Anda di halaman 1dari 10

TAKHRIJ HADIS BERDASARKAN SIFAT TERTENTU

Ni’matul Akmala1, Ahlan Gufra2, Putri Makhabah3


Program Studi Ilmu Al Qur’an dan Tafsir, UIN Walisongo Semarang
Email: nimatulakmala27@gmail.com1, ahlangufra@gmail.com2,
makhabahputri@gmail.com
PENDAHULUAN
Takhrij hadis merupakan salah satu upaya atau langkah dalam meneliti
hadis-hadis nabawi. Takhrij hadis adalah penelusuran atau pencarian hadis pada
berbagai kitab sebagai sumber asli dari hadis yang bersangkutan, yang di dalam
sumber itu dikemukakan secara lengkap matan dan sanad hadis yang
bersangkutan.1 Upaya penelusuran dan pencarian hadis dapat membantu peneliti
hadis maupun umat Islam yang hendak mengetahui rincian suatu hadis yang
mereka temukan.
Ada berbagai macam metode takhrij hadis yang dikemukakan oleh para
ulama. Salah satu diantaranya yaitu takhrij hadis berdasarkan sifat tertentu. Para
ulama menyusun kitab-kitab berdasarkan sifat atau status hadis tertentu seperti
hadis qudsi, mutawatir, masyhur, mursal dan lainnya. Namun jumlah kitab-kitab
yang menghimpun hadis berdasarkan statusnya sangat terbatas.2
Kitab takhrij berdasarkan sifat tertentu secara umum berbeda dengan kitab
takhrij metode lainnya. Kitab takhrij berdasarkan sifat tertentu menghimpun
semua hadis-hadis berdasarkan sifatnya, yang memenuhi standar atau penilaian
dari penulis kitab terhadap sifat tersebut baik diambil dari satu kitab ataupun
banyak kitab, sedangkan kitab takhrij metode lainnya layaknya seperti kamus
kitab induk hadis.
Perbedaan ini juga mempengaruhi kriteria takhrij setiap kitabnya. Dengan
menganalisis setiap kitab, maka dapat diketahui metode penulis dalam mentakhrij
sebuah hadis. Informasi ini dapat membantu para pencari / peneliti hadis dalam
melakukan penelitian terhadap sebuah hadis. hal ini sejalan dengan tujuan takhrij
dan penelitian hadis nabawi.
1
Syuhudi Ismail, Metodologi Penelitian Hadis Nabi (Jakarta; Bulan Bintang, 1992), hlm. 43.
2
Althaf Husein Muzakky dan Muhammad Mundzir, “Ragam Metode Takhrij Hadis: Dari Era
Tradisional Hingga Digital”, Jurnal Studi Hadis Nusantara, (Vol.4, 2022), hlm. 82.

