Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pasar Uang dan Pasar Modal Syariah
Dosen Pengampu :
Penyusun :
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah sesuai dengan rencana. Shalawat
serta salam semoga tetap terhaturkan kepada Rasulullah Muhammad SAW yang telah
membawa umatnya dari kegelapan menuju jalan terang benderang berupa agama Islam.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pasar Uang dan
Pasar Modal Syariah dengan judul “Risk and Retrun serta Pengelolaan Investasi
Syariah”
1. Allah SWT karena hanya dengan seizin-Nya makalah ini dapat terselesaikan.
2. Pak Alfin Maulana, S.EI, M.SEI Selaku dosen pengampu Mata Kuliah Pasar Uang dan
Pasar Modal Syariah.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam menyusun tugas makalah ini.
Oleh karena itu mengharap kritik dan saran dari pembaca untuk kesempurnaan penulisan
makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Aamiin
Penulis
DAFTAR ISI
MAKALAH
KATA PENGANTAR.................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I..........................................................................................................................................1
BAB II.........................................................................................................................................3
2.3.1 Pengertian risiko dan imbal hasil (return) dalam konteks investasi...................................5
BAB III.....................................................................................................................................20
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................20
3.2 Saran...................................................................................................................................21
BAB I
PENDAHULUAN
1
Trisno Wardy Putra, “Investasi Dalam Ekonomi Islam,” Ulumul Syar,i 7, no. 2 (2018): 49–57.
1
keuntungan finansial, tetapi juga selaras dengan nilai-nilai agama dan
kesejahteraan sosial.
2
L.E Listika and Yulistia Devi, “Perbandingan Return Dan Risk Pada Saham Berbasis Syariah
Dan Konvensional Yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia,” Al-Mashrof: Islamic Banking and
Finance 2, no. 2 (2021): 105–121.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Investasi syariah yaitu komitmen terhadap sejumlah dana atau sumber daya
lainnya yang dipergunakan sekarang guna menerima imbalan di kemudian hari
dan sesuai dengan hukum Islam. Seorang investor melakukan investasi guna
mulai merencanakan masa depan sesegera mungkin, Perencanaan investasi jelas
lebih baik daripada tidak melakukan apapun. Investasi syariah berbeda dengan
investasi konvensional karena dilaksanakan sesuai dengan hukum Islam. Berikut
berbagai hal yang membedakan investasi syariah dengan konvensional, antara
lain:
1. Tidak ambigu mengenai aliran uang dan bagaimana untung dan rugi
dialokasikan dalam akad, menghilangkan aspek maysir (judi), gharar
(ketidakjelasan), dan riba.
3
Ina Nur Inayah, “Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam Dalam Investasi Syariah,” Jurnal Ilmu
Akuntansi dan Bisnis Syariah 2, no. 2 (2020): 91–95.
3
2. Memenuhi persyaratan tertentu, misalnya tidak mengandung maysir,
gharar, spekulasi dan riba.
3. Beroperasi di bawah ajaran Islam.
4. Bebas dari kegiatan bisnis yang pengelolaannya bertentangan dengan
prinsip ketentuan syariah (persenjataan, alkohol, judi, dll.).
5. Prinsip investasi syariah juga mencakup menghindari ketidakpastian
ketika mencoba menciptakan aset dalam lingkungan Islam.
Dalam investasi syariah, ada berbagai macam produk investai syariah yang
sesuai dengan prinsip syariah di pasar modal, misalnya reksadana syariah,
obligasi syariah atau sukuk, tanah, dan properti.
4
investasi, semakin besar juga risiko yang harus diambil. Investasi dengan
potensi imbal hasil yang lebih besar seringkali memiliki risiko yang lebih
tinggi, dan sebaliknya. Tujuan investor adalah mencari keseimbangan
antara risiko dan imbal hasil yang sesuai dengan tujuan keuangan,
toleransi risiko, dan horizon investasi mereka.4
4
Luqman Hakim, Simultan Risk & Return, 1st ed. (Banyumas: Penerbit CV. Pena Persada, 2018).
5
Budi Setiawan, “Perbandingan Kinerja Pasar Modal Syariah Dan Konvensional : Suatu Kajian
Empiris Pada Pasar Modal Indonesia,” Jurnal Ilmiah Ekonomi Global Masa Kini 8, no. 1 (2017):
35–40.
