Anda di halaman 1dari 15

RESIKO DALAM INVESTASI

Tugas Ini Di Buat Untuk Memenuhi Mata Kuliah Pada Program Studi Ekonomi Syariah
Universitas Islam An-Nur Lampung

Oleh
Nama :
1. Eko Maimawanto (1927102010274)
2. Nando Giofani Bimasakti (1927102010236)
3. Legiman (1927102010243)
4. Muhammad Nastain (1927102010228)
5. Rudi Hartono (1927102010283)
6. Abdul Aris Aziz (1927102010249)
7. Didi Arwadi (1927102010244)
8. Banun Achmad Al Muzaki (1927102010285)
9. Mulyono (1927102010261)
10. Ahmad Dede Yusuf (1927102010264)

Dosen Pengampu : Dr. Tamyis, M.Pd


Program Studi : Ekonomi Syariah

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM AN-NUR LAMPUNG
1442 H / 2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Rasa syukur atas rahmat dan karunia-Nya
yang tiada terhitung jumlahnya. Shalawat dan salam, semoga terus dilimpahkan kepada Nabi
dan Rasul akhir zaman, Muhammad yang telah menyampaikan risalah ilahiah dan yang telah
mengajarkan ilmu tauhid kepada umat manusia. Sehingga melepaskan kejahiliyahan menuju
ke zaman terang benderang.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh
dosen mata kuliah. Makalah ini ditulis dari penyusunan materi-materi yang berkaitan dengan
” RESIKO DALAM INVESTASI ”.
Sesungguhnya makalah ini masih banyak kekurangan serta jauh dari kata sempurna.
Untuk perbaikan dan penyempurnaan makalah ini, dinantikan masukan tulus dan kritis dari
para pembaca. Semoga makalah ini bermanfaat adanya, dan dapat memberikan sumbangsih
pengetahuan tersendiri.

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ......................................................................................................i
DAFTAR ISI ....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .....................................................................................1
B. Rumusan Masalah ................................................................................2
C. Tujuan Penulisan ..................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Investasi Syariah .....................................................................4
B. Definisi Resiko Investasi ......................................................................4
C. Resiko Investasi Syariah ......................................................................5
D. Manfaat Investasi Syariah .....................................................................6
E. Prinsip – Prinsip Investasi Syariah ......................................................7

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ...........................................................................................8
B. Saran .....................................................................................................8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang
dilakukan pada saat ini, dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan di
masa yang akan datang (Tandelilin, 2007:2). Istilah investasi dapat berkaitan
dengan berbagi macam aktifitas, seperti menginvestasikan sejumlah dana
pada aset riil (tanah, mesin, atau bangunan), maupun aset finansial
(deposito, saham, ataupun obligasi) merupakan aktifitas yang sering dilakukan
investor. Seluruh aktifitas investasi yang dilakukan oleh investor akan melalui
kegiatan yang disebut proses investasi.

Untuk memahami proses investasi, seorang investor terlebih dahulu harus


mengetahui beberapa konsep dasar investasi yang akan menjadi dasar pijakan
dalam setiap pembuatan keputusan investasi yang dibuat. Hal mendasar dalam
proses pembuatan keputusan investasi adalah pemahaman hubungan antara
keuntungan yang diharapkan dan risiko suatu investasi. Hubungan risiko dan
keuntungan merupakan hubungan yang linear, dimana semakin besar keuntungan
maka semakin besar risiko yang akan ditanggung.

Investasi keuangan menurut syariah dapat dikaitkan dengan perdagangan atau


kegiatan usaha baik berbentuk produk aset ataupun jasa. Syariah memberikan
pengertian bahwa berinvestasi harus terkait langsung dengan suatu aset atau kegiatan
usaha yang menghasilkan manfaat. Saham yang dapat dibeli adalah saham-saham
yang sesuai dengan kriteria Dewan Syariah Nasional (DSN).

Adapun kaidah-kaidah syariah yang dapat dipenuhi dengan instrumen


saham adalah akad yang digunakan adalah musyarakah/mudharabah, revenue
atau hasil yang ditawarkan berupa bagi hasil bukan rate atau kupon, sedangkan
emiten adalah perusahaan halal dan Islam menurut DSN, semua akad pada
pasar perdana berbasis transaksi riil jelas bukan untuk membayar hutang, tidak boleh
spekulasi. Saham dapat diklasifikasikan kedalam dua jenis, yaitu saham
konvensional dan saham syariah.

