Anda di halaman 1dari 10

ECONOMIC VALUE OF TIME

Disusun dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekonomi Makro Syariah
Dosen Pengampu : Dr. Sri Deti, S.E.,M.E.I.

Disusun Oleh :

KELOMPOK 5

NUR INDAH SARI (402.2021.008)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDDIN
SAMBAS
TAHUN 2022 M / 1444 H
1

A. Latar Belakang
Adanya kemunculan bank dalam perekonomian yang modern
merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting dalam kehidupan
masyarakat. Perkembangan pesat yang ada pada lembaga keuangan
perbankan membawa perubahan terhadap beberapa aspek yang
berhubungan dengan lembaga keuangan tersebut. Salah satu aspek yang
mengalami perubahan yaitu adanya undang-undang tentang perbankan
yang mulai menerapkan sistem perbankan konvensional dan perbankan
syariah. Bank Syariah mempunyai fungsi sebagai perantara jasa keuangan
yang mempunyai tugas utama, yaitu menghimpun dana dari masyarakat
dan menyalurkan dana tersebut kembali kepada masyarakat. Sistem
perbankan syariah berdasarkan sistem bagi hasil atau akad-akadnya sesuai
dengan prinsip-prinsip syariah. 1
Keberadaan uang di dunia menyediakan alternatif yang lebih
mudah digunakan daripada sistem barter yang tidak efisien dan kurang
cocok apabila digunakan pada zaman modern, karena membutuhkan orang
lain untuk menukar barang yang memiliki keinginan yang sama untuk
melakukan pertukaran dan juga akan kesulitan dalam menentukan nilai.
Efesiensi yang didapatkan dengan menggunakan uang pada akhirnya akan
mendorong perdagangan dan pembagian tenaga kerja yang kemudian akan
meningkatkan produktivitas dan kemakmuran. Uang merupakan bagian
yang penting bagi kehidupan manusia. Ada yang berpendapat bahwa uang
merupakan darahnya perekonomian, karena di dalam masyarakat modern,
mekanisme perekonomian berdasarkan pada lalu lintas barang dan jasa
semua kegiatan-kegiatan ekonomi tersebut memerlukan uang untuk
memperlancar perekonomian demi mencapai tunjuannya. 2

1
Muh. Agus Syam, “Optimalisasi Economic Value of Time dalam Sistem Margin Akad
Murabahah Untuk Mengatasi Time Value of Money”, Skripsi, UIN Alauddin Makasar, 2017 : 1.
2
Dahlia Bonang, “Kritik Time Value of Money”, Jurnal EL-HIKAM: Jurnal Pendidikan dan
Kajian Keislaman, Vol. IV, No. 2, 2011: 96.
2

Dalam dunia perekonomian khususnya pada keuangan,


perkembangan Islam tentang keuangan ini menjadi masalah yang sering
dibahas, seperti permasalahan mengenai konsep time value of money.
Konsep ini mengatakan bahwa nilai uang sekarang lebih berharga dari
jumlah uang yang ada dimasa depan, konsep ini sangat bertentangan
dengan prinsip Islam. Economic value of time merupakan konsep yang
sesuai dengan prinsip Islam, karena konsep ini mengatakan bahwa
waktulah yang memiliki nilai ekonomi. Oleh karena itu, makalah ini akan
membahas tentang konsep economic value of time dan kritik atas time
value of money agar lebih mengerti dan mengenal antara keduanya.3

B. Konsep Economic Value of Time


Economic value of time adalah suatu konsep yang mana waktu
memiliki nilai ekonomi, namun uang tidak memiliki nilai waktu.
Economic value of time dapat dikatakan bahwa konsep yang
memaksimalkan nilai ekonomis suatu dana dalam waktu periodik. Jadi,
faktor yang menentukan nilai waktu adalah bagaimana cara seseorang
memanfaatkan waktu. Islam sangat menghargai adanya waktu. Nilai waktu
antara satu orang dan orang lainnya memiliki sisi yang berbeda dari segi
kualitasnya. Dapat dikatakan bahwa faktor yang menentukan nilai waktu
adalah bagaimana cara seseorang memanfaatkan waktu yang tersedia
tersebut. Memanfaatkan waktu merupakan amanah dari Allah SWT.
kepada manusia. Manusia juga dituntut untuk selalu mengisi segala waktu
yang telah ada dengan hal yang bermanfaat. Islam melarang manusia
untuk mengabaikan waktu atau mengisi waktu dengan hal yang tidak
bermanfaat. Waktu merupakan suatu wadah yang dijadikan sebagai tempat
untuk beramal shaleh. Oleh karena itu, suatu amalan akan sangat berguna
jika dilakukan sesuai dengan waktunya dan waktu akan lebih bermakna
jika diisi dengan amalan yang bermanfaat.4
3
Ikrima Alfrida Devi, dkk, “Economic Value of Time”, Makalah, Universitas Jember, 2020 : 1.
4
Deddy Ahmad Fajar, “Kajian Perbedaan Time Value of Money atau Economic Value of Time
dalam Perspektif Syariah”, Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, Vol. 7, No. 3, ISSN: 2477-6157; E-ISSN
3

