Disusun dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekonomi Makro Syariah
Dosen Pengampu : Dr. Sri Deti, S.E.,M.E.I.
Disusun Oleh :
KELOMPOK 5
A. Latar Belakang
Adanya kemunculan bank dalam perekonomian yang modern
merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting dalam kehidupan
masyarakat. Perkembangan pesat yang ada pada lembaga keuangan
perbankan membawa perubahan terhadap beberapa aspek yang
berhubungan dengan lembaga keuangan tersebut. Salah satu aspek yang
mengalami perubahan yaitu adanya undang-undang tentang perbankan
yang mulai menerapkan sistem perbankan konvensional dan perbankan
syariah. Bank Syariah mempunyai fungsi sebagai perantara jasa keuangan
yang mempunyai tugas utama, yaitu menghimpun dana dari masyarakat
dan menyalurkan dana tersebut kembali kepada masyarakat. Sistem
perbankan syariah berdasarkan sistem bagi hasil atau akad-akadnya sesuai
dengan prinsip-prinsip syariah. 1
Keberadaan uang di dunia menyediakan alternatif yang lebih
mudah digunakan daripada sistem barter yang tidak efisien dan kurang
cocok apabila digunakan pada zaman modern, karena membutuhkan orang
lain untuk menukar barang yang memiliki keinginan yang sama untuk
melakukan pertukaran dan juga akan kesulitan dalam menentukan nilai.
Efesiensi yang didapatkan dengan menggunakan uang pada akhirnya akan
mendorong perdagangan dan pembagian tenaga kerja yang kemudian akan
meningkatkan produktivitas dan kemakmuran. Uang merupakan bagian
yang penting bagi kehidupan manusia. Ada yang berpendapat bahwa uang
merupakan darahnya perekonomian, karena di dalam masyarakat modern,
mekanisme perekonomian berdasarkan pada lalu lintas barang dan jasa
semua kegiatan-kegiatan ekonomi tersebut memerlukan uang untuk
memperlancar perekonomian demi mencapai tunjuannya. 2
1
Muh. Agus Syam, “Optimalisasi Economic Value of Time dalam Sistem Margin Akad
Murabahah Untuk Mengatasi Time Value of Money”, Skripsi, UIN Alauddin Makasar, 2017 : 1.
2
Dahlia Bonang, “Kritik Time Value of Money”, Jurnal EL-HIKAM: Jurnal Pendidikan dan
Kajian Keislaman, Vol. IV, No. 2, 2011: 96.
2
maslahah bagi kehidupan manusia terdiri dari lima hal, yaitu agama (din),
jiwa (nafs), intelektual atau akal (aql), keluarga atau keturunan (nasl), dan
material (wealth).6
Dalam teori ekonomi Islam, diketahui bahwa manusia memiliki
kebutuhan sesuai dengan fitrah yang ada dalam dirinya. Namun cara yang
ditempuh untuk memenuhi kebutuhan tersebut, manusia tidak boleh
sembarangan melakukan apa saja sesuai keinginan mereka. Dalam
keuangan Islam tidak terdapat asumsi bahwa sejumlah uang akan
memberikan feed income, karena dalam keuangan Islam tidak memiliki
konsep feed pre-determined return melalui konsep bunga. Konsep feed
pre-determined return adalah konsep pemastian keuntungan atas sejumlah
uang, sehingga sangat nyata jika orang akan lebih suka memegang uang
saat ini dibanding nanti. Keuntungan dalam ekonomi Islam harus
diperoleh setelah menjalankan aktivitas bisnis. Dalam ekonomi Islam
menggunakan sistem discount rate dalam menentukan ba’i mu’ajjal
(mambayar tangguh) dapat dibenarkan dengan berbagai alasan, yaitu: (1)
Jual beli dan sewa-menyewa adalah sektor riil yang menimbulkan
economic value added (nilai tambah ekonomis) dan (2) tertahannya hak si
penjual (uang pembayaran) yang telah melaksanakan kewajiban, sehingga
tidak dapat melaksanakan kewajibannya kepada pihak lainnya. Islam
menganjurkan untuk selalu menginvestasikan uang dalam usaha yang
produktif. Investasi yang dilakukan dalam usaha yang produktif akan
menjadi inti dari konsep keuangan menurut syariat Islam. Dalam kegiatan
investasi kita tidak dapat menuntut secara pasti keuntungan di masa
mendatang.7
Berdasarkan uraian tersebut, maka kita sebagai seorang muslim
ketika melakukan transaksi harus selalu memperhatikan tujuan utama kita,
6
Deddy Ahmad Fajar, “Kajian Perbedaan Time Value of Money atau Economic Value of Time
dalam Perspektif Syariah”, Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, Vol. 7, No. 3, ISSN: 2477-6157; E-ISSN
2579-6534, 2021: 5.
