Anda di halaman 1dari 15

TUGAS TERSTRUKTUR DOSEN PENGAMPU

Ulumul Hadis Bpk.M.DAUD YAHYA


Dr.,S.Ag,Mag

TAKHRIJUL HADITS

Oleh

Ilham Maulana : 220101010226


Nur Helmiati : 220101010401

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
2022 M/ 1444 H
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT,karena berkat rahmat-


Nyalah tulisan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. yang berjudul
“Takhrijul Hadist” Dalam rangka pengembangan salah satu tri darma perguruan
tinggi, Yaitu bidang penelitian.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini tidak luput dari kekurangan. Hal ini
disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki.
Oleh karna itu, Semua kritik dan saran membaca akan penulis terima dengan
senang hati demi perbaikan makalah penelitian lebih lanjut.

Tulisan ini dapat penuh diselesaikan berkat adanya bimbingan dan bantuan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, Sudah sepantasnyalah pada kesempatan ini
penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak, Terutama rekan-
rekan jurusan yang telah memberikan masukan dengan kelancaran dan
kelengkapan makalah tulisan ini. Akhirnya, Semoga tulisan yang jauh dari
sempurna ini ada manfaatnya.

Banjarmasin, 5 November 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................................. iii

PENDAHULUAN............................................................................................................ 1

A. Latar Belakang ............................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 2

C. Tujuan ............................................................................................................................ 2

PEMBAHASAN ............................................................................................................ 3

A.Pengertian Takhrij Hadist............................................................................................... 3

B. Tujuan Takhrij Hadist.................................................................................................... 4

C. Sejarah Takhrij Hadist ................................................................................................... 5

D. Kitab-kitab yang diPerlukan.......................................................................................... 6

E. Metode Takhrij Hadist ................................................................................................... 8

PENUTUP ........................................................................................................................ 11

A. Kesimpulan ................................................................................................................. 11

B. Saran ............................................................................................................................ 11

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 12

iii
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kajian keislaman, yaitu mengenai penjelasan tentang pengertian
tahkrij hadis. Takhrij menurut istilah adalah penunjukan terhadap tempat
hadist didalam sumber aslinya yang dijelaskan sanad dan martabatnya sesuai
keperluan. Ilmu takhrij merupakan bagian dari ilmu agama yang harus
mendapat perhatian serius karena didalamnya dibicarakan berbagai kaidah
untuk mengetahui sumber hadis itu berasal. Disamping itu, didalamnya
ditemukan banyak kegunaan dan hasil yang diperoleh, khususnya dalam
menentukan kualitas sanad hadis.
Takhrij hadis bertujuan mengetahui sumber asal hadis yang di takhrij.
Tujuan lainnya adalah mengetahui di tolak atau diterimanya hadis-hadis
tersebut. Dengan cara ini, kita akan mengetahui hadis-hadis yang
pengutipannya memerhatikan kaidah-kaidah ulumul hadis yang berlaku
sehingga hadis tersebut menjadi jelas, baik asal-usul maupun kualitasnya.
Penguasaan para ulama dahulu terhadap sumber-sumber hadis begitu luas
sehingga jika disebutkan suatu hadis mereka tidak merasa kesulitan untuk
mengetahui sumber hadis tersebut.
Ketika semangat belajar mulai melemah, mereka kesulitan untuk
mengetahui tempat-tempat hadis yang dijadikan. Sebagian ulama bangkit dan
memperlihatkan hadis-hadis yang ada pada sebagian kitab dan menjelaskan
sumbernya dari kitab hadis yang asli, menjelaskan metodenya, dan
menerangkan kualitasnya, apakah hadis tersebut shahih atau dhaif, lalu
muncullah apa yang dinamakan dengan kutub at-takhrij.
Para muhaditsin mengartikan tahkrij hadist sebagai Mengemukakan hadis
pada orang banyak dengan menyebutkan para periwayatnya dalam sanad yang
telah menyampaikan hadis itu dengan metode periwayatan yang mereka
tempuh. Ulama mengemukakan berbagai hadis yang telah dikemukakan oleh
para guru hadis, atau berbagai kitab lain yang susunannya dikemukakan
berdasarkan riwayat sendiri, atau para gurunya, siapa periwayatnya dari para
penyusun kitab atau karya tulis yang dijadikan sumber pengambilan.