5
lebih aman dan stabil cenderung memiliki potensi imbal hasil yang lebih
rendah. Penting bagi investor untuk memahami risiko dan imbal hasil suatu
investasi sebelum mengambil keputusan. Diversifikasi portofolio, penilaian
risiko, dan pemahaman mendalam tentang instrumen investasi tertentu dapat
membantu investor mengelola risiko dan mencapai tujuan keuangan
mereka.6
1. Inflasi
Tingkat inflasi, yaitu kenaikan umum harga produk dan
layanan, dapat berpengaruh pada daya beli investor dan nilai riil
dari imbal hasil investasi. Investasi yang tidak menghasilkan imbal
hasil yang cukup tinggi untuk mengatasi inflasi dapat
mengakibatkan hilangnya daya beli dari hasil investasi tersebut.
2. Suku Bunga
Tingkat suku bunga mempengaruhi imbal hasil investasi dalam
beberapa cara. Kenaikan suku bunga dapat mengurangi nilai
obligasi yang terdapat di pasar karena obligasi yang ada
menawarkan imbal hasil yang lebih rendah daripada dengan yang
baru dikeluarkan dengan suku bunga yang lebih besar. Kemudian,
suku bunga juga dapat mempengaruhi biaya pinjaman dan arus kas
perusahaan, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi imbal hasil
saham.
6
Dhinda Anatasia Prahesti and Amalia Nuril Hidayati, Investasi Di Saham Syariah Bagi
Mahasiswa, 1st ed. (Tulungagung: Biru Atma Jaya, 2021),
http://repo.uinsatu.ac.id/25072/%0Ahttp://repo.uinsatu.ac.id/25072/5/BAB III.pdf.
6
meningkatkan imbal hasil saham, sedangkan pasar yang tidak stabil
atau turun dapat mengurangi imbal hasil atau bahkan
mengakibatkan kerugian.
4. Kondisi Ekonomi Makro
Pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran, produktivitas,
dan faktor-faktor ekonomi makro lainnya dapat mempengaruhi
imbal hasil investasi. Saat ekonomi tumbuh dengan baik, banyak
sektor bisnis mungkin mengalami kinerja yang lebih baik, yang
dapat mendukung imbal hasil investasi.
5. Risiko Pasar
Fluktuasi harga di pasar keuangan memiliki dampak langsung
pada imbal hasil. Semakin besar risiko pasar yang dihadapi suatu
investasi, semakin besar juga potensi imbal hasil yang dapat
dicapai.
Penting untuk memahami bahwa faktor-faktor ini saling
terkait dan dapat berinteraksi secara kompleks. Ketika melakukan
investasi, penting untuk melakukan analisis yang cermat terhadap
faktor-faktor ini dan mempertimbangkan diversifikasi portofolio
untuk mengurangi risiko dan meningkatkan peluang imbal hasil
yang seimbang.
Hubungan antara risiko dan imbal hasil dalam konteks
investasi bisa dijelaskan dengan prinsip bahwa biasanya terdapat
hubungan positif antara risiko dan potensi keuntungan. Artinya,
semakin tinggi risiko yang diambil dalam suatu investasi, semakin
besar potensi keuntungan yang dapat didapatkan, namun juga
semakin besar potensi kerugian.
1. Risiko Rendah
Potensi Keuntungan Rendah: Investasi dengan tingkat risiko
rendah, seperti obligasi pemerintah yang dianggap aman,
cenderung memberikan imbal hasil yang juga rendah. Meskipun
risiko kerugian relatif lebih kecil, potensi keuntungannya juga
terbatas.
7
2. Risiko Tinggi
Potensi Keuntungan Tinggi: Investasi dengan risiko yang lebih
tinggi, seperti saham individu atau sektor yang volatil, dapat
memberikan imbal hasil yang lebih tinggi dalam jangka panjang.
Namun, risiko kerugian juga lebih besar dalam hal ini, dan hasilnya
bisa sangat bervariasi tergantung pada fluktuasi pasar dan performa
perusahaan.
3. Keseimbangan Risiko dan Imbal Hasil
Bagi banyak investor, tujuannya adalah mencari keseimbangan
antara risiko dan imbal hasil yang sesuai dengan profil risiko
mereka. Dalam hal ini, diversifikasi portofolio menjadi penting.
