Anda di halaman 1dari 21

Tugas Semester Pendek (Semester 5)

MAKALAH
“INVESTASI DAN WAKTU”

Untuk Memenuhi Tugas-Tugas Terstruktur Pada Mata Kuliah


Teori Ekonomi Mikro

DOSEN : SAFARUDDIN MUNTHE, S.Pd.I, M.E.I

D
I
S
U
S
U
N
OLEH

NAMA : ALFI SYAHRI


NIM :
SEMESTER : IX
PRODI : EKONOMI SYARIAH/ ESKLUSIF

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)


SYEKH H.ABDUL HALIM HASAN AL-ISHLAHIYAH
BINJAI
TAHUN AKADEMIK 2021-2022

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dengan hati yang tulus dan pikiran yang jernih ke hadirat Allah swt.
Karena dengan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyusun makalah
ini sehinga dapat hadir di hadapan pembaca sekalian.

Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhamad SAW Beserta keluarga
dan para Sahabatnya sekalian, yang dengan penuh kesetiaan dan telah mengorbankan jiwa
raga maupun hartanya demi tegaknya syiar Islam yang pengaruh dan manfaatnya masih
dapat kita rasakan pada saat sekarang ini.

Makalah yang berada di hadapan kita pembaca ini membahas tentang “Investasi dan
Waktu”. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dan dapat menambah wawasan bagi
kita semua.

Kepada para pembaca yang membahasa makalah ini saya sampaikan terima kasih.
Saran dan keritik dari para pembaca sangat saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini
dan demi bertambahnya wawasan kami sebagai Mahasiswa.

Akhinya semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua . Amin ya Rabbal
aalamiin.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR….…………………………………………………………….I
DAFTAR ISI………………………………………………………………………….II

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH………………………………………………..1
B. RUMUSAN MASALAH..........................................................................................1

BAB II
PEMBAHASAN
A. INVESTASI………………………………………………………………………2
B. WAKTU…………………………………………………………………………..13

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN.......................................................................................................17
B. SARAN....................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………...18

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Islam merupakan agama yang bersifat universal serta dapat memberikan tuntunan dan
panduan bagi kehidupan umat manusia. Kita dapat melihat peranan positif yang dibawa oleh
Islam di masa kejayaannya dahulu dengan melihat perkembangan peradaban umat manusia.
Sebagai suatu ajaran, Islam merupakan suatu sistem kehidupan yang seharusnya dijalankan
oleh manusia selaku khalifah Allah SWT di muka bumi ini. Oleh karena syariah Islam
merupakan syariah yang bersifat komprehensif dan juga universal. Dengan penjelasan hal
tersebut menunjukkan bahwa syariah yang berada dalam ajaran Islam mencakup berbagai
aspek kehidupan umat manusia, baik dalam hal ibadah maupun sosial politik ekonomi. Ibadah
sangat diperlukan dalam rangka menjaga hubungan yang baik dan terus-menerus antara umat
manusia dengan Sang Khalik, Allah SWT. Selain itu ibadah juga berfungsi sebagai sarana
untuk secara terus-menerus memperingatkan umat manusia untuk selalu menjalankan
tugasnya di muka bumi ini secara baik dan juga bertanggung jawab. Sedangkan syariah di
dalam hal muamalah berfungsi sebagai suatu aturan main bagi umat manusia dalam rangka
menjalankan fungsi sosialnya di muka bumi. Termasuk dalam hal ini adalah peranan manusia
dalam menjalankan sektor muamalah yang berkaitan dengan harta dan ekonomi.
Dalam ekonomi Islam, bisnis dan etika tidak harus dipandang sebagai dua hal yang
bertentangan, sebab, bisnis yang merupakan symbol dari urusan duniawi juga dianggap
sebagai bagian integral dari hal-hal yang bersifat investasi akherat. Artinya, jika oreientasi
bisnis dan upaya investasi akhirat (diniatkan sebagai ibadah dan merupakan totalitas
kepatuhan kepada Tuhan), maka bisnis dengan sendirinya harus sejalan dengan kaidah-kaidah
moral yang berlandaskan keimanan kepada akhirat. Bahkan dalam Islam, pengertian bisnis itu
sendiri tidak dibatasi urusan dunia, tetapi mencakup pula seluruh kegiatan kita didunia yang
"dibisniskan" (diniatkan sebagai ibadah) untuk meraih keuntungan atau pahala akhirat.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Saja Tentang Investasi ?
2. Apa Saja Waktu?

