1. Uang merupakan objek yang berperan penting dalam perekonomian. Uang merupakan
media yang digunakan untuk memperlancar transaksi ekonomi dalam kehidupan manusia.
Tanpa adanya uang, akan menyulitkan manusia dalam melakukan aktivitas transaksi sehari-
hari. Sehingga peran uang dalam suatu perekonomian dapat diibaratkan sebagai aliran darah
dalam tubuh, yang tanpanya aktivitas ekonomi dapat sangat terhambat bahkan terhenti.
Secara umum, ekonom membagi fungsi uang kedalam 4 fungsi yaitu:
a. Sebagai alat tukar,
b. Sebagai unit penghitung,
c. Sebagai alat penyimpan nilai/daya beli, dan
d. Sebagai standar pembayaran yang tertangguhkan.
Uang sebagai alat tukar yaitu uang berfungsi sebagai alat mediasi pertukaran antara satu
pihak dengan pihak lainnya, sehingga manusia tidak harus menggunakan sistem barter dalam
pertukaran barang atau jasa. Sebagai unit penghitung, uang berfungsi untuk menjadi standar
penilaian moneter terhadap barang atau jasa. Sedangkan, sebagai alat penyimpan nilai/daya
beli uang berfungsi sebagai media untuk menyimpan nilai kekayaan yang diperoleh manusia
dalam aktivitas ekonomi sehari-hari. Terakhir sebagai standar pembayaran tertangguhkan,
uang berfungsi sebagai patokan nilai pada transaksi-transaksi yang waktunya tertangguhkan
(transaksi kredit).Dalam ekonomi Islam, uang memiliki fungsi utama sebagai alat tukar
(medium of exchnges) dan alat satuan hitung (unit of account). Meskipun pada prakteknya
tetap diperbolehkan untuk menggunakan uang sebagai penyimpan nilai dan standar
pembayaran yang ditangguhkan, selama tetap menganggap uang hanya sebatas alat tukar,
bukan komoditas yang diperdangkan.
Ekonomi Islam berbeda dengan ekonomi konvensional dalam memandang istilah uang dan
kapital. Dalam pandangan ekonomi konvensional, istilah uang dan kapital seringkali digunakan
secara sama (interchangeable). Sebab dalam ekonomi konvensional uang identik dengan
kapital. Sedangkan ekonomi Islam membedakan secara tegas antara uang dan kapital.
Konsekuensi dari pembedaan ini, secara lebih jauh kemudian dapat dibedakan uang sebagai
barang publik (publik goods) dan kapital sebagai barang private (private goods). Selain itu,
uang merupakan sesuatu yang bersifat flow concept sedangkan kapital bersifat stock concept.
Sehingga dalam ekonomi Islam, uang harus mengalir dan beredar dimasyarakat atau tidak
boleh diendapkan dan ditimbun.
Konsekuensi lainnya dari adanya pemisahan antara konsep uang dan kapital adalah, uang
tidak dapat menjadi sumber pendapatan sebelum dibelanjakan untuk keperluan yang
produktif (investasi). Sehingga untuk mendapatkan hasil, seseorang yang memiliki uang harus
“menukarnya” dengan kapital (berupa barang-barang modal) sehingga menjadi barang
private yang produktif untuk menghasilkan pendapatan. Hal ini juga berkaitan dengan
larangan riba dalam Islam, dimana seorang muslim dilarang untuk mendapatkan keuntungan
dari uang yang dipinjamkannya kepada pihak lain.
2. Filsafat ekonomi, merupakan dasar dari sebuah sistem ekonomi yang dibangun. Berdasarkan
filsafat ekonomi yang ada dapat diturunkan tujuan-tujuan yang hendak dicapai, misalnya
tujuan kegiatan ekonomi konsumsi, produksi, distribusi, pembangunan ekonomi, kebijakan
moneter, kebijakan fiskal, dsb.
Filsafat ekonomi Islam didasarkan pada konsep triangle: yakni filsafat Tuhan, manusia dan
alam. Kunci filsafat ekonomi Islam terletak pada manusia dengan Tuhan, alam dan manusia
lainnya. Dimensi filsafat ekonomi Islam inilah yang membedakan ekonomi Islam dengan
sistem ekonomi lainnya kapitalisme dan sosialisme. Filsafat ekonomi yang Islami, memiliki
paradigma yang relevan dengan nilai-nilai logis, etis dan estetis yang Islami yang kemudian
difungsionalkan ke tengah tingkah laku ekonomi manusia. Dari filsafat ekonomi ini
diturunkan juga nilai-nilai instrumental sebagai perangkat peraturan permainan (rule of
game) suatu kegiatan.
3. Pengertian riba merujuk pada tradisi transaksi yang dilakukan oleh masyarakat jahiliah.
Adapun riba dalam transaksi jual beli bisa terjadi saat ada penjadwalan kembali utang
pembelian yang disertai dengan penetapan harga tambahan yang melebihi harga yang
disepakati.Menurut Abdurrahman Al-Jaziri dalam kitab Al-Fiqh ala al-Madzahib al-Arba’ah,
riba adalah bertambahnya salah satu daru dua penukaran yang sejenis tanpa adanya
imbalan untuk tambahan ini. Sehingga para ulama semua sepakat bahwa riba merupakan
suatu kegiatan yang haram.
