STUDI HADIST
TAKHRIJ HADIST
DOSEN PEMBIMBING
SYARIFUDDIN, M.Ag
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT karena rahmat dan karuniaNya
kami bisa menyusun makalah berjudul “TAKHRIJ HADIST” ini dengan tepat
waktu, guna memenuhi tugas kelompok jurusan Teknik Informatika, Fakultas Sains
dan Teknologi.
Oleh karena itu, kami selaku kelompok 14 mengucapkan terima kasih kepada
dosen pembimbing kami yaitu: Pak Syarifuddin M.Ag. dan rekan-rekan penyusun
kelompok makalah ini.
Semoga semua dukungan dari beberapa pihak mendapat balasan dari Allah
SWT. Kami selaku penyusun makalah ini sadar bahwasanya makalah kami ini jauh
dari kata sempurna baik segi penyusun maupun isi serta kritik dan saran dari
pembaca sangat kami harapkan untuk kesempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata, harapan kami semoga makalah ini bisa memberikan manfaat
untuk pembaca dan kita sekalian.
Pekanbaru, 14
Oktober 2019
Penyusun
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
Ilmu takhrij merupakan bagian dari ilmu agama yang harus mendapat
perhatian serius karena di dalamnya dibicarakan berbagai kaidah
untuk mengetahui sumber hadist itu berasal. Di samping itu, di dalamnya di
temukan banyak kegunaan dan hasil yang di peroleh, khususnya dalam menentukan
kualitas sanad hadist.
Takhrij hadist bertujuan mengetahui sumber asal hadis yang di takhrij. Tujuan
lainnya adalah mengetahui di tolak atau diterimanya hadist-hadist tersebut. Dengan
cara ini, kita akan mengetahui hadist-hadist yang pengutipannya memerhatikan
kaidah-kaidah ulumul hadist yang berlaku sehingga hadist tersebut menjadi jelas,
baik asal-usul maupun kualitasnya.
1.3 TUJUAN
4
BAB II
LANDASAN TEORI
5
a. Mengemukakan hadis pada orang banyak dengan menyebutkan para
rawinya yang ada dalam sanad hadis itu.
b. Mengemukakan asal usul hadis sambil dijelaskan sumber
pengambilannya dari berbagai kitab hadis yang diperoleh oleh
penulis kitab tersebut dari para gurunya, lengkap dengan sanadnya
sampai kepada Nabi Saw.
c. Mengemukakan hadis-hadis berdasarkan sumber pengambilannya
dari kitab-kitab yang didalamnya dijelaskan metode periwayatannya
dan sanad hadis-hadis tersebut, dengan metode dan kualitas para
rawi sekaligus hadisnya.
Dari berbagai pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa hakikat
dari takhrij hadis adalah penelusuran atau pencarian hadis pada berbagai
kitab hadis sebagai sumbernya yang asli yang di dalamnya dikemukakan
secara lengkap matan dan sanadnya.
6
Untuk melakukannya, terlebih dahulu diketahui seluruh atau sekurang
kurangnya awal dari suatu hadist. Kemudin dilihat huruf awal dari kata yang
paling awal matan hadist tersebut.
Berikut ini merupakan kitab kitab hadist yang disusun dengan menggunakan
metode secara kronologis hijaiyah(alfabetis) dari huruf ‘alif’ hingga ‘ya’,
seperti :kitab jam’u al-jawami’ dan aljami’ al-azhar min hadist al-nabi al-
anwar
2. Dengan cara mengetahui lafadz matan hadist yang sering digunakan atau
tidak( yang sedikit berlakunya)
Cara ini dilakukan dengan menelusuri hadist berdasarkan huruf awal kata
dasar pada lafadz lafadz yang ada pada matan hadist, baik isim (kata benda),
maunpun fi’il(kata kerja). Dalam hal ini huruf tidakdijadikan pegangan.
Adapun kitab takhrij yang menggunakan cara ini antara lain ; almu’jam
almufahras li al-fadz al-hadist al-nabawi (indeks hadist nabi), karya
a.j.wensinck(ahli kislaman universitas leiden) yang diterjemahkan kedalam
bahasa arab oleh dr.muhammd fu’ad abdul baqi(ahli hadist). Kitab ini
memuat susunan lafadz lafadz (isim dan fi’il) scara hijaiyah yang terdapat
pada matan hadist al-kutub al-tis’ah (kitab yang sembilan) yaitu shahih al-
bukhari, shahih muslim, sunan abi daud, sunan al-tirmidzi, sunan al-nasa’i,
sunan ibn majah, sunan al-darimi, al-muwaththa’, dan musnad imam ahmad
bin hanbal.
