Anda di halaman 1dari 9

TAKHRIJ

Disusun dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ulumul Hadits


Dosen Pengampu : Dr. Alkadri, M.Ag

Disusun Oleh :

KELOMPOK 12

NUR INDAH SARI (402.2021.008)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDDIN
SAMBAS
TAHUN 2022 M / 1444 H
1

A. Apa yang Dimaksud dengan Takhrij Hadits?


Takhrij secara bahasa merupakan bentuk masdar dari kata kerja "
‫ تخريجا‬,‫يخ<<<<رج‬
ّ ,‫خ<<<<رج‬
ّ ". Kata takhrij juga  bermakna istinbat (menggali,
mengeluarkan), tadrib (pembiasaan, latihan), taujih  (penjelasan), ibraz
(mengeluarkan), dan izhar (melahirkan). Dalam kamus al-Munjid fi al-
Lughah disebutkan bahwa takhrij adalah menjadikan sesuatu keluar dari
sesuatu tempat atau menjelaskan suatu masalah. Secara istilah dalam ilmu
hadis, takhrij merupakan penelusuran atau pencarian hadits dari berbagai
kitab sebagai sumber asli dari hadits yang bersangkutan yang mana di
dalam sumber tersebut dikemukakan secara lengkap matan dan sanad
hadits yang bersangkutan.1

B. Apa Saja Manfaat Takhrij dalam Kajian Hadits?


Beberapa manfaat dalam mempelajari takhrij dalam kajian
hadits adalah sebagai berikut:
a) Untuk memperkenalkan sumber-sumber hadits, kitab-kitab asal
dari suatu hadits, serta ulama yang meriwayatkannya.
b) Memperjelas keadaan sanad sehingga dapat diketahui apakah
munqati’ atau lainnya.
c) Dapat memperjelas kualitas suatu hadits dengan banyaknya
riwayat.
d) Dapat memperjelas periwayat hadits yang samar, dengan adanya
takhrij dapat diketahui nama periwayat yang sebenarnya secara
lengkap.
e) Dapat menghilangkan kemungkinan terjadinya kekeliruan riwayat
dan memperjelas nama periwayat yang sebenarnya.2

C. Bagaimana Langkah-langkah dalam Melakukan Takhrij?

1
Dikutip dari situs https://iqra.republika.co.id/berita/np3yki2/beragam-jenis-metode-takhrij-hadis,
pada Tanggal 14 November 2022, pada Pukul 19.40 WIB.
2
Darsul S.Puyu, “Metode Takhrij Al-Hadits”, Perpustakaan Nasional Katalog Dalam Terbitan
(KDT), Universitas Islam Negeri Alauddin Makasar, ISBN: 978-602-237-501-2, 2012: 54-55.
2

Ada lima metode atau langkah-langkah yang digunakan untuk


melakukan takhrij pada suatu hadits sebagai berikut:
a) Metode Pengetahuan tentang Nama Sahabat Perawi Hadits
Metode ini dilakukan apabila nama sahabat tercantum
dalam hadits yang akan di takhriji. Apabila nama sahabat tersebut
tidak tercantum dalam hadits, maka tidak dapat menggunakan
metode ini dalam mentakhriji hadits. Metode takhrij untuk
mengetahui nama sahabat ini, maka dapat digunakan tiga macam
kitab, yaitu kitab Musnad, Mu’jam, dan Athraf. Kitab Musnad
adalah kitab yang disusun berdasarkan nama sahabat sesuai
dengan urutannya dalam masuk Islam atau nasabnya. Di dalam
kitab ini, hadits-hadits para sahabat dikumpulkan. Kitab Mu’jam
adalah kitab yang disusun menurut nama-nama sahabat, guru, dan
negeri. Kitab Athraf adalah semacam kitab hadits yang
penyusunannya hanya menyebutkan sebagian matan hadits yang
sudah menunjukkan keseluruhannya.
b) Metode Pengetahuan Lafadz Awal dari Matan Hadits
Cara ini adalah cara yang mudah dalam mentakhrij
hadits dibandingkan dengan metode yang lainnya. Namun, cara
ini menuntut pen-takhrij untuk mengetahui dengan benar lafadz
pertama dari matan hadits yang ingin di takhrij. Kitab-kitab yang
dapat digunakan untuk menggunakan metode ini adalah sebagai
berikut:
1) Al-Jami’ al-Shagir min Hadits al-Basyir al-Nazhir,
susunan Jalal al-Din al-Suyuthiy.
2) Mansu’ah Athraf al-hadits al-Nabawiy al-Syarif, susunan
Abu Hajir Muhammad al-Sa’ide bin Basyuniy Zaqlul.
c) Metode Pengetahuan Salah Satu Lafadz Hadits
Metode ini dilakukan dengan mengetahui salah satu
lafadz hadits baik itu lafadz yang diawal, tengah, maupun akhir.
Pen-takhrij cukup memilih salah satu lafadz matan hadits yang
3

