Anda di halaman 1dari 22

AKuntansi Syariah

Materi 2

"Mengetahui bagaimana

system keuangan syariah"


Kelompok 4

AWALYA PUTRI DAMAYANTI PUTRI. A EKKY PRATAMA


193403416036 193403416083 193403416053

HENI LISTYOWATI KARIMATUL JANNAH WILDA SHOHIBATUL. J

193403416026 1934034160091 193403416001


Selamat datang,
Di presentasi kelompok

kami
MARI BEKERJA BERSAMA, BELAJAR KERAS,
SALING MENGHORMATI DAN MENDUKUNG DALAM
MELALUI SETIAP TANTANGAN.
AYO LAKUKAN!
Harta termasuk salah satu keperluan pokok
1. KONSEP HARTA manusia dalam menjalani kehidupan ini, sehingga
oleh ulama’ ushul fiqih persoalan harta
dimasukkan ke dalam salah satu al-daruriyat al-
khamsah (lima keperluan pokok), yang terdiri
atas agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta.
Selain merupakan salah satu keperluan hidup yang
pokok bagi manusia, harta juga merupakan
perhiasan kehidupan dunia, sebagai cobaan
(fitnah), sarana untuk memenuhi kesenangan,
dan sarana untuk menghimpun bekal bagi
kehidupan akhirat.
Status Harta ditangan manusia
seperti dibawah ini:

Sebagai perhiasan hidup


Sebagai ujian keimanan

Sebagai bekal ibadah


Sebagai Amanah
Hak Kepemilikan Tanah
Islam menentang keras sistem pemilikan tanah
dengan menghapus kebiasaan dari hak anak sulung di
mana seluruh harta milik diwariskan kepada anak
tertua dan tidak menyisakan sedikitpun kepada ahli
waris lainnya. Kepemillikan tanah setelah kematian
miliknya baik dai kaya atau miskin wajib dibagi di
kalangan anak lakilaki, anak perempuan, ayah, ibu,
istri dan kerabat dekat lainnya.
Keuangan Publik
Keuangan publik adalah hal-hal yang menyangkut dengan pendapatan dan pengeluaran pemerintah, sedangkan
kebijakan keuangan publik adalah kebijakan-kebijakan yang dijalankan pemerintah yang berkaitan dengan
pendapatan dan pengeluarannya guna mempengaruhi roda perekonomian agar mencapai tujuan atau sasaran
kegiatan perekonomian yang ada.

Dalam sebuah sistem ekonomi dan negara yang Islami, negara harus mengelola keuangan negara dengan
prinsip syariah pula. Baik dari sisi penerimaan maupun pengeluarannya. Untuk sisi penerimaan, negara harus
mampu mengumpulkan pendapatan negara dari jalan yang sesuai dengan syariat Islam. Instrumen yang sesuai
dengan syariat Islam antara lain zakat, ghani>mah, infaq, sedekah, wakaf, rikaz, jizyah, khumus, fa’i, kharaj,
‘ushur, pajak, dan utang apabila sumber penerimaan lainnya tidak mencukupi kebutuhan anggaran negara