1
BAB II
PEMBAHASAN
Investasi Dan Waktu
A. INVESTASI
1. Pengertian Investasi
Pengertian Investasi adalah penanaman aset atau dana yang dilakukan oleh sebuah
perusahaan atau perorangan untuk jangka waktu tertentu demi memperoleh imbal balik yang
lebih besar di masa depan. Ada banyak hal yang terlibat dalam aktivitas ini, dan beberapa di
antaranya adalah jumlah dana dan tujuan dari investasi itu sendiri.1
Investasi Syariah adalah aturan dalam menjalankan kehidupan yang baik dan sempurna,
dengan memelihara hubungan sesama manusia dan alam yang semuanya di lakukan dalam
rangka menjalin hubungan baik dengan tuhan. Dengan demmikian, beriman dan beramal
sholeh menjadi inti dari syariah, termasuk di antaranya hubungan masyarakat perniagaan dari
investasi. investasi syariah adalah kegiatan pengembangan uang melalui Berbagai sumber
daya dengan motivasi untuk mendapatkan ke untugan yang sejalan dengan perinsip syariah
islam. syariah islam dalam konteks agama memang di syar’ikan berdasarkan ke tentuan islam.
walaupun demikian, penerapan bersifat universal, artinya siapapun dapat memamfaatkakn
perinsip syariah dalam menjalankan berbagai aspek kehidupannya, terutama terkait topik ini
yaitu investasi.2
Bahwa investasi adalah menempatkan uang atau dana dengan harapan untuk
memperoleh tambahan atau keuntungan tertentu atas uang atau dana tersebut.
Pada umumnya, investasi dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut:3
1. Investasi pada financial asset yang dilakukan di pasar uang, berupa sertifikat
deposito, commercil paper, Surat Berharga Pasar Uang (SPBU), dan lainnya. Investasi
juga dapat dilakukan di pasar modal, misalnya, pasar saham, obligasi, warrant, opsi,
dan sebagainya.
2. Investasi pada real asset yang dilakukan dengan pembelian aset produktif, pendirian
pabrik, pembukaan pertambangan, perkebunan, dan sebagainya.
Ada beberapa prinsip dasar transaksi menurut syariah dalam investasi keuangan yang
ditawarkan, menurut Pontojowinoto (2003) sebagai berikut.4

1 Rangkuti,Freddy. 2000. Manajemen Persediaan. Jakarta: Pt Raja Grafindo Persada


2 Andi Prasetiyo, Hubungan Investasi dan Tingkat Likuiditas di Bank Perkreditan Rakyat
Syariah, (Jakarta: Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Jurusan Muamalat, 2006)
3 Ibid
2
1. Transaksi dilakukan atas harta yang memberikan nilai manfaat dan menghindari setiap
transaksi yang zalim.
2. Uang sebagai alat pertukaran bukan komoditas perdagangan yang fungsinya adalah
sebagai alat pertukaran.
3. Setiap transaksi harus transparan, tidak menimbulkan kerugian atau unsur penipuan
disalah satu pihak, baik secara sengaja maupun tidak sengaja.
4. Risiko yang mungkin timbul harus dikelola sehingga tidak menimbulkan resiko yan
besar atau melebihi kemampuan menangung risiko.
5. Dalam islam, setiap transaksi mengharapkan hasil harus bersedia menangung resiko.
6. Menejemen yang diterapkan adalah menejemen Islami yang tidak mengandung unsur
spekulatif dan menghormati hak asasi manusia serta menjaga lestarinnya lingkungan
hidup.
Dalam berinvestasi, Allah swt. dan Rasul-Nya memberikan petunjuk dan rambu-
rambu pokok yang di ikuti oleh setiap muslim yang beriman. Di antara rambu-rambu (Satrio,
2005) tersebut adalah sebagai berikut.
a. Terbebas dari Unsur Riba
b. Terhindar dari Unsur Gharar
c. Terhindar dari Unsur Judi
d. Terhindar dari Unsur Haram
e. Terhindar dari Unsur Syubhat
Kemudian ada beberapa prinsip-prinsip islam dalam muamalah yang harus diperhatikan
oleh pelakku investasi syariah islam (pihak terkait) adalah sebagai berikut:
1. Tidak mencari rezeki pada hal yang haram,baik dari segi zatnya maupun cara
mendapatkannya,serta tidak menggunakan untuk hal-hal yang haram.
2. Tidak menzolimi dan tidak dizolimi
3. Keadilan pendistribusian kemakmuran
4. Transaksi dilakukan atas dasar ridha
5. Tidak ada usur riiba, maysir (perjudian/spekulasi), dan gharar (keidak jelasan/samar-
samar)
Investasi yang menjanjikan hasil yang tetap dalam jangka waktu tertentu tanpa
menanggung risiko apa pun cukup menggiurkan. Hal ini tentu saja menimbulkan potensi