1
B. Rumusan masalah
Berdasarkan pada indikator - indikator masalah yang dikemukakan di latar
belakang masalah, rumusan yang kami tetapkan adalah:
1) Apa itu Pengertian takhrij?
2) Apa saja kitab-kitab yang diperlukan?
3) Apa tujuan takhrij hadis?
4) Apa sejarah takhrij?
5) Apa itu metode takhrij hadis?

C. Tujuan makalah
1) Mengatahui arti tentang tahkrij hadis.
2) Mengetahui tujuan tentang tahkrij.
3) Mangatahui sejarah tentang tahkrij hadis.
4) Mengetahui metode tahkrij hadis.
5) Mengetahui kitab-kitab yang diperlukan.

2
PEMBAHASAN

A. Pengertian Takhrij Hadist


Takhrij menurut lughat berasal dari kata yang berarti ‘tampak’
atau”jelas”. Takhrij secara bahasa berarti juga berkumpulnya dua perkara
yang saling berlawanan dalam satu persoalan, namun secara mutlak, ia
diartikan oleh para ahli bahasa dengan arti “mengeluarkan” ( al-istinbath ),
“melatih” atau “membiasakan” (at-tadrib) dan “menghadapkan”(at-
taujih)1.
Takhrij menurut istilah adalah penunjukan terhadap tempat hadist
didalam sumber aslinya yang dijelaskan sanad dan martabatnya sesuai
keperluan2.

Menurut pendapat Para muhaditsin tahkrij hadist dapat diartikan


sebagai berikut.
1. Mengemukakan hadis pada orang banyak dengan menyebutkan para
periwayatnya dalam sanad yang telah menyampaikan hadis itu dengan
metode periwayatan yang mereka tempuh.
2. Ulama mengemukakan berbagai hadis yang telah dikemukakan oleh para
guru hadis, atau berbagai kitab lain yang susunannya dikemukakan
berdasarkan riwayat sendiri, atau para gurunya, siapa periwayatnya dari
para penyusun kitab atau karya tulis yang dijadikan sumber pengambilan.
3.‘Mengeluarkan’, yaitu mengeluarkan hadis dari dalam kitab dan
meriwayatkannya. Al- sakhawy mengatakan dalam kitab fathul mughits
sebagai berikut, “takhrij adalah seorang muhadits mengeluarkan hadis-
hadis dari dalam ajza’, al -masikhat, atau kitab-kitablainnya. Kemudian,
hadis tersebut disusun gurunya atau teman-temannya dan sebagainya,dan

1
Abu Muhammad Al- Mahdi Ibn Abd Al- Qadir Al- Hadi. Darul Ikhtisam: Thariqu Takhrij Hadits
Rasulullah ‘Alaihi Wasalam,t.t. hlm,6.
2
Mahmud Ath-Thahhan. Ushul At- Takhrij wa Dirasah As- Sanid, Riyad: Makhtahah Rosyad,t.t.
hlm.12.

3
dibicarakan kemudian disandarkan kepada pengarang atau penyusun kitab
itu”.
4. Dalalah , yaitu menunujukan pada sumber hadis asli dan menyandarkan
hadist tersebut pada kitab sumber asli dengan menyebutkan perawi
penyusunnya
5. Menunjukan atau mengemukakan letak asal hadis pada sumbernya yang
asli, yakni kitab yang didalamnya dikemukakan secara lengkap dengan
sanadnya masing-masing, lalu untuk kepentingan penelitian, dijelaskan
kualitas sanad hadis tersebut.

B. Tujuan Takhrijul Hadist


Takhrij hadis bertujuan mengetahui sumber asal hadis yang di
takhrij. Tujuan lainnya adalah mengetahui di tolak atau diterimanya hadis-
hadis tersebut3. Dengan cara ini, kita akan mengetahui hadis-hadis yang
pengutipannya memerhatikan kaidah-kaidah ulumul hadis yang berlaku
sehingga hadis tersebut menjadi jelas, baik asal-usul maupun kualitasnya.
Adapun faedah takhrij hadis ini antara lain :
1. Dapat diketahui banyak – sedikitnya jalur periwayatan suatu hadis yang
sedang menjadi topik kajian.
2. Dapat diketahui kuat dan tidaknya periwayatan akan menambah kekuatan
riwayat.Sebaliknya, tanpa dukungan periwayatan lain, kekuatan
periwayatan tidak bertambah.
3. Dapat ditemukan status hadis Shahih li dzatih atau shahih li ghairih, hasan
li dzatih , atau hasan li ghairih . Demikian juga, akan dapat diketahui
istilah hadis mutawatir, masyhur,aziz, dan gharib-nya.
4. Memberikan kemudahan bagi orang yang hendak mengamalkan setelah
mengetahui bahwa hadis tersebut adalah makbul ( dapat diterima).
Sebaliknya, orang tidak akan mengamalkannya apabila mengetahui bahwa
hadis tersebut mardud (ditolak).

