip tolong menolong. “ Allah senantiasa menolong hamba-nya selama ia
menolong sesamanya “ (Qs. Al-maidah :2 ) “ Barang siapa yang memenuhi
kebutuhan saudaranya, Allah akan memenuhi kebutuhanya (HR. Abu Daud )7

7. Reksa Dana Syariah

7
Eko budiawan “Lembaga keuangan Syariah”( http://lorong2ilmu.blogspot.com/2013/07/konsep-lembaga-
keuangan-syariah.html diakses 25 maret 2014 )

6
Salah satu produk investasi yang sudah menyesuaikan diri dengan aturan-aturan
syariah adalah reksadana. Produk investasi ini bisa menjadi alternativ yang baik untuk
menggantikan produk perbankan yang pada saat ini dirasakan memberikan hasil yang
relatif kecil.
Reksadana syariah adalah reksadana yang beroperasi menurut ketentuan dan
prinsip syariah Islam,Yang merupakan sebuah wadah dimana masyarakt dapat
menginvestasikan dananya.8

8. Obligasi Syariah
Obligasi Syariah adalah suatu kontrak perjanjian tertulis yang bersifat jangka
panjang untuk membayar kembali pada waktu tertentu seluruh kewajiban yang timbul
akibat pembiayaan untuk kegiatan tertentu menurut syarat dan ketentuan tertentu serta
membayar sejumlah manfaat secara priodik menurut akad.
Perbedaan mendasar antara Obligai Syariah dan Obligasi Konvensional adalah
terletak pada penetapan bunga yang besarnya sudah ditentukan di awal transaksi jual beli,
sedangkan pada obligasi syariah saat perjanjian jual beli tidak ditentukan besarnya bunga,
yang ditentukan adalah berapa proporsi pembagian hasil apabila mendapatkan
keuntungan di masa mendatang.9

9. Koperasi Syariah
Koperasi sebagai sebuah istilah yang telah diserap kedalam bahasa Indonesia .
secara seistematic koperasi berarti kerja sama, kata koperasi mempunyai padanan makna
dengan kata syirkah dalam bahasa arab. Syirkah ini merupakan wadah kemitraan,
kerjasama, kekeluargaan, kebersamaan usaha yang sehat baik dan halal yang sangat
terpuji dalam islam.

8
Eko budiawan “Lembaga keuangan Syariah”( http://lorong2ilmu.blogspot.com/2013/07/konsep-lembaga-
keuangan-syariah.html diakses 25 maret 2014 )
9
Asary nur ‘’ Lembaga – Lembaga perekonomian dalam Islam” diakses pada 25 maret 2014 dari
http://riau1.kemenag.go.id/index.php?a=artikel&id=344

7
Menurut Row Ewell paul koperasi merupakan wadah perkumpulan (asosiasi )
sekelompok orang utnuk kerja sama dalam bidang bisnis yang saling menguntungkan
diantara anggota perkumpulan. Prinsip operasional koperasi secara internal dan eksternal
 Keanggotaan sekarela dan terbuka
 Pengendalian oleh anggota secara demokrastis
 Partisipasi ekonomi anggota
 Otonomi dan kebebasan
 Pendidikan , pelatihan dan informasi
 Kerjasama antar koperasi
 Kepedulian terhadap komunikasi10

10
Eko budiawan “Lembaga keuangan Syariah”( diakses 25 maret 2014 )

8
KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA DALAM ISLAM

Kehidupan Berbangsa dan Bernegara dalam Islam

Berbangsa dan bernegara menurut Al-Qur`an hanya sebagai alat untuk


mendekatkan diri kepada Allah SWT,oleh karena itu berbangsa dan bernegara harus
diyakini merupakan salah satu ibadah yang tidak kalah pentingnya dengan ibadah-ibadah
yang lainnya, karena ini kaitannya dengan bangsa,negara serta entitas pendukungnya
yaitu warga negara.

Berbangsa dan bernegara mempunyai berbagai variable-variable yang saling


mendukung satu dengan yang lainnya, dari sekian banyak variable itu ada beberapa
variable yang harus kita perhatikan yaitu persatuan dan kesatuan yang merupakan aspek
penting dalam kesatuan konsep berbangsa dan bernegara. Tidak dapat disangkal bahwa
Al-Qur`an memerintahkan persatuan dan kesatuan secara jelas, sejelas Allah menyatakan
dalam Al-Qur`an surat Al-Anbiya ayat 92

“Sesungguhnya umat ini adalah umat yang satu”. Dari persatuan dan kesatuan
itu, sikap memiliki atau nasionalisme akan rasa kebangsaan dan kenegaraan kita akan
terasah dan semakin tajam.

Selain berbangsa dan bernegara, Al-Qur‟an memerintahkan persatuan dan


kesatuan, karena pada hakikatnya manusia adalah umat yang satu. Al-Qur‟an (QS. 49
(Al-hujarat):13) juga menjelaskan bahwa manusia mulanya berasal dari satu keturunan,
dan kemudian berkembang menjadi golongan-golongan, bersuku-suku dan berbangsa-
bangsa. Tuhan menghendaki adanya bangsa-bangsa dengan proses yang dilakukan umat
manusia yang secara sepakat ingin bersatu menjadi suatu golongan yang kecil hingga
besar.

Tetapi dalam bertanggung jawab kepada Allah tentang amal perbuatannya adalah
secara individu. Tanggung jawab individual manusia tersebut dijelaskan dalam QS. 2(Al-
Baqarah): 286 yang artinya:

“Allah tidak membebani seseorangmelainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia


mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari
kejahatan) yang dikerjakannya…” (QS.2:286)

Toleransi adalah suatu sikap menenggang rasa dengan menghargai, membiarkan,


atau membolehkan pendirian, pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan
orang lain yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian sendiri. Toleransi dalam
bahasa arab adalah kata tasamuh. Tasamuh dalam bahasa Arab berarti membiarkan suatu
untuk dapat saling mengizinkan dan saling memudahkan.

