GOVERNANCE
Makalah
Disusun untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah
Manajemen Keuangan Islam
Dosen Pembimbing
Prof. Dr. Hadri Kusuma, M.B.A.
Oleh
Desi Wahyuni
NIM. 18208011006
A. LATAR BELAKANG
akhirat kelak dalam rangka mengelola dan memanfaat bumi, langit dan
yang diwajibkan atas manusia untuk mencapai tujuan utama syariat yakni
keimanan, kehidupan, akal, keturunan dan harta benda mereka. Hal ini
menjadikan usaha mencari harta dalam Islam adalah wajib demi menjaga
dalam Islam tidak ada batasan seseorang berusaha dan bekerja selama itu
berlaku adil, jujur dan amanah demi tercapainya kehidupan yang bahagia dan
tujuan hidup karena harta adalah alat yang digunakan untuk mendekatkan diri
1
kepada Allah bukan sebagai pemuas kebutuhan. Konsep mencari harta ini
menjadi filosofi dasar bagi kegiatan muamalah secara Islami. Konsep tersebut
tetapi juga mempunyai dimensi akhirat. Kedua dimensi inilah yang menuntut
setiap muslim untuk mengelola hartanya sesuai dengan nilai dan prinsip-
Di sisi lain, arah pengembangan dan regulasi perbankan syariah adalah untuk
nilai etika yang berlaku secara umum. Oleh sebab itu, untuk membangun
bank syariah untuk berkembang dengan baik dan sehat (Zarkasyi , 2008: 35).
Penerapan GCG di bank syariah dan konvensional menggunakan
2
pertanggungjawaban, profesional dan kewajaran. Penerapan GCG di bank
menjadi sangat penting yaitu sebagai pihak yang mengawasi dan memastikan
bahwa suatu bank syariah dalam operasionalnya telah sesuai dengan prinsip
BAB II
PEMBAHASAN
merupakan suatu kegiatan pengelolan harta mulai dari proses mencari harta,
3
membelanjakan harta dan menyisihkan harta (Nurdin & Muslina, 2017: 357-
keuangan dan manajemen resiko (Eko Indrajit dan Djokopranoto, 2011: 31).
Syariah mengajarkan bahwa kekayaan memiliki banyak tujuan dan
tidak boleh dikeluarkan untuk produk dan layanan yang melanggar hukum
4
Gambar 2.1 : Siklus Islamic Wealth Management
1. Wealth Creation.
Dalam Islam, Allah memiliki kekayaan dan melimpahkannya
digunakan dengan cara yang diizinkan secara Islam, yang mana berarti
pendapatan dan apresiasi modal tidak boleh dihasilkan dari hal-hal yang
bebas dari riba (riba) dan sebagian besar bebas dari gharar
5
sesuai dengan Syariah. Tujuan IWM, yang mirip dengan tujuan
kekayaan.
4. Wealth Cleansing and Distribution
Islam membutuhkan kebersihan fisik dan spiritual. Kebersihan
roh melibatkan kebersihan pikiran, sehingga bebas dari niat buruk atau
mendukung sistem pajak zakat. Adalah wajib bagi setiap Muslim yang
yang ditetapkan pada tingkat yang setara dengan 2,5 persen dari aset
6
diperdagangkan. Zakat adalah cara untuk mempersempit kesenjangan
antara kaya dan miskin dan cara untuk membantu memenuhi kebutuhan
2009: 75-76).
Distribusi kekayaan juga terjadi melalui hukum waris, atau hal-
yaitu;
a. Faraid
Faraid, atau hukum waris Islam, secara otomatis mencakup
pasangan, orang tua, dan anak-anak (dikenal sebagai ahli waris) dari
meninggal. Cucu, anak angkat, anak tiri, orang tua asuh, orang tua
saksi agar sah, tetapi ada pengecualian, menurut Imam Maliki dan
Hanbali secara umum, surat wasiat masih dapat diterima jika ditulis
dalam tulisan tangan yang dikenal dari pewaris atau beruang tanda
7
Ukuran tanah ditentukan setelah pembayaran biaya
pemakaman dan hutang dan pelepasan hak suami atas properti yang
kepada Allah, seperti zakat, harus dibayar terlepas dari apa yang
Ini adalah yang ketiga dari lima rukun Islam, dan pentingnya tidak
uang.
2) Zakat maal: Zakat jenis ini dibayarkan pada jenis kekayaan
8
bisnis, emas, dan perak. Kepercayaan adalah bahwa kekayaan
sosial.
Dengan demikian Islam telah memberikan panduan terkait
pengelolaan harta secara islami yang sesuai dengan syariat yang akan
tidak halal yang akan mempengaruhi keberkahan dalam hidupnya. Selain itu,
sejatinya dalah amanah atau titipan dari Allah yang kelak akan dimintai
Inggris, yaitu good yang berarti baik, Corporate yang berarti perusahaan
kelola perusahaan yang baik. Istilah ini, dalam dunia perbankan diartikan
9
manajer serta perincian dan penjabaran tugas dan wewenang serta
manajemen perusahaan, board dan pemegang saham dan pihak lain yang
insentif yang baik bagi board dan manajemen untukmencapai tujuan yang
10
mengoptimalkan nilai perusahaan agar memiliki daya saing yang kuat,
keputusan.
b. Akuntabilitas adalah kejelasan fungsi dan pelaksanaan
dan bebas dari pengaruh atau tekanan dari pihak manapun (independen)
syariah.
e. Kewajaran yakni keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-
11
tersebut dan mencegah terjadinya penyimpangan dalam menerapkan
Pemegang Saham.