Dalam pandangan Islam mengenai waktu, kualitas waktu sama


bagi semua orang, yaitu 24 jam sehari. Namun, nilai waktu akan berbeda
dari satu orang ke orang lainnya, yaitu seberapa maksimal dan baik
seseorang menggunakan waktu tersebut. Allah berfirman dalam Q.S Al-
Ashr (1-3) :

‫ت‬ َّ ٰ ‫وا ٱل‬


ِ ‫صلِ ٰ َح‬ ۟ ُ‫وا َو َع ِمل‬
۟ ُ‫) ِإاَّل ٱلَّ ِذينَ َءا َمن‬2(ٍ ‫سر‬ َ ٰ ‫) ِإنَّ ٱِإْل ن‬1(‫ص ِر‬
ْ ‫سنَ لَفِى ُخ‬ ْ ‫َوٱ ْل َع‬
)3(‫ص ْب ِر‬ َّ ‫ص ْو ۟ا بِٱل‬
َ ‫ق َوتَ َوا‬ ِّ ‫ص ْو ۟ا بِٱ ْل َح‬
َ ‫َوتَ َوا‬

Artinya: "Demi masa, sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam


kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal
shaleh dan nasihat-menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihat-
menasihati "supaya menetapi kesabaran
Menurut Ibn Abbas, kata ‘Ashr ditafsirkan sebagai waktu.
Karena Allah memang sangat memberi perhatian yang besar terhadap
waktu. Banyak orang yang rugi apabila tidak memahami konsep waktu
dengan baik, maka waktu akan berjalan sia-sia saja. Oleh karena itu, Islam
menganjurkan untuk menggunakan konsep economic value of time, artinya
waktulah yang memiliki nilai ekonomi.5
Perilaku ekonomi ditentukan oleh tingkat keyakinan atau
keimanan seseorang maupun sekelompok orang yang kemungkinan
membentuk perilaku produksi dan konsumsi di pasar. Di dalam konsumsi
Islam terdapat konsep maslahah. Maslahah adalah suatu bentuk keadaan,
baik itu material maupun non material yang dapat meningkatkan
kedudukan manusia sebagai makhluk yang mulia. Maslahah merupakan
suatu tujuan untuk mencapai falah. Di dalam kehidupan yang mulia di
dunia dan akhirat dapat terwujud jika terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan
manusia dengan seimbang. Tercukupinya kebutuhan manusia ini akan
memberi pengaruh yang disebut dengan maslahah. Menurut Ash-Shatibi

2579-6534, 2021: 3-4.


5
Elisafitri, “Konsep Economic Value of Time”, Skripsi, UIN Raden Fatah Palembang, 2019: 4-6.
4

maslahah bagi kehidupan manusia terdiri dari lima hal, yaitu agama (din),
jiwa (nafs), intelektual atau akal (aql), keluarga atau keturunan (nasl), dan
material (wealth).6
Dalam teori ekonomi Islam, diketahui bahwa manusia memiliki
kebutuhan sesuai dengan fitrah yang ada dalam dirinya. Namun cara yang
ditempuh untuk memenuhi kebutuhan tersebut, manusia tidak boleh
sembarangan melakukan apa saja sesuai keinginan mereka. Dalam
keuangan Islam tidak terdapat asumsi bahwa sejumlah uang akan
memberikan feed income, karena dalam keuangan Islam tidak memiliki
konsep feed pre-determined return melalui konsep bunga. Konsep feed
pre-determined return adalah konsep pemastian keuntungan atas sejumlah
uang, sehingga sangat nyata jika orang akan lebih suka memegang uang
saat ini dibanding nanti. Keuntungan dalam ekonomi Islam harus
diperoleh setelah menjalankan aktivitas bisnis. Dalam ekonomi Islam
menggunakan sistem discount rate dalam menentukan ba’i mu’ajjal
(mambayar tangguh) dapat dibenarkan dengan berbagai alasan, yaitu: (1)
Jual beli dan sewa-menyewa adalah sektor riil yang menimbulkan
economic value added (nilai tambah ekonomis) dan (2) tertahannya hak si
penjual (uang pembayaran) yang telah melaksanakan kewajiban, sehingga
tidak dapat melaksanakan kewajibannya kepada pihak lainnya. Islam
menganjurkan untuk selalu menginvestasikan uang dalam usaha yang
produktif. Investasi yang dilakukan dalam usaha yang produktif akan
menjadi inti dari konsep keuangan menurut syariat Islam. Dalam kegiatan
investasi kita tidak dapat menuntut secara pasti keuntungan di masa
mendatang.7
Berdasarkan uraian tersebut, maka kita sebagai seorang muslim
ketika melakukan transaksi harus selalu memperhatikan tujuan utama kita,

