EKONOMI ISLAM
DISUSUN OLEH :
Anggini (202002007)
Klarisa ( 202002001 )
Dosen Pengampuh : Meriyati,M.H.I
‘
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah tentang EKONOMI VALUE OF TIME DALA
EKONOMI ISLAM. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam
mata kuliah Ekonomi moneter di Sekolah Tinggi Ekonomi dan Bisnis Syariah Indo Global
Mandiri Palembang.
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan
saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya
kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas ini.
DAFTAR ISI
Cover ……………………………………………………………………………………...…….. 1
Bab I Pendahuluan
3. Tujuan ……………………………………………………………………………………… 6
BAB II Pembahasan
Kesimpulan ……………………………………………………………………………...…….9
Saran..........................................................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam membicarakan ekonomi pada umumnya, dan ekonomi Islam padakhususnya,
rasanya janggal jika tidak memulainya dengan membahas “uang”.Apalagi, jika pembahasan
ekonomi ini terfokus pada masalah atau topik moneter dan fiskal. Dimana uang adalah alat
untuk memenuhi kebutuhan manusia. Sejak peradaban kuno mata uang logam sudah
menjadi alat pembayaran biasa walaupun belum sesempurna sekarang.
oleh karena itu, uang oleh sebagian penduduk dipandang sebagai sesuatuyang sangat
penting. Sebab uang dapat dijadikan alat pemenuhan kebutuhanmanusia, alat pemudah akti!
itas ekonomi. Dengan adanya uang yang berfungsisebagai alat pembayaran akan
memudahkan pertukaran barang, sehingga pekerjaan dijalankan lebih mudah. "kebutuhan
muncul karena system barter ternyata banyak menimbulkan kesukaran. orang tidak bebas
memperjual belikan barang barang yang mereka perlukan
Perbedaan sistem ekonomi yang berlaku, akan memiliki pandangan yang berbeda
tentang uang. Sistem ekonomi konfensional memiliki pandangan yang berbeda tentang uang
dibandingkan dengan sistem ekonomi Islam. "keuangan merupakan hal yang penting dalam
kehidupan ekonomi. ekonomi adalah suatuakti!itas mengelola uang dan modal dalam rangka
untuk memenuhi kebutuhanhidup. oleh karena itu, masalah keuangan ini perlu mendapatkan
perhatian secara serius.
Teori keuangan konfensional mendasarkan argumennya dengan konsep time value of
money Sedangkan dalam ekonomi Islam dikenaldengan economic value of time Islam tidak
mengenal konsep time value of money yang artinya nilai uang untuk masa yang akan
datang. Islam hanyamengenal economic value of time yang bernilai adalah waktu itu sendiri.
'al inimenjelaskan mengapa Islam membolehkah deferred paymen pada barang dagangan,
harga barang kredit lebih tinggi dari pada pada pembelian tunai.
Bukanlah semata mata karena uang, akan tetapi lebih kepada waktu yang telah
dialokasikan, menagih pembayaran menimbulkan biaya tersendiri.
B. Rumusan Masalah.
Dari latar belakang diatas adapun hal yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu
bagaimanakah konsep Economic value of time
C. Tujuan Penulisan.
Makalah ini bertujuan agar kita memahami lebih detail dan mendalamtentang
economic value of time
BAB II
PEMBAHASAN
A. Economic Value of Time
Teori economic value of time berkembang pada abad ke 7 masehi. Ada masa saat
digunakannya emas dan perak sebagai alat tukar. logam ini diterimasebagai alat tukar
disebabkan nilai intrinsiknya, bukan karena mekanisme untuk dikembangkan, sehingga
hubungan debetur kreditur yang muncul bukan kerena akibat transaksi secara lansung,
namun jelas merupakan transaksi “permintaan uang”.