Kharaj dapat diartikan sebagai harta yang dikeluarkan oleh pemilik tanah untuk diberikan kepada negara.
Jizyah adalah apa yang diwajibkan terhadap harta bagi setiap personil dari Ahl al-dhimmah yang tinggal di dalam
kekuasaan Islam.
‘Ushur belum sempat dikenal di masa Nabi dan Abu Bakar. Permulaan diterapkannya ‘ushur di negara Islam adalah
di masa Umar bin Khatab yang berlandaskan demi penegakkan keadilan
Harta yang wajib dizakati
harta yang dikenakan kewajiban zakat adalah harta yang sifatnya dapat bertumbuh kembang. Artinya, setiap
harta yang dapat tumbuh dan berkembang, maka harta itu dikenai kewajiban zakat.
Di dalam al-Qur’an, sebenarnya tidak secara jelas dan tegas dinyatakan harta yang wajib dikeluarkan zakatnya,
sunnah Rasulullah-lah yang menjelaskan lebih lanjut mengenai harta yang wajib dizakati dan jumlah yang wajib
dikeluarkan. Di dalam al-Qur’an hanya beberapa macam saja yang disebutkan sebagai harta kekayaan yang wajib
dikeluarkan zakatnya, seperti:
Uang (Emas dan Perak) Emas dan perak wajib dizakati, baik berupa mata uamg (dinar atau dirham) ataupun berupa
emas biasa (batangan dan sebagainya) tanpa memerhatikan jenis kepemilikannya, baik itu kepemilikan nyata ataupun
kepemilikan nilai
Binatang Ternak Ternak yang wajib dizakati adalah unta, sapi, dan kambing (termasuk domba). Nisab zakat unta
adalah ketika seseorang telah memiliki lima ekor unta dan zakatnya terus bertambah jika untanya yang dimiliki lebih
banyak
Tanaman dan Buah-buahan yang biasa dijadikan makanan pokok oleh manusia serta tidak rusak jika disimpan untuk
jangka waktu yang lama. seperti kurma, anggurr, gandum, jelai, beras, kacang adas, jagung, dan sebagainya.Hasil
tanaman dan buah-buahan tidak wajib dizakati sampai takaran mencapai empat wasaq murni, yaitu setelah dibersihkan
dari unsur-unsur lain, semisal kulit buah, lumpur, tanah, dan sebagainya.
Barang tambang dan terpendam Nisab barang tambang sama dengan nisab emas dan perak. 1. ketika seseorang
mengeluarkan emas atau perak dari tambangnya dan hasil yang ditambangnya mencapai nisab, maka seketika itu juga
ia wajib mengeluarkan zakatnya sebesar 2,5% dari keseluruhan emas yang ia tambang
2. Prinsip keuangan

syariah
Menurut UU No. 21 Tahun 2008 pasal 1 ayat 12 tentang perbankan
syariah, prinsip syariah merupakan prinsip hukum Islam dalam
kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh
lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa di
bidang syariah. Prinsip ini mengacu pada syariah Islam yang
berpedoman utama Al Quran dan Hadist. Prinsip keuangan syariah
pada dasarnya mengutamakan manfaat bagi masyarakat. Berdampak
positif serta menguntungkan dengan imbal hasil hingga 15% flat
per tahun
Prinsip keuangan syariah yang berlaku di
TAWAZUN
Indonesia antara lain: Tawazun artinya sebuah kesatuan. Ini menggambarkan bahwa
lembaga keuangan dan nasabahnya merupakan satu kesatuan.
TA’AWUN ATAU KEMITRAAN Jadi tidak ada dua pihak terpisah yang menjalin hubungan
sebagai nasabah dan bank. Keduanya dianggap satu dan saling
Merupakan prinsip yang dijalankan pada bank dan koperasi bekerja sama.
syariah. Hubungan antara bank dan nasabah adalah mitra.
Artinya tidak ada pemberian keuntungan yang bersifat riba. KEUANGAN SYARIAH SALING RIDHO
Tujuan utama bank dan koperasi syariah adalah untuk
Nasabah dan bank sama2 ridho menjalani perjanjian hubungan
memberikan bantuan keuangan kepada masyarakat.
yang sudah ditetapkan. Instrumen keuangan syariah yang
dipilih nantinya akan menjadi aset yang memberikan manfaat
KEMASLAHATAN
sesuai dengan ketentuan tanpa ada unsur paksaan sedikitpun.
Kemaslahatan ini artinya keuangan syariah akan mengutamakan
manfaat. Bank syariah misalnya yang lebih mengedepankan RAHMATAN LIL ‘ALAMIIN ATAU KEUNIVERSALAN
adanya manfaat dari kegiatan yang dijalankan sesuai aturan
Prinsip-prinsip syariah dalam dunia perbankan dan
Islam.
perekonomian sebenarnya memang mudah tanpa paksaan. Jadi
perlu dipahami bahwa lembaga keuangan yang menggunakan
prinsip syariah Islam tidak hanya diperuntukkan bagi umat
Islam.
Di dalam mengoperasionalkan perbankan syariah dikenal beberapa

prinsip-prinsip dasar dalam pengelolaan kegiatan usaha perbankan

syariah, yaitu :

MAYSIR (SPEKULASI GHARAR BATIL


Dalam bahasa Arab maysir identik Secara harfiah berarti akibat, Secara bahasa artinya batal dan
dengan kata qimar (Muhammad bencana, bahaya, risiko, dan tidak sah (Soemitra, 2009).
Ayub, 2009). Maysir mengacu sebagainya. Dalam Islam, yang Aktivitas ekonomi yang terkait
pada perolehan. kekayaan secara termasuk gharar adalah semua dengan pelarangan batil seperti
mudah atau perolehan harta transaksi ekonomi yang mengurangi timbangan,
berdasarkan peluang, entah melibatkan unsur ketidakjelasan, mencampurkan barang jualan
dengan mengambil hak orang penipuan atau kejahatan (Ascarya yang baik dan yang tidak baik
lain, atau tidak & Yumanita, 2005) untuk mendapatkan keuntungan
yang lebih besar (Soemitra,
HARAM RIBA 2009).

