Dalam arti sederhana, hal ini dapat dikatakan bahwa uang memiliki nilai waktu. Hal
yang melandasi konsep ini adalah preferensi waktu yang menyatakan bahwa sejumlah
sumber daya yang tersedia saat ini untuk dinikmati, tetapi baru tersedia dalam
beberapa tahun yang akan datang.
Latar Pertama, Kemungkinan investasi uang yang di dapat saat ini,
sehingga nilainya akan lebih pada waktu yang akan datang.
Belakang
Time Kedua, adanya ketidakpastian dan
mendapatkan uang saat ini lebih diminati.
risiko, sehingga
Money lebih memilih uang pada saat ini, dan meminta lebih
apabila diberikan kemudian.
Pt = Po (1+r)
Hal tersebut kontras dengan konsep Islam yang justru menolak adanya bunga karena
termasuk bagian dari praktik riba. Sebagaimana yang dikemukakan Akram Khan, time
value of money merupakan kunci pintu riba. Alasan utamanya adalah konsep time value of
money atau positive time preference sebagai dasar rasional pembayaran bunga pada
sistem ekonomi kapitalis.
Bagaimana Kritik
Ekonomi Islam
terhadap Time
Value of Money?
Bagi Khan, konsep time value of money bahwa barang saat ini lebih berharga
daripada barang yang akan datang merupakan suatu mitos.
Konsep time value of money menjadi justifikasi dari pembolehan penjualan kredit
yang lebih mahal harganya daripada penjualan secara tunai.
Asumsi bahwa dana selalu dapat diputar secara mudah dengan hasil yang dapat
dipastikan sangat cocok untuk sistem ribawi, sehingga apabila time value of money
masih tetap sebagai alat analisis digunakan maka akan ada kecenderungan
melanggengkan sistem ribawi.
Time Value of Economic Value
Money of Time
Dalam ekonomi konvensional,
Keadaan seperti itulah yang ditolak oleh
ketidakpastian return dikonversi menjadi
ekonomi Islam, yaitu keadaan
suatu kepastian melalui premium for
mendapatkan hasil tanpa memperhatikan
uncertainty. Probabilitas mendapatkan
suatu risiko (al ghunmu bil ghurmi) dan
negative return dan no return
memperoleh hasil tanpa mengeluarkan
dipertukarkan dengan sesuatu yang pasti,
biaya (al kharaj bidh dhaman).
yaitu premium for uncertainty.
Dalam Al-Quran disebutkan nilai waktu, termasuk nilai ekonomi waktu ditentukan oleh
keimanan, amal baik, saling mengingatkan dalam hal kebaikan dan kesabaran. Hal ini
terkandung dalam QS. Al-Ashr: 1-3 yang berbunyi:
Dalam ekonomi Islam, economic value of time diterapkan dalam lembaga keuangan
syariah, sebagai contoh dalam menghitung nisbah bagi hasil di bank syariah. Dalam
proses penentuan nisbah ini, return on capital harus diperhitungkan. Return on capital
tidaklah sama dengan return on money.
Waktu adalah modal manusia, apabila tidak
diisi dengan kegiatan positif, makan akan
berlalu begitu saja. Jangankan keuntungan “Rezeki yang tidak diperoleh hari ini
yang diperoleh, modal pun akan hilang. masih dapat diharapkan lebih dari itu
Apabila ditarik ke dalam konteks ekonomi, diperoleh besok, tetapi waktu yang
maka keuntungan adalah sesuatu yang berlalu hari ini tidak mungkin dapat
diperoleh setelah menjalankan aktivitas diharapkan kembali esok.”
ekonomi/bisnis. Jadi, barangsiapa yang
melakukan aktivitas ekonomi/bisnis secara - Sayyidina Ali bin Abi Thalib r.a
efektif dan efisien, maka ia akan
mendapatkan keuntungan.
Terima Kasih