Economic value of time adalah sebuah konsep dimana waktulah yangmemiliki nilai
ekonomi, bukanlah uang memiliki nilai waktu.Economic value of time memiliki arti
memaksimumkan nilai ekonomis suatu dana pada periodik waktu.Dalam pandangan Islam
mengenai waktu, waktu bagi semua orangadalah sama kuantitasnya, yaitu 24 jam dalam
sehari, 7 hari dalam sepekan. Nilai waktu antara satu orang dengan orang lainnya, akan
berbeda dari sisi kualitasnya.jadi faktor yang menentukan nilai waktu adalah bagaimana
seseorang memanfaatkan waktu itu. Semakin efektif (tepat guna) dan efisien (tepat
cara),maka akan semakin tinggi nilai waktunnya. efektif dan efisien akan mendatangkan
keuntungan di dunia bagi siapa saja yang melaksanakan. Oleh karena itu, siapapun
pelakunya tanpa memandang suku, agama, dan ras,secara sunatullah akan mendapatkan
keuntungan di dunia.
Didalam Islam, keuntungan bukan saja keuntungan di dunia, namun yang dicari adalah
keuntungan di dunia dan di akhirat. oleh karena itu, pemanfaatan waktu itu bukan saja harus
efektif dan efisien, namun harus juga didasari dengan keimanan. "keimanan inilah yang akan
mendatangkan keuntungan di akhirat.Sebaliknya, keimanan yang tidak mampu
mendatangkan keuntungan di dunia berarti keimanan yang tidak di amalkan. Dalam
Al,quran disebutkan nilai waktu,termasuk nilai ekonomi waktu ditentukan oleh keimanan,
amal baik, saling mengingatkan dalam hal kebaikan dan kesabaran. firman Allah Q.S
Al.Ashr
(1) Demi masa,
و ْال َعصْ ِر
َ
(2) sungguh, manusia berada dalam kerugian,
ٍ ِإ َّن اِإْل نسَانَ لَفِي ُخس
ْر
(3) kecuali orang-orang yang beriman dan صوْ ا َ ت َوت ََواِ ِإاَّل الَّ ِذينَ آ َمنُوا َو َع ِملُوا الصَّالِ َحا
mengerjakan kebajikan serta saling menasihati َّ اصوْ ا بِال
صب ِْر َ ق َوت ََو ِّ بِ ْال َح
untuk kebenaran dan saling menasihati untuk
kesabaran.
Islam tidak mengenal konsep time value of money, Dasar perhitungan pada kontrak
berbasis time value of money adalah bunga. Sedangkan Dasar perhitungan pada kontrak
berbasis Economic value of time adalah nisbah. Economic value of time relatif lebih adil
dalam perhitungan kontrak yang bersifat pembiayaan bagi hasil (profit sharing). "konsep
bagi hasil (profit sharing) berdampak pada tingkat nisbah yang menjadi perjanjian kontrak
dua belah pihak.
transaksi bagi hasil berbeda dengan transaksi jual beli atau transaksisewa menyewa,
karena dalam transaksi bagi hasil hubungannya bukan antara penjual dengan pembeli atau
penyewa dengan yang menyewakan. Dalam transaksi bagi hasil, yang ada adalah hubungan
antara pemodal dengan yang memproduktifkan modal tersebut. jadi, tidak ada pihak yang
telah melaksanakan kewajiban namun masih tertahan haknya. Shahibul maal telah
melaksanakan kewajibannya, yaitu memberikan sejumlah modal, yang
memproduktifkan(mudharib) juga telah melaksanakan kewajibannya, yaitu
memproduktifkan modal tersebut. 'hak bagi shahibul maal dan mudharib adalah berbagi
hasil atas pendapatan atau keuntungan tersebut, sesuai kesepakatan awal apakah bagi hasilitu
akan dilakukan atas pendapatan atau keuntungan.