12
c. Mendorong pemegang saham, anggota Dewan Komisaris dan
di sekitar perusahaan.
e. Mengoptimalkan nilai perusahaan bagi pemegang saham dengan
berkesinambungan.
Beberapa ahli juga mengemukakan manfaat dari penerapan GCG
43).
3. Good Corporate Governance Dalam Pandangan Syariah
sistem syariah. Pelaksanaan sistem syariah ini dapat dilihat dari dua
13
sistem perbankan syariah dikelola dengan hati-hati (Maradita, 2014: 191-
syariah.
c. Amanah. Nilai ini menjaga dengan ketat prinsip kehati-hatian dan
(mas’uliyah),
Sementara itu dalam perspektif makro, nilai-nilai syariah
126):
14
1) Kaidah zakat, yaitu mengkondisikan perilaku masyarakat yang
yang melarang investasi yang tidak memiliki kaitan dengan sektor riil.
menghindari ketidakjelaskan.
4. Pelaksanaan Good Corporate Governance Pada Perbankan
Syariah
sebuah institusi, termasuk di dalamnya institusi bank syariah. Hal ini lebih
15
investor obligasi, bank koresponden, regulator, pegawai perseroan,
118-126).
Dalam ketentuan Pasal 2 ayat 1 Peraturan Bank Indonesia
direksi;
b. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas komite-komite dan satuan
intern;
e. Penyediaan dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana besar;
f. Rencana strategi bank;
g. Transparansi kondisi keuangan dan non-keuangan bank.
16
bertambahnya jaringan pelayanannya, maka penerapan GCG pada dunia
574). yaitu;
1. Transparansi
Transparansi adalah keterbukaan dalam mengemukakan
17
Dalam menerapkan prinsip transparansi, bank syariah
191-204).
2. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kejelasan fungsi dan pelaksanaan
Untuk itu, bank syariah harus dikelola secara sehat, terukur, dan
18
terpeliharanya kesinambungan usaha bank dalam jangka panjang
yang baik atau dikenal dengan good corporate citizen. Bank syariah
4. Profesional
Profesional yaitu memiliki kompetensi, mampu bertindak
dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain (Syukron, 2013: 60-83).
Profesional mengandung unsur kemandirian dari dominasi pihak
tanggungjawabnya.
19
5. Kewajaran
Kewajaran yakni keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-
unsur perlakuan yang adil dan kesempatan yang sama sesuai dengan
proporsinya.
Dalam melaksanakan kegiatannya, bank syariah harus
1-14).
dengan tugas dan peran yang jelas untuk mendorong disiplin, mengatasi
2012 : 118-126):
20
3) Ketentuan yang mengarah pada peningkatan keterbukaan
informasi;
4) Sistem informasi;
5) Mekanisme jaminan kepatuhan syariah;
6) Audit eksternal.
(endorsement) dari otoritas fatwa dalam hal ini DSN MUI dalam hal
yang memadai.
21
Financial Institution in orderto ensure that they are in compliance with
atas aktivitas bank syariah agar sesuai dengan aturan dan prinsip syariah.
Selain tiga peran di atas, DSN MUI menambahkan satu peran DPS
DPS menurut DSN MUI tersebut adalah sebagai pihak yang juga ikut
secara aktif maupun secara pasif atas implementasi fatwa DSN pada
22
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
tidak boleh dikeluarkan untuk produk dan layanan yang melanggar hukum
atau dibelanjakan dengan sia-sia atau sesat. Dengan demikian Islam telah
dari perolehan harta yang tidak halal yang akan mempengaruhi keberkahan
dalam hidupnya.
Good Corporate Governance adalah aturan, standar dan organisasi di
23
meningkatkan citra perusahaan di mata publik dalam jangka panjang, dan
GCG menjadi sangat penting yaitu mengawasi dan memastikan bahwa suatu
DAFTAR PUSTAKA
24
Bachtiar, Maryati, “Hukum Waris Islam Dipandang Dari Perspektif Hukum
Berkeadilan Gender”, Jurnal Ilmu Hukum, VOL.3, NO. 1, (2015): 1-43.
Cahya, Bayu Tri, “Kilas Kebijakan Good Corporate Governance Pada Perbankan
Syariah Di Indonesia”, Jurnal Ekonomi Islam La Riba, Vol.7, No 1,
(2013): 15-28.
Nurdin, Ridwan., Muslina, “Konsep dan Teori Manajemen Aset dalam Islam”,
Jurnal Media Syariah Wahanan Kajian Hukum Islam Pranata Sosial, Vol.
19, No. 2, (2017): 357-376
25
Nwuba, Chukwuma., Ejiogu, Fidelis O., Akaeze, Philo., “International
Entrepreneurship and Wealth Creation: A Nigerian Small Business
Empirical Perspective”, European Journal of Business and Management,
Vol.7, No.29, (2015): 193-200.
Widyastuti, Sri, “Dampak Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Terhadap
Kinerja Bank Umum Syariah”, Jurnal Panutan Bisnis, Vol.4, Nomor 2,
(2001): 1-20.
26
Zarkasyi, Moh. Wahyudin, Good Corporate Governance Pada Perusahaan
Badan Usaha Manufaktur, Perbankan Dan Jasa Keungan Lainnya,
Bandung: Alfabeta, 2008.
27