Saham syariah menganut pada prinsip-prinsip syariah, sedangkan saham

1
konvensional tidak menganut prinsip-prinsip syariah. Saham konvensioanal tidak
memperhatikan apakah transaksi tersebut berbentuk spekulatif atau tidak dan
juga dengan instrumen yang ditransaksikan tidak melihat apakah sesuai dengan
syariat atau tidak. Investasi yang dilakukan bebas pada seluruh investor
dan didasarkan pada prinsip bunga.

Menurut Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia


(MUI) No.40/DSN–MUI/X/2003 tentang pasar modal dan pedoman umum penerapan
prinsip syariah dibidang pasar modal, mendefinisikan saham syariah merupakan
bukti kepemilikan atas suatu perusahaan yang memenuhi kriteria tidak
bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah.

Peristiwa dalam kehidupan sehari-hari terkadang menyimpang dari perkiraan


(expectation), ada yang menguntungkan ada pula yang merugikan. Wideman
mengatakan, ketidakpastian yang dapat menimbulkan kemungkinan menguntungkan
disebut dengan istilah peluang (opportunity),
Kerugian adalah suatu penyimpangan yang tidak diharapkan karena dapat mengandung
risiko. Risiko adalah ketidakpastian yang terjadi karena kurang atau tidak tersedianya
informasi yang cukup tentang yang akan terjadi. Risiko adalah suatu keadaan yang
dihadapi seseorang atau perusahaan dimana terjadi kemungkinan yang merugikan.
Kegiatan didalamnya juga mengandung risiko yang harus ditangani agar tidak
menimbulkan kerugian yang fatal. Untuk menangani risiko tersebut dapat dilakukan
dengan manajemen risiko.
Menurut Smith : 1990, manajemen risiko adalah proses identifikasi,
pengukuran, dan kontrol keuangan dari suatu risiko yang mengancam aset dan
penghasilan dari suatu perusahaan atau proyek yang bisa menimbulkan kerusakan atau
kerugian dalam perusahaan tersebut. Manajemen risiko adalah suatu cara untuk
mengorganisir suatu risiko yang nantinya akan dihadapi baik itu sudah diketahui
ataupun yang belum diketahui, juga yang tak terpikirkan dengan cara memindahkan
risiko kepada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi efek negatif dari risiko, dan
menampung baik sebagian atau semua konsekuensi risiko.

B. Rumusan masalah
1. Apakah definisi investasi syariah?

2
2. Apa pengertian resiko investasi?
3. Apa saja resiko investasi syariah?
4. Apakah manfaat investasi syariah?
5. Apa saja prinsip - prinsip investasi syariah?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi investasi syariah
2. Untuk menjelaskan mengenai resiko investasi
3. Untuk mengetahui resiko investasi syariah
4. Untuk mengetahui manfaat investasi syariah
5. Untuk mengetahui prinsip - prinsip investasi syariah

3
BAB II
PEMBAHASA
N

A. Definisi Investasi Syariah


Investasi syariah merupakan penanaman modal masyarakat dengan tujuan
untuk mendapatkan keuntungan sesuai dengan prinsip dan hukum Islam. Syariat
Islam inilah yang menjadi pembeda investasi jenis ini dengan investasi lainnya.
Prinsip hukum syariah dan operasional investasi berbasis syariah dinaungi oleh
Majelis Ulama Indonesia (MUI) lewat fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN).
Terkait investasi syariah, sekurang-kurangnya terdapat 29 fatwa DSN MUI
yang berhubungan dengan investasi syariah. Meskipun fatwa sifatnya tidak
mengikat, tetapi pada prakteknya fatwa DSN-MUI adalah salah satu rujukan dalam
mengembangkan pasar modal syariah Indonesia. Tiga (3) contoh fatwa DSN-
MUI yang menjadi dasar pengembangan investasi syariah adalah:
 Fatwa DSN-MUI Nomor 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman
Pelaksanaan Investasi Untuk Reksa dana Syariah.
 Fatwa DSN-MUI Nomor 40/DSN-MUI/X/2003 tentang Pasar
Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar
Modal.
 Fatwa DSN-MUI Nomor 80/DSN-MUI/III/2011 tentang Penerapan
Prinsip Syariah dalam Mekanisme Perdagangan Efek Bersifat
Ekuitas di Pasar Reguler Bursa Efek.
Secara khusus, investor yang akan memulai investasi syariah
diawali dengan melakukan akad investasi berupa akad kerja sama atau
musyarakah, sewa-menyewa atau ijarah, dan akad bagi hasil atau
mudharabah. Investasi syariah saat ini juga telah menyebar luas
keberbagai macam lembaga keuangan di bidang perbankan maupun non-
perbankan.