Secara bahasa yang berarti Secara etimologi, kata riba


larangan dan penegasan yang bermakna tambahan, kelebihan
kata haram ini sendiri diulang (Munawwir, 1984).
sebanyak 83 kali dalam Al-
Qur'an
3. Akad/kontak/transaksi
Menurut Sunarto Zulkifli (2003:10) “Secara umum transaksi
dapat diartikan sebagai kejadian ekonomi/keuangan yang melibatkan
paling tidak 2 pihak (seseorang dengan seseorang atau beberapa
orang lainnya) yang saling melakukan pertukaran, melibatkan diri
dalam perserikatan usaha, pinjam meminjam atas dasar sama-
sama suka ataupun atas dasar suatu ketetapan hukum atau syariah
yang berlaku. Dalam system ekonomi yang paradigma Islam,
transaksi harus dilandasi oleh aturan hukum-hukum Islam
(syariah) karena transaksi adalah manifestasi amal manusia yang
bernilai ibadah dihadapan Allah, yang dapat dikategorikan menjadi
2 transaksi yaitu transaksi halal dan haram.”
Konsep Akad Dalam Transaksi Syariah
Menurut Ibnu Khaldun tingkatan kegiatan usaha manusia, yaitu:

Usaha SDA (pertanian, perikanan dan pertambangan)

Usaha hasil rekayasa manusia atas hasil sumber daya alam.

Usaha perdagangan yang secara alami timbul akibat perbedaan penawaran-permintaan dari hasil

sumber daya alam maupun hasil rekayasa manusia pada suatu tempat

Usaha jasa yang timbul karena manusia menginginkan sesuatu yang tidak bisa atau tidak mau

dilakukannya yang oleh Ibnu Khaldun disebut sebagai kemewahan.


Rukun dan Syarat Akad
PELAKU YAITU PARA OBJEK AKAD IJAB KABUL
PIHAK YANG MELAKUKAN
merupakan sebuah konsekuensi yang merupakan kesepakatan dari para
AKAD
harus ada dengan dilakukannya suatu pelaku dan menunjukkan mereka saling
pihak yang melakukan akad harus transaksi tertentu. Objek jual beli rida. Tidak sah suatu transaksi apabila
memenuhi syarat yaitu orang adalah barang dagangan, Objek ada salah satu pihak yang terpaksa
yang merdeka, mukalaf dan orang mudharabah dan musyarakah adalah melakukannya (QS 4:29), dan oleh
yang sehat akalnya. modal dan kerja, objek sewa- karenanya akad dapat menjadi batal.
menyewa adalah manfaat atas barang
yang disewakan dan seterusnya.
Jenis Akad Dalam Transaksi Syariah
Akad dari segi ada atau tidak adanya kompensasi, fikih muamalat membagi lagi akad menjadi dua bagian, yakni akad

tabarru’ dan akad tijarah/mu’awadah.

1. AKAD TABARRU' (GRATUITOUS CONTRACT) ADALAH PERJANJIAN YANG MERUPAKAN TRANSAKSI YANG TIDAK DITUJUKAN
UNTUK MEMPEROLEH LABA (TRANSAKSI NIRLABA). TUJUAN DARI TRANSAKSI INI ADALAH TOLONG MENOLONG DALAM
RANGKA BERBUAT KEBAIKAN. ADA 3 BENTUK AKAD TABARRU’, YAITU:
1. MEMINJAMKAN UANG
Qardh: merupakan pinjaman yang diberikan tanpa mensyaratkan apapun, selain mengembalikan pinjaman tersebut setelah
jangka waktu tertentu.
Rahn: merupakan pinjaman yang mensyaratkan suatu jaminan dalam bentuk atau jumlah tertentu.
Hiwalah: bentuk pinjaman dengan cara mengambil alih piutang dari pihak lain.

