Anda di halaman 1dari 16

Time value of money VS Economic value of time

MAKALAH EKONOMI MAKRO ISLAM


TIME VALUE OF MONEY VS ECONOMIC VALUE OF
TIME

Dosen : Junaidi Safitri, SEI, MEI

Disusun Oleh :
Ikhwanul Muttaqin 13423023
Yoga Bagus Winata 13423082
Yoranda Fernando 13423112
Mauizhotul Hasanah 13423114

Program Studi Ekonomi Islam


Fakultas Ilmu Agama Islam
Universitas Islam Indonesia
Yogyakarta
2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang, atas nikmat dan karunianya yang telah diberikan kepada kami
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ekonomi makro islam yang berjudul
economic value of time s time value of money. Shalawat serta salam tetap
tercurahkan kepada suri tauladan umat manusia yakni nabi Muhamad SWT yang
mana sesosok manusia sempurna yang telah memperjuangkan agama Islam
sehingga sampai sejaya ini. Dan tak lupa kami berterima kasih kepada dosen
pengajar kami yaitu bapak Junaidi Safitri, SEI, MEI yang mana telah
membimbing kami selama materi ini berlangsung dan juga telah mempercayakan
tugas ini kepada kami, sehingga kami dapat mengambil pengetahuan dan
pembelajarannya.
Makalah ini dirancang dan ditulis sebagai tugas kelompok yang akan
dipresentasikan didepan mahasiswa dan mahasiswi ekonomi islam, begitu pula
bertujuan agar mahasiswa dapat memahami dan mengetahui tentang prinsip
economic value of time dan prinsip time value of money. Sehingga
mahasiswa/mahasiswi dapat mengambil kesimpulan atas apa yang kami bahas
pada makalah ini dan kami pun berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi
yang membacanya khususnya bagi mahasiswa maupun mahasiswi jurusan
Ekonomi islam

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
BAB II pembahasan
A. Pengertian dan Konsep Time Value of Money
1. Pengertian Time Value of Money
2. Konsep Time value of Money
B. Pengertian dan Konsep Economic Value of Time
1. Pengertian Economic Value of Time
2. Konsep Economic Value of Time
C. Kritik atas Time Value of Money
D. Perbedaan Antara Economic Value of Time dan Time Value of Money
BAB III penutup
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam dunia ekonomi khususnya yang memfokuskan pada masalah
moneter dan fiskal, rasanya janggal jika tidak membahas masalah uang. Dalam
kehidupan manusia uang merupakan suatu alat pemenuhan bagi kebutuhan
manusia dan alat pemudah aktivitas perekonomian. Oleh karena itu, uang
sangatlah penting bagi setiap manusia. Pada awal peradaban untuk memenuhi
kebutuhannya, manusia memperoleh makanan dengan cara berburu, kemudian
dengan cara barter, kemudian menggunakan uang logam dan sampai saat ini
menggunakan uang kertas, begitu sempurnanya perkembangan uang hingga saat
ini.
Berkenaan dengan masalah uang, sistem ekonomi yang berlaku memiliki
pandangan yang berbeda. Perbedaan utama antara ekonomi konvensional dengan
ekonomi Islam yaitu dari segi filosofinya, mengenai pandangan terhadap waktu
dan uang. Ekonomi konvensional mengenal konsep time value of money yaitu
berpandangan bahwa nilai uang yang dimiliki saat ini lebih berharga
dibandingkan dengan nilai uang dimasa yang akan datang. Sedangkan dalam
Islam hanya mengenal konsep economic value of time, yaitu konsep yang
menyatakan bahwa waktulah yang memiliki nilai ekonomi, bukan uang yang
memiliki nilai waktu.Dari perbedaan pandangan tersebut penulis mencoba
mengulas mengenai Economic Value of Time vs Time Value of Money untuk
lebih memahami secara mendalam hal-hal yang berkaitan dengan judul tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari economic value of money dan time value of money?
2. Bagaimana konsep dari economic value of money dan time value of money?
3. Bagaimana kritik dari time value of money?
4. Apa perbedaan antara economic value of money dengan time value of
money?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Konsep Time Value of Money