6
Deddy Ahmad Fajar, “Kajian Perbedaan Time Value of Money atau Economic Value of Time
dalam Perspektif Syariah”, Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, Vol. 7, No. 3, ISSN: 2477-6157; E-ISSN
2579-6534, 2021: 5.
7
Harjoni, “Penerapan Konsep Time Value of Money dan Kritik Pelaksanaan”, Jurnal J-Iscan, Vol.
1, No. 1, 2019: 76-77.
5

yaitu untuk mencapai falah. Termasuk juga ketika kita menggunakan uang
harus selalu memakai konsep economic value of time.

C. Kritik Atas Time Value of Money


Dalam teori ekonomi konvensional, uang dinilai sebagai sesuatu
yang berharga dan dapat berkembang dalam waktu tertentu, anggapan ini
disebut dengan konsep time value of money. Uang di dalam Islam
bukanlah sebagai modal dan barang dagangan, tapi uang adalah sarana
penukar dan penyimpan nilai. Uang menjadi berguna apabila ditukar
dengan benda yang nyata atau digunakan untuk membeli jasa. Di dalam
Islam, tidak mengenal adanya konsep time value of money akan tetapi
mengenal konsep economic value of time. Di dalam sistem ekonomi Islam,
konsep time value of money tidak boleh terjadi. Sesuai dengan surah Al-
Ashr ayat 1-3 yang telah menjelaskan bahwa waktu bagi semua orang
adalah sama kuantitasnya, namun nilai dari waktu ke waktu itu akan
berbeda dari satu orang ke orang lainnnya. Di dalam ekonomi Islam, tidak
dikenal adanya sistem spekulasi, namun kebalikannya dengan
konvensional yang memperbolehkan untuk memberikan bunga pada harta.
8

Mengacu pada time value of money, ekonomi konvensional


menggunakan besaran tingkat bunga dengan tujuan untuk mengukur faktor
ketidakpastian dan inflasi yang bermaksud agar tingkat risiko lebih kecil
dan memperoleh tingkat keuntungan yang diinginkan. Ketidakpastian pada
pemikiran ekonomi konvensional disandarkan pada dua hal, yaitu:
1. Adanya beberapa pilihan investasi dengan tingkat risiko dan harapan
keuntungan yang berbeda.
2. Adanya kondisi perekonomian yang tidak menentu dan tidak dapat
diprediksi. Keadaan yang selalu tidak pasti ini biasanya diatasi dengan

8
Dahlia Bonang, “Kritik Time Value of Money”, Jurnal EL-HIKAM: Jurnal Pendidikan dan
Kajian Keislaman, Vol. IV, No. 2, 2011: 105-106.
6

kebijakan moneter melalui bunga sebagai bahan utama yang digunakan


untuk mengontrol jumlah uang beredar.9
Sebagian besar teori mengenai keuangan dibangun berdasarkan
konsep nilai dan waktu dari uang itu sendiri yang mengatakan bahwa uang
saat ini relatif lebih besar jika dibandingkan dengan uang dimasa yang
akan datang. Menurut ekonom Islam, mereka berpendapat bahwa uang
hanya mempunyai dua fungsi, yaitu sebagai alat pengukur harga dan alat
pembayaran. Ekonomi konvensional memasukkan unsur ketidakpastian
return dan menyebut kompensasinya sebagai discount rate yang bersifat
umum dibandingkan istilah interest rate. Ketidakpastian return ini
dijadikan sebagai suatu kepastian melalui premium for uncertainty.
Investasi selalu memiliki kemungkinan untuk mendapat positif return,
negative return, dan no return. Hal inilah yang menimbulkan
ketidakpastian, tetapi probabilitas negative return dan no return
dipertukarkan dengan sesuatu yang pasti premium for uncertainty.
Keadaan inilah yang tidak diterima oleh ekonomi Islam, karena adanya
keadaan “Ghunmu Bi La Ghurmi” (gaining return without responsible for
any risk) dan “al-Kharaj Bi La Dhaman” (gaining income without
responsible for any expense).10
Ada beberapa kritik yang diambil dari konsep time value of
money yang bertentangan dengan Islam, yaitu:
1. Keuntungan di masa mendatang diragukan atau tidak pasti. Hal ini
disebabkan adanya ketidakpastian peristiwa yang melingkupi manusia
di masa mendatang. Sedangkan keuntungan di masa sekarang sudah
sangat jelas dan pasti.
2. Keputusan terhadap kehendak masa kini lebih bernilai bagi manusia
daripada kepuasannya di masa mendatang. Karena bisa saja seseorang
tidak memiliki kehendak seperti sekarang.