1
PEMBAHASAN
Takhrij Hadis Berdasarkan Sifat Tertentu
Takhrij hadis berdasarkan sifat tertentu yaitu kegiatan takhrij hadis atau
pencarian hadis pada kitab hadis yang menghimpun hadis berdasarkan sifat/status
hadis, seperti hadis qudsi, mutawatir, masyhur, mursal, dan lainnya. Dengan
mengetahui status hadis maka metode ini dapat ditempuh.
Metode ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya yaitu dapat
memudahkan proses takhrij hadis karena jumlah hadis berdasarkan sifat tertentu
tidaklah banyak. Sedangkan kekurangannya yaitu jumlah kitab-kitab hadis
berdasarkan metode ini sangan terbatas. Sistematika penulisan kitab takhrij hadis
dengan metode ini berbeda. Setiap ulama yang menulis kitab-kitab tersebut
memiliki metode tersendiri.
Kitab-kitab yang disusun berdasarkan motode ini diantaranya Al-Azha>r al-
Mutana>si|rah fi> al-Akhbar al-Mutawa>tirah karangan Suyut|hi yang memuat hadis-
hadis mutawatir, Al-Ittihafa>t al-s|aniah bi> al-Aha>dis al-Qudsiyah karangan al-
Manawi yang memuat hadis-hadis qudsi, Al-Maqa>s{id al-Hasanah karangan
Sakhawi yang memuat hadis-hadis masyhur, Al-Mara>sil karangan Abu Daud yang
memuat hadis-hadis mursal, Tanzi>h al-Syari’ah al-Marfu>’ah ‘an al-Akhbar al-
Syani’ah al-Maud}u’ah karangan Ibn Iraq yang memuat hadis-hadis maudhu’.3
Berikut penjelasan dari beberapa kitab tersebut.
1. Kitab Al-Azha>r al-Mutana>si|rah fi> al-akhbar al-Mutawa>tirah
Kitab ini disusun oleh Imam Jalaluddin As-Suyuthi, lahir pada awal
bulan Rajab tahun 849 di Mesir dengan nama lengkap beliau adalah Abdul
Rohman bin Al-kamal Abi Bakar bin Muhammad bin Sabiq Al-din bin Al-
Fakhri Usman bin Na-dir Al-din, Al-Himam Al-Hadhiri Al-Asyuti Al-Thulani
Al-Mishri Al-Syafi’i. Beliau dijuluki dengan Jalaluddin Al-Suyuthi dan
mempunyai nama kunyah Abul Al-Fadhol.
Metode yang di gunakan oleh Imam As-Suyuthi dalam menyusun kitab
ini adalah dengan Maudhu’i yaitu mengumpulkan hadis-hadis dengan

3
Ahmad Izzan, Studi Takhrij Hadis, (Bandung: Tafakur, 2012), hlm.129.

2
mengurutkan berdasarkan bab-bab serta menyebutkan para perawi-perawi
dari kalangan sahabat. Tak luput juga penyebutan sanad pada setiap hadis.
Setiap matan hadis termasuk dalam kategori hadis mutawatir lafdzi. As-
Suyuthi mengumpulkan hadis yang mempunyai syarat-syarat kemutawatiran
hadis, para perawi hadis tersebut harus lebih dari 10 di setiap tabaqatnya. Di
dalam kitab ini memuat hadis yang telah di riwayatkan oleh Bukhari dan
Muslim terdapat 113 hadis mutawatir dengan 10 bab diantaranya yaitu
mengenai ilmu, iman, taharah, shalat, zakat, puasa, haji, adab, manaqib, dan
ba’ts.
Jika dilihat dari sistematika dari penulisan dan isi kitab, dapat diambil
kesimpulan bahwa cara menggunakan kitab ini, pertama-tama kita harus
mengetahui terlebih dahulu bab hadis yang akan kita cari, kemudian kita
mencari hadisnya sesuai dengan bab tersebut. Semisal kita akan mencari
hadis ‫وز ْال َجنَّ ِة‬M
ِ Mُ‫ ٌز ِم ْن ُكن‬M‫ الَ َحوْ َل َوالَ قُ َّوةَ ِإالَّ بِاهَّلل ِ َك ْن‬lalu kita buka daftar isi kitab pada
halaman terakhir dan mencari mengenai bab apa dalam hadis tersebut. Di
dalam kitab, hadis tersebut terdapat pada bab kitab adab ada di halaman 152
lalu kita langsung menuju halaman tersebut di dalam kitab tertulis bahwa
hadis ‫وز ْال َجنَّ ِة‬
ِ ُ‫ الَ َحوْ َل َوالَ قُ َّوةَ ِإالَّ بِاهَّلل ِ َك ْن ٌز ِم ْن ُكن‬diriwayatkan oleh 14 orang selain itu
pada bagian bawah setelah penyebutan sanad disebutkan pula hadis tersebut
ada di halaman berapa dan di bab apa pada kitab-kitab hadis yang lain.
2. Kitab Al-Ittihafa>t al-Saniyyah bi> al-Aha>dis al-Qudsiyah
Kitab ini disusun oleh Imam al-Manawi, nama lengkapnya adalah
Abdur Rauf bin Taj Arifin bin Ali Zainal Abidin bin Yahya bin Muhammad
Zainuddin al-Haddadi al-Manawi asy-Syafi’i. Dilahirkan di Kairo, Mesir
pada tahun 952 H. Leluhur beliau berangkat dari desa asal mereka yaitu
Hadadah, Tunisia ke Mesir pada abad ketujuh hijriyah, dan kemudian beliau
menetap di kota Maniah, Mesir.4
Dalam kitab ini, Imam al-Manawi menulis sebanyak 272 hadis qudsi
dari berbagai kitab hadis. Kategori hadis qudsi menurut Imam al-Manawi
adalah sesuai dengan pengertian hadis qudsi yang beliau paparkan pada