4 Andi Prasetiyo, Hubungan Investasi dan Tingkat Likuiditas di Bank Perkreditan Rakyat
Syariah, (Jakarta: Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Jurusan Muamalat, 2006)
3
ketidakadilan dan kezaliman, dimana pengusaha harus membayar kepada para investor
walaupun sedang mengalami kerugian dalam usahanya. 5
Sebaliknya, investor harus rela menerima bagian yang sudah disepakati walaupun
keuntungan yang didapat oleh pengusaha berkali lipat jumlahnya. Namun demikian, perlu
dipahami dengan baik, bahwa ketidakadilan bukan satu-satunya penentu halal dan haram
dalam persoalan riba. Karena walaupun kedua pihak (investor dan pengusaha) menyatakan
suka rela, tetap tidak membuat hal itu menjadi halal. Kontrak investasi dalam Islam
dikategorikan sebagai kontrak amanah, yaitu kedua pihak dihukumkan sebagai rekan bisnis
yang saling membantu (pembagian untung dan rugi) berdasarkan modal dari keduanya atau
kita kenal dengan musyarakah. Artinya, tidak ada pihak yang menjadi penjamin atas pihak
yang lainnya. Keputusan Majma Fiqh Al-Islami menyebutkan, “Investasi apa pun yang
menjadikan pihak pengusaha (mudharib) memberikan keuntungan dengan kadar tertentu
kepada investor, maka hal itu adalah haram. Karena sifat investasi telah berubah menjadi
elemen pinjaman dengan janji keuntungan riba”.
Kaidah mendasar dalam sebuah investasi, sepertimana yang dimuat dalam kitab Al-
Qawaid Al-Fiqhiyyah menyatakan: “bahwa keuntungan adalah melalui menanggung risiko
yang ada”. Dalam kaidah yang lain: “Siapa saja yang hendak mendapatkan manfaat dari
sesuatu, maka harus baginya menanggung risikonya” (Durar Al-Ahkam Sharh Majallah Al-
Ahkam).
Kesimpulannya, Investasi apapun bentuknya dalam Islam mewajibkan bahwa kerugian
dan keuntungan hendaknya menjadi tanggung jawab dan hak kedua pihak maka investasi
seperti ini yang di perbolehkan.

2. Penilaian Investasi
Ada beberapa metode penilaian investasi yang bisa dipakai untuk menentukan apakah
suatu investasi layak atau tidak layak dilakukan sebuah perusahaan. Masing-masing metode
mempunyai kelebihan dan kelemahan. Metode yang dipakai tergangung dari kebutuhan tiap-
tiap perusahaan. Metode yang mana yang cocok untuk digunakan oleh perusahaan. Dalam
mengukur sebuah investasi sebaiknya tidak hanya mengandalkan satu metode saja,
menggunakan beberapa metode sekaligus lebih baik. Semakin banyak metode yang dipakai,
maka akan semakin banyak gambaran yang lebih lengkap. Informasi yang didapat lebih

5 Ibid
4
banyak. Sehingga keputusan investasi bisa lebih tertarget dan menghasilkan keuntungan yang
maksimal. Beberapa metode yang umum dipakai perusahaan adalah sebagai berikut : 6
a. Metode Net Present Value (NPV)
Metode penilaian investasi net present value (NPV) adalah selisih antara nilai
sekarang dari investasi dengan nilai sekarang dari penerimaan uang kas bersih dimasa
mendatang. Dalam perhitungan net present value diperlukan data-data mengenai perkiaraan
biaya operasi dan pemeliharaan, biaya investasi dan prakiraan keuntungan dari investasi yang
sedang direncanakan. Keputusan dengan mengguanakan analisa NPV ini ada dua
kemungkinan.
a. Apabila selisih antara nilai sekarang dari arus kas lebih besar yang berarti nilai NPV
positif. Maka investasi tersebut layak untuk dijalankan.
b. Apabila selisih antara nilai sekarang dari arus kas lebih kecil yang berarti nilai NPV
negatif. Maka investasi tersebut tidak layak untuk dijalankan.
Kelebihan Analisa Metode Net Present Value.
1. Nilai waktu dari uang turut diperhitungkan
2. Nilai sisa proyek/investasi turut diperhitungkan
3. Arus kas selama masa investasi proyek turut diperhitungkan
Kekurangan Analisa Metode Net Present Value
1. Apabila proyek mempunyai nilai investasi yang beda, dan jangka waktu yang juga
berbeda. Maka nilai NPV yang lebih tinggi belum tentu menunjukkan investasi
tersebut lebih baik
2. Manajer keuangan harus bisa menghitung tingkat biaya modal selama masa investasi
3. Kelayakan investasi tidak hanya dipengaruhi oleh besar kecilnya arus kas. Faktor
usia lamanya investasi juga bisa mempengaruhi.

2. Metode Payback Period (PP)


Analisa metode penilaian investasi payback period adalah sebuah metode untuk
mengetahui kapan waktu kembalinya dana investasi yang telah dikeluarkan. Payback period
mengukur lamanya dana investasi yang dikeluarkan perusahaan akan kembali seluruhnya
seperti awal mula. Dengan analisa metode payback period akan diketahui berapa lama sebuah
investasi bisa dikembalikan ketika terjadi kondisi BEP (break even point) atau titik impas.
Perhitungan metode ini diakukan dengan menghitung periode waktu yang dibutuhkan ketika