1. Pengertian Time Value of Money
Time value of money atau dalam bahasa indonesianya disebut dengan
nilai waktu uang yaitu merupakan suatu konsep yang menyatakan bahwa nilai
uang sekarang akan lebih berharga dari pada nilai uang masa yang akan datang
atau suatu konsep yang mengacu pada perbedaan nilai uang yang disebabkan
karena perbedaan waktu. Atau Time value of money adalah konsep yang
menyatakan bahwa nilai uang sekarang akan lebih tinggi nilainya mengikuti
faktor waktu dan bunga yang terjadi. Dan terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi nilai waktu uang yaitu tingkat inflasi yang terjadi, perubahan suku
bunga bank, kebijakan pemerintah dalam hal pajak, dan lain-lain.
Menurut Willian R. Lasher mengemukakan bahwa time value of money
didasarkan pada gagasan bahwa sejumlah uang di tangan seseorang saat ini
bernilai lebih dari jumlah yang sama dijanjikan pada beberapa waktu di masa
depan

2. Konsep Time value of Money


Time value of money didasarkan pada konsep nilai uang yang dimiliki saat
ini adalah lebih berharga dibandingkan dengan nilai uang yang akan diterima satu
dolar dimasa yang akan datang. Uang yang dipegang saat ini bernilai lebih karena
dapat berinvestasi dan mendapatkan bunga atau nilai uang yang berubah
(cenderung menurun) dengan berjalannya waktu. Sejumlah uang yang diterima
oleh investor untuk penggunaannya diluar modal awal itu dinamakan bunga
(interest), sedangkan modal awal yang diinvestasikan sering disebut dengan
participal. Konsep ini dikembangkan oleh Von Bhom Bawerk dalam capital
interest dan positive theory of capital memang menyebutkan bahwa positive time
preference merupakan pola ekonomi yang normal, sistematis dan rasional.
Diskonto dalam positive time preference ini biasanya didasarkan pada tingkat
suku bunga.
Konsep utama dari Time Value of Money yaitu bahwa nilai uang
permintaan pembayaran di masa depan dapat dikonversi kedalam nilai yang setara
pada hari ini. Sebaliknya Anda dapat menentukan nilai uang yang akan tumbuh
dimasa yang akan datang. Dapat dihitung nilai kelima jika diberi empat dari: Suku
bunga, jumlah periode, pembayaran, present value, dan future value.

a. Bunga
Bunga adalah biaya untuk meminjam uang,biasanya dinyatakan sebagai
presentase dari jumlah pinjaman selama jangka waktu tertentu. Bunga dapat
diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu:
1) Bunga flat yaitu Bunga dihitung sama pada satu periode waktu
2) Bunga compound yaitu Bunga dihitung setiap periode pada jumlah
pinjaman yang asli ditambah semua bunga yang belum dibayar
terakumulasi hingga saat ini
b. Jumlah Periode
Periode rata-rata interval waktu,setiap interval harus sesuai dengan priode
percikan untuk satu atau jumlah periode pembayaran dalam satu anuitas.
c. Pembayaran
Merupakan aliran keluar masuk kas yang terdiri dari pendebetan atau
pengkreditan
d. Future Value
Present value adalah nilai uang dimasa yang akan datang dari uang yang
diterima atau dibayarkan pada masa sekarang dengan memperhitungkan
tingkat bunga pada setiap periode selama jangka waktu tertentu.
e. Present Value (nilai sekarang)
Present value adalah nilai uang sekarang yang akan diperoleh atau dibayar
dimasa yang akan datang dengan tingkat suku bunga tertentu pada setiap
periode.

B. Pengertian dan Konsep Economic Value of Time


1. Pengertian Economic Value of Time
Economic value of time adalah sebuah konsep dimana waktulah yang
memiliki nilai ekonomi, bukan uang yang memiliki nilai waktu. Dan economic
value of time dapat diartikan memaksimumkan nilai ekonomis suatu dana pada
periodik waktu. Dasar perhitungan pada prinsip yang berbasis time value of
money adalah bunga sedangkan dasar perhitungan pada prinsip yang berbasis
economic value of time adalah nisbah.