4
Ilyas Daud, “Karya Al-Manawi”, Jurnal Al-Ulum, (Vol.11, 2011), hlm. 387.

3
mukadimah kitab ini. Hadis qudsi adalah apa yang disampaikan Allah kepada
Nabinya melalui ilham atau mimpi, dan Rasulullah menyampaikan maknanya
dengan redaksi beliau sendiri. Adapun metode yang beliau gunakan adalah:
a. Menyebutkan hadis secara lengkap, baik sebagai hadis qudsi
keseluruhannya atau sebagiannya saja.
b. Menyebutkan mukharrij hadis.
c. Sebagian besar menyebutkan nama sahabat yang meriwayatkan
hadis.
d. Memberikan keterangan mengenai kualitas hadis.
e. Seluruh hadis qudsi dihimpun di dalamnya baik kualitasnya shahih,
hasan, maupun dhoif.
f. Disertai dengan syarah hadis.
g. Hadis disusun berdasarkan awal huruf awal matan sesuai dengan
urutan abjad.
Berikut cara mentakhrij hadis menggunakan kitab Al-Ittihafa>t al-
Saniyyah bi> al-Aha>dis al-Qudsiyah:
a. Cari hadis yang akan ditakhrij di bagian daftar isi atau fahras.
b. Setelah menemukan hadisnya, terdapat matan hadis dan disertai
dengan mukharrij.
c. Pada bagian akhir matan terdapat nomor sebagai keterangan hadis
yang dicantumkan di bagian bawah setiap halaman.
d. Pada bagian keterangan disebutkan nama mukharrij hadis disertai
dengan nomor hadis, nama sahabat yang meriwayatkan, dan kualitas
hadis.
e. Setelah mengetahui sumber hadis terkait, maka dapat dilihat di kitab
hadis yang disebutkan.
Contoh hadis:
‫ ولم‬، ً‫غال‬M ‫د َرك ُش‬M‫ص‬ َ M‫ وأس َّد ف ْق‬،‫درك ِغنى‬
َ ‫ل؛ َمالت‬MM‫ وإال تفع‬. ‫رك‬M َ ‫ص‬َ ‫ «ابن آدم ! تف َّر ْغ لِ ِعبادتي َأ ْمُأل‬- ۲
5
. ‫هريرة‬ ‫أبي‬ ‫عن‬ ‫ والبيهقي‬،‫ رواه الترمذي‬. )۱( »‫أس َّد فَ ْق َرك‬

5
Lihat Al-Ittihafa>t al-Saniyyah bi> al-Aha>dis al-Qudsiyah, hlm. 10.

4
Hadis tersebut merupakan hadis kedua dalam kitab ini. Kalimat yang
terdapat di antara tanda» « merupakan matan hadis. Tanda dengan nomor (۱)