6 Napa J. Awat.1999. Manajemen Keuangan Pendekatan Matematis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

5
jumlah arus kas yang masuk sama dengan jumlah arus kas yang keluar.
Secara umum, apabila hasil payback periode menunjukkan periode pengembalian
yang lebih cepat. Maka investasi tersebut layak untuk dijalankan. Begitu juga sebaliknya,
apabila payback period menunjukkan periode pengembalian yang lebih lama. Maka investasi
tersebut tidak layak untuk dijalankan. Apabila ada lebih dari satu jenis investasi yang
ditawarkan, periode pengembalian yang paling singkat yang seharusnya dipilih. Analisa
metode payback period hanya disarankan untuk memperoleh tambahan informasi mengenai
kecepatan waktu pengembalian dana yang akan diiinvestasikan. Seperti perusahaan teknologi
contohnya handphone yang setiap bulan bahkan muncul produk baru yang membuat produk
sebelumnya menjadi usang. Padahal masih baru.
Kelebihan Payback Period
1. Payback period memberi informasi tentang kapan lamanya dana investasi akan
kembali.
2. Payback period memberi informasi tentang jangka waktu break even poin
3. Payback period bisa menjadi alat pertimbangan sebuah resiko. Semakin pendek
payback period, semakin kecil resiko kerugian. Begitu juga sebaliknya.
4. Payback period bisa membandingkan dua jenis investasi yang mempunyai return dan
resiko yang sama dengan hanya melihat lamanya tempo pengembalian atas investasi.
Payback period yang lebih pendek itulah yang disarankan untuk dipilih.
5. Dampak investasi yang berhubungan dengan masalah likuiditas perusahaan bisa
diminialisir.
Kekurangan Payback Period
1. Payback period mengabaikan proceeds atau penerimaan investasi yang diperoleh
setelah masa payback period tercapai.
2. Payback period tidak memperhitungkan nilai waktu dari uang (value of money)
3. Payback period tidak memiliki informasi tentang tambahan value yang bisa diterima
perusahaan.
4. Payback period hanya mengukur rentang waktu kembalinya dana investasi. Tidak
menganalisa keuntungan investasi/proyek pembangunan yang sudah direncanakan.

c. Metode Profitability Index (PI)


Analisa metode penilaian investasi profitability index (PI) membandingkan antara
nilai arus kas dimasa mendatang dengan nilai pengeluaran investasi yang sekarang.
Profitability index dikenal juga dengan nama profit investment ratio (rasio laba investasi) dan
6
value investment ratio (rasio investasi nilai). Apabila profitability Index hasilnya lebih besar
dari 1, Investasi tersebut layak untuk diambil. Semakin besar angkanya, maka investasi
tersebut semakin layak.
Kelebihan Profitability Index
1. Profitability index memberikan informasi persentase arus kas dimasa mendatang
dengan aliran kas awal (cash initial)
2. Profitability index memperhitungkan biaya modal (cost of capital)
3. Profitability index memperhitungkan semua arus kas
4. Profitability index memperhatikan nilai waktu dari uang (time value of money)
Kekurangan Profitability Index
1. Profitability index tidak menginformasikan tentang return suatu proyek investasi
2. Profitability index tidak memiliki infomasi tentang resiko investasi
3. Tidak menginformasikan apakah sebuah investasi memberikan keuntungan bagi
perusahaan
4. Untuk menghitung profitability index dibutuhkan biaya modal

d. Metode Average Rate of Return (ARR)


Metode penilaian investasi average rate of return ini menilai seberapa besar
keuntungan dari sebuah investasi. Keuntungan yang dimaksud adalah laba bersih setelah
pajak yang dibandingkan dengan nilai rata-rata dari investasi. Jadi ARR diukur dari laba
perusahaan. Bukan arus kas investasi perusahaan. Apabila hasil perhitungan angka ARR lebih
besar daripada tingkat return yang diisyaratkan. Maka investasi ini layak untuk lakukan.
Namun apabila yang terjadi sebaliknya, maka investasi tersebut tidak layak untuk dijalankan.
Kelebihan Average Rate of Return
1. Metode ARR menggunakan data-data akuntansi yang telah tersedia. Tidak diperlukan
tambahan perhitungan
2. Sebagai alat ukur bahwa investasi baru tidak berpengaruh negatif terhadap laba
perusahaan.
3. Mudah dimengerti. Sangat sederhana. Cukup dengan melihat laporan laba rugi
perusahaan.
Kekurangan Average Rate of Return
1. Metode ARR mengabaikan nilai waktu dari uang (time value of money)
2. Pendekatan yang digunakan jangka pendek. Angka-angka yang digunakan saat ini bisa
menyesatkan diwaktu yang akan datang
7
3. Terlalu memfokuskan pada nominal laba akuntansi. Mengabaikan aliran arus kas dari
investasi yang dijalankan.
4. Jangka waktu investasi tidak diperhitungkan.

e. Metode Internal Rate of Return (IRR)


Analisa metode penilaian Internal Rate of Return (IRR) adalah metode analisa
investasi dengan menghitung tingkat suku bunga yang menyamakan present value (nilai
sekarang) investasi saat ini dengan present value dari penerimaan arus kas dimasa yang akan
datang. Metode IRR ini mungkin metode yang paling sering dilakukan. Mungkin karena
mudah digunakan dan banyak yang beranggapan dan percaya bahwa perhitungan IRR adalah
hitungan yang menunjukkan tingkat return yang sebenarnya.
Kelebihan Internal Rate of Return
1. Metode IRR tidak mengabaikan nilai waktu dari uang
2. Dasar perhitungan menggunakan aliran arus kas.
3. Tidak berefek pada aliran arus kas selama periode investasi
4. Hasil perhitungan dalam bentuk prosentase. Pengambilan keputusan investasi bisa
membuat prakiraan apabila discount rate tidak diketahui.
5. Metode IRR lebih mengutamakan cash initial atau kas awal daripada arus kas
belakangan
Kekurangan Internal Rate of Return
1. Membutuhkan perhitungan biaya modal yang menjadi batas terbawah dari nilai yang
kemungkinan bisa dicapai
2. Perhitungan IRR lebih rumit dibandingan metode yang lain. Harus trial and
error apabila tidak menggunakan software.
3. Tidak dapat membedakan antara proyek/investasi yang memiliki perbedaan dalam
ukuran dan keadaan investasi.
4. Dalam perhitungan bisa menghasilkan hasil IRR ganda atau bahkan tidak
menghasilkan nilai IRR sama sekali.