Portofolio yang terdiversifikasi dengan baik mencakup berbagai
jenis aset dengan tingkat risiko yang berbeda. Ini membantu
mengurangi risiko keseluruhan portofolio sambil tetap
mempertahankan potensi keuntungan yang layak.
Penting untuk dicatat bahwa hubungan antara risiko dan
imbal hasil tidak selalu linear. Ada situasi di mana investasi
mungkin memiliki risiko yang tinggi tetapi potensi keuntungan
yang rendah, seperti dalam investasi spekulatif yang tidak teruji
atau perusahaan dengan masalah keuangan serius. Sebaliknya, ada
juga investasi yang dapat memberikan potensi keuntungan yang
baik dengan risiko yang terkendali, seperti beberapa jenis investasi
real estat komersial.
Setiap investor harus mempertimbangkan profil risiko
mereka, tujuan keuangan, dan horizon investasi mereka saat
mengevaluasi hubungan antara risiko dan imbal hasil dalam setiap
investasi yang mereka pertimbangkan. Dalam prakteknya,
diversifikasi, penelitian yang cermat, dan pemahaman mendalam
tentang jenis investasi yang dipertimbangkan akan membantu
investor membuat keputusan yang lebih baik.7
7
Kiki Azakia et al., “Risiko, Return Investasi Dan Kinerja Saham (Studi Perbandingan Volatilitas
Harga Saham Syariah Dan Konvensional Dengan Menggunakan Model Garch) Kiki,” At-Taradhi:
Jurnal Studi Ekonomi 11, no. 2 (2020): 10–27, https://medium.com/@arifwicaksanaa/pengertian-
use-case-a7e576e1b6bf.
8
2.3.3 Jenis-Jenis Return
8
Lailiyatul Arofah, “Pengaruh Inflasi, Suku Bunga Dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Saham”
(Universitas Jember, 2019).
9
Desi Aramana, “Pengaruh Arus Kas Operasi Dan Laba Akuntansi Terhadap Return Saham Pada
Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Konstruksi Bangunan,” Jurnal Akuntansi dan Keuangan
Kontemporer (JAKK) 3, no. 2 (2020).
9
Dari pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa, investor
akan mendapatkan tiga jenis return diantaranya, return yang
dipersyaratkan yaitu dalam hal ini investor diharuskan menanggung
risiko tertentu setelah memutuskan untuk berinvestasi agar dapat
memperoleh imbal hasil minimum sesuai dengan ketentuan; return
realisasi dalam hal ini keuntungan dihitung dengan menggunakan data
historis dari perusahaan yang bermanfaat dalam perhitungan kinerja
perusahaan; dan return yang diharapkan ialah dengan menggabungkan
data masa lalu, nilai proyeksi pendapatan masa depan, dan model
ekspektasi saat ini, investor dan perusahaan dapat mengantisipasi
berapa banyak pengembalian atau laba yang akan mereka dapatkan di
masa depan ketika membeli investasi.10
2.3.4 Jenis jenis Risk
10
Arofah, “Pengaruh Inflasi, Suku Bunga Dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Saham.”
10
Risiko dapat didefinisikan sebagai potensi timbulnya kerugian atau
bencana. Secara lebih umum, risiko merujuk pada kemungkinan
terjadinya hasil yang tidak diharapkan atau berlawanan dengan
harapan. Dalam industri keuangan, terdapat pepatah yang mengatakan
“high risk bring about high return” yang mengindikasikan bahwa jika
seseorang menginginkan keuntungan yang besar, ia juga harus siap
menghadapi risiko yang besar. Contohnya, dalam investasi saham,
fluktuasi harga saham yang tajam memberikan kesempatan guna
memperoleh laba yang besar. Namun, di sisi lain, apabila harga saham
bergerak ke arah yang tidak diharapkan, potensi kerugian juga dapat
sangat besar.11
1. Pure Risk (Risiko Murni)
Jika ada suatu situasi yang tidak dapat diprediksi dengan pasti,
dampaknya pasti akan mengakibatkan kerugian. Risiko murni dapat
dibagi menjadi tiga jenis, antara lain:
a. Risiko aset fisik
adalah risiko yang dapat menyebabkan kerugian pada properti
fisik dari suatu organisasi atau perusahaan. Berbagai contohnya
termasuk kejadian seperti erupsi gunung, tsunami, gempa bumi,
banjir, kebakaran, dan sejenisnya.
b. Risiko Karyawan
Risiko yang timbul akibat pengalaman yang dialami oleh
karyawan yang bekerja di suatu organisasi atau perusahaan.