Ajaran Islam medorong pemeluknya untuk selalu menginvestasikan tabungannya. Di
samping itu, dalam melakukan investasi tidak menuntut secara pasti akan hasil yang akan
datang. hasil investsi dimasa yang akan datang sangat dipengaruhi beberapa faktor, baik
faktor yang dapat diprediksikan maupun tidak.faktor-faktor yang dapat diprediksikan atau
dihitung sebelumnya adalah: berapa
banyak modal, berapa nisbah yang disepakati, berapa kali modal dapat
diputar.Sementara faktor efeknya tidak dapat dihitung secara pasti atau sesuai dengan
kejadian return (perolehan usaha).berdasarkan hal di atas, maka dalam mekanisme investasi
menurut Islam, persoalan nilai waktu uang(time value of money) yang diformulasikan dalam
bentuk bunga adalah tidak diterima (ditolak). Dengan demikian, perlu dipikirkan bagaimana
formula pengganti yang seiring dengan nilai dan jiwa Islam.hubungan formula tersebut
dapat ditemukan formula investasi menurut pandangan Islam sebagai berikut *
ُ َاس بِ ْالبَا ِط ِل َوي يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا ِإ َّن َكثِيرًا ِمنَ اَأْلحْ بَار َوالرُّ ْهبَ ِ ْأ
۞ َب َ ص ُّدونَ ع َْن َسبِي ِل هَّللا ِ ۗ َوالَّ ِذينَ يَ ْكنِ ُزونَ ال َّذه ِ َّان لَيَ ُكلُونَ َأ ْم َوا َل الن ِ
َأ
ب لِ ٍيم هَّللا
ٍ ضةَ َواَل يُ ْنفِقُونَهَا فِي َسبِي ِل ِ فَبَ ِّشرْ هُ ْم ِب َع َذا ْ
َّ َِوالف
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi
dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan batil dan mereka
menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak
dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka
akan mendapat) siksa yang pedih, (surah ataubah ayat 34)
ُ ۗ ْض تَ ُمو
ت اِ َّن هّٰللا َ َعلِ ْي ٌم ٍ ْي اَر
ِّ َ سٌ بِا ِ ِ َ ۚ اِ َّن هّٰللا َ ِع ْند َٗه ِع ْل ُم السَّا َع ۚ ِة َويُن َِّز ُل ْال َغي
ۢ ْث َويَ ْعلَ ُم َما فِى ااْل َرْ َح ۗ ِام َو َما تَ ْدريْ نَ ْفسٌ َّما َذا تَ ْك ِسبُ َغد ًۗا َو َما تَ ْدريْ نَ ْف
ࣖ َخبِ ْي ٌر
34. Sesungguhnya hanya di sisi Allah ilmu tentang hari Kiamat; dan Dia yang menurunkan hujan,
dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui
(dengan pasti) apa yang akan dikerjakannya besok. Dan tidak ada seorang pun yang dapat
mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Mengenal(QS
Luqman ayat 34)
Dari ayat di atas, sungguh sangat jelas bahwa kita tidak akan mengetahui apa-apa yang akan
terjadi dihari esok. oleh sebab itu, konsep time value of money di tolak dalam ekonomi Islam.
'hal ini juga di pertegas dalam sebuah hadis yang artinya* rasulullah Saw bersabda. (Waktu itu
seperti pedang, jika kita tidak bisa menggunakan dengan baik, maka ia akan memotong kita”.)
Menurut Sayyid Qutb waktu itu hidup. namun, penghargaan Islam terhadap waktu itu tidak
diwujudkan dalam rupiah tertentu atau persentase bunga tetap.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, maka dapat kita simpulkan bahwa, ekonomi Islam adalah
ekonomi yang berbasis bagi hasil. Dalam ekonomi bagi hasil, maka yang digunakan
untuk mekanisme ekonominya adalah nisbah bagi hasil dan return
usaha yang terjadi secara riil. Inilah, maknanya ajaran islam yang menganjurkan
menggunakan konsep Economic Value of Time
. Artinya, waktulah yang memiliki nilai ekonomi, bukan uang memiliki nilai waktu.faktor
yang menentukan nilai waktu adalah bagaimana seseorang memanfaatkan waktu itu.
Semakin efektif (tepat guna) dan efisien (tepat cara),maka akan semakin tinggi nilai
waktunnya.
2. Saran
Sebagai muslim, kita dituntut untuk menerapkan ke islaman dalam seluruh aspek
kehidupan, termasuk dari aspek ekonomi. maka mempelajari ekonomi Islam adalah suatu
keharusan, agar setiap kegiatan ekonomi yang kita lakukan tidak bertentangan dengan
apa yang ada di dalam Al-Quraan dan Sunnah‹ rasulullah Saw.