2. Teori Investasi
Perhitungan Investasi harus konsisten dengan perhitungan pendapatan nasional. Yang
dimasukkan dalam perhitungan investasi adalah barang modal, bangunan / kontruksi, maupun
persediaan barang jadi yang masih baru. Investasi merupakan konsep aliran (flow concept),
karena dihitung selama satu internal periode tertentu. Tetapi investasi akan memengaruhi
8
jumlah barang modal yang tersedia (capital stock) pada satu periode tertentu. Adapun
penjelasannya sebagai berikut:7
1. Investasi Dalam Bentuk Barang Modal Dan Bangunan
Yang tercangkup dalam invesatasi barang modal (capital goods) dan bangunan
(construction) adalah pengeluaran – pengeluaran untuk pembelian pabrik-pabrik, mesin-
mesin, peralatan-peralatan produksi dan bangunan-bangunan atau gedung-gedung yang
baru. Karena daya tahan barang modal dan bangunan pada umumnya lebih dari setahun,
seringkali investasi ini disebut sebagai investasi dalam bentuk harta tetap (fixed
investment).
2. Investasi persediaan
Berdasarkan pertimbangan, perusahaan seringkali harus memproduksi lebih banyak
daripada target penjualan. Misalnya, sebuah pabrik mobil menargetkan penjualan tahun
2.000 adalah 50.000 unik. Tidaklah berarti produksinya harus 50.000 unit juga. Umumnya
produksinya melebihi tingkat penjualan. Sebut saja 60.000 unit. Selisih 10.000 unit
merupakan persediaan, untuk mengatisipasinya berbagai kemungkinan. Tentu saja
investasi persediaan diharapkan meningkatkan penghasilan / keuntungan.
Minimal ada 4 kriteria investasi yang digunakan dalam praktik, yaitu : 8
1. Payback Period
Payback period (periode pulag pokok) adalah waktu yang dibutuhkan agar investasi yang
direncanakan dapat dikembalikan, atau waktu yang dibutuhkan untuk mencapai titik impas.
Jika waktu yang dibutuhkan makin pendek, proposal investasi dianggap makin baik.
Kendatipun kita harus mempertimbangkan criteria payback ini. Sebab, ada investasi yang
baru menguntungkan dalam jangka panjang (>5 tahun).
2. Benefit / cost ratio (B/C Ratio)
B/C Ratio mengukur mana yang lebih besar, biaya yang dikeluarkan disbanding hasil
output yang diperoleh. Biaya yang dikeluarkan dinotasikan sebagai C (Cost). Output yang
dihasilkan sebagai B (benefit). Jika nilai B/C sama dengan 1 maka B = C yang dihasilkan
sama dengan biaya yang dikeluarkan.
3. Net Present Value (NPV)
Keuntungan lain dengan menggunakan metode diskonto adalah kita dapat langsung
menghitung selisih nilai sekarang dari biaya total dengan penerimaan total bersih. Selisih

7 Rangkuti,Freddy. 2000. Manajemen Persediaan. Jakarta: Pt Raja Grafindo Persada


8 Ibid

9
inilah yang disebut net present value. Suatu proposal investasi akan diterima jika NPV > 0,
sebab nilai sekarang dari permintaan total lebih besar daripada nilai sekarang dari biaya
total.
4. Internal Rate of return ( IRR )
Internal rate of return ( IRR ) adalah nilai tingkat pengembalian investasi, dihirung pada
saat NPV sama dengan nol. Jika pada saat NPV = 0, nilai IRR = 12%, maka tingkat
pengembalian investasi adalah 12%. Keputusan menerima atau menolak rencana investasi
dilakukan berdasarkan hasil perbandingan IRR dengan tingkat pengembalian investasi
yang di inginkan (r). jika r yang diinginkan adalah 15%, sementara IRR hanya 12%,
proposal invastasi ditolak. Begitu juga sebaliknya.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Investasi
a. Tingkat pengembalian Yang Diharapkan ( Expected Rate Of Return )
Kemampuan perusahaan menentukan tingkat investasi yang diharapkan, sangat
dipengaruhi oleh kondisi internal dan eksternal perusahaan.
1. Kondisi Internal Perusahaan
Kondisi internal adalah factor-faktor yang berada di bawah control perusahaan,
misalnya tingkat efisiensi, kualitas SDM dan teknologi yang digunakan. Ketiga
aspek tersebut berhubungan positif dengan tingkat pengembalian yang diharapkan.
Artinya, makin tinggi tingkat efisiensi, kualitas SDM dan teknologi, maka tingkat
pengembalian yang diharapkan makin tinggi.
2. Kondisi Eksternal Perusahaan
Kondisi eksternal yang perlu dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan akan
investasi terutama adalah perkiraan tentang tingkat produkdi dan pertumbuhan
ekonomi domestic maupun internasional. Jika diperkirakan tentang masa depan
ekonomi nasional maupun dunia bernada optimis, biasanya tingkat investasi
meningkat, karena tingkat pengembalian investasi dapat dinaikkan.
Selain perkiraan kondidi ekonomi, kebijakan yang ditempuh pemerintah juga dapat
menentukan tingkat investasi. Kebijakan menaikkan paak, misalnya, diperkirakan
akan menurunkan tingkat permintaan akan agregat. Akibatnya tingkat investasi akan
menurun. Factor sosial politik juga menentukan gairah investasi, jika sosial-politik
makin stabil, investasi umumnya juga meningkat. Demikian pula factor keamanan
(kondisi keamanan Negara).