3. Dengan cara mengetahui pokok bahasan hadist atau sebagiannya, jika
mengandung beberapa pembahasan
Metod ini dilakukan dengan cara menelusuri hadist berdsarkan temannya,
apakah bersifat umum atau tertentu(khusus) sseperti fiqih, tafsir atau hokum
Diantara kitab yang dapat membantu kegiatan takhrij dngan metode ini
adalah:
a. Kitab yang umum(mencakup smua topik) diantaranya:
Kanz al-‘ummal fi al-aqwal wa al-af’al, karya al-burhanpuri al’hindi al-
mughni’an
haml al-ashfar fi takhrij ma fi al-ihya min al-akhbar, karya al- ‘iraqi.
7
b. Kitab yang khusus,seperti kitab masalah hukum, antaralain:muntaqa al-
akhbar min ahadits sayyid al-akhyar,karya ibn taimiyyah,blug al-
maram,karya ibnu hajar al-aqalani.
Sedangkan kitab yang berisi pringatan, antara lain: kitab al-targhib wa al-
tarhib min ahadits al-syarif, karya al-mundziri.
4. Dengan cara meneliti sifat lahir hadist(keadaan keadaaan hadist baik dalam
sanad ataupun matannya)
5. Metode ini dilakukan dengan cara mengetahui status hadits ,misalnya hadist
mutawatir,qudsi,masyhurmursal dan dha’if.kemudian mencari pada kitab
yang menghimpun berdasarkan status hadist.
8
sesuai dengan yang kondisi hadist yang ditemukan atau kriteria hadist
hadist yang akan ditelusuri.
1. Berikut masa keemasan ulama dalam menulis kitab takhrij adalah abad ke-
8 dan ke-9 Hijriyyah.
2. Taghliq at-Ta’liq, karya: al-Hafidz Ahmad bin Ali bin Hajar al-Asqalani (w.
852 H). Kitab ini menerangkan tentang hadits-hadits yang disinyalir
mu’allaq dalam kitab Shahih Bukhari yang jumlahnya sekitar 1341 buah
hadits.
3. Al-‘Ujab fi Takhrij ma Yaqulu fihi at-Tirmidizi, karya al-Hafidz Ahmad bin
Ali bin Hajar al-Asqalani (w. 852 H).
4. Nushbu ar-Rayah Li Ahadits al-Hidayah, karya: Abdullah bin Yusuf az-
Zailaghi (w. 726 H). Kitab ini merupakan takhrij dari kitab al-
Hidayah karya Ali bin Abu Bakar al-Marghinani (w. 593 H).
5. Al-Badru al-Munir, karya: Sirajuddin ibn al-Mulaqqan (w. 804 H). Kitab ini
mentakhrij hadits-hadits yang ada di kitab as-Syarhu al-Kabir atau Fathu
al-Aziz bi Syarhi al-Wajiz karya Abdul Karim ar-Rafi’i (w. 623 H). Kitab
as-Syarhu al-Kabir ini merupakan syarah dari kitab al-Wajiz karya Imam
Abu Hamid al-Ghazali (w. 505 H).
6. At-Talkhish al-Habir, al-Hafidz Ahmad bin Ali bin Hajar al-Asqalani (w.
852 H). Kitab ini juga mentakhrij hadits-hadits yang ada di kitab as-Syarhu
al-Kabir atau Fathu al-Aziz bi Syarhi al-Wajiz karya Abdul Karim ar-Rafi’i
(w. 623 H).
7. Al-Mughni an Hamli al-Asfar di al-Asfar, karya: al-Hafidz Zainuddin Abu
al-Fadhl al-Iraqi (w. 806 H). Kitab ini mentakhrij kitab Ihya’ Ulum ad-
Din karya Abu Hamid al-Ghazali (w. 505 H).
8. Al-Maqashid al-Hasanah fi Bayani Katsirin min al-Ahadits al-Musytahirah
ala al-Alsinah, karya: Syamsuddin as-Sakhawi (w. 902 H). Kitab ini
mentakhrij hadits-hadits yang masyhur dalam masyarakat.
9
2.4 CARA MENTAKHRIJ HADIST
Pada garis besarnya ada lima cara atau jalan untuk mentakhrij hadis, yaitu:
1. Melalui pengenalan nama sahabat perawi hadis
2. Melalui pengenalan awal lafaz atau matan suatu hadis
3. Melalui pengenalan kata-kata yang tidak banyak beredar atau dikenal
dalam pembicaraan, tetapi merupakan bagian dari matan hadis (letak
kata-kata tersebut bisa dimana saja, di awal, di tengah atau di akhir matan
4. Melalui pengenalan topic yang terkandung dalam matan hadis
5. Melalui pengamatan tertentu terhadap apa yang terdapat dalam suatu
hadis, baik matan atau sanadnya.