memiliki kosa kata kemudian mencari dalam kitab al-Mu’jam al-


Mufabras li Alfadz al-hadits al-Nabawiy.
d) Metode Pengetahuan Tema Hadits
Metode ini digunakan dengan cara memilih tema yang
ada di dalam suatu hadits. Orang yang awam dalam hadits akan
sulit untuk menggunakan metode ini, karena yang dituntut dalam
metode ini adalah harus memiliki kemampuan untuk menentukan
tema dari suatu hadits yang akan di takhrij. Kitab yang digunakan
untuk metode ini adalah al Mughni Haml al-Asfar fi Takhrij ma fi
al-Ihya min al-Akhbar karya al-Iraqi.
e) Metode Pengetahuan tentang Ciri-ciri Khusus (karakteristik)
Sanad atau Matan Hadits
Metode ini dituntut untuk mengetahui secara pasti sifat-
sifat khusus hadits, baik yang terkait dengan sanad maupun matan
hadits, pen-takhrij harus paham betul dengan istilah-istilah ilmu
hadits yang terkait dengan keadaan matan atau sanad hadits yang
ini di takhrij.
1) Ditinjau dari segi matan
Apabila dalam matan hadits ada tanda-tanda
bahwa hadits tersebut adalah maudhu’, maka cara yang
mudah untuk mengetahuinya asal hadits tersebut adalah
dengan cara mencarinya dalam kitab-kitab yang
mengumpulkan hadits-hadits palsu, seperti al-Mashnu’ fi
Ma’rifat al-Hadis al-Maudhu’ li al-Syaikh ‘ala al-Qari al-
Harawi.
2) Ditinjau dari segi sanad
Apabila dalam suatu hadits sanad hadits itu
mursal, maka hadits itu dapat dicari dalam kitab al-
Murasil li Abi Hatim Abd al-Rahman Ibn Muhammad al-
Handhali al-Razi.
3) Ditinjau dari segi matan dan sanad
4

Ada beberapa sifat dan keadaan yang kadang-


kadang terdapat pada sanad atau matan, misalnya ada illat
(cacat). Untuk mencari hadits semacam ini dicari melalui
kitab al-Mustafad min Mubhamat al-Matn wa al-Isnad li
Abi Zar’ah Ahmad Ibn Abd al-Rahim al-‘Iraqi.
Itulah beberapa metode yang dapat dilakukan apabila ingin men-
takhrij suatu hadits.3

D. Berikan Salah Satu Contoh Hadits dengan Menggunakan Salah Satu


dari Beberapa Langkah Takhrij Hadits!
Di bawah ini adalah contoh takhrij hadits dengan menggunakan

metode yang ke-dua, yaitu Metode Pengetahuan tentang lafadz awal matan

hadits. Misalnya, apabila akan men-takhrij hadis yang berbunyi;

‫ص ْر َع ِة‬
ُ ‫ش ِد ْيدبِال‬ َ ‫ُ لَ ْي‬
َّ ‫س ال‬

Untuk mengetahui lafadz lengkap dari penggalan matan

tersebut, langkah yang harus dilakukan adalah menelusuri penggalan

matan itu pada urutan awal matan yang memuat penggalan matan yang

dimaksud. Dalam kamus yang disusun oleh Muhammad Fuad Abdul Baqi,

penggalan hadis tersebut terdapat di halaman 2014. Berarti, lafadz yang

dicari berada pada halaman 2014 juz IV.  Setelah diperiksa, bunyi lengkap

matan hadis yang dicari adalah;

‫الش < ِد ْي ُد‬


َّ ‫س‬َ ‫ لَ ْي‬:‫سـلَّ َم قَ <ا َ َل‬
َ ‫صـلَّى هّللا ُ َعلَ ْيـ ِه َو‬
َ ِ ‫ـو َل هّللا‬
ْ ‫س‬ُ ‫<رةَ َأنَّ َر‬
َ <‫عَنْ اَبِ ْي ه َُر ْي‬

َ ‫ي يَ ْملِ ُك نَ ْف‬
ِ ‫سـهُ ِع ْندَال َغض‬
‫ب‬ ْ ‫ص ْر َع ِة اِنَّ َماالشَـ ِد ْي ُد الَّ ِذ‬
ُ ‫بِاال‬

3
Arif Maulana, “Peran Penting Metode Takhrij dalam Studi Kehujjahan Hadits”, dalam Jurnal
Riset Agama, Vol. 1, No. 1, 2021: 239-243.
5

Artinya: Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Saw bersabda,


“(Ukuran) orang yang kuat (perkasa) itu bukanlah dari
kekuatan orang itu dalam berkelahi, tetapi yang disebut sebagai
orang yang kuat adalah orang yang mampu menguasai dirinya
tatkala dia marah”.4