9
Sikap toleransi harus dijaga sebagai suatu umat manusia. Tetapi tidak dalam arti
kita mencampur-adukan ajaran-ajaran agama atau „sinkretisme‟. Dalam QS. 109 (Al-
Kafirun):6 Allah menegaskan yang artinya:

“untukmu agamamu, dan untukkulah agamaku” (QS. 109:1-6)

Dalam kehidupan beragama tidak boleh memkasa orang lain untuk mengikuti
agama yang dianutnya. Dalam QS. 2(Al-Baqarah):256 Allah mengingatkan yang artinya

“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas
jalan yang benar dari pada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada
Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul
tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui” (QS.2:256)

Kerukunan Umat Beragam dengan Pemerintah

Dalam QS. 4 (Al-Nisa‟): 59 secara tegas Allah memerintahkan mentaati Ulil Amri
disamping taat kepada Allah dan Rasul-Nya dengan firman-Nya yang artinya

“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil
amri di antara kamu…”(QS.4:59)

Rasullulah SAW wafat pada 2 Rabiul Awal 11 H tanpa meninggalkan surat wasiat
kepada seseorang untuk eneruskan kepemimpinannya (keKhalifahan). Sekelompok orang
berpendapat bahwa Abu bakar lebih berhak atas kekhalifahan karena Rasulullah
meridhainya dalam soal-soal agama, salah satunya dengan mengimami shalat berjamaah
selama beliau sakit.

Abu Bakar telah menunjuk Umar bin Khatthab menjadi penerusnya, Utsman
diangkat atas penunjukan tidak langsung, yaitu melewati badan Syura yang dibentuk oleh
Umar menjelang wafatnya, dan begitu juga selanjutnya. Penunjukan khalifah dilakukan
melalui proses pemilihan.

Karakteristik Kepemimpinan Khulafaur Rasyidin

 Mengutamakan, meniru sikap Rasulullah Saw. Dalam melaksanakan segala


kegiatan dan berupaya mentaati segala ajaran islam
 Menetapkan khalifah atau pimpinan secara demokratis yaitu dengan musyawarah
untuk mufakat dan pemilihan
 Jabatan khalifah diperoleh berdasarkan kesepakatan seluruh kaum muslimin

10
 Apabila terjadi permasalahan, diambil solusi melalui musyawarah untuk mufakat
 Jabatan dianggap sebagai amanah yang harus di pertanggungjawabkan di hadapan
Allah dan masyarakat
 Khalifah lebih mengutamakan kesejahteraan daripada mengejar kekayaan dan
kekuasaan. Rakyat adalah segalanya, sedangkan khalifah adalah pengabdi
 Prinsip dasar sebagai khalifah adalah pemimpin pemerintah sekaligus pemimpin
agama
 Prinsip dasar pemerintahan bersandar pada kedekatan hubungan istimewa dengan
Nabi Muhammad Saw. Dan faktor keagamaannya, ketokohannya dan
kesetiaannya kepada islam
 Prioritas dakwah islam dan perhatian kaum muslimin di negeri-negeri; Turki,
Mesir,Syiria, Arab, Irak dan Persia (prioritas pengalaman ketika kepemimpinan
Nabi Saw. Dan Khulafaur Rasyidin)

Kepemimpinan Khulafaur Rasyidin

1. Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq (13/632-634 M)

Abu Bakar, nama lengkapnya ialah Abdullah bin Abi Quhafa AtTamimi. Dia
memangku jabatan khalifah selama dua tahun lebih sedikit, yang dihabiskannya terutama
untuk mengatasi berbagai masalah dalam negeri yang muncul akibat wafatnya nabi.
Terpilihnya Abu Bakar telah membangun kembali kesadaran dan tekad umat untuk
bersatu melanjutkan tugas tugas mulia nabi.

Ia menyadari bahwa kekuatan kepemimpinannya bertumpu pada komunitas yang


besatu ini, yang pertama kali menjadi perhatian khalifah adalah merealisasikan keinginan
nabi yang hampir tidak terlaksana, yaitu mengirimkan ekspedisi ke perbatasan Suriah di
bawah pimpinan Usamah. Hal tersebut dilakukan untuk membalas pembunuhan ayahnya,
Zaid, dan kerugian yang diderita oleh umat Islam dalam perang Mutah.

Sebagian sahabat menetang kersa rencana ini, tetapi khalifah tidak peduli.
Nyatanya ekpedisi itu sukses dan membawa pengaruh positif bagi umat Islam, khususnya
di dalam membangkitkan kepercayaan diri mereka yang nyaris pudar.

Hal menarik dari Abu Bakar, bahwa pidato inaugurasi yang diucapkan sehari
setelah pengangkatannya, menegaskan totalitas kepribadian dan komitmen Abu Bakar
terhadap nilai-nilai Islam dan Strategi meraih keberhasilan tertinggi bagi umat
sepeninggal Rasulullah.

Wahai manusia! Aku telah diangkat untuk mengendalikan urusanmu,padahal aku


bukanlah orang yang terbaik diantaramu. Maka jikalau aku dapat menunaikan tugasku
dengan baik, bantulah (ikutlah) aku, tetapi jika aku nerlaku salah, maka luruskanlah!