10
b. Biaya investasi
Yang paling menentukan tingkat biaya investasi adalah tingkat bungan pinjaman ; makin
tinggi tingkat bunganya, maka biaya investasi makin mahal. Akibatnya minat berinvestasi
makin menurun. Namun , tidak jarang,walaupun tingkat bunga pinjaman rendah, minta
akan investasi tetap rendah. Hal ini disebabkan biaya tota investasi masih tinggi. Factor
yang mempengaruhi terutama adalah masalah kelembagaan.
c. Marginal efficiency of capital (MEC), tingkat bunga, dan marginal efficieny of investment
(MEI)
1. Marginal efficiency of capital (MEC),Invetasi, dan tingkat bunga
Yang dmaksud dengan marginal efficiency of capital (MEC) atau efisiensi modal
marjinal (EMM) adalah tingkat pengembalian yang di harapkan (expected rate of
return) dari setiap tambahan barang modal.
2. Marginal efficiency of capital (MEC) dan marginal efficiency of investment (MEI)
Sama halnya dengan kurva permintaan akan investasi, kurva MEC secara nasional
dapat di turunkan dengan menjumlahkan secara horizontal kurva-kurva MEC dari
perusahaan-perusahaan yang ada dalam perekonimian tetapi ada beberapa ekonom
yang tidak sependapatan dengan cara penurunan kurva MEC. Padahal jika permintaan
barang akan modal secara nasional meningkat, logikanya tingkat bunga akan naik.
Akibatnya kenaikan permintaan akan investasi tidak sebesar lurva MEC . kurva yang
lebih relevan adalah kurva yang marginal efficiency of investment (MEI) atau efisiensi
investasi marginal (EIM)
Jadi,dapat disimpulkan bahwa Investasi (Penanaman Modal) adalah pengeluaran atau
perbelanjaan penanam-penanam modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang
modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan
memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian.
Investasi atau pembentukan modal merupakan komponen kedua yang menentukan
tingkat pengeluaran agregat.Dan Dalam Undang-undang No. 1 Tahun 1967 ditegaskan
bahwa Pengertian penanaman modal asing di dalam Undang-undang ini hanyalah
meliputi penanaman modal asing secara langsung yang dilakukan menurut atau
berdasarkan ketentuan-ketentuan Undang-undang ini dan yang digunakan untuk
menjalankan perusahaan di Indonesia, dalam arti bahwa pemilik modal secara
langsung menanggung risiko dari penanaman modal.

11
3. Tipe Investasi
Pada saat seorang pebisnis atau pihak yang memiliki kelebihan dana ingin berinvestasi
mereka dapat memilih serta memutuskan tipe aset keuangan seperti apa yang akan dipilihnya.
Dalam hal ini ada dua tipe investasi yang dapat dipilihnya, yaitu investasi langsung dan
investai tidak langsung adapun penjelasannya sebagai berikut: 9
a. Investasi Langsung
Investasilangsung (direct investment) yaitu mereka yang memiliki dana dapa langsung
berinvestasi dengan cara langsung membeli aset keuangan dari suatu perusahaan yang
dapat dilakukan baik melalui perantara maupun cara lainnya.
a) Investasi Langsung yang Tidak Dapat Diperjualbelikan.
1) Tabungan
2) Deposito
b) Investasi Langsung yang Dapat Diperjualbelikan
1) Invetasi langsung di pasar uang.
a. Treasury bill atau T-bill (uang treasuri)
b. Deposito yang dapat dinegosiasikan
c. Invetasi langsung di pasar modal
d. Surat-surat berharga pendapatan tetap (fixed income securities)
2) Obligasi treasuri (treasury bond atau T-bond)
3) Federal agency securities
4) Obligasi daerah (municipal bond)
5) Obligasi perusahaan (corporate bond)
6) Obligasi konversi (convertible bond)
7) Saham-saham (equity securitie)
8) Saham preferen (preffered stock)
9) Saham biasa (common stock)
c) Investasi langsung di pasar tuunan
1) Kontrak Opsi
a) Waran (warrant)
b) Opsi jual (put option)
c) Opsi beli (call option)
2) Kontrak future