B. Definisi Resiko Investasi


Secara umum, risiko adalah tingkat ketidak pastian akan terjadinya sesuatu
atau tidak terwujudnya sesuatu tujuan, pada suatu kurun atau periode

4
waktu tertentu (time period). Risiko dapat di artikan sebagai
penyimpangan hasil (return) yang diperoleh dari rencana hasil (return) yang
diharapkan. Berbicara risiko investasi berarti kita menganalisis
kemungkinan tidak tercapainya hasil (keuntungan) yang diharapkan. Tidak
tercapainya hasil yang diharapkan menandakan terjadi penyimpangan atas hasil
yang diperoleh dibandingkan dengan hasil yang direncanakan
(diharapkan). Risiko ini terjadi karena keadaan waktu yang akan datang penuh
dengan ketidakpastian (uncertaintity).

Besarnya tingkat risiko yang dimasukkan dalam penilaian investasi akan


mempengaruhi besarnya hasil yang diharapkan oleh pemodal. Apabila
perusahaan memasukkan tingkat risiko yang tinggi pada suatu investasi yang
dianggarkan, maka pemodal yang akan menanamkan dananya pada investasi
tersebut mengharapkan hasil atau mensyaratkan hasil (requiredrate of return)
yang tinggi pula, dan terjadi sebaliknya. Hasil dan risiko (risk and return)
memiliki hubungan yang linier dan kebalikannya (highrisk, high return dan low
risk, low return).

Setiap bentuk investasi memiliki risiko yang besar kecilnya tergantung


pada banyak faktor. Semakin tinggi hasil yang diharapkan dari investasi tersebut,
semakin tinggi pula tingkat risikonya. Para investor sangat penting
memahami risiko tersebut sebelum melakukan investasi terhadap sebuah
instrument investasi. Risiko pada setiap instrument investasi tersebut dapat
diukur dan dikelola sehingga para investor terhindar dari kerugian yang besar.

C. Resiko Investasi Syariah


Risiko dan return merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Tujuan
investasi adalah memperoleh tingkat pengembalian tertentu (pada
umumnya setinggi mungkin). Dalam aktifitas ekonomi, setidaknya ada tiga hal
yang perlu dipertimbangkan seorang investor dalam menanamkan modalnya,
yaitu:

a. Tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return).

b. Tingkat risiko (rate of risk).

5
c. Ketersediaan jumlah dana yang akan di investasikan.

Apabila dana cukup tersedia, biasanya investor menginginkan


pengembalian yang maksimal dengan risiko tertentu. Dalam melakukan keputusan
investasi, khususnya pada sekuritas saham, return yang diperoleh berasal
dari dua sumber, yaitu dividen dan capital gain, sedangkan risiko
investasi saham tercermin pada variabilitas pendapatan (return saham) yang
diperoleh. Bisnis adalah keberanian mengambil risiko, sebab risiko selalu
terdapat dalam aktifitas ekonomi.

Risiko (risk) dalam hal ini harus dibedakan dengan ketidakpastian


(uncertainty). Keduanya merupakan istilah yang “serupa tapi tak sama”.
Keserupaan keduanya terletak pada pengertian mengenai adanya suatu kejadian
yang belum pasti di masa yang akan datang. Dalam istilah uncertainty,
ketidakpastian itu merujuk pada kejadian-kejadian yang tidak diharapkan yang
tidak diperkirakan (unexpected risk), sedangkan risiko dalam hal ini
dimaksudkan sebagai sesuatu yang dapat diperkirakan (expected risk).

Selanjutnya, perbedaan penting keduanya terletak pada estimasi atas


ketidakpastian tersebut. Unexpected risk dalam uncertainty kemungkinan
munculnya lebih dari satu, namun probabilitas kemunculannya tidak dapat
diketahui secara kuantitatif. Sedangkan dalam risiko, tingkat ketidakpastian itu
dapat diukur secara kuantitatif.

Berdasarkan kecenderungan para investor, perilaku preferensi investor


terhadap risiko secara garis besar dikategorikan menjadi tiga model yaitu:

1. Risk Seeking, yaitu mereka yang berani mengambil risiko tinggi


dengan harapan imbal hasil yang juga relatif tinggi “high risk highreturn”.

2. Risk Indifferent, yaitu mereka yang cukup berani mengambil risiko yang
moderat dengan imbal hasil yang moderat juga “medium risk medium return”.