11
Orang yang kamu anggap kuat, aku pandang lemah sampai aku dapat mengambil
hak dari padanya. Sedangkan orang yang kamu lihat lemah, aku pandang kuat sampai aku
dapat mengembalikan haknya kepadanya. Maka hendakklah kamu taat kepadaku selama
aku taat kepada Allah dan Rasul-Nya, namun bila mana aku tiada mematuhi Allah dan
Rasul-Nya, kamu tidak perlu mematuhiku," kata Abu bakar dalam pidato inauguarsinya.

Kebijakan Abu Bakar selama memimpin, yaitu engiriman pasukan dibawah


Pimpinan Usamah ke Romawi, Memberantas Pembangkang zakat. Kemudian Perang
Riddah dan pengumpulan Al-Quran, Perluasan wilayah ke Irak, Syiria, Hirab, Memerangi
Nabi palsu, Kekuasaan bersifat sentralistik, legislatif, eksekutif dan yudikatif juga hukum
dipegang langsung oleh khalifah, beliau wafat pada hari Senin, 23 Agustus 624 M,
setelah lebih kurang selama 15 hari terbaring di tempat tidur. Ia berusia 63 selama
kekhalifahannya berlangsung 2 tahun 5 bulan 11 hari. karena sakit dan mewasiatkan agar
Umar menggantikan sepeninggalnya.

Kholifah Abi Bakar as Shidiq mempunyai karakter yang lemah lembut dan tegas.
Dalam suasana yang kacau pemimpin yang berkarakter seperti Kholifah Abu Bakar as
Shidiq sangat diperlukan. Dengan kelembutannya, dapat menginsafkan orang-orang
terbujuk berbuat makar. Sementara orang-orang yang bersikap merongrong dihadapi
secara tegas oleh Abu Bakar as Shidiq.

Dalam memimpin karakter yang dipakai Abu Bakar adalah bersifat sentralistik,
dimana kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif berada ditangan Khalifah. Meskipun
demikian, Abu Bakar tetap mengajak bermusyawarah dengan para sahabat lain,
sebagaimana yang dulu pernah dipraktekkan oleh Rasulullah saw.

2. Umar Bin Khatthab (13-23 H/634-644 M)

Umat bin Khatthab nama lengkapnya adalah Umar Bin Khatthab bin Nufail
keturunan Abdul Uzza Al-Quraisy dari suku Adi; salah satu suku yang terpandang mulia.
Umar dilahirkan di Mekah empat tahun sebelum kelahiran Nabi SAW. Umar masuk
Islam pada tahun kelima setelah kenabian, dan menjadi salah satu sahabat terdekat Nabi
SAW. Kemudian oleh Rasulullah dijadikan sebagai tempat rujukan oleh nabi mengenai
hal-hal yang penting. Ia dapat memecahkan masalah yang rumit tentang siapa yang
berhak menggantikan Rasulullah dalam memimpin umat setelah wafatnya Rasulullah
SAW.

Dengan memilih dan menbaiat Abu Bakar sebagai khalifah Rasulullah sehingga ia
mendapat penghormatan yang tinggi dan dimintai nasihatnya serta menjadi tangan kanan
khalifah yang baru itu. Sebelum meninggal dunia, Abu Bakar telah menunjuk Umar bin
Khatthab menjadi penerusnya. Rupanya masa dua tahun bagi khalifah Abu Bakar

12
belumlah cukup menjamin stabilitas keamanan terkendali, maka penunjukkan ini
dimaksudkan untuk mencegah kemungkinan terjadinya perselisihan di kalangan umatnya.

Umar bin Khatthab menyebut dirinya Khalifah Khalifati Rasulillah atau pengganti
dari pengganti Rasulullahh. Ia juga mendapat gelar Amir Al Mukminin (komandan
orang-orang beriman) sehubungan dengan penaklukan-penaklukan yang berlangsung
pada masa pemerintahannya. Khalifah Umar juga meletakkan prinsip-prinsip demokratis
dalam pemerintahannya dengan membangun jaringan pemerintahan sipil yang sempurna.

Kekuasaan Umar tidak memberikan hak istimewa tertentu. Tiada istana atau
pakaian kebesaran, baik untuk Umar sendiri maupun bawahannya sehingga tidak ada
perbedaan antara penguasa dan rakyat, dan mereka setiap waktu dapat dihubungi oleh
rakyat. Kehidupan khalifah memang merupakan penjelmaan yang hidup dari prinsip-
prinsip egaliter dan demokratis yang harus dimiliki seorang kepala Negara.

Khalifah Umar memerintah selama 10 tahun lebih 6 bulan 4 hari. Kematiaanya


sangat tragis, seorang budak bangsa Persia bernama Fairus atau Abu Luluah secara
tibatiba menyerang dengan tikaman pisau tajam kea rah khalifah yang akan mendirikan
shalat subuh yang telah ditunggu oleh jamaahnya di masjid Nabawi di pagi buta itu.
Khalifah terluka parah, dari para pembaringannya ia mengangkat Syura (komisi pemilih)
yang akan memilih penerus tongkat kekhalifahannya. Khalifah Umar wafat 3 hari setelah
penikaman atas dirinya, yakni 1 Muharam 23 H/644 M.

Kholifah Umar bin Khattab, mempunyai karakter : Cerdas, tegas


danmengutamakan kepentingan rakyat. Kecerdasannya Umar bin Khattab sangat
diperlukan untuk membangun dasar-dasar kemasyarakatan yang islami. Beliau juga
merupakan tipe yang demokratis dan inlusif, ia mau dikritik dan mau mendengar saran
dari orang lain.

Hubungan antara penguasa dan rakyat juga sangat demokratis, bersifat


transparan,adaptis dan dinamis. Manajemen seperti itu rupanya menjadi salah satu faktor
internal keberhasilan kepemimpinan Umar.