merupakan nomor keterangan hadis yang terdapat di bagian bawah halaman


hadis tersebut. Kalimat yang terletak setelah nomor keterangan merupakan
nama perawi yang berupa nama mukharrij dan nama sahabat. Berikut
keterangan hadisnya:
‫ذا‬M‫ذي ه‬M‫ال الترم‬M‫ وق‬. ‫ة‬M‫فة القيام‬M‫) في ص‬٢٤٦٨( ‫ذي رقم‬M‫ والترم‬. )٣٥۸/۳( ‫ند‬M‫) رواه أحمد في المس‬١(
( ‫ في الزهد باب الهم بالدنيا والبيهقي في الشعب رقم‬.)٤١٠٧( ‫حديث حسن غريب وابن ماجه رقم‬
)٢٤٧٧( ‫ان رقم‬MM‫ذهبي وابن حب‬MM‫ه ال‬MM‫ححه ووافق‬MM‫) وص‬٤٤٣/٢( ‫تدرك‬MM‫اكم في المس‬MM‫) والح‬۱۰۳۳۹
6
.‫صحيح‬ ‫حديث‬ ‫وهو‬ ‫ نقول‬.‫ من حديث أبي هريرة رضي هللا عنه‬.‫موارد‬
Beberapa hadis di dalam kitab ini tidak diberi keterangan kualitasnya.
Dan juga tidak semua hadis memiliki syarah / penjelasan hadis.
3. Kitab Al-Maqa>s{id al-Hasanah
Al-Maqa>s{id Al-Hasanah adalah kitab yang dikarang oleh al-Sakhawi
atau nama lengkapnya Syamsuddin Abu al-Khair Muhammad bin ‘Abd Al-
Rahman bin Muhammad bin Abi Bakr bin ‘Usman Al-Sakhawi Al-Qahiri, Al-
Syafi’I, atau lebih dikenal dengan nama Al-Sakhawi yang telah dinisbahkan
pada tempat kelahirannya yaitu di sakha,7 Al-Sakhawi lahir pada bulan Rabiul
Awwal pada tahun 831-902 H/ 1428-1497 M.8 Ia bermadzhab syafi’I, ia juga
dipanggil dengan nama Syams Al-Din Abu Al-Khair, Abu ‘Abdillah bin Al-
Zain atau Al-Jalal Abi Al-Fadlal dan Abu Muhammad, Ayahnya Bernama
Abdurrahman, Al-Sakhawi wafat di Madinah pada hari ahad tanggal 28
Sya’ban tahun 902 H.9
Kitab Al-Maqa>sid Al-Hasanah di terbitkan pertama pada tahun 1304 H,
kemudian ada juga penerbit lain yang telah menerbitkan kitab ini antara lain:
a. Al-Maktabah Al-Khanji di Mesir yang di tahqiq oleh Syaikh
‘Abdullah Ibn al-Siddiq Al-Gumari yang berjumlah 1336 hadis.
6
Ibid, hlm. 10.
7
Al-Kattani, Fihris al-Faharis wa al-Asbat wa Mu’jam al-Ma’jim wa al-Masyaikhat (Beirut: Dar
al-Garib al-Islam, 1982), juz II, hlm. 150.
8
Umar bin Rida bin Muhammmad Raghib bin Abd al-Ghaniyyi Kahhalah, Mu’jam al-Mu’allifin
(Beirut: Dar Ihya’ al-Tarasi,tt), Juz X, hlm. 150.
9
Sarkis, Mu’jam al-Matbu al-‘Arabiyyah (Beirut: Libanon: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 1418), hlm.
1012.

5
b. Dar al-Kutub al-‘Ilmiyah pada tahun 1987
c. Dar al-Kitab al-‘Arabi, Beirut yang ditahqiq oleh ‘Utsman al-
Khusyti.
Kitab Al-Maqa>s{id Al-Hasanah telah dikategorikan sebagai kitab takhrij,
yang berisi kumpulan hadis-hadis yang masyhur yang ada di kalangan
masyarakat. Penyusunan kitab ini juga telah memenuhi permintaan dari
banyak kalangan untuk mengumpulkan dan menjelaskan mengenai
kedudukan dan derajat hadis-hadis, penyusunan kitab ini juga merupakan
jawaban terhadap keinginan dari banyak kalangan yang telah meminta untuk
dikumpulkannya dan dijelaskannya berbagai persoalan perdebatan tentang
penukilan hadis-hadis yang tidak berdasar. Selain itu alasan al-Sakhawi
menyusun kitab ini adalah agar masyarakat mengetahui mana hadis yang
sahih dan yang tidak berdasar untuk mengetahui sunnah yang boleh
diamalkan dan tidak serta menjelaskan bahwa banyak hadis-hadis yang
berdasar di kalangan masyarakat.
Adapun sistematika Al-Sakhawi dalam menulis kitab ini antara lain:
a. Al-Bāb al-Awwal: menurut urutan abjad huruf.
Pada bagian ini al-Sakhāwī menulis hadis-hadis yang masyhur
(populer) di kalangan ulama dan umat. Al-Sakhawi menyusunnya
menurut urutan abjad huruf, yaitu awal huruf sebuah matan. Mulai
dari “al-alif” sampai “al-yā‘”. Setiap huruf menampilkan sesuai
dengan urutan huruf sesudahnya juga. Seperti “al-Alif” dengan
setelahnya “alaAlif”, kemudian “al-alif” dengan huruf setelahnya
“al-bā‘”, kemudian “al-tā‘” dan seterusnya sampai “al-yā‘”.