9 Weston,Fred. Thomas E. Copeland.1996. Manajemen Keuangan edisi ke-8. Jakarta: Penerbit


Erlangga
12
b. Investasi Tidak Langsung
Investasi tidak langsung (indirect investment) terjadi ketika pihak yang memiliki
kelebihan dana dapat melakukan keputusan investasi namun tidak tidak terlibat secara
langsung, atau cukup dengan membeli asset keuangan dalam bentuk saham atau obligasi.
Mereka yang melakukan kebijakan investasi tidak lagsung umumnya cenderung tidak terlibat
dalam pengambilan keputusan penting pada suatu perusahaan. Contohnya, mereka biasanya
membeli saham dan obligasi yang dijual di pasar modal melalui perusahaan investasi atau
perantara (agent). Perantara tersebut nantinya akan mendapatkan sejumlah keuntungan yang
dianggap sebagai upah jasa (fee). Sementara itu, perusahaan investasi adalah perusahaan
yang menyediakan jasa keuangan dengan cara menjual sahamnya ke publik dan menggunakan
dana yang diperoleh untuk diinvestasikan ke dalam portofolionya.

B. WAKTU
1. Nilai Waktu
Makin tinggi jumlah dan kualitas investasi, biasanya tenggang waktunya makin
panjang. Misalnya sebuah restoran yang ingin memperbesar usahanya dengan membeli
gedung baru, dll membutuhkan tempo kurang dari satu tahun untuk menghasilkan. Tetapi
investasi dalam bentuk pendirian sebuah pabrik mobil, akan membutuhkan tenggang waktu
sekitar lima tahun. Hal tersebut merupakan pertimbangan pokok dari keputusan investasi
yaitu berapa nilai sekarang (present value) dari uang yang akan diperoleh dimasa
mendatang atau berapa nilai uang dimasa mendatang (future value) dari jumlah yang
diinvestasikan.10
Adapun nilai dari uang tersebut adalah :11
a. Nilai sekarang (present value)
Misalkan, terjadi tawaran sebuah rencana usaha dengan investasi awal sebesar Rp 100
juta. Berdasarkan proposal, lima tahun kemudian nilai nominal uang yang diperoleh
adalah Rp161 juta. Yang menjadi pertanyaannya adalah apakah nilai Rp161 juta lima
tahun mendatang itu lebih besar daripada Rp100 juta saat ini?. Lalu, bagaimana kita
mengetahui nilai sekarang dari Rp161 juta tersebut?
Hal tersebut sangat dipengaruhi oleh tingkat pengembalian investasi (investment return)
yang diharapkan. Misalnya kita harus meminjam uang dibank dengan bunga pinjaman

10 Rangkuti,Freddy. 2000. Manajemen Persediaan. Jakarta: Pt Raja Grafindo Persada


11 Ibid
13
15% pertahun. Setidaknya kita mengharapkan pengembalian 15% pula. Karena itu nilai
Rp161 juta harus dideflasikan 15% pertahun (angka 15% dikenal sebagai faktor
diskonto atau discount factor).
Jika nilai sekarang dari Rp161 juta yang akan diterima lima tahun mendatang
dinotasikan dengan V, nilai Rp161 juta adalah X, waktu adalah t, dan faktor diskonto
adalah r, maka perhitungan yang digunakan untuk menentukan proposal akan ditolak
atau tidak adalah dengan rumus matematika sederhana, sbb :
V= X
(1+r)t
Dengan menggunakan rumus tersebut, maka :
V= X
(1+r)t
V= 161
(1+0,15)5
V= 161
(1,15)5

V= 161
2,01
V = 80,1
Nilai sekarang dari Rp161 juta akan diterima lima tahun mendatang adalah Rp80,1 juta.
Karena nilainya lebih kecil dari Rp100 juta (investasi awal), maka proposal tersebut
ditolak. Karena tingkat pengembalian lebih kecil dibandingkan dengan tingkat bunga
pinjaman.
Jika nilai Rp161 juta lima tahun mendatang dinotasikan dengan Z t sedangkan investasi
awal dengan Z0 maka :
Zt = Z0 (1+r)t
161 = 100(1+r)5
Log 161 = log100+5log(1+r)
2,2068 = 2,000+5log(1+r)
5log(1+r) = 2,2068
Log(1+r) = 0,0414
Anti log(1+r) =1,10;r=0,1 atau 10%

14
Tingkat pengembalian investasi hanya 10% pertahun, lebih kecil dibandingkan biaya
bunga pinjaman yang 15% pertahun.

b. Nilai Masa Mendatang (future value)


Sekalipun dilihat dari sudut pandang yang berbeda dengan nilai sekarang, keputusan yang
dihasilkan akan tetap sama. Jika nilai Rp161 juta lima tahun mendatang adalah lebih besar
daripada nilai masa mendatangyang diharapkan, proposal diterima dan begitu juga
sebaliknya.
Jika investasi awal dinotasikan dengan A, nilai masa mendatang yang diharapkan adalah F,
waktu adalah t, dan tingkat pengembalian investasi yang diharapkan ≥15%, maka :
F = A (1+r)t
F = 100 (1+0,15)5
= 100 (2,01)
= 201
Nilai mendatang (lima tahun mendatang) yang diharapkan dari investasi saat ini adalah
minimal Rp201 juta. Sedangkan yang ditawarkan proposal usaha hanya Rp161 juta, karena
tingkat pengembalian investasi yang dihasilkan hanyalah 10%. Proposal ditolak. 12