3. Usman Bin Affan (23-36 H/644-656 M)

Khalifah ketiga adalah Utsman bin Affan, Nama lengkapnya ialah Utsman bin
Affan bin Abil Ash bin Umayyah dari suku Quraisy. Ia memeluk Islam karena ajakan
Abu Bakar, dan menjadi salah seorang sahabat dekat Nabi SAW. Meski memiliki
kekayaan melimpah tapi Usman berlaku sederhana, dan sebagian besar kekayaannya
digunakan untuk kepentingan Islam. Ia mendapat julukan zun nurain, artinya yang

13
memiliki dua cahaya, karena menikahi dua putrid Nabi SAW secara berurutan setelah
salah satu meninggal.

Selain itu. Usman juga merasakan penderitaan yang disebabkan oleh tekanan
kaum Quraisy terhadap kaum muslimin Mekah, dan ikut hijrah ke Abenesia beserta
istrinya.Utsman menyumbang 950 ekor unta dan 50 bagal serta 1000 dirham dalam
ekspedisi untuk melawan Bizantium di perbatasan Palestina. Ia juga membeli mata air
orang-orang Romawi yang terkenal dengan harga 20.000 dirham untuk selanjutnya
diwakafkan bagi kepentingan umat Islam, dan pernah meriwayatkan hadis kurang lebih
150 hadis.

Seperti halnya Umar, Utsman diangkat menjadi khalifah melalui proses


pemilihan. Bedanya, Umar dipilih atas penunjukan langsung sedangkan Utsman diangkat
atas penunjukan tidak langsung, yaitu melewati badan Syura yang dibentuk oleh Umar
menjelang wafatnya.
Karya monumental Utsman lain yang dipersembahkan kepada umat Islam ialah
penyusunan kitab suci Alquran.

Penyusunan Alquran dimaksudkan untuk mengakhiri perbedaan-perbedaan serius


dalam bacaan Alquran. Disebutkan bahwa selama pengiriman ekspedisi militer ke
Armenia dan Azerbaijan, perselisihan tentang baccan Alquran muncul dikalangan tentara
muslim, sebagiannya direkrut dari Suriah dan sebagian lagi dari Irak.

Adapun ketua dewan penyusunan Alquran, yaitu Zaid bin Tsabit, sedangkan yang
mengumpulkan tulisan-tulisan Alquran antara lain adalah dari Hafsah, salah seorang istri
Nabi SAW. Kemudian dewan itu membuat beberapa salinan naskah Alquran untuk
dikirimkan ke berbagai wilayah kegubernuran sebagai pedoman yang benar untuk masa
selanjutnya.

Sekelompok orang mengepung rumah khalifah, dan membunuhnya ketika


Khalifah Utsman sedang membaca Alquran, pada tahun 35 H/17 juni 656 M.

Karakteristik kepemimpinan Usman bin Affan adalah pada Masanya situasi sudah
aman. Kemakmuran sudah tercapai di segenap lapisan masyarakat. Dalam kondisi seperti
itu, karakter pemimpin yang shaleh, penyantun dan sabar sangat diperlukan. Dengan
karakter seperti Kholifah Usman bin Affan kemakmuran rakyat tercapai, baik jasmani
maupun rohani. Beliau juga dikenal sebagai orang yang familier dan humanis. Namun
kemudian karakter yang seperti itu malah berdampak kurang baik, yaitu munculnya
nepotisme dalam kepemimpinan Ustman kemudian banyak pejabat-pejabat negara dam
kerabatnya sendiri dan kurang mengakomodir pejabat diluar kerabat beliau.

Inilah yang kemudian menyebabkan munculnya kerusuhan, kecemburuan,dan


pergolakan pemerintahannya.

14
4. Ali Bin Abi Thalib (36-41 H/656-661 H)

Khalifah keempat adalah Ali bin Abi Thalib. Ali adalah keponakan dari menantu
nabi. Ali putra Abi Thalib bin Abdul Muthalib. Ia sepupu nabi SAW yang telah ikut
bersamanya sejak bahaya kelaparan mengancam kota Mekah, demi untuk membantu
keluarga pamannya yang mempunyai banyak putra. Abbas, paman nabi yang lain
membantu Abu Thalib dengan memelihara Jafar, anak Abu Thalib yang lain. Ia telah
masuk Islam pada usia sangat muda.

Ketika nabi menerima wahyu yang pertama, menurut Hasan Ibrahim Hasan Ali
berumur 13 tahun, atau 9 tahun menurut Mahmudunnasir. Ia menemani nabi dalam
perjuangan menegakkan Islam, baik di mekah maupun di Madinah, dan ia diambil
menantu oleh Nabi SAW dengan menikahkannya dengan Fathimah, salah seorang putri
Rasulullah, dan dari sisi keturunan Nabi SAW berkelanjutan. Karena kesibukannya
merawat dan memakamkan jenazah Rasulullah SAW, ia tidak berkesempatan membaiat
Abu Bakar sebagai khalifah, tetapi ia baru membaiatnya setelah Fathimah wafat.

Ali adalah seorang yang memiliki banyak kelebihan, selain itu ia adalah
pemegang kekuasaan. Pribadinya penuh vitalitas dan energik, perumus kebijakan dengan
wawasan yang jauh ke depan. Ia adalah pahlawan yang gagah berani, penasihat yang
bijaksana, penasihat hukum yang ulung, dan pemegang teguh tradisi, seorang sahabat
sejati, dan seorang lawan yang dermawan. Ia telah bekerja keras sampai akhir hayatnya
dan merupakan orang kedua yang berpengaruh setelah Muhammad.