b. Al-Bāb al-Śānī : menurut urutan bāb-bāb.


Al-Sakhawi menuliskan pada al-Bāb al-Sānī ringkasan semua
potongan matan yang telah ditakhrij dan ditashīh pada al-Bāb al-
Awwal. Pada hakikatnya isi dari al-Bāb al-Sānī adalah kumpulan
potongan matan tersebut dalam bab-bab yang tersusun secara
maudū’ī. Penyusunan kembali matan-matan tersebut bertujuan untuk

6
mempermudah pembaca untuk sampai kepada hadis yang diinginkan
secara lebih cepat dan praktis. Kemudian jika ingin mengetahui
penjelasan takhrij dan tashīhnya pada al-Bāb al-Awwal yang telah
disusun menurut abjad huruf secara berurutan. Hal ini bisa dilihat
dalam contoh di bawah ini:
‫كتاب الصيام‬
‫يام‬MM‫استعينوا بطعام السحر على ص‬،‫من عالمة الساعة انتفاج األهلة‬،‫يوم صومكم يوم نحركم‬
‫وم في‬MM‫ الص‬،‫ الصوم جنة‬،‫ صوموا تصحوا‬،‫ أفطر الحاجم والمحجوم الفطر مما دخل‬،‫النهار‬
ً ‫ائما‬M‫ر ص‬MM‫ من فط‬،‫امه‬M‫اره فص‬MM‫ر نه‬MM‫ه وقص‬MM‫ؤمن وفي‬MM‫ الشتاء ربيع الم‬،‫الشتاء الغنيمة الباردة‬
‫يد‬MM‫ س‬،‫نين‬MM‫ل خميس واث‬MM‫ال في ك‬MM‫رض األعم‬MM‫ تع‬،‫ه‬MM‫رد دعوت‬MM‫ائم ال ت‬MM‫ الص‬،‫كتب له مثل أجره‬
‫ إذا‬،‫هري‬MM‫ شعبان ش‬،‫ رجب شهر هَّللا وشعبان شهري ورمضان شهر أمتي‬،‫الشهور رمضان‬
‫د‬MM‫وراء لم يرم‬M‫وم عاش‬MM‫ من اكتحل باإلثمد ي‬،‫ فضل شهر رجب على الشهور‬،‫انتصف شعبان‬
10
‫ من وسع على عياله يوم عاشوراء‬,ً‫أبدا‬
Contoh di atas merupakan bagian dari al-bab al-Shiam,
kemudian tanda koma dalam contoh di atas yaitu sebagai pemisah
atau pembatas antara satu matan dengan matan berikutnya yang telah
diurai pada nomor-nomor hadis secara acak karena harus mengikuti
susunan urutan huruf hijaiah.
Kitab Al-Maqāsid Al-Hasanah karya al-Sakhāwī tentunya juga
menerapkan suatu metode yaitu melakukan pendekatan-pendekatan tertentu
dalam penelitian karya tersebut. Ada beberapa pendekatan Al-Sakhawi dalam
karyanya sebagai berikut:
a. Hadis-hadis populer yang tersebar dan sering disampaikan oleh para
ulama di zamannya. Hadis-hadis tersebut merupakan hadis yang
banyak dikutip dan tersebar dalam wacana umat pada saat itu. Tidak
bisa dipungkiri kalau banyak diantara hadis-hadis tersebut semakin
populer saat ini. Di antaranya ada yang benar berasal dari Rasulullah
Saw, dan banyak juga yang tidak berdasar melainkan hadis palsu
atau hanya perkataan yang dinisbahkan kepada Rasul oleh kalangan
berikutnya.