2. Konsep Economic Value of Time


Teori economic value of time seperti pengertian diatas mengatakan bahwa
waktulah yang memiliki nilai ekonomi, bukanlah uang yang memiliki waktu.
Dalam pandangan Islam mengenai waktu, waktu seseorang itu bukan dilihat dari
kuantitasnya melainkan dilihat dari kualitasnya. Waktu bagi semua orang adalah
sama kuantitasnya, yaitu 24 jam dalam sehari, akan tetapi nilai waktu antara satu
orang dengan yang lainnya akan berbeda dari segi kualitasnya. Jadi faktor yang
menentukan nilai waktu adalah bagaimana seseorang memanfaatkan waktu
tersebut. Semakin efektif dan efisien waktu yang digunakan maka akan semakin
tinggi nilai waktunya dan juga akan mendatangkan keuntungan didunia bagi yang
melaksanakannya.
Islam tidak mengenal konsep time value of money, dasar perhitungan
kontrak yang berbasis time value of money adalah bunga sedangkan dasar
perhitungan kontrak yang berbasis economic value of time adalah nisbah.
Economic value of time relatif lebih adil dalam perhitungan kontrak yang bersifat
pembiayaan bagi hasil (profit sharing).
Konsep bagi hasil (profit sharing) berdampak pada tingkat nisbah yang
merupakan kesepakatan antara kedua belah pihak. Konsep cost of fund dalam
economic value of time menggunakan Islamic Security Market Line dengan nilai
variabel risk free = 0. Value dari pembiayaan atau investasi yang dilakukan
menggunakan metodologi Net Present Value At Risk. Contohnya dalam
menghitung nisbah bagi hasil di Bank Syariah. Dalam proses penentuan nisbah,
return on capital harus diperhitungkan, return on capital tidak sama dengan return
on money. Jika return on capital tergantung jenis bisnisnya dan berkaitan dengan
sektor riil, sedangkan return on money berkaitan dengan interest rate. Penentuan
nisbah bagi hasil harus dilakukan diawal maka digunakanlah project return. Jika
ternyata acual return dari bisnis yang di biayai tidak sama dengan proyeksinya,
maka yang digunakan adalah angka actual, bukan angka proyeksi. Hal ini
menunjukan bahwa Islam tidak mengenal time value of money. Tetapi waktu
mempunyai nilai ekonomi jika waktu tersebut dimanfaatkan dengan menambah
faktor produksi yang lain, sehingga menjadi capital dan memperoleh return.

C. Kritik atas Time Value of Money


Sebagaian besar teori mengenai keuangan dibangun berdasarkan konsep
nilai dan waktu dari uang yang mengasumsikan bahwa uang sekarang relatif
lebih besar dibandingkan dengan uang dimasa yang akan datang. Ekonomi Islam
memiliki prinsip yang yang berasal dari sumber hukum baik al-Qur'an dan hadits
maupun pemikiran cendikiawan muslim. Nilai fundamental ini yang mendasari
pandangan ekonom muslim dalam melahirkan pemikirannya, termasuk mengkaji
fungsi uang dalam kehidupan ekonomi. Menurut pendapat mereka fungsi uang
hanya ada dua yaitu:

