Anda di halaman 1dari 11

presentation

TAKHRIJ AL HADIST
Rahmadini Samudra (2221001)
Artika Mawaddah (2221015)
A. Pengertian Takhrij Hadist
Takhrij hadist adalah merupakan bagian dari kegiatan penelitian hadis. Sebelum mengenal pengertian takhrij,
ada baiknya juga dikenal terlebih dahulu dua kata lain yang mempunyai kata dasar yang sama dari kata kha-ra-ja
yaitu ikhraj dan istikharaj, Yang penggunaanya sedikit berbeda antara yang satu dengan yang yang lainnya.
Kata ikhraj dalam terminologi illmu hadis berarti “periwayatan hadis dengan menyebutkan sanadnya mulai dari
mukhtarijnya dan perawinya sampai kepada rasulullah jika hadis tersebut Marfu’, atau sampai kepada sahabat jika
hadis tersebut Mawquf, atau sampai kepada tabi’in jika hadis tersebut Maqthu’”.
Suatu hadis yang sebelumnya tidak diketahui keadaannya atau kualitasnya sehingga seolah – olah dianggap
tidak ada, maka dengan ikhraj, yaitu penyebutann sanadnya secara bersambung sampai kepada yang
mengucapkannya, hadis tersebut akan menjadi jelas eksistensinya dan akan diketahui kualitasnya sehingga dapat
diamalkan.
Sedangkan dalam istilah ilmu hadist ialah “seorang hafidz (ahli hadist) menentukan satu kitab kumpulan hadist
karya orang lain yang telah disusun lengkap dengan sanadnya, lalu dia mentakhrij hadis – hadisnya dengan sanadnya
sendiri tanpa mengikuti jalur sanad penyusun kitab tersebut. Jalur sanad itu bertemu dengan sanad penulis buku
tersebut pada gurunya atau guru dari gurunya dan seterusnya sampai tingkat sahabat sebagai penerima hadis
pertama, dengan syarat bahwa hadis tersebut tidak datang dari sahabat lain, tetapi mestilah dari sahabat yang sama”.

20XX presentation title 2


B. Macam – macam Metode Tahkrij Hadist

1. Takhrij melalui periwayatan pertama (al-rawi al-a’la), Takhrij dengan metode


ini dapat dilakukan dengan terlebih dahulu mengetahui secara pasti perawi
pertamanya dari kalangan sahabat.

2. Takhrij melalui Lafadz pertama matan hadis, penggunaan metode ini


didasarkan atas lafadz pertama matan hadist. Melalui metode ini, pentakhrij
terlebih dahulu menghimpun lafadz pertama berdasarkan huruf – huruf hijaiyah.

3. Takhrij melalui penggalan kata – kata yang baik banyak diungkapkan dalam
lisan. Dengan metode ini dapat menggunakan kitab al-mu’jam al-mufahras li al-
fadzbal-hadist al-nabawi karya A.J Wensink.
4. Takhrij beradasarkan topik hadist, seorang pentakhrij boleh saja tidak terikat dengan
bunyi atau lafadz matan hadist yang ditakhrijnya, tetapi berupaya memahami melalui
topiknya. Upaya penulusurannya memerlukan kitab atau kamus yang dapat memberikan
penjelasan riwayat hadist melalui topik yang ditentukan.

5. Takhrij berdasarkan status hadist, melalui kitab – kitab tertentu, para ulama berupaya
menyusun hadist – hadist berdasarkan statusnya, seperti hadist qudsi, masyhur mursal, dan
lain – lainya. Kelebihan metode ini dapat memudahkan proses takhrij karena hadist yang
diperlihatkan berdasarkan status dan jumalah yang sangat sedikit dan tidak rumit. Dan
kekurangan metode ini karena terbatasnya kitab – kitab yang memuat hadist menurut
statusnya.
C. Kitab – kitab yang diperlukan
Dalam melakukan takhrij, seseorang memerlukan kitab – kitab tertentu yang dapat
dijadikan pegangan atau pedoman sehingga dapat melakukan kagiata takhrij secara mudah
dan mencapai sasaran yang dituju. Diantarakitab – kitab yang dapat dijadikan pedoman
dalam mentakhrij adalah :
1. Ushul al-Takhrij dirasat al-Asanid oleh Muhammad al-Thahhah.
2. Hushul al-Tafrij bi Ushul al-Takhrij oleh Ahmad ibn Muhammad al-Shiddiq al-Gharami.
3. Thuruq Takhrij Hadis Rasul Allah SAW karya Abu Muhammad al-Mahdi ibn ‘Abd al-
Qadir ibn ‘Abn al-Hadi.
4. Metode penelitian Hadis Nabi tulisan Syuhudi Ismail, dan lain- lain.
Selain kitab – kitab diatas, di dalam men talkhrij diperlukan juga bantuan dari kitab – kitab kamus atau
mu’jam hadist dan mu’jam para perawi hadist, yang diantaranya seperti :
1. Al-Mu’jam al-Muhfahras li Alfazh al-Hadist al-Nabawi oleh AJ. Wensick, seorang orientalis dan guru
besar bahasa arab pada Universitas Leiden,
2. Miftah Kunuz al-Sunnah, juga oleh AJ. Wensick yang memerlukan waktu selama 10 tahun untuk
menyusun kitab tersebut.