Tugas pertama yang dilakukan oleh Khalifah Ali ialah menghidupkan cita-cita
Abu Bakar dan Umar, menarik kembali semua tanah hibah yang telah di bagikan oleh
Utsman kepada kaum kerabatnya ke dalam kepemilikan negara. Ali juga segera
menurunkan semua gubernur yang tidak disenangi rakyat. Utsman bin Hanif diangkat
menjadi penguasa Basrah menggantikan Ibnu Amir, dan Qais bin Saad dikirim ke Mesir
untuk menggantikan gubernur negeri itu yang dijabat oleh Abdullah. Gubernur Suriah,
Muawwiyah, juga diminta meletakkan jabatan, tetapi ia menolak perintah Ali, bahkan ia
tidak mengakui kekhalifahannya.

Tepat pada 17 Ramadhan 40 H (661), khalifah Ali terbunuh pembunuhnya adalah


Ibnu Muljam, seorang anggota Khawarij yang sangat fanatik. Pada tanggal 10 Ramadhan
40 H (660 M) masa pemerintahan Ali berakhir.

Sayyidina Alidikenal sebagai khalifah yang pemberani, cerdas, pandai berperang


dan pandai menulis. Beliau juga seorang orator ulang.

15
Ali bin Abi Thalib. Sebagai masa peralihan dari Kholifah Usman bin Affan ke
Kholifah Ali bin Abi Thalib , kekacauan kembali terjadi. Dalam kondisi negara seperti
itu, karakter pemimpin yang tegas dan mengutamakan kebenaran sangat diperlukan.
Khalifah Ali bin Abi Thalib mempunyai karakter yang tepat. Ketegasan Khalifah Ali bin
Abi Thalib dalam membela kebenaran mirip dengan Khalifah Umar bin Khattab. Ali
adalah tipe orang yang suka berterus terang.ia tidak takut kepada celaan siapapun yang
menjalankan kebenaran, meskipun hal tersebut beresiko bagi drinya.

Oleh sebab itu, setelah diangkat menjadi khalifah, Ali mengambil langkah-
langkah tegas 1) memecat kepala-kepala daerah yang diangkat oleh ustman dan dikirmlah
kepala yang baru untuk menggantinya, 2) menggambil kembali tanah-tanah yang dibagi-
bagikan Ustman kepada kerabatnya tanpa jalan yang sah. Demikian juga hibah atau
pemberian Ustman kepada siapapun yang tidak beralasan diambil kembali oleh Ali untuk
di kembalikan kepada negara.

Kebijakan dan Prestasi Kepemimpinan Khulafaur Rasyidin

1. Abu Bakar Ash-Shidddiq

a) Keberhasilan mengusai wilayah Palestina, Yordania, dan Syiria, pasukan muslim


terus menyebarkan Dakwah Islamnya.
b) Berhasil menghalau gerakan riddah, serta berhasil memperluas wilayah Islam ke
luar Jazirah Arab.
c) Pengumpulan lembaran (shuhuf) ayat-ayat suci Al-qur‟an.yang berupa kulit kayu,
tulang-belulang dan ada juga yang berupa tulisan di atas Batu.

2. Umar bin Khaththab

a) Penaklukan wilayah Romawi, yaitu: Damaskus, Syiria Utara, Darussalam, Parsi,


dan Mesir.
b) Membentuk beberapa Lembaga pemerintah diantaranya di Bidang Ekonomi
seperti Mendirikan Baitul Mal, Mendirikan Departement keuangan dan Pajak,
Menetapkan Anggaran penerimaan dan pengeluaran negara.
c) Lembaga Bidang Sosial; Mendirikan Departemen Pendidikan, Kehakiman,
Menunjuk Qadhi sebaagai ketua peradilan,Menetapkan Kalender Hijriyah.
d) Lembaga Bidang Keamanan; Membentuk Angkatan perang yang tetap dan
teratur, membagi wilayah kekuasaan Islam.

3. Ustman bin Affan

16
a) Memperluas wilayah Islam mulai dari benua Asia yang meliputi Thabaristan,
wilayah serbang sungai Jihun, Harah, Kabul, Turkistan, dan Armenia; benua
Afrika meliputi Barqah, Tripoli Barat, dan Nubah; serta benua Eropa meliputi
Pulau Cyprus dan Constatinopel. Serta memperkuatkan pasukan muslimin
angkatan laut.
b) Pembukuan dan penggandaan mushaf Al-qur‟an yang sebelumnya masih berupa
shuhuf yang disimpan di rumah Ummul Mukminin Hafshah, sehingga kaum
Muslimin mengenalnya dengan Mushaf Usmani.
c) Memperluaskan Masjid Nabawi di Madinah Al-Munawarah.

4. Ali bin Abi Thalib

a) Menerbitkan penggunaan fasilitas pemerintahan oleh pejabat pemerintah.


b) Pengembangan Ilmu pengetahuan dan peradaban.
c) Mengembangkan kajian Bahasa Arab menjadi sebuah kajian Ilmu yang sistematis.
d) Merumuskan kaidah-kaidah Bahasa Arab yang sekarang lebih dikenal dengan
Nahwu, dengan tujuan untuk mempermudah memahami bahasa arab yang
menjadi bahasa Al-qur‟an dan Hadist.

17
PERKEMBANGAN IPTEK DALAM ISLAM

Pandangan Islam terhadap IPTEK

Hidayah dari Allah swt dan untuk mencapai dan membuka kebenaran

Perkembangan IPTEK dari zaman ke zaman

1. Iptek akan memberikan berkah dan manfaat yang sangat besar bagi kesejahteraan
hidup umat manusia bila iptek disertai oleh asas iman dan taqwa kepada Allah SWT
2. Pada kenyataannya, iptek yang menjadi dasar modernisme, telah menimbulkan pola
dan gaya hidup baru yang bersifat sekularistik, materialistik, dan hedonistik, yang
sangat berlawanan dengan nilai-nilai budaya dan agama yang dianut oleh bangsa
kita.

