Cara ini dilakukan dengan menelusuri hadist berdasarkan huruf awal kata dasar
pada lafadz lafadz yang ada pada matan hadist, baik isim (kata benda), maunpun fi’il(kata
kerja). Dalam hal ini huruf tidakdijadikan pegangan.
Adapun kitab takhrij yang menggunakan cara ini antara lain ; almu’jam
almufahras li al-fadz al-hadist al-nabawi (indeks hadist nabi), karya A.J.wensinck(ahli
kislaman universitas leiden) yang diterjemahkan kedalam bahasa arab oleh Dr.Muhammd
fu’ad abdul baqi(ahli hadist). Kitab ini memuat susunan lafadz lafadz (isim dan fi’il)
scara hijaiyah yang terdapat pada matan hadist al-kutub al-tis’ah (kitab yang sembilan)
yaitu shahih al-bukhari, shahih muslim, sunan abi daud, sunan al-tirmidzi, sunan al-
nasa’I, sunan ibn majah, sunan al-darimi, al-muwaththa’, dan musnad imam ahmad bin
hanbal.
Metod ini dilakukan dengan cara menelusuri hadist berdsarkan temannya, apakah
bersifat umum atau tertentu(khusus) sseperti fiqih, tafsir atau hukum.
Diantara kitab yang dapat membantu kegiatan takhrij dngan metode ini adalah:
a. Kitab yang umum(mencakup smua topik) diantaranya:
Kanz al-‘ummal fi al-aqwal wa al-af’al, karya al-burhanpuri al’hindi al-mughni’an
haml al-ashfar fi takhrij ma fi al-ihya min al-akhbar, karya al- ‘iraqi.
b. Kitab yang khusus,seperti kitab masalah hukum, antaralain:muntaqa al-akhbar min
ahadits sayyid al-akhyar,karya Ibn Taimiyyah,blug al-maram,karya Ibnu hajar al-
aqalani.
Sedangkan kitab yang berisi pringatan, antara lain: kitab al-targhib wa al-tarhib min
ahadits al-syarif, karya al-mundziri.
Metode-metode yang dikemukakan di atas,akan sangat berguna sekali bagi setiap oran
yang akan menulusuri keberadaan suatu hadist yang terdapat dalam kitab-kitab sumber
asli.dalam prakteknya sendiri,pen-takhrij dapat memilih salah satu dari metode yang
dikemukakan di atas,tentunya harus sesuai dengan yang kondisi hadist yang ditemukan
atau kriteria hadist hadist yang akan ditelusuri.
Berikut masa keemasan ulama dalam menulis kitab takhrij adalah abad ke-8 dan ke-9 Hijriyyah.
1. Taghliq at-Ta’liq, karya: al-Hafidz Ahmad bin Ali bin Hajar al-Asqalani (w. 852 H). Kitab ini
menerangkan tentang hadits-hadits yang disinyalir mu’allaq dalam kitab Shahih Bukhari
yang jumlahnya sekitar 1341 buah hadits.
2. Al-‘Ujab fi Takhrij ma Yaqulu fihi at-Tirmidizi, karya al-Hafidz Ahmad bin Ali bin Hajar al-
Asqalani (w. 852 H).
3. Nushbu ar-Rayah Li Ahadits al-Hidayah, karya: Abdullah bin Yusuf az-Zailaghi (w. 726 H).
Kitab ini merupakan takhrij dari kitab al-Hidayah karya Ali bin Abu Bakar al-Marghinani (w.
593 H).
4. Al-Badru al-Munir, karya: Sirajuddin ibn al-Mulaqqan (w. 804 H). Kitab ini mentakhrij hadits-
hadits yang ada di kitab as-Syarhu al-Kabir atau Fathu al-Aziz bi Syarhi al-Wajiz karya Abdul
Karim ar-Rafi’i (w. 623 H). Kitab as-Syarhu al-Kabir ini merupakan syarah dari kitab al-
Wajiz karya Imam Abu Hamid al-Ghazali (w. 505 H).
5. At-Talkhish al-Habir, al-Hafidz Ahmad bin Ali bin Hajar al-Asqalani (w. 852 H). Kitab ini juga
mentakhrij hadits-hadits yang ada di kitab as-Syarhu al-Kabir atau Fathu al-Aziz bi Syarhi al-
Wajiz karya Abdul Karim ar-Rafi’i (w. 623 H).
6. Al-Mughni an Hamli al-Asfar di al-Asfar, karya: al-Hafidz Zainuddin Abu al-Fadhl al-Iraqi (w.
806 H). Kitab ini mentakhrij kitab Ihya’ Ulum ad-Din karya Abu Hamid al-Ghazali (w. 505 H).
7. Al-Maqashid al-Hasanah fi Bayani Katsirin min al-Ahadits al-Musytahirah ala al-
Alsinah, karya: Syamsuddin as-Sakhawi (w. 902 H). Kitab ini mentakhrij hadits-hadits yang
masyhur dalam masyarakat.