Anda di halaman 1dari 10

PENGANTAR EKONOMI SYARIAH

RESUME

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Syariah Program
Studi Hu kum Tata Negara Siyasah Syar’iyyah Fakultas Syariah dan Hukum Islam IAIN Bone
Semester 2

Oleh :

FARHAN ADE DWIVANKA


742352021157

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BONE


2022
Anna Rahma Syam, S.Sy. M.H.

PENGANTAR DASAR ILMU EKONOMI DAN ILMU EKONOMI


SYARIAH

Kegiatan ekonomi sudah ada sejak adanya peradaban manusia yaitu Zaman
Nabi Adam as. selain dia sebagai produsen ataupun konsumen pada masa itu.
Kapan ekonomi dinaman disiplin ilmu. diawali lahir cendikiawan atau
pemikir. seperti (Abu Yusuf). Sedangkan ilmu ekonomi modern (Adam Smith)
Sistem ekonomi kapasitas, kapatalisme lebih diserahkan individu itu sendiri.
sistem ekonomi syariah yang dilarang riba, perjudian, unsur ketidakjelasan. sistem
ekonomi sosialis yang di atur oleh negara.
Kelompok 1 : PENGANTAR EKONOMI SYARIAH

A. Pengertian dan Landasan Hukum Ekonomi Syariah


Ekonomi adalah suatu kegiatan manusia yang berkaitan dengan aktivitas
produksi, konsumsi, dan distribusi terhadap jasa dan barang untuk mencapai suatu
tingkatan kemakmuran. Sedangkan Syariat adalah hukum atau aturan yang telah
ditetapkan oleh allah yang menjangkau seluruh aktivitas manusia. Jadi Ekonomi
Syariah adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang berupaya untuk menganalisis
dan menyelesaikan permasalahan maupun menerapkan kegiatan ekonomi dengan
cara atau sesuai dengan prinsip syariat Islam.
Ekonomi syariah bukan hanya praktik kegiatan ekonomi yang dilakukan
oleh individu dan komunitas muslim yang ada, namun juga merupakan perwujudan
perilaku ekonomi yang didasarkan pada ajaran Islam. Ia mencakup cara
memandang permasalahan ekonomi, menganalisis, dan mengajukan alternatif
solusi atas berbagai permasalahan ekonomi. Ekonomi Islam merupakan
konsekuensi logis dari implementasi ajaran Islam secara kaffah dalam aspek
ekonomi. Oleh karena itu, perekonomian Islam merupakan suatu tatanan
perekonomian yang dibangun atas nilai-nilai ajaran Islam yang diharapkan, yang
belum tercermin pada perilaku masyarakat muslim yang ada pada saat ini.
 Landasan atau sumber ekonomi syariah ada 3, yaitu :

1. Al-Qur’an Sebagai Sumber Hukum Ekonomi Syariah


Al-Qur’an adalah sumber pertama dan utama bagi ekonomi syariah, di
dalamnya dapat kita temui hal ihwal yang berkaitan dengan ekonomi dan
juga terdapat hukum-hukum dan undang-undang diharamkannya riba, dan
diperbolehkannya jual-beli. Kekuatan hujjah al-Qur’an sebagai sumber dan
dalil hukm syariah termasuk di dalamnya syariah perekonomian terkandung
dalam ayat al-Qur’an yang memerintahkan umat manusia mematuhi Allah
SWT. Hal ini disebutkan lebih dari 30 kali dalam al-Qur’an.
2. As- Sunnah an-Nabawiyya Sebagai Sumber Hukum Ekonomi Syariah
As-Sunnah atau al-Hadis adalah sumber hukum kedua di dalam islam. Di
dalamnya dapat kita jumpai khazanah aturan perekonomian syariah.
3. Ijtihad
Untuk mendapatkan ketentuan-ketentuan hukum muamalah yang baru
timbul, seiring dengan kemajuan zaman dan kebutuhan masyarakat, sangat
diperlukan pemikiran-pemikiran baru yang biasa dikenal dengan istilah
ijtihad.
B. Latar Belakang Munculnya Ekonomi Syariah di Indonesia
Di antara hasil penelitian menyimpulkan bahwa awal mula masuknya
ekonomi syariah di Indonesia telah tersemaikan seiring dengan awal kedatangan
islam di nusantara. Sejauh ini, para ahli sepakat bahwa islam masuk ke nusantara
melalui praktisi ekonomi (saudagar) Muslim dan kaum sufi.
Pertumbuhan dan perkembangan sistem ekonomi syariah di Indonesia tidak hanya
disektor LKS bank melainkan juga LKS non bank yang menerapkan prinsip
ekonomi syariah mulai bermunculan seperti asuransi syariah, pengadaian syariah
dsb.
Adapun yang melatar belakangi munculnya penerapan prinsip syariah dalam
kegiatan ekonomi di Indonesia adalah :
a. Hadir sebagai bagian dari totalitas kesempurnaan islam itu sendiri