Perkembangan Ilmu Pengetahuan Zaman Pertengahan (Middle Age : 6-16 M)

 Niat (komitmen) sebagai dasar nilai kerja, Konsep ihsan dalam bekerja, Bekerja
sebagai bentuk keberadaan manusia, dan Orang mukmin yang kuat lebih disukai.
 Filsuf muslim Al Khawarizmi yang mengembangkan trigonometri dengan
memperkenalkan teori sinus dan cosinus, tangent dan cotangent.
 Bidang astronomi pada awalnya diterjemahkan pada zaman bani Umayyah dan
dilanjutkan pada zaman bani Abbasiyah awal. Ibnu Habib Al Farisi (777 M)
merupakan ilmuan muslim pertama yang menerjemahkan karya Ptolemy yang
berjudul Almagest.
 Ar Razi merupakan ahli medis muslim pertama yang memimpin rumah sakit
Baghdad. Ar Razi menulis buku tentang Diet, farmakologi dan lain-lain.
 Zaman modern ditandai dengan berbagai penemuan dalam bidang ilmiah.
Perkembangan ilmu pengetahuan pada zaman modern ini sesungguhnya sudah
dirintis sejak zaman Renaissance, yaitu permulaan abad XIV.
 Tokoh yang terkenal sebagai bapak Filsafat modern adalah Rene Descrates. Ia
telah mewariskan suatu metode berfikir yang menjadi landasan berfikir dalam
ilmu pengetahuan modern.

Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan dua sosok yg tidak dapat dipisahkan satu
sama lain. Ilmu adalah sumber teknologi yg mampu memberikan kemungkinan
munculnya berbagai penemuan rekayasa dan ide-ide. Adapun teknoogi adl terapan atau
aplikasi dari ilmu yg dapat ditunjukkan dalam hasil nyata yg lbh canggih dan dapat
mendorong manusia utk berkembang lbh maju lagi.

18
Pentingnya umat beragama mengikuti perkembangan IPTEK

1. Menjaga keserasian dan keseimbangan dengan lingkungan setempat.

2. Teknologi yang akan diterapkan hendaknya betul-betul dapat mencegah timbulnya


permasalahan di tempat itu.

3. Memanfaatkan seoptimal mungkin segala sumber daya alam dan sumber daya
manusia yang ada.

Diantara ilmu-ilmu khusus yang dibicarakan para filsuf, maka bidang fisika menempati
kedudukan yang paling tinggi. Menurut Root Fisika dipandang sebagai ilmu pengetauan
yang subjek materinya mengandung unsur-unsur fundamentasil yang membentuk alam
semesta.

Fisikawan termashur abad keduapuluh adalah Albert Einstein. Ia mengatakan bahwa


alam itu tak terhingga dan tak terbatas, tetapi juga bersifat statis dari waktu ke waktu.
Einstein percaya akan kekekalan materi.

Perkembangan Ilmu Pengetahuan Zaman Pertengahan (Middle Age : 6-16 M)

Catatan mengenai peradaban manusia yang paling awal tercatat berasal dari Timur
Tengah, persisnya Mesir. Pada jaman pra sejarah, nenek moyang manusia modern di
Mesir sudah mengenal bahasa, terbukti dengan peninggalan tulisan-tulisan yang diukir
di batu-batu dalam goa.

Di Cina sekitar (2953-2838 SM), raja Fu Xi memperkenalkan kitab Yi Jing (bacanya: I


ching) yaitu kitab Cina kuno yang sangat terkenal di kalangan kaum penghayat ilmu
Metafisika yang bertutur tentang kehidupan manusia.

19
PERKEMBANGAN SENI DAN BUDAYA DALAM ISLAM

Seni dan Budaya dalam Islam


Seni merupakan ekspresi keindahan. Dan keindahan menjadi salah satu sifat yang
dilekatkan Allah pada penciptaan jagat raya ini. Allah melalui kalamnya di Al-Qur‟an
mengajak manusia memandang seluruh jagat raya dengan segala keserasian dan
keindahannya. Allah berfirman:
“Maka apakah mereka tidak melihat ke langit yang ada di atas mereka,
bagaimana Kami meninggikannya dan menghiasinya, dan tiada baginya sedikit pun
retak-retak?” [QS 50: 6].

Allah itu indah dan menyukai keindahan. Inilah prinsip yang didoktrinkan Nabi
saw., kepada para sahabatnya. Ibnu Mas‟ud meriwayatkan bahwa Rasulullah saw.
bersabda :
“Tidak masuk surga orang yang di dalam hatinya terbetik sifat sombong seberat atom.”

Kalau memang demikian pandangan Islam tentang seni, mengapa pada masa awal
perkembangan Islam [zaman Nabi Saw dan para sahabatnya], belum tampak jelas
ekspresi kaum muslim terhadap kesenian. Bahkan, terasa adanya banyak pembatasan-
pembatasan yang menghambat perkembangan seni? Menurut Sayyid Quthb, pada masa
itu, kaum muslim masih dalam tahap penghayatan nilai-nilai Islam dan memfokuskan
pada pembersihan gagasan-gagasan jahiliyah yang sudah meresap dalam jiwa masyarakat
sejak lama. Sedangkan sebuah karya seni lahir dari interaksi seseorang atau masyarakat
dengan suatu gagasan, menghayati dengan sempurna sampai menyatu dengan jiwanya.
Karena itu, belum banyak karya seni yang tercipta pada masa awal perkembangan Islam
itu.