3. Risk Averse, yaitu mereka yang hanya berani mengambil risiko dalam tingkat
yang relative rendah dengan imbal hasil yang relative rendah juga.

Dalam konsep syariah, sesungguhnya return ditentukan oleh Allah SWT


sedangkan manusia hanya wajib berikhtiar dan berdo’a serta bersyukur atas apa
yang telah diberikan oleh Allah SWT. Dalam investasi juga perlu
diperhatikan kehalalan asset investasi. Saham yang halal adalah saham
6
yang sudah mendapat screening dari pemerintah (BEI, DSN-MUI dan
OJK). Untuk itu investor dapat memilih investasi saham sesuai syariah dengan
melihat Jakarta Index(JII), dan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI). Selain
return, investor juga harus memperhatikan risiko dalam investasi. Dalam
konsep syariah risiko adalah sunnatullah, sebagaimana terdapat dalam Al-Qur’an
Surat Luqman ayat 34:

‫ْث َويَ ْعلَ ُم َما فِي اَأْلرْ َح ِام ۖ َو َما‬


َ ‫ِإ َّن هَّللا َ ِع ْن َدهُ ِع ْل ُم السَّا َع ِة َويُنَ ِّز ُل ْال َغي‬
ُ ‫ض تَ ُم‬
ۚ ‫وت‬ ٍ ْ‫ي َأر‬ ِّ ‫تَ ْد ِري نَ ْفسٌ َما َذا تَ ْك ِسبُ َغ ًدا ۖ َو َما تَ ْد ِري نَ ْفسٌ بَِأ‬
‫ِإ َّن هَّللا َ َعلِي ٌم َخبِي ٌر‬

“Sesungguhnya Allah, hanya


pada sisi-Nya sajalah
pengetahuan tentang
hari kiamat; & Dialah yang
menurunkan hujan, &
mengetahui apa yang
ada dalam Rahim. Dan tiada
seorangpun yang dapat
mengetahui (dengan

7
pasti) apa yang akan
diusahakannya besok. Dan
tiada seorangpun yang
dapat mengetahui dibumi
mana dia akan mati.
Sesungguhnya Allah maha
mengetahui lagi Maha
mengenal”. (QS.Luqman/
31:34).
“Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari
kiamat; & Dialah yang menurunkan hujan, & mengetahui apa yang ada dalam
Rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang
akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui
dibumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah maha mengetahui lagi Maha
mengenal”. (QS. Luqman/ 31: 34).

Secara tegas Allah SWT menyatakan bahwa tiada seorang pun di alam
semesta ini yang dapat mengetahui apa yang akan diperbuat, diusahakan, serta
kejadian apa yang akan terjadi pada hari esok. Oleh karena itu,tindakan
spekulasi dalam pasar modal tidak sesuai dengan ketentuan syariah. Syariah
juga membagi risiko menjadi 3 tingkatan, yaitu maisyir (speculative risks), gharar
(unnecessary risks), dan natural risk (allowancerisks).

D. Manfaat Investasi Syariah


1. Investasi yang halal
8
Investasi syariah merupakan investasi yang halal di mana seluruh
kegiatan investasi harus berpedoman pada prinsip dan syariat islam. Produk
investasi syariah akan menghindari riba serta aktivitas bisnis perusahaan yang
bertentangan dengan syariah. Untuk itu, dapat dipastikan bahwa investasi
syariah merupakan kegiatan yang halal.
2. Minim risiko penipuan
Proses investasi syariah akan selalu menghindari hal buruk seperti halnya
penipuan, pemerasan, dan tindakan buruk lainnya. Selain itu investasi syariah
biasanya akan menjunjung tinggi prinsip transparansi di mana investasi
syariah seperti sukuk biasanya akan melakukan pelaporan mendetail soal
proses bisnis perusahaan. Kegiatan transparansi ini tentunya dilakukan agar
aktivitas bisnis perusahaan dapat dipastikan sesuai dengan prinsip dan syariat
islam dan akhirnya investor dapat terhindar dari risiko penipuan. Walaupun
begitu, selalu pastikan bahwa kita berinvestasi pada instrumen yang tercatat
pada OJK untuk menghindari investasi bodong.
3. Menghindari riba
Riba merupakan suatu hal yang haram dalam prinsip islam. Investasi syariah
hadir untuk memberikan alternatif investasi yang halal. Jadi, penghasilan yang
ada pada investasi syariah biasanya akan berbentuk bagi hasil, margin fee, dan
imbal hasil lainnya.
4. Risiko kerugian yang kecil
Investasi syariah memiliki risiko kerugian yang cenderung lebih sedikit
dibandingkan dengan investasi konvensional. Hal ini terjadi karena investasi
syariah didasarkan atas unsur kekeluargaan. Investasi syariah pun memiliki
akad atau perjanjian sebelum disahkannya investasi jadi investor dan penerbit
efek dapat saling berunding untuk mendapatkan kata mufakat bersama dan
akhirnya risiko investasi ini menjadi minim.

E. Prinsip - Prinsip Investasi Syariah


1. Halal
dimana tidak ada barang yang mengandung unsur haram seperti babi, alkohol
dan lain-lain. Investor dilarang menginvestasikan uangnya di instrumen
keuangan yang mengandung riba, judi, dan swap.
2. Manfaat
9
Untuk melihat hasil persentase keuntungan bagi investor dan pengelola dana
yang ada di instrumen keuangan.
3. Bebas Riba
Investor merasa aman untuk berinvestasi di instrumen keuangan yang berbasis
syariah, jadi tidak perlu khawatir akan adanya bunga dari hasil keuntungan
berinvestasi, karena hukum memakan riba (bunga) itu haram yang
berlandaskan Al-Qur'an & Hadits
4. Adil
Dalam pembagiaan keuntungan investasi syariah harus bersikap adil diantara
kedua belah pihak , tanpa ada yang diuntungkan maupun yang dirugikan oleh
investor dan pengelolah dana.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Investasi syariah merupakan penanaman modal masyarakat dengan tujuan
untuk mendapatkan keuntungan sesuai dengan prinsip dan hukum Islam.
Risiko adalah tingkat ketidak pastian akan terjadinya sesuatu atau tidak
terwujudnya sesuatu tujuan, pada suatu kurun atau periode waktu tertentu
(time period). Risiko dapat di artikan sebagai penyimpangan hasil (return)
yang diperoleh dari rencana hasil (return) yang diharapkan.

Tiga hal yang perlu dipertimbangkan seorang investor dalam menanamkan


modalnya, yaitu: Tingkat pengembalian yang diharapkan
(expectedreturn), tingkat risiko (rate of risk), ketersediaan jumlah dana yang
akan diinvestasikan.

Perilaku preferensi investor terhadap risiko secara garis besar di


kategorikan menjadi tiga model yaitu: Risk Seeking, Risk Indifferent, Risk
Averse.

Manfaat Investasi Syariah: Investasi yang halal, minim risiko penipuan,


menghindari riba, risiko kerugian yang kecil.

Prinsip - prinsip investasi syariah : Halal, manfaat, bebas riba, adil.

B. Saran
Dari makalah yang telah penulis buat, mungkin terdapat kesalahan dan
kekurangan baik itu dari penulisan atau dari kata-katanya, penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca, agar dapat memberikan
motivasi atau nasihat guna memperbaiki makalah ini nantinya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Bukhari. Dalam “Tantangan Investasi Syariah di Pasar Modal”.


https://www.academia.edu/44791978/TANTANGAN_PASAR_MODAL_S
YARIAH_DI_INDONESIA/ Di akses pada hari jumat tanggal 8 September
2023.
Departemen Agama, Mushaf Al-Qur’an dan Terjemah. Bogor :
NUR No.P.VI/TL.02/410/2009.
Fauziyah, Nur Alamah. “Analisis Risiko pada Portofolio Syariah
dengan Pemodelan Value at Risk (VaR) Block Maxima-Generalized Extreme
Value.” Vol.4, No.1 April 2014.
Gama, Rosyida Ajeng, Imron Mawardi. “Perbandingan Tingkat
Pengembalian(Return), Risiko Dan Koefisien Variasi Pada Saham Syariah
Dan Saham NonSyariah Di Bursa Efek Indonesia (Bei) Periode 2011-
2013”. JESTT Vol. 2 No. 4 April 2015.
Huda, Nurul. Mustafa Edwin Nasution. 2007. “Investasi pada Pasar
Modal Syariah”. Jakarta: Kencana.
Irkhami, Nafis. “Analisis risiko dalam Investasi Islam”. Sekolah
Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.
Mardhiyah, Ainun. “Peranan Analisi return dan risiko dalam
Investasi”. IAIN Langsa, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam, Vol 2 No.1,
April 2017.
Tandelilin, E. (2017). “Pasar modal manajemen portofolio &
investasi”. Yogyakarta: PT Kanisius.

12

Anda mungkin juga menyukai