Sedangkan kitab yang menurut biografi para perawi hadist diantaranya adalah sebagaimana yang
disebutkan oleh Al-Thahhan :
1. kitab yang memuat biografi sahabat :
> Al-Isti ab fi Ma’rifat al-Ashhab
> Usud al-Ghabah fi Ma’rifat al-Shahabah
> Al-Ishabah fi Tamyiz al-Shahabah
2. kitab – kitab thabaqat ( kitab yang membahas biografi para perawi ) :
> Al-Thabaqat al-Kubro
> Tadzkirat al-Huffazh
3. kitab – kitab yang memuat para perawi hadis secara umum
> Al-Tarikh al-Kabir
> Al-Jarh wa al-Ta’dil
4. Kitab – kitab yang memuat para perawi hadist dari kitab – kitab hadist :
> Al-Hidayah wa al-Irsyad fi Ma’rifat Ahl al-Tsiqat wa al-Sadad
> Rijal Shahih Muslim
D. Tujuan dan Manfaat Takhrij hadist
Menurut ‘Abd al-Mahdi, yang menjadi tujuan dari takhrij adalah “menunjukkan sumber dan menerangkat ditolak
atau diterimanya hadist tersebut”, dengan demikian ada 2 hal yang menjadi tujuan takhrij yaitu :
1. untuk mengetahui sumber dari seuati hadist
2. menegtahui kualitas dari suatu hadis

Sedangkan manfaat takhrij banyak sekali, ‘Abd al-Mahdi menyimpulkan sebanyak dua puluh manfaat, diantaranya :
1. memperkenalkan sumber – sumber hadist
2. menambah pembendahraan sanad
3. memperjelas keadaan sanad
4. memperjelas hukum hadis dengan banyaknya riwayatnya
5. mengetahui pendapat – pendapat para ulama sekitar hukum hadist
6. memperjelas perawi hadist yang samar
7. memeperjelas perawi hadist yang tidak diketahui namanya melalui perbandingan diantara sanad – sanadnya
8. dapat menafikkan pemakain “an” dalam periwayatan hadist oleh seorang perawi mudalis
9. dapat menghilangkan kemungkinan terjadinya pencampuran riwayat
10. dapat membatasi nama perawi yang sebenarnya
11. dapat memperkenalkan periwayatan yang tidak terdapat daldm satu sanad
12. dapat memperjelas arti kalimat asing yang terdapat dalam satu sanad
13. dapat menghilangkan syadz
14. dapat membedakan hadist mudraj
15. Dapat mengungkapkan keraguan dan kekeliruan yang dialami oleh seorang perawi
16. dapat mengungkapkan hal – hal yang terlupakan atau diringkas seorang perawi
17. dapat membedakan antara proses periwayatan yang dilakukan dengan lafadz dan yang
dilakukan dengan makna nya saja
18. dapat menjelaskan masa dan tempat kejadian timbulnya hadist
19. dapat menjelaskan sebab – sebab timbulnya hadis melalui perbandingan sanad – sanad
yang ada
20. dapat mengungkap kemungkinan terjadinya kesalahan cetak melalui pertandingan –
pertandingan sanad yang ada
kesimpulan
Takhrij Hadits dalam hal ini dapat di definisikan sebagai sebuah
usaha untuk meneliti dan mencari sanad serta matan suatu Hadits
secara lengkap dan sistematik pada sumber-sumbernya yang terdapat
didalam kitab-kitab asal.
Dengan Takhrij Hadits, kita dapat mengetahui matan serta sanad
suatu hadits secara lengkap dan terperinci. Dan kualitas dari masing-
masing Hadits dapat kita ketahui dengan adanya metode ini.
Metode ini muncul sebab banyak terjadinya kasus pengkutipan
Hadits tanpa menyebutkan sumber-sumbernya secara lengkap yang
dalam hal ini dapat kita temukan didalam sebagian kitab-kitab fiqh,
sejarah, dan tafsir, yang mengkutip Hadits tanpa adanya sumber
Hadits yang jelas.
Namun, ada beberapa instrumen penting yang perlu dipersiapkan
sebelum melakukan pentakhrijan diantaranya, mempersiapkan kamus
Hadits : Mu’jam alMufahros Li alfadz al-AHadits, Miftah Kunuz as-
Sunnah; Kitab-kitab Hadits (Kutub as-Sittah), Kitab sejarah para
perawi (Kutub at-Tobaqot), Kitab ilmu diroyah/mustholah Hadits.

20XX presentation title 9


Thank you
Cukup sekian presentasi dari kami kalo ada materi
yang kami sampaikan tidak dimengerti, silahkan
tanyakan tapi jangan minta kepastian karena kami
disini presentasi bukan mengisi hatimu yang sunyi.
KAMU NANYEAA?

YAUDAH SINI AKU KASIH TAU YEAAA

20XX presentation title 11

Anda mungkin juga menyukai