A. PENDAHULUAN
Konsep time value of money atau juga disebut sebagai positive time
preference menyebutkan bahwa nilai komoditi pada saat ini lebih tinggi
terkait erat dengan konsep „diskonto‟ yang ada dalam teori modal dan
ekonomi Islam, bunga dipandang sebagai riba, yang secara tegas dilarang
oleh Islam.
more than a dollar in the future because a dollar today can be invested to
get a return”, (Karim, 2007: 112-114). Teori atau konsep Time value of
money menyatakan bahwa uang saat ini mempunyai nilai yang lebih
dibandingkan dengan uang yang akan datang (Achsien, 2003: 45). Sebagai
contoh, harga gula pasir per kilogram di tahun 2011 adalah sekitar Rp.
10.000,-, namun pada tahun 2017 ini harganya telah naik hingga Rp.
14.000,- per kilogram yaitu naik sekitar 40% dari 6 tahun sebelumnya.
Pada 6 tahun yang akan datang, harga gula pasir ini kemungkinan besar
juga akan naik lebih tinggi dari harganya sekarang. Hal ini menunjukan
Konsep time value of money pada dasarnya lahir dari adanya ekses
dengan makhluk hidup, yang dapat menjadi lebih besar dan berkembang
FV = PV (1 + r)
Dimana:
hasil negatif, atau mendapatkan hasil (Al.Arif, 2014: 28). Terdapat tiga
kemungkinan investasi uang yang didapat saat ini, sehingga nilainya akan
lebih pada waktu yang akan datang (Irena dan Mariana, 2017: 593-597).
uang saat ini lebih diminati (Halim, 2007: 23-24). Ketiga merupakan
adanya inflasi yang menyebabkan orang tentu lebih memilih uang pada
2003: 96).
yang menjelaskan tentang adanya korelasi antara nilai uang dengan waktu,
yaitu konsep time value of money. Konsep time value of money atau yang
nilai komoditi pada saat ini lebih rendah dibanding nilainya di masa depan.
merupakan salah satu alat pendukung dalam melakukan analisis model dan
pada tingkat bunga (interest rate). Sehingga bunga berfungsi sebagai alat
ukur dalam penentuan nilai waktu modal dan investasi (Achsien, 2003:
45). Konsep diskonto sangat penting dalam analisis teori modal dan
investasi, yang disajikan secara bersama dengan cost of capital dan tidak
model net present value (NPV), cost benefit analysis, internal required
rate of return (IRR), deviden model dalam asset valuation, dan seterusnya.
2003: 45).
teori positive time preference yaitu bahwa teori tersebut tidak bisa
tokoh ekonomi.
Dalam teori keuangan Islam prinsip dasarnya adalah adanya
pelarangan riba. Dalam ajaran Islam, konsep uang adalah dianggap sebagai
alat penukar yang memiliki nilai, dan bukan sebagai barang dagangan.
Uang menjadi berguna hanya jika ditukar dengan benda yang nyata atau
preferensi waktu yang positif hanya salah satu dari tiga preferensi
waktu yang positif bagi Al-Zarqa tidak tepat. Namun demikian, bagi
hasil positif, bisa impas, bahkan rugi. Namun, secara rata-rata investor
yang halal yang mana memberikan atau menjanjikan tingkat suku hasil
untuk segala jumlah yang naik atau turun secara regular, dan telah
bakteri, hewan dan manusia. formula ini tentu tidak ada hubungannya
adanya “israf” (Al-Zarqa, 1992: 112). Dalam konteks ini, Islam tidak
suku keuntungan investasi tentu juga bukan masalah. Hal ini berbeda
dengan Marxist yang melihat bahwa surplus baik dari bunga maupun
ribawi atau halal. Begitu juga tentunya tingkat suku ukurannya, apakah
(as the ecomomist would prefere to call it) accept that the value of
present goods is higher than the value of future goods. M. Akram Khan
bahwa konsep ini dapat dikatakan sebagai preferensi waktu yang positif
daripada barang yang akan datang merupakan suatu mitos. Sumber daya
yang tidak digunakan pada saat ini dan siap untuk diinvestasikan pada
masa akan datang tidak seharusnya mensyaratkan bahwa barang saat ini
sumber daya yang tersedia tersebut, bisa jadi menganggur karena tidak
tidak seharusnya sumber daya pada waktu yang lebih dekat mempunyai
nilai lebih daripada sumber daya pada waktu yang lebih jauh (Khan,
1992: 129).