2. Kriteria Investasi
Ada beberapa alat bantu atau kriteria-kriteria tertentu untuk memutuskan diterima atau
ditolaknya rencana investasi. Hal tersebut disebut investment criteria. Minimal ada empat
kriteria investasi yang digunakan dalam praktik, yaitu :13
a. Payback period (periode pulang pokok)
Adalah waktu yang dibutuhkan agar investasi yang direncanakan dapat dikembalikan,
atau waktu yang digunakan untuk mencapai titik impas. Jika waktu yang dibutuhkan
makin pendek, proposal investasi dianggap makin baik.
b. Benefit/Cost Ratio (B/C Ratio)
Mengukur mana yang lebih besar antara biaya yang dikeluarkan dengan hasil yang
diperoleh. Biaya yang dikeluarkan dinotasikan dengan C (cost), output yang dihasilkan
dinotasikan dengan B (benefit), maka :
1) Jika B/C=1, maka B = C, output yang dihasilkan sama dengan biaya yang
dikeluarkan.

12 Rangkuti,Freddy. 2000. Manajemen Persediaan. Jakarta: Pt Raja Grafindo Persada


13 Ibid
15
2) Jika B/C<1 artinya="" biaya="" dari="" dihasilkan="" dikeluarkan.="" kecil=""
lebih="" o:p="" output="" yang="">
3) Jika B/C>1 yang artinya output yang dihasilkan lebih besar dari pada biaya yang
dikeluarkan. Barulah proposal investasi diterima.
c. Net Present Value (NPV)
Merupakan selisih nilai sekarang dari biaya total dengan penerimaan total bersih. Suatu
proposal investasi akan diterima jika NPV>0. Sebab nilai sekarang dari penerimaan
total lebih besar daripada nilai sekarang dari biaya total.
d. Internal Rate of Return (IRR)
Adalah nilai tingkat pengembalian investasi, dihitung pada saat NPV=0. Jika saat
NPV=0, nilai IRR=12%. Keputusan menerima atau menolak rencana investasi
dilakukan berdasarkan hasil perbandingan IRR dengan tingkat pengembalian investasi
yang diinginkan (r). Jika r yang diinginkan 15% sedangkan IRR hanya 12%, maka
proposal investasi ditolak, begitu juga sebaliknya.

16
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pengertian Investasi adalah penanaman aset atau dana yang dilakukan oleh sebuah
perusahaan atau perorangan untuk jangka waktu tertentu demi memperoleh imbal balik yang
lebih besar di masa depan. Ada banyak hal yang terlibat dalam aktivitas ini, dan beberapa di
antaranya adalah jumlah dana dan tujuan dari investasi itu sendiri.
Investasi Syariah adalah aturan dalam menjalankan kehidupan yang baik dan
sempurna, dengan memelihara hubungan sesama manusia dan alam yang semuanya di
lakukan dalam rangka menjalin hubungan baik dengan tuhan. investasi syariah adalah
kegiatan pengembangan uang melalui Berbagai sumber daya dengan motivasi untuk
mendapatkan ke untugan yang sejalan dengan perinsip syariah islam. syariah islam dalam
konteks agama memang di syar’ikan berdasarkan ke tentuan islam. walaupun demikian,
penerapan bersifat universal, artinya siapapun dapat memamfaatkakn perinsip syariah dalam
menjalankan berbagai aspek kehidupannya, terutama terkait topik ini yaitu investasi
Perhitungan Investasi harus konsisten dengan perhitungan pendapatan nasional. Yang
dimasukkan dalam perhitungan investasi adalah barang modal, bangunan / kontruksi, maupun
persediaan barang jadi yang masih baru. Investasi merupakan konsep aliran (flow concept),
karena dihitung selama satu internal periode tertentu
Makin tinggi jumlah dan kualitas investasi, biasanya tenggang waktunya makin
panjang. Misalnya sebuah restoran yang ingin memperbesar usahanya dengan membeli
gedung baru, dll membutuhkan tempo kurang dari satu tahun untuk menghasilkan. Tetapi
investasi dalam bentuk pendirian sebuah pabrik mobil, akan membutuhkan tenggang waktu
sekitar lima tahun. Hal tersebut merupakan pertimbangan pokok dari keputusan investasi
yaitu berapa nilai sekarang (present value) dari uang yang akan diperoleh dimasa mendatang
atau berapa nilai uang dimasa mendatang (future value) dari jumlah yang diinvestasikan.

B. SARAN
Dengan segala penyajian makalah yang masih jauh dari kata sempurna, pemakalah
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah-makalah
selanjutnya. Terimakasih.

17
DAFTAR PUSTAKA

Andi Prasetiyo, Hubungan Investasi dan Tingkat Likuiditas di Bank Perkreditan Rakyat
Syariah, (Jakarta: Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Jurusan Muamalat, 2006)
Weston,Fred. Thomas E. Copeland.1996. Manajemen Keuangan edisi ke-8. Jakarta: Penerbit
Erlangga
Napa J. Awat.1999. Manajemen Keuangan Pendekatan Matematis. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama
Rangkuti,Freddy. 2000. Manajemen Persediaan. Jakarta: Pt Raja Grafindo Persada

18

Anda mungkin juga menyukai