Macam-macam riba umumnya dibagi menjadi dua, yaitu riba tentang jual beli dan riba yang
terkait dengan utang piutang. Adapun riba tentang jual belu terbagi menjadi riba Fadhl dan
riba Nasi’ah.Sedangkan riba utang piutang dibagi menjadi riba Qard dan riba Jahiliyah.
Berikut ini macam-macam riba berdasarkan pengertiannya:
1. Riba Jual Beli
Riba jual beli terbagi menjadi dua, yaitu riba Fadhl dan riba Nasi’ah. Adapun keduanya
memiliki pengertian sebagai berikut:
• Riba Fadhl
Riba Fadhl yaitu pertukaran antara barang-barang sejenis dengan kadar atau takaran
yang berbeda dan barang yang dipertukarkan termasuk dalam jenis 'barang ribawi
• Riba Nasi’ah
Riba Nasi’ah merupakan penangguhan penyerahan atau penerimaan jenis barang ribawi
dengan jenis barang ribawi lainnya.
2. Riba Utang Piutang
Riba utang piutang terbagi menjadi 2 macam, yaitu riba Qard dan riba Jahiliyah.
• Riba Qard
Riba Qard yaitu suatu manfaat atau tingkat kelebihan tertentu yang disyaratkan
terhadap yang berhutang.
• Riba Jahiliyah
Riba Jahiliyah yaitu utang yang dibayar lebih dari pokoknya, karena si peminjam tidak
mampu bayar utangnya pada waktu yang ditetapkan
4. Prinsip-prinsip Ekonomi Islam dalam islam yang senantiasa ada dalam aturan islam.
Tidak Menimbulkan Kesenjangan Sosial
Prinsip dasar islam dalam hal ekonomi senantiasa berpijak dengan masalah keadilan.
Islam tidak menghendaki ekonomi yang dapat berdampak pada timbulnya kesenjangan.
Misalnya saja seperti ekonomi kapitalis yang hanya mengedepankan aspek para
pemodal saja tanpa mempertimbangkan aspek buruh, kemanusiaan, dan masayrakat
marginal lainnya. LUntuk itu, islam memberikan aturan kepada umat islam untuk saling
membantu dan tolong menolong. Dalam islam memang terdapat istilah kompetisi atau
berlomba-lomba untuk melaksanakan kebaikan. Akan tetapi, hal tersebut tidak berarti
mengesampingkan aspek keadilan dan peduli pada sosial.
Hal ini sebagaimana perintah Allah, “Dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat, dan
taatlah kepada rasul, supaya kamu diberi rahmat.” (QS An-Nur : 56)
Zakat, infaq, dan shodaqoh adalah jalan islam dalam menyeimbangkan ekonomi. Yang
kaya atau berlebih harus membantu yang lemah dan yang lemah harus berjuang dan
membuktikan dirinya keluar dari garis ketidakberdayaan agar mampu dan dapat
produktif menghasilkan rezeki dari modal yang diberikan padanya.
Zakat juga diatur dalam Surat At-Taubah ayat 103 sebagai berikut.
ك َسك ٌَن لَّهُ ۗ ْم َوهّٰللا ُ َس ِم ْي ٌع َعلِ ْي ٌم
َ َص ٰلوت
َ ص ِّل َعلَ ْي ِه ۗ ْم اِ َّن َ ْذ ِم ْن اَ ْم َوالِ ِه ْم
َ ص َدقَةً تُطَهِّ ُرهُ ْم َوتُزَ ِّك ْي ِه ْم بِهَا َو
Artinya: “Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan menyucikan mereka,
dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan) ketenteraman
jiwa bagi mereka. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.”
Golongan Penerima Zakat
Berdasarkan Surat At-Taubah ayat 60, terdapat delapan golongan penerima zakat.
Menurut penjelasan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), delapan golongan tersebut adalah:
Fakir, mereka yang hampir tidak memiliki apa-apa sehingga tidak mampu
memenuhi kebutuhan pokok hidup.
Miskin, mereka yang memiliki harta namun tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan dasar kehidupan.
Amil, mereka yang mengumpulkan dan mendistribusikan zakat.
Mualaf, mereka yang baru masuk Islam dan membutuhkan bantuan untuk
menguatkan dalam tauhid dan syariah.
Riqab, budak atau hamba sahaya yang ingin memerdekakan dirinya.
Gharimin, mereka yang berhutang untuk kebutuhan hidup dalam mempertahankan
jiwa dan izzahnya.
Fisabilillah, mereka yang berjuang di jalan Allah dalam bentuk kegiatan dakwah,
jihad dan sebagainya.
Ibnu Sabil, mereka yang kehabisan biaya di perjalanan dalam ketaatan kepada Allah.
Macam-Macam Zakat
Dalam UU No. 23 Tahun 2011 dijelaskan, macam-macam zakat terdiri dari zakat mal dan
zakat fitrah
a. Zakat harta atau zakat mal adalah harta yang dikeluarkan oleh muzaki (orang yang berzakat)
melalui amil zakat resmi untuk diserahkan kepada mustahik (orang yang berhak menerima
zakat).
Zakat mal meliputi:
Emas, perak, dan logam mulia lainnya.
Uang dan surat berharga lainnya.
Perniagaan.
Pertanian, perkebunan, dan kehutanan.
Peternakan dan perikanan.
Pertambangan.
Perindustrian.
Pendapatan dan jasa.
Rikaz.
Syarat Wajib Zakat Mal