Secara etimologi kata “Takhrij” berasal dari kata : روجا0خرج خ00رج ي0 خmendapat tambahan tasydid/syiddah pada
ra’ (ain fi’il) menjadi : خريجا000خرج ت00رج ي0 خyang berarti menampakkan, mengeluarkan, menerbitkan,
menyebutkan dan menumbuhkan.
Menurut terminologi ada beberapa definisi takhrij yang dikemukakan oleh para ulama
1. Meyebutkan beberapa hadist dengan sanadnya.
2. Menyebutkan sanad-sanad lain beberapa hadist yang terdapat dalam sebuah kitab. penyebutan beberapa sanad
tersebut dalam suatu bab memperkuat posisi sanad dan menambah ragam dalam matan.
Objek takhrij hadist
Tujuan pokok dari takhrij yang ingin dicapai seorang peneliti adalah sebagai berikut :
1. Mengatahui eksistensi suatu hadist apakah benar suatu hadist yang ingin diteliti terdapat dalam buku-buku
hadist atau tidak.
2. Mengatahui sumber otentik suatu hadist dari buku hadist apa saja yang didapatkan.
3. Mengatahui ada berapa tempat hadist tersebut dengan sanad yang berbeda didalam sebuah buku hadist atau
dalam beberapa buku induk hadist.
4. Mengatahui kualitas hadist (maqbul/diterima atau mardud/tertolak)
Faedah dan manfaat takhrij hadist
6. Mengathui bagaimana para imam hadist menilai kualitas suatu hadist dan bagaimana kritikan yang
disampaikan.
7. Seseorang yang melakukan takhrij dapat menghimpun beberapa sanad dan matan suatu hadist.
Metode Takhrij hadist
1. Takhrij Ahadist Al-Kasysyaf karya Jamaluddin Muhammad bin Abdillah Al-Hanafi (w. 762 H). sementara itu,
Al-Kasysyaf adalah kitab tafsir yang ditulis oleh Al-Zamakhsyri.
2. Al-Fath Al-Samawi bi Takhrij Ahadist Al-Baidhawi karya Abdurrahman Al-Manawi (w. 1031 H)
3. Al-Turuq wa Al-Wasa’il fi Ma’rifah Khulashah Al-Dalail karya Ahmad bin Ustman Al-Turkumani (w. 747 H).
kitab Khulashah tersebut merupakan syarah dari Mukhtasyar Al-Qaduri, kitab penting dalam madzhab Hanafi.
4. Takhrij Ahadist Al-Hidayah karya Muhammad bin Abdillah (w. 775 H). kitab ini di-takhrij oleh Abdullah bin
Yusuf Al-Zaila’i (w. 727 H). kitab Al-Hidayah adalah kitab yang terkenal dalam mazhab Hanafi.
5. Khulashah Al-Badar Al-Munir fi Takhrij Ahadist Al-Syarah Al-Kabir li Al-Wajiz karya Sirajuddin bin Umar
bin Ali Al-Anshari yang terkenal dengan nama Ibnu Al-Mulaqqin (w. 808 H).
6. Takhrij Ahadist Al-Minhaj karya Sirajuddin bin Umar bin Ali Al-Anshari (Ibnu Al-Mulaqqin). Ia ulamak besar
bermazhab Syafi’e yang ahli dalam bidang hadist, fiqh, dan tarikh al-rijal.
7. Takhlish Al-Habir karya Al-Hafidzh bin Hajar Al-Asqalani. Kitab ini merupakan ringkasan dari kitab Al-Badr
Al-Munir yang ditulis oleh Ibnu Al-Mulaqqin dan dicetak bersama Al-Majmu’ Syarh Al-Muhadzdzab.
8. Al-Mugni’am Haml Al-Asfar fi Takhrij ma fi Al-Ihya’ min Al-Akbhar karya Al-Hafidz Abdurrahman bin
Husain Al-Iraqi (w. 806 H).
TERIMA KASIH ATAS ............waktuyang telah
diluangakan untuk menyimak presentasi saya