b. Adanya keinginan umat Islam untuk melepaskan diri dari persoalan riba
dalam setiap kegiatan ekonominya.

c. Adanya ketertarikan dan keingingan para cendikiwan muslim untuk


mendirikan sebuah wadah untuk mempelajari eksyar demi menerapakan dan
mengembangkan ekonomi berbasis syariah di Indonesia.

d. selain itu juga untuk memperoleh kesejahteraan lahir batin melalui kegiatan
ekonomi seesuai dengan perintah ajaran Islam

e. Untuk menghidari rasa ketidak adilan sesama manusia sebagaiamana yang


diterapkan dalam seistem ekonomi konvensional.

f. Akibat krisis ekonomi yang terjadi di INA (1997) pemerintah mulai melirik
sistem ekonomi syariah

C. Peran Pemerintah terhadap Ekonomi Syariah di Indonesia


Peran pemerintah dalam menerapkan sistem ekonomi syariah baik dalam
peran alokasi-distribusi dan stabilisasi Dengan adanya regulasi yang ditetapkan
oleh pemerintah, penerapan sist. Ekonomi syariah dalam LKS Bank maupun non
bak menunjukkan bahwa sistem ekonomi di Indonesia memberi tempat pada
ekonomi syariah untuk menjalankan praktik ekonomi sesuai dengan nilai ataupun
prinsip syariat Islam. Hal ini menjunjukkan bahwa pemerintah memiliki peran
dalam menerapkan maupun mengembangkan ekonomi syariah di Indonesia.
Dibalik regulasi yang telah ditetapkan pemerintah Indonesia terkait sistem eksyar
tidak dapat dipungkiri bahwa dengan perkembangan zaman tentu ada peluang
maupun tantangan yang dihadapi masyarkat dalam penerapan ekonomi syariah di
Indonesia. OKI, diharapkan pemerintah tetap memperhatahankan eksistensinya
untuk menghadapi hal tersebut baik berupa regulasi yang sesuai dengan kebutuhan
masyarakat dalam bidang ekonomi syariah.
Pemerintah menetapkan empat fokus utama pengembangan ekonomi syariah di
Indonesia, yaitu pengembangan industri halal, pengembangan sektor keuangan
syariah, pengembangan sektor keuangan sosial syariah, dan pengembangan
kewirausahaan syariah. Keempat fokus tersebut ditujukan untuk mendukung
masterplan ekonomi dan keuangan syariah. Selanjutnya, merger bank syariah yang
dimiliki Pemerintah (Bank Mandiri, BRI, dan BNI) menjadi salah satu upaya untuk
meningkatkan sektor keuangan syariah. Di bidang sektor keuangan sosial syariah,
Pemerintah terus mengembangkan dan mendorong kegiatan zakat, infak, sedekah,
dan wakaf.