Contohnya adalah kejadian kecelakaan kerja yang berpotensi
mengganggu jalannya operasional perusahaan.
c. Risiko Legal
Risiko yang terkait dengan ketidakpuasan atau ketidaksesuaian
dalam pelaksanaan kontrak. Contohnya termasuk adanya konflik
dengan perusahaan lain yang mengakibatkan masalah seperti klaim
ganti rugi.
2. Speculative Risk (Risiko Spekulatif)
11
Prahesti and Hidayati, Investasi Di Saham Syariah Bagi Mahasiswa.
11
Suatu situasi di mana hasilnya bisa berupa keuntungan atau
kerugian tidak dapat diprediksi dengan pasti. Risiko ini bisa
dikelompokkan menjadi empat jenis, antara lain:
a. Risiko Pasar
Yaitu risiko yang muncul akibat fluktuasi harga di pasar.
Sebagai contoh, ketika nilai saham turun, hal ini dapat
mengakibatkan kerugian.
b. Risiko Kredit
Yaitu risiko yang timbul akibat kegagalan pihak lain untuk
memenuhi tanggung jawabnya terhadap perusahaan. Contohnya
meliputi situasi di mana kredit yang diberikan tidak dapat
dilunasi, dan persentase piutang yang tidak tertagih meningkat.
c. Risiko Likuiditas
Yaitu risiko yang timbul akibat ketidakmampuan untuk
memenuhi kebutuhan dana tunai. Sebagai contoh, saat jumlah
uang tunai yang dimiliki menurun, perusahaan mungkin tidak
dapat melunasi hutang dengan tepat waktu, sehingga
mengharuskan perusahaan menjual aset-aset yang dimilikinya
d. Risiko Operasional
Yaitu risiko yang muncul karena gangguan dalam kelancaran
aktivitas operasional. Sebagai ilustrasi, situasi di mana komputer
mengalami kerusakan akibat berbagai faktor, termasuk terinfeksi
virus.
Ada beberapa jenis risiko dalam analisis tradisional yang perlu
dipertimbangkan dalam konteks investasi. Berikut adalah beberapa
jenis risiko utama dalam investasi:
12
instrumen yang terpengaruh oleh risiko pasar termasuk saham,
obligasi, dan komoditas.
13
dapat berpengaruh pada nilai investasi mereka saat dikonversi
kembali ke mata uang dasar.
g. Risiko Politik dan Hukum (Political and Legal Risk): Risiko
politik dan hukum berkaitan dengan perubahan dalam kebijakan
pemerintah, perubahan hukum, dan peristiwa politik yang dapat
mempengaruhi nilai investasi. Ini bisa termasuk perubahan
regulasi industri, nasionalisasi aset, atau konflik politik yang
mempengaruhi stabilitas ekonomi.
h. Risiko Spesifik Perusahaan (Company-Specific Risk): Risiko ini
juga dikenal sebagai risiko idiosinkratis atau risiko mikro. Ini
adalah risiko yang terkait dengan kondisi atau kinerja spesifik
perusahaan atau aset individu. Misalnya, masalah manajemen,
perubahan dalam industri, atau kinerja finansial yang buruk dari
suatu perusahaan.12
Adapun terdapat dua jenis risiko dalam analisis kontemporer,
antara lain:
14
dipengaruhi oleh perubahan return portofolio atau beta saham, dapat
digunakan untuk mengukur risiko dan dipengaruhi oleh eksposur
terhadap peristiwa ekonomi makro. Beta portofolio ialah interaksi
antara imbal hasil portofolio dengan imbal hasil pasar lainnya. Risiko
dalam portofolio diproksikan dengan beta portofolio:
Risiko Sistemtis = p2 .m2
Diperjelas:
p = Beta Portofolio
m = Varian Return Pasar
Sebagai hasilnya, ditentukan bahwa risiko sistemis ialah risk yang
tidak bisa dihindari terkait dengan sekuritas yang diakibatkan oleh
elemen ekonomi makro dari suatu negara atau kejadian eksternal.
b. Risiko Tidak Sistematis (Unsystematic Risk)
Unsystematic Risk ialah komponen dari risk sekuritas yang bisa
dikurangi dengan menciptakan portofolio yang terdiversifikasi optimal.