9
Di kutip dari situs, https://www.slideshare.net/alalantanala/kritik-atas-time-value-of-money, pada
tanggal 08 Oktober 2022, pada pukul 09.22 WIB.
10
Ikhwanul Muttaqin. dkk, “Time Value of Money VS Economic Value of Time”, Makalah,
Universitas Islam Indonesia, 2015: 9-12.
7

3. Pada dasarnya komoditi sekarang lebih penting dan berguna dan


memiliki nilai yang lebih tinggi dibanding komoditi di masa
mendatang.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa keuntungan
sekarang lebih berharga dari pada keuntungan di masa mendatang. Modal
sekarang lebih bernilai, daripada dipinjam dan dikembalikan satu tahun
kedepan. Adanya bunga lebih dimaksudkan sebagai nilai pembayar yang
sama terhadap modal yang dipinjam semula. Islam menolak konsep ini
karena masih mengandung unsur riba’. Di dalam Islam, aktifitas bisnis
tidak boleh dipastikan bahwa akan mendapat keuntungan di masa
mendatang. Karena manusia tidak pernah mengetahui apa yang akan
terjadi di masa mendatang. Oleh karena itu, konsep time value of money
tidak sesuai dengan konsep Islam dan teori inilah yang melahirkan konsep
bunga, maka konsep ini harus ditolak.11

D. Penutup
Dari pernyataan diatas dapat kita ambil kesimpulan yaitu,
Economic value of time dapat dikatakan bahwa konsep yang
11
S. Purnamasari, “Time Value of Money Perspektif Islam”, Jurnal Al-Iqtishadiyah, Vol. 1, No. 1,
ISSN: 2442-2282, 2014: 41-42.
8

memaksimalkan nilai ekonomis suatu dana dalam waktu periodik. Nilai


waktu antara satu orang dan orang lainnya memiliki sisi yang berbeda dari
segi kualitasnya. Dapat dikatakan bahwa faktor yang menentukan nilai
waktu adalah bagaimana cara seseorang memanfaatkan waktu yang
tersedia tersebut. Hal ini berdasarkan firman Allah dalam Q.S Al- Ashr
ayat 1-3. perhatian yang besar terhadap waktu. Oleh karena itu, Islam
menganjurkan untuk menggunakan konsep economic value of time,
artinya waktulah yang memiliki nilai ekonomi. Dalam teori ekonomi
Islam, diketahui bahwa manusia memiliki kebutuhan sesuai dengan fitrah
yang ada dalam dirinya. Islam menganjurkan untuk selalu
menginvestasikan uang dalam usaha yang produktif. Kemudian kritik
terhadap time value of money yaitu adanya sistem bunga, ketidakpastian,
dan tidak berdasarkan pada Al-Quran dan Hadits.

DAFTAR PUSTAKA
9

Agus Syam, Muh, “Optimalisasi Economic Value of Time dalam Sistem Margin
Akad Murabahah Untuk Mengatasi Time Value of Money”, Skripsi,
UIN Alauddin Makasar, 2017.
Bonang, Dahlia, “Kritik Time Value of Money”, Jurnal EL-HIKAM: Jurnal
Pendidikan dan Kajian Keislaman, Vol. IV, No. 2, 2011.
Devi, Ikrima Alfrida, dkk, “Economic Value of Time”, Makalah, Universitas
Jember, 2020.
Di kutip dari situs, https://www.slideshare.net/alalantanala/kritik-atas-time-
value-of-money, pada tanggal 08 Oktober 2022, pada pukul 09.22
WIB.
Elisafitri, “Konsep Economic Value of Time”, Skripsi, UIN Raden Fatah
Palembang, 2019.
Fajar, Deddy Ahmad, “Kajian Perbedaan Time Value of Money atau Economic
Value of Time dalam Perspektif Syariah”, Jurnal Ilmiah Ekonomi
Islam, Vol. 7, No. 3, ISSN: 2477-6157; E-ISSN 2579-6534, 2021.
Harjoni, “Penerapan Konsep Time Value of Money dan Kritik Pelaksanaan”,
Jurnal J-Iscan, Vol. 1, No. 1, 2019.
Muttaqin, Ikhwanul, dkk, “Time Value of Money VS Economic Value of Time”,
Makalah, Universitas Islam Indonesia, 2015.
Purnamasari, S, “Time Value of Money Perspektif Islam”, Jurnal Al-Iqtishadiyah,
Vol. 1, No. 1, ISSN: 2442-2282, 2014.

Anda mungkin juga menyukai