10
Lihat al-Maqa>sid Al-hasanah, hlm. 497.

7
b. Ilmu Rijāl, pendekatan melalui ilmu rijāl diupayakan untuk
mengungkap mana yang merupakan hadis nabi dan yang tidak.
Kemudian pada rāwī siapa terjadinya penyimpangan. Atau riwayat
mana yang bisa menjadi tābi’ dan atau syāhid pendukung sebuah
hadis.
c. Pendekatan intertekstual. Pada kitāb ini al-Sakahwi melakukan
perbandingan matan, perbandingan teks, komentar terhadap teks.
Contoh kegiatan tahkrij hadis menggunakan kitab Al-Maqasid Al-
Hasanah karya al-Sakhawi :
‫ه‬MM‫ى هّللا عن‬MM‫ادة عن أنس رض‬MM‫عبة عن قت‬MM‫ة ش‬MM‫ه من رواي‬MM‫ق علي‬MM‫ متف‬، ‫وم منهم‬MM‫ ابن أخت الق‬:‫ديث‬MM‫ ح‬١٢
‫ير بن‬M‫برانى عن جب‬M‫ وللط‬، ‫ة‬M‫بزار عن عائش‬M‫ا لل‬M‫ منه‬، ‫ وله طرق عن أنس و غيره‬، ‫مرفوعا فى حديث‬
‫ز وان وعلى‬MM‫ة بن غ‬MM‫ى وعتب‬MM‫ وأبي موس‬، ‫ ومنها عن أبي مالك األشعرى‬، ‫مطعم رفعاه مقتصرين عليه‬
‫ يا معشر قريش إن ابي أخت القوم منهم أو من أنفسهم‬: ‫ وحديثه عند الديلمي فى مسنده بلفظ‬، ‫بن وکانة‬
11
‫جلمد‬ ‫باب‬ ‫خاله‬ ‫إذا لم يزاحم‬ ‫ وإن أبن أخت القوم مصغى إناؤه‬: ‫وينظر فى قول القائل‬
Penjelasan dari contoh diatas yaitu :
a. Ketahui awal matan hadis dan cari berdasarkan urutan abjad atau
mengethaui tema hadis.
b. Pedomani daftar isi agar dapat memudahkan pencarian.
c. Setalah hadis ditemukan, angka ١2 pada contoh diatas yaitu
menunjukan nomor hadist .
d. Setelah nomor dan kata ‘‫ ’حديث‬terdapat potongan matan hadis.
e. Terdapat potongan matan, kemudian al-Sakhawi telah menyebutkan
mukharrijnya.
f. Al-Sakhawi juga melakukan penilaian pada mukharij.
g. Hadist diatas telah disebutkan status hadisnya.
h. Al-Sakhawi juga mencantumkan variasi matan.
i. Dari Hadis diatas al-sakhawi juga membandingkan antara riwayat
dengan lainnya.
j. Jika kita ingin melihat letak hadisnya dalam kitab Al-Maqa>s{id Al-
Hasanah, tertujulah pada awalan huruf hijaiyah setelah kata ‘‫’حديث‬,

11
Lihat al-Maqa>sid al-Hasanah, hlm. 13-14.

8
jika berawalan hamzah maka akan terletak pada bagian huruf
hamzah,
Dari contoh hadis di atas kita bisa melihat bahwa penelitian yang
digunakan oleh al-Sakhawi adalah jenis takhrij tahlili, karena al-Sakhawi
mencantumkan terlebih dahulu sebuah hadis kemudian menguraikannya satu
persatu sesuai dengan langkah-langkah takhrij.