1. Sebagai alat pengukur harga


2. Alat pembayaran
Fungsi uang sebagai alat penyimpan nilai tidak diakui karena dianggap
sesuatu yang mendekati riba. Fungsi uang yang dilarang inilah yang sebenarnya
melahirkan teori time value of money. Konsekuensi logisnya, Ekonom muslim
sendiri tidak sependapat dengan konsep ini. Seperti yang kita ketahui bersama,
teori keuangan konvensional mendasarkan argumen pembenaran adanya bunga
(interest) melalui konsep time value of money. Dalam Ekonomi Islam, validitas
konsep ini telah dibantah argumentasinya dengan adanya pelarangan riba dalam
Islam. Sebagai gantinya, aktivitas bisnis dalam Ekonomi Islam selalu
menekankan kepada mekanisme sistem bagi hasil. Hubungan berdasarkan
kemitraan ini dirasa lebih tepat dan sesuai dengan prinsip keadilan yang realistis.
Dalam ekonomi konvensional, definisi yang sering digunakan untuk menjelaskan
pengertian time value of money adalah "A dollar today is worth more than a
dollar in the future because a dollar today can be invested to get a return"
Pemahaman ini tentu tidak akurat karena setiap investasi selalu mempunyai
kemungkinan untuk mendapatkan hasil yang positive, negative, atau no return.
Itulah sebabnya dalam teori keuangan, selalu dikenal risk-return relationship
(hubungan searah antara resiko dan hasil). Semakin tinggi tingkat resiko yang
dihadapi atau ditanggung, maka semakin besar hasil yang diinginkan atau
didapatkan, begitu juga sebaliknya.
Menurut pendapat para Ekonom konvensional, ada dua hal yang menjadi
pondasi konsep time value of money yaitu:
1. Presence of Inflation, contohnya : katakanlah tingkat inlasi 10% per tahun.
Seseorang dapat membeli 10 pisang goreng hari ini dengan membayar
Rp.10.000 Namun bila ia membelinya tahun depan, dengan sejumlah uang
yang sama Rp.10.000 ia hanya dapat membeli 9 pisang goreng. Oleh karena
itu, ia akan meminta kompensasi untuk hilangnya daya beli uangnya akibat
inflasi.
2. Preference present consumption to future consumption
Diandaikan tingkat inflasi nol, sehingga dengan Rp.10.000 seseorang tetap
dapat membeli 10 pisang goreng hari ini maupun tahun depan. Bagi
kebanyakan orang, mengkonsumsi 10 pisang goreng sekarang lebih disenangi
daripada mengkonsumsi 10 pisang goreng tahun depan. Dengan alasan ini,
walaupun tingkat inflasi nihil, Rp.10.000 lebih disukai dan dikonsumsi hari
ini. Oleh sebab itu, untuk menunda konsumsi, ia mensyaratkan kompensasi.
Argumen pertama disanggah karena tidak lengkap kondisinya. Dalam setiap
perekonomian selalu ada keadaan inflasi dan deflasi. Seharusnya keadaan deflasi
menjadi alasan adanya negative time value of money. Katakanlah tingkat deflasi
10% per tahun. 10 pisang goreng hari ini harganya Rp.10.000 Namun bila ia
membelinya tahun depan dengan uang sama maka dapat 11 pisang goreng. Oleh
karena itu, ia akan memberi kompensasi atas naiknya daya beli uangnya akibat
deflasi. Tetapi pada kenyataannya hal ini tidak berlaku, hanya satu kondisi saja
yang diakomodir oleh time value of money.
Ekonomi Konvensional sebenarnya juga memasukkan unsur
ketidakpastian return dan menyebut kompensasinya sebagai discount rate yang
lebih bersifat umum dibandingkan istilah interest rate. Ketidakpastian return
dikonversi menjadi suatu kepastian melalui premium for uncertainty. Investasi
tentu selalu ada kemungkinan mendapat positif return, negative return, dan no
return. Inilah yang menimbulkan ketidakpastian (uncertainty), tetapi probabilitas
negative return dan no return dipertukarkan dengan sesuatu yang pasti premium
for uncertainty. Keadaan inilah yang ditolak dalam Ekonomi Islam, yaitu keadaan
al- ghunmu bi la ghurmi (gaining return without responsible for any risk) dan al-
kharaj bi la dhaman (gaining income without responsible for any expense).
Sebenarnya keadaan ini juga ditolak oleh teori keuangan yang menjelaskan
adanya hubungan searah antara risk dan return. Jadi kritik yang diambil dari teori
time value of money yaitu:
1. Menggunakan sistem bunga.
Time value of money sangat erat kaitannya dengan riba, karena waktu
diberikan nilai harga secara tersendiri bisa menyebabkan terjadinya riba al-
nasiah. Aplikasi nilai waktu uang yang seperti ini dapat dilihat dalam kontrak
pinjam-meminjam atau sewa menyewa yang mengenakan bunga sebagai
keuntungan karena nilai bunga yang dikenakan adalah semata-mata imbalan
kepada al-ajal. Oleh karena itu al-ajal dalam hal ini adalah diharamkan oleh
syara.
Aplikasi konsep nilai waktu uang haruslah bebas dari unsur-unsur riba,
namun nilai waktu uang tidak dianggap riba jika waktu tersebut diberikan
imbalan uang secara bersama-sama atau secara tidak langsung seperti dalam
jual beli tangguh dan kontrak murabahah. Dalam jual beli ini, dimensi waktu
al-ajal diberikan imbalan uang secara bersama dengan harga barang yang
dijual secara tangguh. Kewujudan harga barang tersebut menyebabkan
dimensi waktu al-ajal tidak diberikan imbalan uang secara tersendiri atau
sebaliknya imbalan uang diberikan secara tidak langsung. Situasi ini ternyata
bebas dari unsur riba yang dapat membawa kepada unsur negatif.
2. Adanya unsur ketidak pastian (gharar)
3. Hanya menghitung inflasi
4. Tidak berdasarkan pada Al-Quran dan Al-Hadist
D. Perbedaan Antara Economic Value of Time dan Time Value of