Pembatasan-pembatasan terhadap kesenian karena adanya sikap kehati-hatian


dari kaum Muslim. Kehatihatian itu dimaksudkan agar mereka tidak terjerumus kepada
hal-hal yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam yang menjadi titik perhatian pada
waktu itu. M Quraish Shihab menjelaskan bahwa Umar Ibnul Khaththab, khalifah kedua,
pernah berkata, “Umat Islam meninggalkan dua pertiga dari transaksi ekonomi karena
khawatir terjerumus ke dalam haram [riba].” Ucapan ini benar adanya, dan agaknya ia
juga dapat menjadi benar jika kalimat transaksi ekonomi diganti dengan kesenian
[Wawasan Al-Qur‟an].

Atas dasar kehati-hatian ini pulalah hendaknya dipahami hadits-hadits yang


melarang menggambar atau melukis dan memahat makhluk-makhluk hidup. Apabila seni

20
membawa manfaat bagi manusia, memperindah hidup dan hiasannya yang dibenarkan
agama, mengabadikan nilai-nilai luhur dan menyucikannya, serta mengembangkan serta
memperhalus rasa keindahan dalam jiwa manusia, maka sunnah Nabi mendukung, tidak
menentangnya.

Karena ketika itu ia telah menjadi salah satu nikmat Allah yang dilimpahkan
kepada manusia. Demikian Muhammad Imarah dalam bukunya Ma‟âlim Al-Manhaj Al-
Islâmi yang penerbitannya disponsori Dewan Tertinggi Dakwah Islam, Al-Azhar
bekerjasama dengan Al-Ma‟had Al-‟Âlami lil Fikr Al-Islâmi [International Institute for
Islamic Thought].

Kesenian Islam baru berkembang dan mencapai puncak kejayaan pada saat
Islam sampai di daerah-daerah Afrika Utara, Asia Kecil, dan Eropa. Daerah-daerah
tersebut didefinisikan sebagai Persia, Mesir, Moor, Spanyol, Bizantium, India, Mongolia,
dan Seljuk. Di daerah-daerah tersebut, Islam membaur dengan kebudayaan setempat.
Terjadilah pertukaran nilai-nilai Islam dengan budaya dan seni yang menghasilkan ragam
seni yang baru, berbeda dengan karakter seni tempat asalnya.

Islam telah membagi budaya menjadi tiga macam :

Pertama : Kebudayaan yang tidak bertentangan dengan Islam.

Dalam kaidah fiqh disebutkan : “ al adatu muhakkamatun “ artinya bahwa adat


istiadat dan kebiasaan suatu masyarakat, yang merupakan bagian dari budaya manusia,
mempunyai pengaruh di dalam penentuan hukum. Tetapi yang perlu dicatat, bahwa
kaidah tersebut hanya berlaku pada hal-hal yang belum ada ketentuannya dalam syareat,
seperti ; kadar besar kecilnya mahar dalam pernikahan, di dalam masyarakat Aceh,
umpamanya, keluarga wanita biasanya, menentukan jumlah mas kawin sekitar 50-100
gram emas. Dalam Islam budaya itu syah-syah saja, karena Islam tidak menentukan besar
kecilnya mahar yang harus diberikan kepada wanita. Menentukan bentuk bangunan
Masjid, dibolehkan memakai arsitektur Persia, ataupun arsitektur Jawa yang
berbentukJoglo.

Untuk hal-hal yang sudah ditetapkan ketentuan dan kreterianya di dalam Islam,
maka adat istiadat dan kebiasaan suatu masyarakat tidak boleh dijadikan standar hukum.
Sebagai contoh adalah apa yang di tulis oleh Ahmad Baasodalam sebuah harian yang
menyatakan bahwa menikah antar agama adalah dibolehkan dalam Islam dengan dalil
“ al adatu muhakkamatun “ karena nikah antar agama sudah menjadi budaya suatu
masyarakat, maka dibolehkan dengan dasar kaidah di atas. Pernyataan seperti itu tidak
21
benar, karena Islam telah menetapkan bahwa seorang wanita muslimah tidak
diperkenankan menikah dengan seorang kafir.

Kedua : Kebudayaan yang sebagian unsurnya bertentangan dengan Islam ,


kemudian di “ rekonstruksi” sehingga menjadi Islami.Contoh yang paling jelas, adalah
tradisi Jahiliyah yang melakukan ibadah haji dengan cara-cara yang bertentangan dengan
ajaran Islam , seperti lafadh “ talbiyah “ yang sarat dengan kesyirikan, thowaf di Ka‟bah
dengan telanjang. Islam datang untuk meronstruksi budaya tersebut, menjadi bentuk “
Ibadah” yang telah ditetapkan aturan-aturannya. Contoh lain adalah kebudayaan Arab
untuk melantukan syair-syair Jahiliyah. Oleh Islam kebudayaan tersebut tetap
dipertahankan, tetapi direkonstruksi isinya agar sesuai dengan nilai-nilai Islam.

Ketiga: Kebudayaan yang bertentangan dengan Islam.