tunai. Hal ini akhirnya akan menyebabkan dampak negatif seperti akan
transaksi barang tetap, namun harga naik, hal ini akan menyebabkan
inflasi. Lebih dari itu, hal ini juga akan menimbulkan ketidak adilan
menjual barang dengan cara kredit dan menunggu uang datang (Khan,
1992: 134-135). Dari sini seakan Khan mau menegaskan bahwa selama
konsep time value of money ini digunakan, maka selama itu pintu riba
1992: 134-135).
Perspektif Syariah
rate lebih bersifat umum dibandingkan istilah interst rate. Jadi dalam
ekonomi konvensional, ketidakpastian return dikonversi menjadi suatu
49).
penukar dan dan alat pengukur nilai atau harga (Economic Added
Sedangkan bunga erat kaitannya dengan riba, dan riba adalah haram
rate pada investasi atau pada evaluasi proyek pada bayar tangguh
f. Dalam pandangan Islam, nilai bagi semua orang itu sama kuantitas
dan nilai waktunya, namun akan berbeda dari sisi kualitasnya. Maka
faktor yang menentukan waktu itu adalah bagaimana seseorang
berikut;
analisa keuangan yang bebas dari belenggu riba. Hal ini merupakan
benar bebas dari sistem ribawi dan sudah sedemikian canggihnya alat
ke dalam aktiva baik aktiva riil ataupun nonriil. Dalam hal ini M Akram
untuk alat analisa yang mengandung unsur uang dalam waktu, yang
menurut Khan dilarang oleh Islam (Umam, 2013: 253-266) . Metode ini
banyak faktor, baik faktor yang dapat dipridiksikan maupun tidak. Faktor-
banyaknya modal; berapa nisbah yang disepakati; berapa kali modal dapat
diputar. Sementara faktor yang efeknya tidak dapat dihitung secara pasti
Y = (QR) vW
Dimana :
Y = Pendapatan
R = Return Usaha
tetapi menggunakan dasar mekanisme bagi hasil dan return usaha yang
di dalam Islam yang ada hanyalah Economic Value of Time bukan Time
dengan masalah instrumen penilaian kelayakan usaha. Teori yang telah ada
Jika suatu usaha dijalankan dengan konsep bebas riba, maka alat
analisa ekonominya pun seharusnya juga berbeda dengan tori yang selama
ada satu teori yang diusulkan yaitu Investible Surplus Method (ISM),
Jika suatu usaha dijalankan dengan konsep bebas riba, maka alat
analisa ekonominya pun seharusnya juga berbeda dengan tori yang selama
ini ada dan dipraktekkan dalam ekonomi konvensional (Agustin, 2016: 23-
kelemahan. Oleh karenanya ada satu teori yang diusulkan yaitu Investible
C. KESIMPULAN
konsep bahwa nilai uang di masa kini akan lebih berharga dibandingkan
uang dan waktu, dan ini merupakan implementasi dari system bunga
investasi yang halal yang mana memberikan atau menjanjikan tingkat suku
alat analisa yang mengandung unsur uang dalam waktu, yang menurut Khan
Khairul Umam, “Menelisik Konsep Ribawi Dalam Teori Time Value Of Money
Studi Komparasi Antara M. Anas Al Zarqa Dan M. Akram Khan”,
Ijtihad, Vol. 7, No. 2, (2013): 253-266.
Munteanu Irena dan Bacula Mariana, “The Time Value of Money in Financial
Management”, Journal Ovidius University Annals Economic Sciences
Series, Vol. XVII, No. 2, (2017): 5993-597.