Money
Dalam islam tidak dikenal adanya time value of money, yang dikenal
adalah economic value of time. Teori time value of money adalah sebuah
kekeliruan besar karena mengambil dari ilmu teori pertumbuhan populasi dan
tidak ada di ilmu finance. Dalam menghitung pertumbuhan populasi digunakan
rumus :

Rumus ini kemudian diadopsi begitu saja dalam ilmu finance sebagai teori
sebagai teori bunga majemuk menjadi :

Jadi, Future value dari uang dianalogikan dengan jumlah populasi tahun ke-t
present value dari uang dianalogikan dengan jumlah populasi tahun ke-0,
sedangkan tingkat suku bunga dianalogikan dengan tingkat pertumbuhan
populasi. Jelas hal ini keliru besar, karena uang bukanlah makhluk hidup yang
dapat berkembang biak dengan sendirinya.
Setelah mengetahui antara time value of mooney dan economic value of
time maka disini Kita mencoba mengambil perbedaan secara umum, bukan hanya
dilihat dari perbedaan pada time value of money dan economic value of time
saja,namun dilihat juga dari segi penerapan ekonomi islam dan ekonomi
konvensionalnya yaitu:
1. Rasionaliti ekonomi konvensional adalah rational economic man adalah
tindakan indiidu dianggap rasional jika ditumpu kepada kepentingan diri
sendiri (self interest) yang menjadi satu-satunya tujuan bagi seluruh aktivitas.
Ekonomi konvensional mengabaikan moral dan etika dalam pembelajaran dan
unsur waktu adalah terbatas hanya didunia saja tanpa meperkirakan diakhirat.
Rasionaliti Ekonomi Islam jenis manusia yang hendaak dibentuk adalah
Islamic man. Islamic man dianggap perilakunya rasional jika konsisten dengan
prinsip-prinsip Islam yang bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang
seimbang. Tauhidnya mendorong untuk yakin, Allahlah yang berhak membuat
rules untuk mengantarkan kesuksesan hidup. Ekonomi Islam menawarkan
konsep rasionaliti secara lebih menyeluruh tentang tingkah laku agen-agen
ekonomi yang berlandaskan etika ke arah mencapai al-falah, bukan
kesuksesan didunia yang penting akan tetapi kesuksesan akhirat.
2. Tujuan utama ekonomi Islam adalah mencapai falah di dunia dan akhirat,
sedangkan tujuan utama ekonomi konvensional adalah semata-mata
kesejahteraan duniawi.
3. Sumber utama ekonomi Islam adalah Al-Quran dan As-Sunnah atau ajaran
Islam. Bebeda dengan ekonomi konvensional yang berdasarkan pada hal-hal
yang bersifat positivistik.
4. Islam lebih menekankan pada konsep need dari pada want dalam menuju
mashlahah, karena need lebih bisa diukur dari pada want. Menurut Islam,
manusia harus bisa melihat antara keinginan dan kebutuhannya sehingga
dapat membawa manfaat bukan mudarat untuk kehidupan dunia dan akhirat.
5. Orientasi dari keseimbangan konsumen dan produsen dalam ekonomi
konvensional adalah semata-mata untuk mengutamakan keuntungan.Semua
tindakan ekonominya diarahkan untuk mendapatkan keuntungan semaksimal
mungkin. Jika demikian justru dianggap tidak rasional. Sedangkan ekonomi
Islam adalah tidak hanya ingin mencapai keuntungan akan tetapi
mengharapkan keuntungan rohani dan al-falah.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengertian Time value of money ( nilai waktu uang ) yaitu merupakan
suatu konsep yang menyatakan nilai uang sekarang akan lebih berharga dari pada
nilai uang masa yang akan datang. Sedangkan pengertian Economic value of
time adalah sebuah konsep dimana waktulah yang memiliki nilai ekonomi, bukan
uang yang memiliki nilai waktu. Dan economic value of time dapat diartikan
memaksimumkan nilai ekonomis suatu dana pada periodik waktu.
Dan konsep dari Time value of money bahwa nilai uang yang dimiliki saat
ini adalah lebih berharga dibandingkan dengan nilai uang yang akan diterima
dimasa depan. Konsep utama dari Time Value of Money yaitu bahwa nilai uang
permintaan pembayaran di masa depan dapat dikonversi kedalam nilai yang setara
pada hari ini. Sebaliknya Anda dapat menentukan nilai uang yang akan tumbuh
dimasa yang akan datang. Dapat dihitung nilai kelima jika diberi empat dari: Suku
bunga, jumlah periode, pembayaran, present value, dan future value. Sedangkan
Konsep dari Economic value of time yaitu konsep dimana waktulah yang
memiliki nilai ekonomi, bukan uang yang memiliki waktu. Karena dalam
pendangan Islam mengenai waktu, waktu seseorang itu bukan dilihat dari
kuantitasnya melainkan dilihat dari kualitasnya.
Kemudian kritik terhadap time value of money yaitu Menggunakan sistem
bunga, Adanya unsur ketidak pastian (gharar), Hanya menghitung inflasi dan
Tidak berdasarkan pada Al-Quran dan Al-Hadist. Dan perbedaan secara umum
diantara keduanya yaitu:Rasionaliti ekonomi konvensional adalah rational
economic man sedangkan Rasionaliti Ekonomi Islam adalah Islamic man, Tujuan
utama ekonomi Islam adalah mencapai falah di dunia dan akhirat, sedangkan
tujuan utama ekonomi konvensional adalah kesejahteraan duniawi, Sumber utama
ekonomi Islam adalah Al-Quran dan As-Sunnah sedangkan ekonomi
konvensional yang bersifat positivistik, Islam menekankan pada konsep need dari
pada want dalam menuju mashlahah, Orientasi dari keseimbangan konsumen dan
produsen dalam ekonomi konvensional adalah semata-mata untuk mengutamakan
keuntungan.