7
Harjoni, “Penerapan Konsep Time Value of Money dan Kritik Pelaksanaan”, Jurnal J-Iscan, Vol.
1, No. 1, 2019: 76-77.
5
yaitu untuk mencapai falah. Termasuk juga ketika kita menggunakan uang
harus selalu memakai konsep economic value of time.
8
Dahlia Bonang, “Kritik Time Value of Money”, Jurnal EL-HIKAM: Jurnal Pendidikan dan
Kajian Keislaman, Vol. IV, No. 2, 2011: 105-106.
6
9
Di kutip dari situs, https://www.slideshare.net/alalantanala/kritik-atas-time-value-of-money, pada
tanggal 08 Oktober 2022, pada pukul 09.22 WIB.
10
Ikhwanul Muttaqin. dkk, “Time Value of Money VS Economic Value of Time”, Makalah,
Universitas Islam Indonesia, 2015: 9-12.
7
D. Penutup
Dari pernyataan diatas dapat kita ambil kesimpulan yaitu,
Economic value of time dapat dikatakan bahwa konsep yang
11
S. Purnamasari, “Time Value of Money Perspektif Islam”, Jurnal Al-Iqtishadiyah, Vol. 1, No. 1,
ISSN: 2442-2282, 2014: 41-42.
8
DAFTAR PUSTAKA
9
Agus Syam, Muh, “Optimalisasi Economic Value of Time dalam Sistem Margin
Akad Murabahah Untuk Mengatasi Time Value of Money”, Skripsi,
UIN Alauddin Makasar, 2017.
Bonang, Dahlia, “Kritik Time Value of Money”, Jurnal EL-HIKAM: Jurnal
Pendidikan dan Kajian Keislaman, Vol. IV, No. 2, 2011.
Devi, Ikrima Alfrida, dkk, “Economic Value of Time”, Makalah, Universitas
Jember, 2020.
Di kutip dari situs, https://www.slideshare.net/alalantanala/kritik-atas-time-
value-of-money, pada tanggal 08 Oktober 2022, pada pukul 09.22
WIB.
Elisafitri, “Konsep Economic Value of Time”, Skripsi, UIN Raden Fatah
Palembang, 2019.
Fajar, Deddy Ahmad, “Kajian Perbedaan Time Value of Money atau Economic
Value of Time dalam Perspektif Syariah”, Jurnal Ilmiah Ekonomi
Islam, Vol. 7, No. 3, ISSN: 2477-6157; E-ISSN 2579-6534, 2021.
Harjoni, “Penerapan Konsep Time Value of Money dan Kritik Pelaksanaan”,
Jurnal J-Iscan, Vol. 1, No. 1, 2019.
Muttaqin, Ikhwanul, dkk, “Time Value of Money VS Economic Value of Time”,
Makalah, Universitas Islam Indonesia, 2015.
Purnamasari, S, “Time Value of Money Perspektif Islam”, Jurnal Al-Iqtishadiyah,
Vol. 1, No. 1, ISSN: 2442-2282, 2014.