2. MEMINJAMKAN JASA MEMINJAMKAN JASA BERUPA KEAHLIAN ATAU KETRAMPILAN TERMASUK AKAD TABARRU’.

ADA JENIS PINJAMAN JASA, YAITU:


Wakalah: memberikan pinjaman berupa kemampuan kita saat ini untuk melakukan sesuatu atas nama orang lain.
Wadi’ah: merupakan bentuk turunan akad wakalah, dimana pada akad ini telah dirinci tentang jenis penitipan dan
pemeliharaan. Sehingga selama pemberian jasa tersebut kita juga bertindak sebagai wakil dari pemilik barang.
Kafalah: merupakan bentuk turunan akad wakalah, dimana pada akad ini terjadi atas wakalah bersyarat.
3. MEMBERIKAN SESUATU DALAM AKAD INI, PELAKU MEMBERIKAN SESUATU KEPADA ORANG LAIN. ADA 3 BENTUK

AKAD INI, YAITU: AKUNTANSI SYARIAH 81


Waqaf: merupakan pemberian dan penggunaan pemberian yang dilakukan untuk kepentingan umum dan agama, serta
pemberian itu tidak dapat dipindahtangankan.
Hibah, Shadaqah: merupakan pemberian sesuatu secara sukarela kepada orang lain.

2. AKAD TIJARAH AKAD TIJARAH (COMPENSATIONAL CONTRACT) →


DITUJUKAN UNTUK MEMPEROLEH KEUNTUNGAN. DARI
SISI KEPASTIAN HASIL YANG DIPEROLEH, AKAD TIJARAH DAPAT DIBAGI MENJADI DUA YAITU:
Natural Uncertainty Contract Merupakan kontrak yang diturunkan dari teori pencampuran dimana pihak yang bertransaksi
saling mencampurkan asset yang mereka miliki menjadi satu, kemudian menanggung risiko bersama-sama untuk
mendapatkan keuntungan
Natural Certainty Contract Merupakan kontrak yang diturunkan dari teori pertukaran, dimana kedua belah pihak saling
mempertukarkan asset yang dimilikinya, sehingga objek pertukarannya pun harus ditetapkan di awal akad dengan pasti
tentang jumlah, mutu, harga, dan waktu penyerahan.
4. Transaksi yang dilarang
Agama Islam telah mengatur transaksi secara syariah dengan

mudah dan halal. Dalam urusan ini, ada beberapa unsur-unsur

yang terlarang dalam transaksi secara syariah.


unsur-unsur yang terlarang dalam transaksi secara syariah
DZULM MAYSIR GHARAR

Lawan dari keadilan. Transaksi Setiap transaksi yang bersifat Setiap transaksi yang dapat
yang memberikan sesuatu tidak spekulatif dan tidak berkaitan merugikan pihak yang
sesuai ketentuannya. Seperti dengan produktifitas serta bertransaksi karena mengandung
Bank Syariah mengurangi nisbah bersifat perjudian. unsur ketidakjelasan, tipuan, atau
bagi hasil nasabah penabung tindakan yang bertujuan untuk
tanpa sepengetahuan nasabah merugikan orang lain.
yang bersangkutan.
HARAM RIBA

Segala sesuatu yang diharamkan Transaksi pinjam-meminjam uang


dalam Al Quran dan sunnah. dengan bunga.
Seperti transaksi jual-beli babi,
minuman keras, narkoba, rokok,
dan bangkai
5. Instrumen keuangan syariah
INSTRUMEN KEUANGAN SYARIAH DAPAT DIKELOMPOKKAN

SEBAGAI BERIKUT :
1. AKAD INVESTASI YANG MERUPAKAN JENIS AKAD TIJARAH DENGAN BENTUK UNCERTAINTY

CONTRACT. KELOMPOK AKAD INI ADALAH SEBAGAI BERIKUT :

MUDHARABAH
bentuk kerja sama antara dua pihak atau lebih, dimana pemilik modal (shahibulmaal) mempercayakan sejumlah
modal kepada pengelola (mudharib) untuk melakukan kegiatan usaha dengan nisbah bagi hasil atas keuntungan yang
diperoleh menurut kesepakatan di muka, sedangkan apabila terjadi kerugian hanya ditanggung pemilik dana
sepanjang tidak ada unsur kesengajaan atau kelalaian oleh mudharib.