B. Saran
Dengan disusunnya makalah ini, dari penulis berharap agar para pembaca
khususnya mahasiswa dapat mengerti, memahami dan dapat mengaplikasikannya
dalam kehidupan bahwa islam tidak menggunakan prinsip time value of money
melainkan mengunakan prinsip economic value of money.
Dalam makalah ini mungkin sangat banyak sekali kesalahan-kesalahan
dari segi penulisan ataupun hal yang lainnya. Dengan demikian kami sebagai
penulis mohon maaf dan juga kami mengharapkan kritik dan saran atas tulisan
kami agar bisa membangun dan memotivasi kami agar membuat tulisan jauh lebih
baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Karim, Adiwarman A. Ekonomi Makro Islam Edisi Ketiga. Jakarta: PT


RajaGrafindo Persada. 2014
Huda, Nurul. Naution, Mustafa Edwin. Idris Handi Risza. Wiliasih,
Ranti. Ekonomi Makro Islam Pendekatan Teoretis. Jakarta: Kencana. 2008
http://economicvalueoftime.blogspot.com/2013/02/pengertian-economic-
value-of-time.html
http://ekisopini.blogspot.com/2009/08/kritik-atas-time-value-of-money-
dan_27.html
http://fachrulachyar.blogspot.com/2013/11/tugas-pengantar-bisnis-konsep-
time.html
http://hiyakuni.blogspot.com/2013/05/makalah-economic-value-of-time.html
http://ikhwanmauluddin.blogspot.com/2014/02/time-value-of-money-in-
islamic.html
https://ilmumanajemen.wordpress.com/2009/01/16/time-value-of-money
http://insanenom.blogspot.com/2011/12/economic-value-of-time-part-1.html
http://johnyericsonataupah.blogspot.com/2011/08/time-value-of-money-dan-
analisis.html
http://muhsinhar.staff.umy.ac.id/time-value-of-money-vs-economic-value-of-
time/Time

http://randymanto.blogspot.com/2012/03/time-value-of-money_31.html

Anda mungkin juga menyukai