Varians berfungsi sebagai ukuran risiko tidak sistematis. Kerentanan
return, khususnya varians atau standar deviasi, dapat digunakan untuk
mengukur risiko portofolio secara keseluruhan. Standar deviasi ialah akar
kuadrat dari varians, dan varians yaitu rerata kuadrat penyimpangan di
sekitar hasil rerata. Ekuitas individu sering kali memiliki standar deviasi
pengembalian yang lebih besar daripada pasar. Karena ekuitas individu
bergerak secara independen satu sama lain, sebagian besar risiko dapat
dikurangi melalui diversifikasi. 13 Cara mengukur Unsystematic Risk
portofolio, yaitu:
Unsystematic Risk = (ΣWi.ei2)
Diperjelas:
ei2 = Varians Saham
Wi = Persentase alokasi dana pada tiap saham
Penting bagi investor untuk memahami jenis-jenis risiko ini
dan bagaimana risiko-risiko tersebut dapat mempengaruhi
investasi mereka. Diversifikasi portofolio, penilaian risiko, dan
manajemen risiko yang tepat dapat membantu mengurangi
dampak risiko-risiko tersebut
Stevani Evirrio, “Pengaruh Risiko Sistematis Dan Risiko Tidak Sistematis Terhadap Expected
13
15
2.4 Hubungan Antara Risk dan Return
16
terdapat dari pandangan risiko investasinya, serta keduanya ada korelasi
positif antara return dan risiko.14
Adanya hubungan positif dimaksudkan bahwa hubungan antara
dua variabel (return and risk) bergerak ke sisi yang sama antara risiko dan
keuntungan. Dengan hal ini, perlu diperhatikan kepada para
investor/pemilik modal ialah tidak adanya jaminan yang pasti saat
mengambil risiko yang lebih besar akan mendapatkan keuntungan yang
lebih besar. Sebaliknya mengambil risiko yang lebih besar juga akan
berdampak pada hilang serta ruginya modal yang dikeluarkan.
Hal yang sama juga saat adanya hubungan yang positif antara
tingkat risiko dengan tingkat pengembalian/return. Jika investasi terhadap
tingkat risiko rendah akan memperoleh tingkat keuntungan yang rendah
juga. Begitupun dengan investasi pada tingkat risiko tinggi akan
memperoleh tingkat keuntungan dengan hasil tinggi juga, tetapi tidak
menutup kemungkinan terjadi kerugian atau risiko yang besar.15
1. Risiko
Investasi Syariah: Investasi syariah memiliki fokus pada
menghindari risiko yang melanggar prinsip-prinsip Islam, seperti riba,
gharar, dan maysir. Risiko yang tidak diizinkan oleh prinsip-prinsip
syariah dihindari, seperti risiko bunga atau risiko perjudian.
Sedangkan pada Investasi Konvensional: Investasi konvensional
terlibat dalam berbagai jenis risiko, termasuk risiko yang dihasilkan dari
instrumen yang melibatkan bunga dan spekulasi. Risiko dalam investasi
14
Hakim, Simultan Risk & Return.
15
Afriyeni Afriyeni Dan Doni Marlius, “Analisis Tingkat Pengembalian Dan Risiko Investasi
(Studi Pada Industri Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia),” Preprint (Open
Science Framework, 18 Maret 2019), Https://Doi.Org/10.31219/Osf.Io/Cfb92.
17
konvensional lebih luas karena tidak ada pembatasan etika agama dalam
memilih instrumen atau bisnis.
2. Imbal Hasil (Return):
Investasi Syariah: Investasi syariah berusaha untuk mendapatkan
imbal hasil yang adil dan sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. Imbal
hasil diperoleh melalui instrumen-instrumen yang diizinkan oleh
syariah, seperti bisnis yang tidak melibatkan muamalat haram dan
instrumen keuangan yang sesuai.
Sedangkan pada Investasi Konvensional: Investasi konvensional
mencari imbal hasil tanpa mempertimbangkan batasan etika agama. Ini
mencakup berbagai instrumen keuangan termasuk saham, obligasi,
deposito, dan komoditas.
3. Prinsip-prinsip yang Diterapkan:
Investasi Syariah: Investasi syariah berdasarkan prinsip-prinsip
Islam, yang melarang riba, gharar, maysir, dan muamalat haram.
Prinsip-prinsip ini memberikan arahan tentang jenis instrumen dan
bisnis yang dapat diinvestasikan.