Kelompok 2. TEORI EKONOMI ISLAM

A. Prinsip-prinsip Umum Ekonomi Syariah


Prinsip adalah suatu pernyataan fundamental atau kebenaran umum maupun
individual yang dijadikan oleh seseorang/kelompok sebagai pedoman untuk
berpikir atau bertindak. Dalam pelaksanaannya ekonomi syariah harus
menjalankan prinsip-prinsip sebagi berikut :
1. Berbagai sumber daya dipandang sebagai pemberian atau titipan dari Allah
Azza Wa Jalla kepada manusia.
2. Islam mengakui pemilikan pribadi dalam batas-batas tertentu
3. Kekuatan penggerak utama ekonomi syariah adalah kerja sama
4. Ekonomi syariah menolak terjadinya akumulasi kekayaan yang dikuasahi
oleh segelintir orang saja, artinya ekonomi syariah menekankan prinsip
pemerataan kekayaan, sehingga tidak terjadi disparitas yang mencolok.
5. Ekonomi Syariah menjamin pemilikan masyarakat dan penggunaannya
direncanakan untuk kepentingan banyak orang.
6. Seorang muslim harus takut kepada Allah Azza Wa Jalla dan hari penentuan
di akhirat nanti, sehingga pertimbangan keputusan dalam ekonomi syariah
tidak semata-mata keuntungan didunia.
7. mereka yang mempunyai kekayaan tertentulah yang diwajibkan membayar
zakat.
8. Islam melarang riba dalam segala bentuk, dimana saat ini banyak sekali
praktek-praktek variasi dari riba yang perlu kita hindari.

B. Karakteristik Ekonomi Syariah


Karakteristik ekonomi syariah tersebut ada beberapa yaitu:
1) Ekonomi Ketuhanan, Ekonomi syariah bersumber dari wahyu Allah Azza
Wa Jalla dalam bentuk syariat islam. Ekonomi syariah adalah bagian dari
pengamalan agama Islam.
2) Ekonomi Pertengahan, Ekonomi Syariah mempunyai keseimbangan antara
berbagai aspek, sehingga sering disebut sebagai ekonomi pertengahan.
3) Ekonomi Berkeadilan, Ekonomi syariah sangat memperhatikan aspek
keadilan bagi semua pihak yang terlibat dalam praktek ekonomi syariah.
4) Tumbuh Sepadan, Ekonomi tumbuh sepadan mencerminkan pertumbuhan
ekonomi yang setara dengan fundamental ekonomi negara, yaitu
pertumbuhan yang seimbang antara sektor keuangan dan sektor riil, sesuai
dengan kemampuan produksi dan daya beli masyarakat.
5) Bermoral atau berakhlak mulia ditunjukkan dengan adanya kesadaran dan
pemahaman setiap anggota masyarakat terhadap kepentingan bersama dan
kepentingan jangka panjang yang lebih penting daripada kepentingan
individu.
6) Beradab, yaitu perekonomian yang menjunjung tinggi nilai-nilai luhur
bangsa seperti tradisi dan budaya yang diwariskan oleh nenek moyang
selama tidak bertentangan dengan moralitas Islam.

C. Tujuan Ekonomi Syariah


Tujuan ekonomi syariah ada beberapa, yaitu:
1. Memenuhi kebutuhan dasar manusia yang meliputi
pangan,sandang,papan,kesehatan,dan pendidikan untuk setiap lapisan
masyarakat.

2. Memastikan adanya kesetaraan kesempatan bagi semua orang.

3. Mencegah terjadinya pemusatandan kekayaan dan meminimalkan


ketimpangan distribusi pendapatan maupun kekayaan didalammasyarakat.

4. Memastikan kebebasan setiap orang untuk mematuhi nilai-nilai moral.

5. Memastikan stabilitasdan pertumbuhan ekonomi.

Kelompok 3: TEORI PERMINTAAN DAN PENAWARAN DALAM


EKONOMI SYARIAH s
A. Pengertian Permintaan Dan Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan
Dalam Ekonomi Syariah
Teori Permintaan, Teori permintaan atau yang diistilahkan Ibn Taimiyah
dengan raghabat fi al-syai merupakan salah satu faktor pertimbangan dari
permintaan. Dalam literatur ilmu ekonomi, teori permintaan diterangkan tentang
hubungan antara jumlah permintaan dengan harga. Permintaan adalah banyaknya
jumlah barang yang diminta pada suatu pasar tertentu dengan tingkat harga
tertentu, pada tingkat pendapatan tertentu dan pada periode tertentu. Permintaan
terhadap suatu barang dan jasa diartikan kuantitas barang dan jasa yang orang lain
bersedia untuk membelinya pada berbagai tingkat harga dalam suatu periode
tertentu. Kemampuan tersebut sering kali diberi istilah daya beli. Jadi,konsep
permintaan terhadap barang dan jasa hanya memerhatikan konsumen yang
memiliki preferensi dan daya beli sekaligus. Oleh karena itu, teori permintaan
adalah hubungan antara jumlah permintaan terhadap suatu barang dengan harga
barang tersebut. Hukum permintaan menyatakan "bila harga suatu barang naik,
maka permintaan barang tersebut turun, sebaliknya jika harga suatu barang turun
maka permintaan terhadap suatu barang tersebut akan naik". Menurut N.Gregory
Mankiw dalam bukunya yang berjudul "pengantar mikro ekonomi" menyebutkan
bahwa permintaan adalah sejumlah barang yan diinginkan dan dapat dibeli oleh
pembeli.kita tahu b ahwa untuk barang apapun, ada banyak hal yang menentukan
jumlah yang akan diminta pembeli, namun ketika kita menganalisis bagaimana
pasar bekerja, suatu hal yang sangat berperan adalah harga barang tersebut. Pada
hukum permintaan berlaku asumsi ceteris paribus. Artinya hukum permintaan
tersebut berlaku jika keadaan atau faktor-faktor selain harga tidak berubah .
Kemudian dalam hukum permintaan terhadap barang halal sama dengan
permintaan dalam ekonomi pada umumnya, yaitu berbanding terbalik terhadap
harga, apabila harga naik, maka permintaan terhadap barang halal tersebut
berkurang, dan sebaliknya.
Konsep permintaan dalam islam menilai suatu komoditi tidak semuanya bisa
dikonsumsi maupun digunakan, dibedakan antara yang halal dengan yang haram
.Oleh karena itu, dalam teori permintan Islami membahas permintaan barang halal,
sedangkan dalam permintaan konvensional, semua komoditi dinilai sama, bisa
dikonsumsi dan digunakan. Menurut Ibnu Taimiyah, permintaan suatu barang
adalah hasrat terhadap sesuatu, yang digambarkan dengan istilah raghbah fil al-
syai. Yang diartikan sebagai Jumlah barang yang diminta. Secara garis besar,
permintaan dalam ekonomi Islam sama dengan ekonomi konvensional, namun ada
batasan batasan tertentu yang harus diperhatikan oleh individu muslim dalam
keinginannya. Islam mengharuskan untuk mengkonsumsi barang yang halal lagi
thoyyib. Aturan Islam melarang seorang muslim memakan barang yang haram,
kecuali dalam keadaan darurat dimana apabila barang tersebut tidak dimakan,
maka akan berpengaruh pada kesehatan muslim tersebut.
Teori Penawaran, Teori mikro ekonomi selalu didefinisikan oleh ahli ahli
ekonomi sebagai sutau bidang studi dalam ilmu ekonomi yang menerangkan
tentang kegiatan dalam bagian bagian kecil dari keseluruhan perekonomian, salah
satunya teori penawaran. Penawaran Yang pertama, adalah bahwa Islam
memandang manusia secara umum, apakah sebagai konsumen atau produsen,
sebagai suatu objek yang terkait dengan nilai- nilai.Nilai-nilai yang paling pokok
yang didorong oleh Islam dalam kehidupan perekonomian adalah kesederhanaan,
tidak silau dengan gemerlapnya kenikmatan duniawi dan ekonomis Yang pertama
adalah bahwa islam memandang manusia secara umum, apakah sebagai konsumen
atau produsen, sebagai suatu objek yang terkait dengan nilai-nilai.

B. Pengertian Penawaran Dan Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran


Dalam Ekonomi Syariah
Faktor Permintaan, Keinginan atau selera masyarakat terhadap suatu barang yang
berbeda dan selalu berubah-ubah. Dimana ketika masyarakat telah memiliki selera
terhadap suatu barang maka hal ini akan mempengaruhi jumlah permintaan
terhadap barang tersebut. Jumlah para peminat terhadap suatu barang. Jika jumlah
masyarakat yang menginginkan barang tersebut semakin banyak, maka harga
barang tersebut akan semakin meningkat
Yang dimaksud dengan biaya adalah biaya yang dikeluarkan untuk
memproduksi barang dan jasa mencakup baiaya tenaga kerja, biaya bahan baku,
jika sistem ekonomi konvensional dalam dalam operasionalnya. Aspek dugaan
atau ekspetasi teerhadap masa depan mencakup dugaan mengenai perubahan harga
dari barang tersebut. Bisa mengakibatkan penawaran barang- barang tertentu
berkurang khususnya barang-barang hasil pertanian.

Kelompok 4: RASIONALITAS DALAM EKONOMI ISLAM

A. Konsep Rasionalitas
1. Setiap orang mempunyai pandangan yang berbeda beda terkait pegertian
rasionalitas akan tetapi pada dasarnya memiliki kesamaan secara
fundamental,

2. Rasionalitas adalah anggapan bahwa manusia berperilaku secara rasional


(masuk akal) dan tidak secara sengaja membuat keputusan yang akan
menjadikan mereka lebih buruk atau sebaliknya.
3. Perilaku rasional mempunyai 2 makna; Dalam makna metode dan dalam
makna hasil

4. Dalam literatur ekonomi, rasional berarti kepentingan diri sendiri (self


interst) dan pada saat yang bersamaan konsisten pada pilihan berdasarkan
tujuan yang ingin dicapai

B. Rasionalitas Dalam Ekonomi Kapitalis, Sosialis Dan Islam

1. Rasionalitas Dalam Ekonomi Kapitalis


a) Kegiatan ekonomi diasumsikan rasional jika memaksimumkan utility
(kegunaan) untuk konsumen dengan mengambil keuntungan untuk produsen
yang lebih dominan.
b) Asumsi rasionalitas konvensional mendorong produsen untuk aktif berperan
sebab dari sini keuntungan melimpah diperolehnya.
c) Asumsi rasionalitas ekonomi konvensional memotivasi kaum pemodal
(Produsen) berpikir rasional agar usahanya tidak bangkrut.
d) aspek kondisi rasionalitas dalam ekonomi konvensional lebih mengutamkan
produsen.
2. RASIONALITAS DALAM EKONOMI SOSIALIS
a) Kegiatan ekonomi diasumsikan rasional jika pemilikan harta oleh negara.
b) Seluruh bentuk produksi dan sumber pendapatan menjadi milik negara dan
diatur kemudian lewat negara, dipergunakan untuk seluruh rakyat.
c) Rakyat tidak mempunyai hak untuk memiliki harta kecuali harta-harta
tertentu yang telah ditetapkan oleh negara.
d) Motivasi masyarakat untuk bekerja tidak didasarkan atas nilai kepemilikan
yang ia akan dapatkan kelak setelah bekerja tetapi lebih dikarenakan adanya
aturan yang ketat atas apa yang harus mereka kerjakan. Tetapi, bukan berarti
rakyat tidak mendapatkan hasil dari pekerjaannya.
e) Rakyat mendapatkan hasilnya melalui pembagian yang rata yang dilakukan
negara.
f) kegiatan ekonomi dikatakan rasional jika lebih mengutamakan) kebersamaan
(koletivisme) .

Anda mungkin juga menyukai