MUSYAROKAH
a.akad kerjasama yang terjadi antara para pemilik modal (mitra masyarakat) untuk menggabungkan modal
danmelakukan usaha secara bersama dalam suatu kemitraan, dengannisbah bagi hasil sesuai kesepakatan,
sedangkan kerugian ditanggungsecara porposional sesuai dengan kontribusi modal. Bentuk kontribusidari pihak yang
bekerja sama dapat berupa dana, barang dagangan (trading asset), kewirausahaan (entrepreneurship),
kepandaian (skill), kepemilikan (property), peralatan (equipment) atau hak paten (intangible asset), kepercayaan
atau reputasi (credit-worthiness), dan lainnya.

SUKUK (OBLIGASI SYARIAH) MERUPAKAN SURAT UTANG YANG BERPRINSIP SYARIAH.


SAHAM SYARIAH
Perusahaan tersebut memiliki piutang dagang relatif lebih kecil dibandingkan total asetnya (dow jones Islamic:
kurang dari 45%), perusahaan tersebut memiliki utang yang kecil dibandingkan nilai kapitalisasi pasar (dow jones
Islamic: kurang dari 33%), perusahaan memiliki pendapatan bunga kecil (dow jones Islamic: kurang dari 5%).
2. AKAD JUAL BELI ATAU SEWA MENYEWA YANG MERUPAKAN JENIS AKAD TIJARAH DENGAN

BENTUK CERTAINTY CONTRACT. KELOMPOK AKAD INI ADALAH SEBAGAI BERIKUT:

MURABAHAH
transaksi penjualan barang dengan menyatakan biaya perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati antara
penjual dan pembeli. Harga disepakati antara pembeli dan penjual pada saat transaksi dan tidak boleh berubah.

SALAM
transaksi jual beli di mana barang yang diperjualbelikan belum ada. Barang diserahkan secara tangguh, sedangkan
pembayarannya dilakukan secara tunai. Sekilas transaksi ini mirip ijon, namun dalam transaksi ini kuantitas,
kualitas, harga, dan waktu penyerahan barang harus ditentukan secara pasti.

ISTISHNA
sistem istishna’ ini mirip dengan salam, namun dalam istishna’pembayaran dapat dilakukan di muka, cicilan
dalam beberapa kali (termin) atau ditangguhkan selama jangka waktu tertentu. Biasanya istishna’ diaplikasikan
pada pembiayaan manufaktur dan konstruksi dengan kontrak pembelian barang melalui pesanan (order khusus).
Pembeli menugasi produsen (al sani’) untuk menyediakan al-mashnu (barang pesanan), sesuai spesifikasi yang
disyaratkan pembeli (al-mustasni’) dan menjualnya dengan harga yang disepakati.

IJARAH
yaitu akad sewa-menyewa antara pemilik objek sewa dan penyewa untuk mendapatkan manfaat atas objek sewa yang

disewakan.
3. AKAD LAINNYA MELIPUTI :
SHARF
yaitu perjanjian jual beli suatu valuta dengan valuta lainnya. Transaksi jual beli mata uang asing (valuta asing),
dapat dilakukan baik dengan sesama mata uang yang sejenis maupun yang tidak sejenis.

WADIAH
yaitu akad penitipan dari pihak yang mempunyai uang atau barang kepada pihak yang menerima titipan dengan
catatan kapan pun titipan diambil pihak penerima titipan wajib menyerahkan kembali uang atau barang titipan
tersebut. Wadiah dibagi menjadi dua yaitu Wadiah Amanah dan Wadiah Yadhamanah

QARDHUL HASAN
pinjaman yang tidak mempersyaratkan adanya imbalan, waktu pengembalian pinjaman ditetapkan bersama antara
pemberi dan penerima pinjaman. Biaya administrasi, dalam jumlah yang terbatas, diperkenankan untuk dibebankan
kepada peminjam.

AL-WAKALAH YAITU JASA PEMBERIAN KUASA DARI SATU PIHAK KEPIHAK LAIN. UNTUK

JASANYA ITU, YANG DITITIPKAN DAPAT MEMPEROLEH FEE SEBAGAI IMBALAN.


KAFALAH, YAITU PERJANJIAN PEMBERIAN JAMINAN ATAU PENANGGUNGAN ATAS

PEMBAYARAN UTANG SATU PIHAK PADA PIHAK LAIN.


HIWALAH, YAITU PENGALIHAN UTANG ATAU PIUTANG DARI PIHAK PERTAMA (AL-MUHIL)

KEPADA PIHAK LAIN (AL-MUHAL’AILAH) ATAS DASAR SALING MEMPERCAYAI.


Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai