Anda di halaman 1dari 12

SPEKULASI, PROYEKSI, DAN BISNIS/INVESTASI DALAM ISLAM

Dosen Pengampu : Oza Restianita,M.E

Disusun oleh :

1. RISKI RIZAL RAMADHANI (2051040150)


2. AIDHIL FITRIANSYAH (2051040206)
3. IKHSAN DWI PANGESTU (1951040080)
4. LENI TASARI (2051040341)
5. HIDAYATI (2051040247)
6. KURNIA DWI CAHYANI (2051040082)
7. BENVENICKY VALENTINO A. (2051040370)
8. SAMSUL ARIFIN (205104308)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM RADEN INTAN LAMPUNG

2022

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Pertama kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah
dengan Tema " SPEKULASI, PROYEKSI, DAN BISNIS/INVESTASI DALAM
ISLAM". Sholawat serta salam semoga terlimpahkan kepada junjungan Nabi Besar kita
Muhammad SAW, yang selalu kita harapkan syafa’atnya dihari kiamat nanti.

Sebelumnya, kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Oza Restianita,M.E selaku


dosen pengampu mata kuliah "Manajemen Keuangan Syariah", yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan pengetahuan bagi para
pembaca dan para penulis. Kami juga mengucapkan terimakasih pihak-pihak yang telah
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya sehingga makalah ini dapat
terselesaikan tepat waktu.

Tugas ini disusun bertujuan sebagai alternative dalam memahami dan mengetahui lebih
dalam tentang salah satu dari mata kuliah ini. Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini
masih jauh dari kata sempurna untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, 20 November 2022


Penyusun

Kelompok 1

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .........................................................................................................1


KATA PENGANTAR .......................................................................................................2
DAFTAR ISI ......................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................4
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................6
2.1 Pengertian Spekulasi ..................................................................................................6
2.2 Pengertian Investasi.....................................................................................................6
2.3 Bisnis dan Investasi Dalam Islam ..............................................................................7
2.4 Spekulasi Dalam Investasi...........................................................................................8
2.5 Proyeksi Bisnis Dan Investasi.....................................................................................9
2.6 Perbedaan Investasi Dan Spekulasi.........................................................................10
BAB III PENUTUP .........................................................................................................11
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................12

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang
dilakukan pada saat ini, dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan di masa yang
akan datang (Tandelilin, 2007:2). Istilah investasi dapat berkaitan dengan berbagi
macam aktifitas, seperti menginvestasikan sejumlah dana pada aset riil (tanah, mesin,
atau bangunan), maupun aset finansial (deposito, saham, ataupun obligasi)
merupakan aktifitas yang sering dilakukan investor.
Seluruh aktifitas investasi yang dilakukan oleh investor akan melalui kegiatan
yang disebut proses investasi. Untuk memahami proses investasi, seorang investor
terlebih dahulu harus mengetahui beberapa konsep dasar investasi yang akan menjadi
dasar pijakan dalam setiap pembuatan keputusan investasi yang dibuat. Hal mendasar
dalam proses pembuatan keputusan investasi adalah pemahaman hubungan antara
keuntungan yang diharapkan dan risiko suatu investasi. Hubungan risiko dan
keuntungan merupakan hubungan yang linear, dimana semakin besar keuntungan
maka semakin besar risiko yang akan ditanggung.
Investasi keuangan menurut syariah dapat dikaitkan dengan perdagangan atau
kegiatan usaha baik berbentuk produk aset ataupun jasa. Syariah memberikan
pengertian bahwa berinvestasi harus terkait langsung dengan suatu aset atau kegiatan
usaha yang menghasilkan manfaat. Saham yang dapat dibeli adalah saham-saham
yang sesuai dengan kriteria Dewan Syariah Nasional (DSN).
Adapun kaidah-kaidah syariah yang dapat dipenuhi dengan instrumen saham
adalah akad yang digunakan adalah musyarakah/mudharabah, revenue atau hasil
yang ditawarkan berupa bagi hasil bukan rate atau kupon, sedangkan emiten adalah
perusahaan halal dan Islam menurut DSN, semua akad pada pasar perdana berbasis
transaksi riil jelas bukan untuk membayar hutang, tidak boleh spekulasi. Saham dapat
diklasifikasikan kedalam dua jenis, yaitu saham konvensional dan saham syariah.
Saham syariah menganut pada prinsip-prinsip syariah, sedangkan saham
konvensional tidak menganut prinsip-prinsip syariah. Saham konvensioanal tidak
memperhatikan apakah transaksi tersebut berbentuk spekulatif atau tidak dan juga
dengan instrumen yang ditransaksikan tidak melihat apakah sesuai dengan syariat

4
atau tidak. Investasi yang dilakukan bebas pada seluruh investor dan didasarkan pada
prinsip bunga.
Menurut Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia
(MUI) No.40/DSN–MUI/X/2003 tentang pasar modal dan pedoman umum
penerapan prinsip syariah dibidang pasar modal, mendefinisikan saham syariah
merupakan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan yang memenuhi kriteria tidak
bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah. Saham syariah merupakan surat
berharga yang menggambarkan penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan.
Penyertaan modal dilakukan pada perusahaan-perusahaan yang tidak melanggar
prinsip-prinsip syariah.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah Pengrtian Dari Spekulasi Dan Investasi?
2. Bagaimana Bisnis Dan Investasi Dalam Islam?
3. Bagaimana Spekulasi Dalam Investasi?
4. Bagaimana Proyeksi Bisnis/Investasi?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah supaya pembaca bisa mengetahui
tentang ‘’SPEKULASI, PROYEKSI, DAN BISNIS/INVESTASI DALAM ISLAM

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Spekulasi


Kata “spekulasi” berasal dari bahasa latin speculate yang merupakanbentuk
kalimat lampau dari speculari yang artinya “melihat kedepan, mengamati,dan
menelaah”. Kata speculari itu sendiri merupakan turunan dari kata specula,yang berasal
dari specere yang artinya “untuk melihat”. Dari “specula” inilah asalkata dalam Bahasa
latin “speculatio, speculationis” suatu aktifitas penyelidikanfilosofi. Kalimat ini masih
digunakan saat ini dalam dunia filosofi sebagai suatukegiatan berteori tanpa didukung
dengan suatu dasar fakta yang kuat sebagaimanahalnya dalam dunia keuangan modern,
dimana seorang speculator melaksanakansuatu transaksinya dengan tanpa didukung
oleh suatu transaksinya dengan dasarstatistik.
Graha, mendefenisikan spekulasi ditinjau dari kegiatan investasi adalahinvestasi
yang dilakukan analisa keuangan secara seksama, menjanjikankeamanan modal dan
kepuasan atas tingkat imbalan hasil. Kegiatan yang tidakmemenuhi persyaratan adalah
tindakan spekulatif.Spekulasi keuangan dalam artian sempit yaitu termasuk memberi,
memiliki,dan menjual instrument keuangan dengan tujuan untuk memperoleh
keuntungandari fluktuasi harga, dimana pembelian tersebut bukannya untuk digunakan
sendiriatau untuk memperoleh penghasilan yang timbul dari deviden atau bunga.
Dengandemikian, Islam telah membuka kegiatan yang sangat luas dalam berbisnis
melalui bai'as-salam,al-ijarahal-mudharabah, al-musyarakah dan lain-lain.

2.2 Pengertian Investasi


Investasi adalah penempatan uang atau dana dengan harapan untukmemperoleh
tambahan atau keuntungan tertentu atas uang atau dana tersebut.Menurut Abdul Halim,
“Investasi selalu memiliki dua sisi, yaitu “return (hasil) danrisiko”. Dalam Berinvestasi
berlaku hokum semakin tinggi return yang ditawarkanmaka semakin tinggi pula risiko
yang harus ditanggung investor. Investor bisa sajamengalami kerugian bahkan lebih
dari itu bisa kehilangan semua modalnya.
Investasi dalam islam tidak bisa ditentukan keuntungannya. Jikakeuntungan bisa
ditentukan bisa dipastikan itu investasi yang keliru, misalnya adasebuah investasi yang
memberikan jaminan keuntungan 5% perbulan. Investasiseperti inilah yang bisa
dikategorikan sebagai riba. Karena siapakah yang bisamengetahui masa depan ? .
6
Bahkan yang terjadi adalah saling merugikan antarainvestor dan pihak perusahaan
pengelola dana karena menjanjikan sesuatu yangtidak pasti.
Dalam hukum Islam istilah investasi disebut mudharabah adalahmenyerahkan
modal uang kepada orang yang berniaga sehinga ia mendapatkanpersentase
keuntungan. Investasi sendiri melibatkan dua orang, pertama pihakyang memiliki
modal tetapi tidak pandai dalam melakukan usaha / bisnis, keduapihak yang tidak
mempunyai modal tetapi pandai dalam melakukan usaha / bisnis.Kontrak investasi
dalam Islam dikategorikan sebagai kontrak amanah, yaitu keduapihak dihukumkan
sebagai rekan bisnis yang saling membantu (pembagian untungdan rugi) berdasarkan
modal dari keduanya atau kita kenal dengan musyarakah.Artinya, tidak ada pihak yang
menjadi penjamin atas pihak yang lainnya.
Dan investasi dikatakan sah apabila memenuhi kriteria berikut :
a) Pelaku (investor)
b) Akad perjanjian
c) Obyek transaksi

2.3 Bisnis dan Investasi dalam Islam


Ajaran islam mendorong pemeluknya untuk selalu menginvestasi tabungannya.Di
samping itu, dalam melakukan investasi tidak menuntut secara pasti akan hasilyang
akan datang. Hasil investasi dimasa yang akan datang sangat dipengaruhibanyak faktor,
baik faktor yang dapat diprediksikan maupun tidak. Faktor- faktoryang dapat
diprediksikan atau di hitung sebelumnya adalah: berapa banyaknyamodal; berapa
nisbah yang disepakati; berapa kali modal dapat diputar.
Menurut Antonio (2000), perbedaan tersebut dapat ditelaah dari defenisi
hinggamakna masing-masing, yaitu:
1. Investasi adalah kegiatan usaha yang mengandung resiko karenaberhadapan
dengan unsur ketidakpastian. Dengan demikian, perolehaankembaliannya (return)
tidak pasti dan tidak tetap.
2. Membungakan uang adalah kegiatan usaha yang kurang mengandungresiko
karena perolehaan kembaliannya berupa bunga yang relatif pasti dantetap.
Masa yang akan datang adalah suatu yang sulit dipastikan. Pada saat yang
tidakpasti inilah, kemudian orang memiliki kecondongan untuk berupaya
menjadisesuatu yang tidak pasti menjadi pasti. Sebaliknya, jika seseorang
berupamenjadikan sesuatu yang pasti menjadi tidak pasti maka akan terjadi
7
kegiatangharar. Riba dan gharar adalah dua kegiatan yang sama-sama dilarang oleh
islam.
Bisnis dilakukan dalam bentuk berbagai sektor, baik sektor riil maupunkeuangan.
Bisnis sektor riil lebih mengedepankan pada aspek kewujudan obyekyang dibisniskan.
Namun bisnis sektor keuangan lebih cendrung pada unsurspekulasi. Apalagi jika
dilakukan di pasar uang maupun pasar modal. Tindakanini dalam islam disebut dengan
judi. Bagaimana gambaran tentang terjadinyajudi.
Judi dapat didefenisikan statement untung-untungan, yaitu untung-utungan
yangcendrung terfokus pada spekulasi yang irasional, tidak logis, dan tidak
berdasar.Fokus perlarangan terletak pada tidak berpengaruhnya aktivitas judi
terhadapagregat supply/ tidak produktif. Jadi letak haramnya judi karena adanya
laranganpenimbunan barang (hadist) dikarenakan berdampak pada berkurangnya
agregatsupply barang dan jasa.

2.4 Spekulasi dalam Investasi


Sebagai institut keuangan modren, pasar keuangan tidak terlepas daribeberapa
kelemahan dan kesalahan. Salah satunya adalah tindakan spekulasi.Dalam pasar modal
ini, dibedakan anatara spekulan dengan pelaku bisnis(investor) dari derajat
ketidakpastian yang dihadapi.untuk itu perlu dilihat dahulukarakter dari masing-masing
investasi dan spekulasi:
1. Investor di pasar modal adalah mereka yang memanfaatkan pasarmodal sebagai
sarana untuk berinvestasi di perusahaan-perusahaanterbuka (Tbk) yang
diyakininya baik dan menguntungkan, bukan untuktujuan mencari capital gain
melalui short selling.
2. Spekulasi sesungguhnya bukan merupakan investasi, meskipundiantara keduanya
ada kemiripan. Perbedaan yang sangat mendasardiantara keduanya terletak pada
‘spirit’ yang menjiwainya, bukan padabentuknya.
3. Spekulasi adalah kegiatan game of change sedangkan bisnis adalahgame of skiil.
4. Spekulasi telah meningkatkan unearned income bagi sekelompokorang dalam
masyarakat tanpa mereka memberikan konstibusiapapun, baik yang bersifat
positif maupun produktif.
5. Spekulasi merupakan sumber penyebab terjadinya krisis keuangan.Fakta
menunjukan bahwa aktifitas para spekulan inilah yangmenimbulkan krisis di wall

8
street tahun 1992 yang mengakibatkandepresi yang luar biasa bagi perekonomian
dunia ditahun 1930-an.
6. Spekulasi adalah outcome dari sikap mental ‘ingin cepat kaya’ jikaseseorang
telah terjebak pada sikap mental ini, maka ia akan berusahadengan menghalalkan
segala macam cara tanpa memperdulikanrambu-rambu agama dan etika.
Karena itu, ajaran Islam secara tegas melarang tindakan spekulasi ini,sebab
bertentangan dengan nilai-nilai illahiyah dan insaniyyah.Pengimplementasian larangan
syari’ah dalam bentuk aturan main untuk mencegahspekulasi, gharar dan maysir
dengan cara menetapkan minimum holding periode.Keuntungan: dapat meredam
spekulasi, saham tidak dapat diperjualbelikan setiapsaat. Kelemahan: investasi di pasar
modal menjadi tidak likuid.

2.5 Proyeksi Bisnis atau Investasi


Bisnis hakikatnya adalah merancang masa depan untuk memperoleh nilaitambah.
Masa depan adalah sesuatu yang tidak pasti. Untuk mengetahui sesuatuyang tidak pasti,
maka pelaku bisnis dapat melakukan peramalan. Padahalsesungguhnya, antara
peramalan dan judi adalah dua hal yang berbeda.
Forecasting adalah peramalan (perkiraan) mengenai sesuatu yang belumterjadi
pada waktu yang akan datang. Forecasting bertujuan agar forecast yangdibuat dapat
meminimumkan pengaruh ketidakpastian terhadap perusahaan ataumeminimumkan
kesalahan meramal. Proyeksi (forecast) menjadi sangat pentingkarena penyusunan
suatu rencana diantaranya didasarkan pada suatu proyeksi atauforecast
Rasulullah membolehkan peramalan, hal ini dijelaskan oleh Imam Malik
dalamKitab Al-Muwaththa’ dalam bab jual beli ‘Ariyah Yahya meriwayatkan kepadaku
dariMalik, dari Nafi’, dari abdullah bin Umar, dari Zaid, dari Tsabit, bahwa
RasulullahSAW, memperbolehkan pemilik pohon yang berbuah untuk menjualnya
dengancara menaksirnya (bikharshiha). Teknik Proyeksi adalah suatu cara
untukmenentukan ramalan (perkiraan) mengenai sesuatu dimasa yang akan datang.
Jenis-jenis proyeksi :
1. Proyeksi bisnis dengan metode rata-rata dan pemulusan.
2. Proyeksi bisnis dengan analisis korelasi.
3. Proyeksi bisnis dengan analisis regresi sederhana.
4. Proyeksi bisnis dengan analisis regresi berganda.
5. Metode proyeksi dengan BOX-JENKINS(ARIMA).
9
6. Proyeksi pembangunan dengan analisis input-output.
7. Metode proyeksi kualitatif.
Kelangsungan hidup organisasi (khususnya organisasi bisnis) di masayang akan
datang diantaranya tergantung pada lingkungan, yaitu:
a. Lingkungan kontrol dan sosial.
b. Lingkungan teknologi.
c. Lingkungan ekonomi makro.

Spekulasi dan Resiko


Allah berfiman, ”Dan tidak seorang pun yang dapat mengetahui dengan pastiapa-apa
yang diusahakannya esok”.Dalam spekulasi pelaku mengandalkan nasib untung-
untungan (game ofchange) dengan risiko yang besar dan tidak jarang merugikan
pihak lain.Sedangkan risiko adalah kemungkinan yang wajar akan terjadinya kondisi
untungdan rugi yang mengikuti setiap aktivitas bisnis. Risiko ini dalam agama
dianggapsebagai kondisi yang wajar karena dalam kegiatan apa saja dapat dipastikan
akanadanya risiko yang timbul seperti yang terjadi dalam prinsip bisnis.

2.6 Perbedaan Investasi dan Spekulasi


Tindakan investasi adalah “menyimpan uang atau modal di sebuah sektor
atauperusahaan dengan harapan akan mendapatkan keuntungan”. Sementara itu,definisi
spekulasi adalah “tindakan dalam bisnis tak lazim, berkaitan denganpencetakan profit
dari fluktuasi harga. Atau memasuki suatu bisnis yangmelibatkan risiko-risiko yang
tidak biasa, guna beroleh kesempatan meraupkeuntungan yang luar biasa besar”.
Bisnis atas investasi merupakan sesuatu yang tidak dapat dipastikan
hasilnya.Karena mengandung gharar dan riba. Serta Spekulasi ini disebut maisir
yangdiharamkan karena mengandung ketidakjelasan antara untung dan rugi.
Dalam Surat al-Maidah ayat 90 Allah Swt berfiman ”Hai orang-orang
yangberiman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk)
berhala,mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka
jauhilahperbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan”.
Imam Safi`i dalam kitab Qalyubi wa Umairah: : “gharar itu adalah apa-apayang
akibatnya tersembunyi dalam pandangan kita dan akibat yang palingmungkin muncul
adalah yang paling kita takuti”.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Investasi dalam Islam bisa dilhat dari tiga sudut; a)individu, b)masyarakat, dan
c)agama.
a) individu, investasi merupakan kebutuhan fitrawi, dimana setiap individu, pemilik
modal (uang), selalu berkeinginan untuk menikmati kekayaannya itu dalam waktu dan
bidang, seluas mungkin. Tidak hanya untuk pribadinya saja bahkan untuk
keturunannya. Maka investasi merupakan jembatan bagi individu dalam rangka
memenuhi kebutuhan fitrah ini,
b)investasi bagi masyarakat merupakan kebutuhan sosial, dimana kebutuhan
masyarakat yang kompleks, dengan persediaan sumber daya yang masih mentah,
mengharuskan adanya investasi,
c) agama, investasi merupakan kewajiban syariat, yang taruhannya adalah pahala dan
dosa. Berpahala ukhrawi-bahkan kemakmuran duniawi jika hal demikian ditaati, dan
berdosa jika dilalaikan.

11
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.uinbanten.ac.id/5274/7/7.%20BAB%20V.pdf
https://www.academia.edu/66053789/Spekulasi_Proyeksi_dan_Investasi_dalam_Islm
http://repository.uinbanten.ac.id/5274/7/7.%20BAB%20V.pdf
https://media.neliti.com/media/publications/90674-ID-investasi-dalam-islam.pdf
http://jurnal.iainpadangsidimpuan.ac.id/index.php/yurisprudentia/article/download/
3096/2235

12

Anda mungkin juga menyukai