3
Utang Ranwijaya. Ilmu Hadis. Jakarta: Gaya Media Pratama.

4
5. Menguatkan keyakinan bahwa suatu hadis adalah benar-benar berasal dari
Rasullullah SAW. Yang harus diikuti karena adanya bukti-bukti yang kuat
tentang kebenaran hadistersebut, baik dari segi sanad maupun matan.

C. Sejarah Takhrij Hadist


Penguasaan para ulama dahulu terhadap sumber-sumber hadis
begitu luas sehingga jika disebutkan suatu hadis mereka tidak merasa
kesulitan untuk mengetahui sumber hadis tersebut. Sebagian ulama
bangkit dan memperlihatkan hadis-hadis yang ada pada sebagian kitab dan
menjelaskan sumbernya dari kitab hadis yang asli, menjelaskan
metodenya, dan menerangkan kualitasnya, apakah hadis tersebut shahih
atau dhaif, lalu muncullah yang dinamakan dengan kutub at-takhrij (buku-
buku takhrij).
Ulama yang pertama kali melakukan takhrij menurut mahmud Ath-
Thahhan adalah Al-Khathtib Al-Baghdadi (w. 436 H). Kemudian,
dilakukan pula oleh Muhammad bin Musa Al-Hazimi (w.584 H) dengan
karyanya yang berjudul Takhrij Ahadits Al-Muhadzab. Ia men- takhrij
kitab fiqh syafi’ah karya Abu Iahaq Asy -Syirazi. Ada juga ulama lainnya,
seperti Abu Al-Qasimi Al-Husaini dan Abu Al-Qasim Al-Mahrawani
.Karya kedua ulama ini hanya beberapa mahthuthah (manuskrip) saja.
Pada perkembangan selanjutnya, cukup banyak kemunculan kitab yang
berupaya men-takhrij kitab-kitab dalam berbagai ilmu agama.
Diantara kitab-kitab takhrij ulama terdahulu tersebut, adalah:
1. Takhrij Ahadits Al-Muhadzdzabi , karya Muhammad bin Musa Al-Hazimi
Asy- Syafi’I (w.548 H).
2. Takhrij Ahadits Al-Mukhtashar Al-Kabir li Ibni Al-Hajib , karya
muhammad bin Ahmad Abdul Hadi Al-maqdisi (w.744 H).
Ranuwijaya.Op.cit.hlm.1158. Al-Qathathan.op.cit.hlm.190.

5
3. Nasbhu Ar-Rayah li Ahadits Al-Hidayah li Al-Marghinani, karya Abdullah
bin yusuf Az- Zaila’I (w. 762 H).
4. Takhrij Ahadits Al-Kasysyaf li Az-Zamaksyari, karya Al-Hafidz Az-
Zaila’i.
5. Al-Badru al-Munir fi Takhrij Al-atsar Al- Waqi’ah fi Asy -Syarhi Al-Kabir
li Ar- Rafi’ I, karya Umar bin Ali bin Ali bin al-Mulaqqin (w. 804 H).
6. Al- Mughni’an Hamli Al -Asfar fi Al-Asfar fi Takhriji ma fi Al-Ihya ’min
Al -akhbar, karyaAbdurrahman bin Al- Husaini Al ‘Iraqi (w.806 H).
7. Takrij Al-Ahadits allati Yusyiiru iliahi At-Tirmidzi fi Kulli Bab, karya Al-
Hafizh Al-Iraqi
.8. At-Talkhish Al-Habir fi Takhrij Ahaditsi syarh Al-Wajiz Al-Kabir li Ar-
Rafi’I, karyaAhmad bin Ali Hajar Al-Asqalani (w.852 H).
9. Ad-Dirayah fi Takhrij Ahadits Al-Hidayah, karya Al-Hafizh ibnu Hajar.
10. Tuhfatu Ar-Rawi fi Takhrij Ahaditsi Al-Baidhawi, karya Abdurauf Ali
Al-Manawi (w.1031 H).