Sedangkan pada Investasi Konvensional: Investasi konvensional
tidak terikat oleh prinsip-prinsip agama dan lebih fokus pada tujuan
keuangan dan pengembalian yang optimal.
4. Diversifikasi:
Investasi Syariah: Diversifikasi portofolio diterapkan dalam
investasi syariah untuk mengurangi risiko tidak sistematis (risiko
spesifik perusahaan atau industri).
Sedangkan pada Investasi Konvensional: Diversifikasi portofolio
juga digunakan dalam investasi konvensional untuk mengurangi risiko
spesifik dan mencapai imbal hasil yang optimal.
5. Tujuan Sosial dan Lingkungan:
Investasi Syariah: Investasi syariah memiliki pandangan lebih
luas mengenai tanggung jawab lingkungan dan sosial, menghindari
investasi dalam bisnis yang merugikan masyarakat atau alam.
18
Sedangkan pada Investasi Konvensional: Meskipun ada tren
dalam investasi konvensional yang lebih berorientasi pada tanggung
jawab sosial dan lingkungan, tujuan utamanya adalah mencapai imbal
hasil finansial.
6. Pengelolaan Risiko:
Investasi Syariah: Investasi syariah menghindari risiko yang
bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam dan mengandalkan
diversifikasi dan analisis fundamental untuk mengelola risiko.
Investasi Konvensional: Investasi konvensional menggunakan
berbagai metode pengelolaan risiko, termasuk analisis teknikal dan
fundamental, serta instrumen derivatif.
16
Setiawan, “Perbandingan Kinerja Pasar Modal Syariah Dan Konvensional : Suatu Kajian
Empiris Pada Pasar Modal Indonesia.”
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
20
3.2 Saran
21
DAFTAR PUSTAKA
Aramana, Desi. “Pengaruh Arus Kas Operasi Dan Laba Akuntansi Terhadap
Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Konstruksi
Bangunan.” Jurnal Akuntansi dan Keuangan Kontemporer (JAKK) 3, no.
2 (2020).
Arofah, Lailiyatul. “Pengaruh Inflasi, Suku Bunga Dan Nilai Tukar Rupiah
Terhadap Saham.” Universitas Jember, 2019.
Azakia, Kiki, Ach Faqih Supandi, Kurniawan Ramadhani, and Feri Umar Dani.
“Risiko, Return Investasi Dan Kinerja Saham (Studi Perbandingan
Volatilitas Harga Saham Syariah Dan Konvensional Dengan
Menggunakan Model Garch) Kiki.” At-Taradhi: Jurnal Studi Ekonomi 11,
no. 2 (2020): 10–27. https://medium.com/@arifwicaksanaa/pengertian-
use-case-a7e576e1b6bf.
Hakim, Luqman. Simultan Risk & Return. 1st ed. Banyumas: Penerbit CV. Pena
Persada, 2018.
Inayah, Ina Nur. “Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam Dalam Investasi Syariah.”
Jurnal Ilmu Akuntansi dan Bisnis Syariah 2, no. 2 (2020): 91–95.
Listika, L.E, and Yulistia Devi. “Perbandingan Return Dan Risk Pada Saham
Berbasis Syariah Dan Konvensional Yang Tercatat Di Bursa Efek
Indonesia.” Al-Mashrof: Islamic Banking and Finance 2, no. 2 (2021):
105–121.
Prahesti, Dhinda Anatasia, and Amalia Nuril Hidayati. Investasi Di Saham
Syariah Bagi Mahasiswa. 1st ed. Tulungagung: Biru Atma Jaya, 2021.
http://repo.uinsatu.ac.id/25072/%0Ahttp://repo.uinsatu.ac.id/25072/5/BAB
III.pdf.
Putra, Trisno Wardy. “Investasi Dalam Ekonomi Islam.” Ulumul Syar,i 7, no. 2
(2018): 49–57.
Rodoni, Ahmad, and Muhammad Anwar Fathoni. Manajemen Investasi Syariah.
Jakarta: Salemba Diniyah, 2019.
Setiawan, Budi. “Perbandingan Kinerja Pasar Modal Syariah Dan Konvensional :
Suatu Kajian Empiris Pada Pasar Modal Indonesia.” Jurnal Ilmiah
Ekonomi Global Masa Kini 8, no. 1 (2017): 35–40.