10
thahhan lebih lanjut yaitu musnad ahmad bin hanbal dan musnad abu
bakr al-humaidi.
c. Kitab-Kitab Al-Athraf
Kata al-athraf jamak dari ath-tharf (sisi atau bagian). Maka kata
tharf al-hadits, berarti bagian dari matan yang menunjukan sisanya.
Seperti kata kullukum ra’in, atau kata bunia al-islam ‘ala khamsin.
Kalimat yang pertama merupakan bagian atau potongan dari hadis yang
menjelaskan tentang kepemimpinan seseorang, seorang imam, atau
seorang wanita. Kalimat yang kedua, merupakan potongan dari hadis
tentang dasar-dasar islam.
Pada kitab-kitab seperti ini, penyusun menyebutkan sebagian dari
matan hadis dengan menyebutkan sanad-nya, baik secara lengkap atau
tidak. Kitab-kitab athraf pada umumnya disusun berdasarkan nama-nama
sahabat secara alfabetis, di samping ada juga yang menyusunnya
berdasarkan urutan alfabetis berdasarkan kata-kata awal dari matan
hadisnya.
Di antara kitab-kitab athraf ialah:
Athraf as-shahihain karya abu mas’ud ibrahim bin Muhammad ad-
dimasqi (w. 401 H)
11
Al-asyraf ‘ala ma’rifat al-athraf karya ibn ‘Asakir (w. 571 H)
Tuhfah al-Asyraf bi ‘Ma’rifat al-Athraf karya abu al-Hajjaj Yusuf
Adurrahman al-Mizzi (w.742 H).
Dzakhair Mawarits fi ad-Dalalah ‘ala Mawadhi’I al-hadits karya Abd
al-Mugni an-Nablusi (1050-1143).
12
- At-Tadzkirah fi al-Ahadits al-Musytaharah, karya Badr ad-Din
Muhammad bin Abdullah az-Zarkyasi (w. 974 H);
- Ad-Durar al-Muntatsirah fi al-Ahadits al-Musytaharah, karya as-
suyuti (w. 911 H).
- Al-Maqashid al-Hasanah fi Bayan Katsir min al-Ahadits al-
musyhurah ‘ala al-Alsinah, karya Muhammad bin Abdurrahman as-
sakhawi (w.902 H); dan
- Tashil as-Sabil ila Kasyf al-Iltibas ‘amma dara min al-Ahadits baina
an-Nas, karya Muhammad bin Ahmad al-Khalili (w. 1057 H).
13
dari shahih al-Bukhari dan Muslim disusun dan diberi keterangan
sperlunya saja tentang isi kitab/bab, nomor urut bab, jilid, dan
halamannya.
• akitab-kitab yang memuat selurh bab dan topic ilmu agama. Kitab
seperti ini banyak sekali, di antaranya kitab al-jawami, al-
mustakhrajah, al-mustadrakah ‘ala al-jawami’, al-majami’, az-
zawaid, dan miftah kunuz as-sunnah.
• Kitab-kitab yang memuat banyak bab atau topic, akan tetapi tidak
mencakup seluruh bab secara lengkap, seperti kitab-kitab as-sunan
al-muwaththa’ah, dan al-mustakhrajah ‘ala as-sunan.
14
Kitab miftah kunuz as-sunnah yang disusun oleh Muhammad fuad
Abd al-baqi merujuk kepada 14 kitab, yaitu : shahih al-bukhari,
shahih muslim, sunan abu daud., jami’at-turmudzi, sunan an-nasa’I,
sunan Ibn Majah, sunan Ibn Malik, musnad Ahmad, musnad Abu
Daud ath-thayalisi, sunan ad-Darimi, musnad Zaid bin Ali, sirah Ibn
hisyam, Magazi al-waqidi, dan thabaqah Ibn Sa’ad.
15
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 KESIMPULAN
Ada beberapa manfaat dari takhrijul hadis antara lain sebagai berikut :
memberikan informasi bahwa suatu hadis termasuk hadis shahih, hasan, ataupun
dha’if, setelah diadakan penelitian dari segi matan maupun sanadnya;
3.2 SARAN
Kami menyadari bahwa makalah ini banyak kekurangan, untuk itu kami
mengharapkan masukan atau saran dari teman-teman demi perbaikan karya tulis
kami di masa yang akan dating.
16