D. Kitab-kitab yang diPerlukan dalam Mentakhrij Hadist


Dalam melakukan Takhrij hadis, kita memerlukan kitab-kitab yang
berkaitan dengan takhrij hadis ini. Adapun kitab-kitab tersebut antara lain
adalah:
1. Hidayatul bari’ila tartibi Ahadisil Bukhari
Penyusun kitab ini adalah Abdur Rahman Ambar Al-Misri At-
Tahtawi. Kitab ini disusun khusus untuk mencari hadis-hadis yang
termuat dalam Shahih Al-Bukhari.Lafazh hadis disusun menurut aturan
urutan huruf abjad Arab. Namun, hadis-hadis yang dikemukakan secara
berulang dalam Shahih Bukhari tidak dimuat secara berulang dalam
kamus di atas. Dengan demikian, perbedaan lafazh dalam matan hadis
riwayat Al-Bukhari tidak dapat diketahui melalui kamus tersebut.
2. Mu’jam Al -fadzi wala Siyyama Al-Gariibu Minha atau Fuhris litartibi
Ahaditsi Shahihi Muslim

6
Kitab tersebut merupakan salah satu juz, yakni juz ke-5 dari kitab
Shahih Muslim yang di sunting oleh Muhammad Abdul Baqi. Juz ke-5 ini
merupakan kamus terhadap juz ke-1-4 yang berisi :
a. Daftar urusan judul kitab, nomor hadis, dan juz yang memuatnya.
b. Daftar nama para sahabat Nabi yang meriwayatkan hadis yang termuat
dalam Shahih Muslim.
c. Daftar awal matan hadis dalam bentuk sabda yang tersusun menurut
abjad serta menerangkan nomor-nomor hadis yang di riwayatkan oleh
Bukhari bila kebetulan hadis tersebut juga diriwayatkan oleh Bukhari.
3. Miftahus Sahihain Kitab ini disusn oleh Muhammad Syarif bin Mustafa Al-
Tauqiah
Kitab ini dapat digunakan untuk mencari hadis-hadis yang
diriwayatkan oleh Muslim. Akan tetapi, hadis-hadis yang dimuat dalam
kitab ini hanyalah hadis-hadis yang berupa sabda (qauliyah) saja. Hadis
tersebut disusun menurut abjad dari awal lafazh matan hadis.
4. Al-Bugyatu fi Tartibi Ahaditsi Al-Hilyah Kitab ini disusun oleh Sayyid
Abdul Aziz bin Al-Sayyid Muhammad bin Sayyid Siddiq Al-Qammari
Kitab hadis tersebut memuat dan menerangkan hadis-hadis yang
tercantum dalam kitab yang disusun Abu Nuaim Al-Asabuni (w.430 H)
yang berjudul Hilyatul Auliyai wathabaqatul Asfiyai.
5. Al- Jami’us Shagir Kitab ini disusun oleh imam Jalaludin Abdurahman
As-Suyuthi (w.91 H).
Kitab kamus hadis ini membuat hadis-hadis yang terhimpun dalam
kitab himpunan kutipan hadis yang disusun oleh As-Suyuthi juga, yakni
Jam’ ul Jawa mi’i. Hadis yang dimuat dalam kitab ini disusun berdasarkan
urutan abjad dari awal lafazh matan hadis. Sebagian dari hadis-hadis itu
ada yang ditulis secara lengkap dan adapula yang ditulis sebagian-sebagian
saja, namun telah megandung pengertian yang cukup. Kitab hadis tersebut
juga menerangkan nama-nama sahabat nabi yang meriwayatkan hadis
yang bersangkutan dan nama-nama mukharij-nya (periwayat hadis yang
menghimpun hadis dalam kitabnya). Selain itu, hampir setiap hadis yang