Seperti, budaya “ ngaben “ yang dilakukan oleh masyarakat Bali. Yaitu upacara
pembakaran mayat yang diselenggarakan dalam suasana yang meriah dan gegap gempita,
dan secara besar-besaran. Ini dilakukan sebagai bentuk penyempurnaan bagi orang yang
meninggal supaya kembali kepada penciptanya. Upacara semacam ini membutuhkan
biaya yang sangat besar. Hal yang sama juga dilakukan oleh masyarakat Kalimantan
Tengah dengan budaya “tiwah“ , sebuah upacara pembakaran mayat. Bedanya, dalam “
tiwah” ini dilakukan pemakaman jenazah yang berbentuk perahu lesung lebih dahulu.
Kemudian kalau sudah tiba masanya, jenazah tersebut akan digali lagi untuk dibakar.
Upacara ini berlangsung sampai seminggu atau lebih. Pihak penyelenggara harus
menyediakan makanan dan minuman dalam jumlah yang besar , karena disaksikan oleh
para penduduk dari desa-desa dalam daerah yang luas. Di daerah Toraja, untuk
memakamkan orang yan meninggal, juga memerlukan biaya yang besar. Biaya tersebut
digunakan untuk untuk mengadakan hewan kurban yang berupa kerbau. Lain lagi yang
dilakukan oleh masyarakat Cilacap, Jawa tengah. Mereka mempunyai budaya “ Tumpeng
Rosulan “, yaitu berupa makanan yang dipersembahkan kepada Rosul Allah dan tumpeng
lain yang dipersembahkan kepada Nyai Roro Kidul yang menurut masyarakat setempat
merupakan penguasa Lautan selatan ( Samudra Hindia ).

22
IMPLEMENTASI KETIGA HAL TERSEBUT DALAM KEHIDUPAN
SEHARI-HARI

Setelah mempelajari ketiga materi di atas, tentu kita tidak boleh hanya
mengetahui teori tentangnya. Ada baiknya kita menerapkan lembaga ekonomi islam,
kehidupan berbangsa dan bernegara, seta kemajuan seni, budaya, dan IPTEK menurut
islam ke kehidupan kita sehari-hari.

Yang pertama adalah penerapan Lembaga Ekonomi Islam. Banyak cara untuk
menerapkan lembaga ekonomi Islam atau dengan kata lain implementasi Lembaga
Ekonomi Islam. Cara-cara tersebut diantaranya tidak menerapkan riba dalam kegiatan
ekonomi dan berusaha menerapkan ekonomi Islam dalam mengatasi masalah
perekonomian di Indonesia.

Setelahnya, sebagai seorang umat muslim, wajib bagi kita dalam menjaga
hubungan baik dengan orang lain. Hal ini juga berlaku dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Implementasi kehidupan berbangsa dan bernegara dapat dilakukan dengan
cara antara lain menghargai pendapat orang yang berbeda, turut berbela sungkawa atas
duka yang dialami orang lain, bekerja sama dalam menyelesaikan suatu masalah, dan
memasukan nilai-nilai Islam di ketatanegaraan Indonesia.

Budaya, seni, dan IPTEK dalam Islam juga perlu di implementasikan dalam
kehidupan sehari-hari. Apalagi saat ini, majunya perkembangan ilmu mulai bertentangan
dengan berbagai ilmu agama, dan orang cenderung mengabaikan hal tersebut. Hal yang
dapat kita lakukan untuk mengimpletaskan perkembangan budaya, seni, dan IPTEK
menurut Islam diantaranya membiasakan budaya menggunakan tangan kanan dalam
aplikasi hidup sehari-hari, berkesenian dengan menerapkan noema-norma islam,
meningkatkan kemampuan dengan belajar, menjaga keseimbangan dengan kemajuan
iptek. Conroh implementasi perkembangan budaya, seni, dan IPTEK yanh telah mulai
dilakukan diantaranya wayang sebagai media dakwah bagi Wali Songo, perkembangan
busana muslim seperti jilbab, media dakwah di televisi, internet, koran, dan majalah,
penggunaan internet, blog, dan situs Islami sepertisuara Islam, Muslim,dll, Al Quran dan
Hadist dalam bentuk digital semuga mempermudah pencarian ayat, terjemaah, tafsiran Al
Quran, serta penggunaan LCD sebagai media dakwah sehingga lebih jelas dipahami.

23
DAFTAR PUSTAKA

 Al Arif, M. Nurianto.Lembaga Keuangan Syariah (Suatu Kajian Teoritis dan


Praktis), (Bandung: Pusaka Setia, 2012)
 Al-Bani, Muhammad Nashiruddin. Ensiklopedi Sahih Hadist Qudsi Jilid 1,
(Surabaya: Duta Ilmu, 2008)
 Ali, Zainuddin Hukum Perbankan Syariah, (Jakarta: Sinar Grafika, 2008)
 Alma, Buchari dan Donni Juni Priansa. Manajemen Bisnis Syariah, (Bandung:
Alfabeta, 2009)
 Antonio, Muhammad Syafi‟i. Bank Syariah dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema
Insani, 2001)
 Anshori, Abdul Ghofur. Payung Hukum Perbankan Syariah di Indonesia
(Undang-Undang di Bidang Perbankan, Fatwa DSN-MUI dan Peraturan Bank
Indonesia), (Yogyakarta: UII Press, 2007)
 AbduUah, M. Amin, "Pandangan Islam Terhadap Kesenian (Sudut Pandang
Falsafah)", dalamJabrohim dan Saudi BerHan (ed.), Iskm dan Kesenian,
Yogyakarta: MKM UAD Lembaga Litbang PP Muhammadiyah, 1995.
 al- Abrosyi, Muhammad 'Athiyyah, at-Tarbiyyab al-Islamiyyak wa Falasifatttha,
Beirut: Dar al-Fikr, 1969.
 Agus, Bustanuddin, Sosiologi Agama, Padang: Andalas University Press, 2003.,
Agama Dakim Kehidupan Manusia, PengantarAntropologi Agama, Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2006.
 Anwar, Syamsul, "Pandangan Islam Terhadap Kesenian" dalam Jabrohim dan
Saudi Berlian (ed.), lslam dan Kesenian, Yogyakarta: MKM UAD Lembaga
Litbang PP Muhammadiyah, 1995

24

Anda mungkin juga menyukai