KESIMPULAN
Takhrij hadis berdasarkan sifat tertentu yaitu kegiatan takhrij hadis atau
pencarian hadis pada kitab hadis yang telah dihimpun berdasarkan sifat/status
hadis, seperti hadis qudsi, mutawatir, masyhur, mursal, dan lainnya. Dengan
mengetahui status hadis maka metode ini dapat ditempuh. Apabila status sebuah
hadis yang ditemukan belum diketahui, maka tidak dapat menggunakan metode
dan kitab-kitab takhrij ini.
Kelebihan metode ini dapat dilihat dari segi mudahnya proses takhrij. Hal
ini karena sebagian besar hadis-hadis yang dimuat dalam kitab yang berdasarkan
sifat-sifat hadis sangat sedikit, sehingga tidak memerlukan upaya yang rumit.
Namun, karena cakupannya sangat terbatas, dengan sedikitnya hadis-hadis yang
dimuat dalam karya-karya sejenis, hal ini sekaligus menjadi kelemahan dari
metode ini.

DAFTAR PUSTAKA
Al-Hadadi, Zainuddin Muhammad Abdur Rauf bin Ali Zainal Abidin. Al-Ittihafat
al-Saniyyah bi al-Ahadis al-Qudsiyah. Beirut: Daar Ibnu Kasir, 2005.
al-Sakhawi, Syamsuddin Abu al-Khair Muhammad bin ‘Abd Al-Rahman. Al-
Maqasid al-Hasanah. Beirut: Daar Al-Kutub Al-'Ilmiah, 1992.
As-Suyuthi, Jalaluddin. Al-Azhar al-Mutanatsirah fi al-Akhbar al-Mutawatirah.
Beirut: Maktab Al-Islami, 1985.

9
Daud, Ilyas. “Karya Al-Manawi.” Jurnal Al-Ulum 11 (Desember 2011): 385-396.
Fayyadi, Muhammad Tholhah al. Imam Jalaluddin as-Suyuthi: Ulama Lintas
Disiplin dengan Ratusan Karya. 28 April 2020. https://islam.nu.or.id/sirah-
nabawiyah/imam-jalaluddin-as-suyuthi-ulama-lintas-disiplin-dengan-
ratusan-karya-WJ6wX (diakses Mei 20, 2023).
Ismail, Syuhudi. Metodologi Penelitian Hadis Nabi. Jakarta: Bulan Bintang, 1992.
Izzan, Ahmad. Studi Takhrij Hadis. Bandung: Tafakur, 2012.
Mengenal Kitab al-Hadits al-Mutawatirah dan Kitab al-Hadits al-Qudsiyah. Mei
2010. http://el-fathne.blogspot.com/2010/05/mengenal-kitab-al-hadits-al-
mutawatirah.html (diakses Mei 20, 2023).
Muhaddis, Pahlevi. Mengenal Kitab Al-Maqasidu Al-Hasanah Karya Al-Sakhawi.
t.thn. http://pahlevimuhaddis.blogspot.com/p/mengenal-kitab-al-maqasidu-
al-hasanah.html (diakses Mei 21, 2023).
Muzakky, Althaf Husein, dan Muhammad Mundzir. “Ragam Metode Takhrij
Hadis: Dari Era Tradisional Hingga Digital.” Jurnal Studi Hadis
Nusantara 4 (Juni 2022): 74-87.
Riska. "Metode Takhrij al-Sakhawi dalam Kitab al-Maqasid al-Hasanah fi Bayan
Kasir min al-Ahadis al-Musytahirah 'ala al-Alsinah." Sarjana (S1) skripsi.
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. 2016.
Syahmin, Abu. Qathf al-Azhar al-Mutanatsirah fi al-Akhbar al-Mutawatirah. 21
Februari 2017. http://abusyahmin.blogspot.com/2017/02/qathf-al-azhar-al-
mutanatsirah-fi-al.html?m=1 (diakses Mei 20, 2023).

10

Anda mungkin juga menyukai