7
dikutip dijelaskan kualitasnya menurut penelitian yang dilakukan atau
disetujui oleh As-suyuthi.
6. Al- Mu’jam Al -Mufahras li Alfadzil Hadis Nabawi
Penyusunan kitab ini adalah sebuah tim dari kalangan orientalis. Di antara
anggotatim yang paling aktif dalam kegiatan proses penyusunan adalah
Dr.Arnold John Wensinck(w.939 M), seorang profesor bahasa – bahasa
semit, termasuk bahasa Arab di Universitas Leiden, negri Belanda. Kitab
ini dimasukkan untuk mencari hadis berdasarkan petunjuk lafazh matan
hadis. Berbagai lafazh yang disajikan tidak dibatasi hanya lafazh-lafazh
yang berada ditengah dan bagian- bagian lain dari matan hadis.
Dengan demikian, kitab Mu’jam mampu memberikan informasi
kepada pencari matan dan sanad hadis selama sebagian dari lafazh matan
yang dicarinya itu telah diketahuinya. Kitab Mu’jam ini terdiri dari tujuh
juz dan dapat digunakan untuk mencari hadis -hadis yang terdapat dalam
sembilan kitab hadis, yakni Shahih Bukhari, Shahih Muslim,Sunan Abu
Dawud, Sunan Tirmidzi, sunan Nasa’I, sunan Majah , sunan Darimi,
Mutawatta Malik, dan Musnad Ahmad.

E. Metode Takhrij Hadist


Secara garis besar, ada dua cara men-takhrij hadis ( takhrijul hadis)
dengan menggunakan kitab-kitab sebagaimana telah disebutkan di atas.
Adapun dua macam cara takhrijul hadis yaitu :
1. Metode Takhrij Hadis menurut lafazh pertama
Metode takhrij hadis menurut lafazh pertama, yaitu suatu metode
yang berdasarkan pada lafazh pertama matan hadis, sesuai dengan
urutan huruf-huruf hijaiyah dan alfabetis, sehingga metode ini
mempermudah pencarian hadis yang dimaksud.
Adapun kitab yang menggunakan metode ini, diantaranya kitab Al-
fami As-Shaghir fi Ahadits Al-Basyir An-Nazir , yang disusun oleh
jalaludin Abu Fadhil Abd Ar-Rohman Ibn Abi Bakar Muhammad Al-
Khudri As-Suyuthi. Dalam ini, hadis-hadis disusun berdasarkan

8
urutan huruf hijaiyah sehingga pencarian hadis yang dimaksud sangat
mudah. Juga di dalamnya dimuat petunjuk para Mukharij hadis yang
bersangkutan (dalam Mashdar Al-Ashli) dan pernyataan kualitas hadis
yang bersangkutan.
Untuk mengetahui lafazh lengkap dari penggalan matan tersebut,
langah yang harus dilakukan adalah menelusuri penggalan matan itu
pada urutan awal matan yang memuat penggalan matan yang
dimaksud. Dalam kamus yang disusun oleh Muhammad Faud Abdul
Baqi, penggalan hadis tersebut terdapat dihalaman 2014. Berarti,
lafazh yang dicari berada berada pada halaman 2014 juz IV. Setelah
diperiksa, bunyi lengkap matan hadis yang dicari adalah .

Dari Abu Hurairah bahwa Rasullullah SAW. bersabda, “ (Ukuran)


orang yang kuat(perkasa) itu bukanlah dari kekuatan orang itu dalam
berkelahi, tetapi yang disebut sebagai orang yang kuat adalah orang
yang mampu menguasai dirinya tatkala dia marah.”

2. Metode Takhrij menurut Lafazh-Lafazh yang Terdapat dalam


Hadis
Metode takhrij hadis menurut lafazh yang terdapat dalam hadis,
yaitu suatu metode yang berlandaskan pada kata-kata yang terdapat
dalam matan hadis, baik berupa kata benda ataupun kata kerja. Dalam
metode ini tidak digunakan huruf-huruf, tetapi yang dicantumkan
adalah bagian hadisnya sehingga pencarian hadis-hadis yang dimaksud
dapat diperoleh lebih cepat.
Kitab yang berdasarkan metode ini di antaranya adalah kitab Al-
Mu’jam Al - Mufahras li Al-Fazh Al-Hadis An-Nabawi , yang disusun
oleh A.J.Wensink dan kawan-kawan, yang kemudian diterjemahkan
oleh Muhammad Fuad Abd Al-Baqi. Kitab yang menjadi rujukan kitab
kamus tersebut adalah shahih Abu Daud , Sunan An- Nasa’I, Sunan At-