E. Apa Saja Kitab Pendukung untuk Melakukan Takhrij Hadits?


1. Kitab-kitab kamus Mu'jam Hadits dan Mu'jam para perawi hadits,
diantaranya:
a. Al-Mu'jam al-Mufahras li Alfazh al-Hadits al-Nabawi
oleh AJ Wensinck, seorang orientalis dan guru besar
bahasa Arab pada Universitas Leiden, dan kemudian
bergabung dengannya Muhammad Fu'ad 'Abd al-
Baqi.
b. Al-Jami‟ al-Shaghir, karya Jalaluddin Abd al-Rahman
al-Suyuthi.
c. Miftahus Shahihain, yang disusun oleh Muhammad
Syarif bin Mustafa al-Tauqiah.
d. Miftah Kunuz al-Sunnah karya AJ Wensinck.
2. Kitab-kitab yang memuat biografi Sahabat, antaralain:
a. Al-Isti ab Ma'rifat al-Ashhab karya Ibnu 'Abd
al-Barr al-Andalusia (w 463 H / 1071 M)
b. Usulud al-Ghabah fi Ma'rifat al-Shahabah karya Iz Al-Din
Abi al-Hasan Ali Ibn Muhammad Ibn al-atsir al-Jazari.
c. Al-Ishabah fi Tamyiz al-Shahabah karya Ibnu Hajar al-
Asqolani.
3. Kitab-kitab yang memuat lafadz pertama matan
a. Al-Jami’ al-Shagir min Hadits al-Basyir al-Nazhir, susunan
Jalal al-Din al-Suyuthiy.

4
Hidayat Joni Mursyid dan Aries Kurniawan, “Takhrij Hadits; Teori dan Praktek”, Makalah
Program Pasca Sarjana Institur Agama Islam Negeri Mataram, 2015: 25-26.
6

b. Mansu’ah Athraf al-hadits al-Nabawiy al-Syarif, susunan


Abu Hajir Muhammad al-Sa’ide bin Basyuniy Zaqlul.
4. Kitab-kitab yang memuat tema hadits
a. Kanz al-Ummal fi Sunan al-Aqwal wa al-Af'al karya al-
Burhanpuri.
b. al Mughni Haml al-Asfar fi Takhrij ma fi al-Ihya min al-
Akhbar karya al-Iraqi.
5. Kitab-kitab yang memuat tentang Ciri-ciri Khusus (karakteristik)
Sanad atau Matan Hadits
a. al-Mashnu’ fi Ma’rifat al-Hadis al-Maudhu’ li al-Syaikh
‘ala al-Qari al-Harawi.
b. al-Murasil li Abi Hatim Abd al-Rahman Ibn Muhammad al-
Handhali al-Razi.
c. al-Mustafad min Mubhamat al-Matn wa al-Isnad li Abi
Zar’ah Ahmad Ibn Abd al-Rahim al-‘Iraqi.5

F. Kesimpulan
5
Dikutip dari Situs http://repository.uinbanten.ac.id/3484/2/Content%20Takhrij%20Hadis.pdf,
pada Tanggal 23 November 2022, pada Pukul 20.05 WIB.
7

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa takhrij adalah


penelusuran atau pencarian hadits dari berbagai kitab sebagai sumber asli
dari hadits yang bersangkutan yang mana di dalam sumber tersebut
dikemukakan secara lengkap matan dan sanad hadits yang bersangkutan.
Takhrij hadits ini memberikan manfaat, salah satunya yaitu Untuk
memperkenalkan sumber-sumber hadits, kitab-kitab asal dari suatu hadits,
serta ulama yang meriwayatkannya, sehingga kita dapat mengetahui
kualitas suatu hadits melalui takhrij hadits. Ada lima metode yang dapat
dilakukan untuk men-takhrij hadits, yaitu: 1) metode pengetahuan tentang
nama sahabat perawi hadits, 2) metode pengetahuan lafadz awal dari
matan hadits, 3) metode pengetahuan salah satu lafadz hadits, 4) metode
pengetahuan tema hadits, 5) metode pengetahuan tentang ciri-ciri khusus
(karakteristik) sanad atau matan hadits.

DAFTAR PUSTAKA
8

Dikutip dari situs https://iqra.republika.co.id/berita/np3yki2/beragam-jenis-


metode-takhrij-hadis, pada Tanggal 14 November 2022, pada Pukul
19.40 WIB.
Joni Mursyid, Hidayat dan Aries Kurniawan. 2015, “Takhrij Hadits; Teori dan
Praktek”, Makalah Program Pasca Sarjana Institur Agama Islam
Negeri Mataram.
Maulana, Arif. 2021, “Peran Penting Metode Takhrij dalam Studi Kehujjahan
Hadits”, dalam Jurnal Riset Agama, Vol. 1, No. 1.
Puyu, Darsul. S. 2012, “Metode Takhrij Al-Hadits”, Perpustakaan Nasional
Katalog Dalam Terbitan (KDT), Universitas Islam Negeri Alauddin
Makasar, ISBN: 978-602-237-501-2.
Rahman, Andi. 2016, “Pengenalan Atas Takhrij Hadits”, dalam Jurnal Studi
Hadits, Vol. 2, No. 1, ISSN 2460-755X, EISSEN 2502-8839.
Situs http://repository.uinbanten.ac.id/3484/2/Content%20Takhrij%20Hadis.pdf ,
pada Tanggal 23 November 2022, pada Pukul 20.05 WIB.
Yusliadi, 2018, “Takhrij Al-Hadits”, Makalah Program Magister Pendidikan
Agama Islam IAIN Madura.

Anda mungkin juga menyukai