9
Tirmidzi, Sunan Ad-Darimi, Muawatha Imam Malik , dan Musnad
Ahmad Ibn Hanbal.
3. Mencari Hadis Berdasarkan Tema
Upaya mencari hadis terkadang tidak didasarkan pada lafazh matan
(materi) hadis, tetapi berdasarkan pada topik masalah. Pencarian matan
hadis berdasarkan topikmasalah sangat menolong pengkaji hadis yang
ingin memahami petunjuk-petunjuk hadis dalam segala konteksnya.
Pencarian matan hadis berdasarkan topik masalah tertentu dapat
ditempuh dengan cara membaca berbagai kitab itu biasanya tidak
menunjukan teks hadis menurut para periwayatnya masing-masing.
Padahal, untuk memahami topik tertentu tentang petunjuk hadis,
diperlukan pengkajian terhadap teks-teks hadis menurut periwayatnya
masing-masing.
Dengan bantuan kamus hadis tertentu, pengkajian teks dan konteks
hadis menurut riwayat dari berbagai periwayat akan mudah dilakukan.
Salah satu kamus hadis itu adalah kitab Miftahu Al-Qunuz As-Sunnah
(Untuk empat belas kitab hadis dan kitab tarikh nabi). Kitab tersebut
merupakan kamus hadis yang disusun berdasarkan topik
masalah.Pengarang asli kamus hadis tersebut adalah Dr.A.J.Wensinck
(w.1939 M), seorang orientalis yang besar jasadnya dalam dunia
perkamusan hadis.
Sebagaimana telah dibahas dalam uraian terdahulu. Naskah yang
berbahasa Inggris diterbitkan untuk pertama kalinya pada tahun 1927
dan terjemahannya pada tahun 1934.Dalam kamus hadis tersebut
dikemukakan berbagai topik, baik yang berkenaan dengan masalah-
masalah yang berkaitan dengan petunjuk nabi maupun yang berkenaan
dengan masalah-masalah yang berkaitan dengan nama. Setiap topik
biasanya disertakan beberapa subtopik dan untuk setiap subtopik
dikemukakan data hadis dan kitab yang menjelaskannya.

10
PENUTUP

A. Kesimpulan
Takhrij hadis bertujuan mengetahui sumber asal hadis yang di
takhrij. Tujuan lainnya adalah mengetahui di tolak atau diterimanya hadis-
hadis tersebut. Dengan cara ini,kita akan mengetahui hadis-hadis yang
pengutipannya memerhatikan kaidah-kaidah ulumul hadis yang berlaku
sehingga hadis tersebut menjadi jelas, baik asal-usul maupun kualitasnya.
Takhrij menurut istilah adalah penunjukan terhadap tempat hadist
didalam sumber aslinya yang dijelaskan sanad dan martabatnya sesuai
keperluan. Dapat diketahui banyak – sedikitnya jalur periwayatan suatu
hadis yang sedang menjadi topik kajian. Dapat diketahui kuat dan tidaknya
periwayatan akan menambah kekuatan riwayat. Sebaliknya, tanpa
dukungan periwayatan lain, kekuatan periwayatan tidak bertambah. Dapat
ditemukan status hadis Shahih li dzatih atau shahih li ghairih, hasan li
dzatih ,atau hasan li ghairih . Demikian juga, akan dapat diketahui istilah
hadis mutawatir,masyhur, aziz, dan gharib-nya.

B. Saran
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca, khususnya untuk
penyusun. Dan penyusun menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini
masih banyak kekurangan.Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik
dan sarannya agar makalah yang kami susun kedepannya jauh lebih baik
lagi.

11
DAFTAR PUSTAKA

Agus, S. M. (2008). Ulumul Hadis. Bandung: Pustaka Setia.

Chumaidy, z. A. (1990). Takhrij Al-Hadis: Mengkaji dan Meneliti Al- Hadis. Bandung: IAIN
Sunan Gunung Djati.

Ismail, S. (1992). Metode Penelitian Sanad Hadis. Jakarta: Bulan Bintang.

Ranuwijaya, U. (1996). Ilmu Hadis. Jakarta: Gaya Media Pratama.

12

Anda mungkin juga menyukai