Anda di halaman 1dari 14

KELANGKAAN BBM TERHADAP KONSUMSI RUMAH

TANGGA

DI SUSUN OLEH :
ZULFADLI, S.Pd

18090121010037

PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN

JURUSAN EKONOMI

2018
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 1

Abstract ...................................................................................................................................... 3

Bab I ........................................................................................................................................... 4

Pendahuluan ............................................................................................................................... 4

1.1. Latar Belakang ................................................................................................................ 4

1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 4

1.3. Tujuan.............................................................................................................................. 4

1.4. Metode Pengumpulan Data ............................................................................................. 4

1.5. Sistematika Penulisan...................................................................................................... 5

Bab II ......................................................................................................................................... 6

Landasan Teori........................................................................................................................... 6

2.1. Faktor Ekonomi ............................................................................................................... 6

2.1.1. Pendapatan Rumah Tangga ( Household Income ) .................................................. 6

2.1.2. Kekayaan Rumah Tangga ( Household Wealth ) ..................................................... 6

2.1.3. Tingkat Bunga ( Interest Rate ) ................................................................................ 7

2.1.4. Perkiraan Tentang Masa Depan (Household Expectation About The Future) ......... 7

2.2. Faktor Demografi ............................................................................................................ 7

2.2.1. Jumlah Penduduk...................................................................................................... 7

2.2.2. Komposisi Penduduk ................................................................................................ 7

2.3. Faktor-faktor Non Ekonomi ............................................................................................ 8

Bab III ........................................................................................................................................ 9

Pengaruh (jika terjadi) Kenaikan Harga BBM terhadap Konsumsi........................................... 9

Masyarakat ................................................................................................................................. 9

3.1. Pengertian Konsumsi ...................................................................................................... 9

3.2. BBM Bersubsidi .............................................................................................................. 9

1
3.3. Penyebab Pemerintah ingin Menaikkan Harga BBM Bersubsidi ................................... 9

3.4. Dampak Kenaikkan BBM ............................................................................................. 10

Bab IV ...................................................................................................................................... 11

Penutup .................................................................................................................................... 11

4.1. Kesimpulan.................................................................................................................... 11

4.2. Saran .............................................................................................................................. 11

RIWAYAT HIDUP ................................................................................................................. 13

2
Abstract
Fossil fuel energy is still the main sources of economic development even though in the
people activity, especially the kerosene energy consumption. Pricing energy was determinate
by market price. If the international market price increases, then the price of domestic fuel
increases too. The increasing of fuel energy has impacted to the inflation and the purchasing
power of the people in the bottom majority. In other that the public policy of price fossil fuel
energy is strong direct impact to the social welfare.

Energi bahan bakar fosil masih menjadi sumber utama pembangunan ekonomi meskipun
dalam aktivitas masyarakat, terutama konsumsi energi minyak tanah. Harga energi ditentukan
oleh harga pasar. Jika harga pasar internasional meningkat, maka harga BBM domestik juga
meningkat. Peningkatan energi bahan bakar telah berdampak pada inflasi dan daya beli
masyarakat di mayoritas bawah. Di lain bahwa kebijakan publik harga energi bahan bakar
fosil adalah dampak langsung yang kuat terhadap kesejahteraan sosial.

Keyword: Price fuel energy policy, fuel price, welfare, purchasing


Power

3
Bab I
Pendahuluan

1.1. Latar Belakang


Dengan semakin meningkatnya jumlah pertumbuhan penduduk dunia, menyebabkan
kebutuhan akan sumber daya alam, terutama minyak bumi semakin meningkat. Hal ini
berdampak langsung terhadap perekonomian warga negara Indonesia. Beberapa waktu ini,
masyarakat Indonesia kembali harus khawatir akibat pernyataan dari pemerintah yang ingin
menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Kondisi ini sangat memprihatinkan,
karena banyak masyarakat yang tidak mampu harus semakin menjerit dengan kenaikkan
harga bbm bersubsidi. Selain itu, banyak juga yang menyalahgunakan wewenang yang
diberikan. Banyak orang yang melah menyelundupkan bbm bersubsidi untuk ditimbun dan
dijual dengan harga yang jauh lebih mahal hanya untuk meraup segelintir keuntungan untuk
memenuhi kebutuhan. (Rina Oktavani, 2005)

1.2. Rumusan Masalah


Seperti yang telah diuraikan pada latar belakang diatas, maka penulis mengambil
rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apakah konsumsi itu?
2. Apakah bbm bersubsidi itu?
3. Apa penyebab pemerintah ingin menaikkan harga bbm bersubsidi?
4. Apa dampak dari kenaikan harga bbm bersubsidi terhadap konsumsi?

1.3. Tujuan
Tujuan penulis membuat makalah berjudul “ Pengaruh (jika terjadi) Kenaikan BBM
Bersubsidi” adalah :
1. Mengetahui pengertian dari konsumsi.
2. Mengetahui apa itu BBM Bersubsidi.
3. Mengetahui penyebab-penyebab pemerintah ingin menaikkan harga BBM Bersubsidi.
4. Mengetahui dampak yang ditimbulkan dari kenaikkan harga BBM Bersubsidi.

1.4. Metode Pengumpulan Data


Dalam penyusunan makalah ini sangat diperlukan pengumpulan data-data serta informasi
aktual yang sesuai dengan permasalahan yang akan dibahas. Sehubungan dengan masalah

4
tersebut makalah ini, penulis menggunakan beberapa metode dalam pengumpulan data,
pertama dengan membaca buku, kedua dengan browsing di internet, ketiga dengan membaca
dan melihat media cetak dan elektronik dan terakhir berdasarkan pengetahuan yang penulis
miliki.

1.5. Sistematika Penulisan


Makalah ini disusun dengan urutan sebagai berikut :
1) Bab I Pendahuluan
Pada bagian ini dijelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penulisan makalah, metode pengumpulan data, dan juga sistematika penulisan
makalah.
2) Bab II Landasan Teori
Pada bab ini, penulis menggunakan satu teori konsumsi yang akan digunakan
sebagai acuan.
3) Bab III Pembahasan
Pada bab ini ditemukan pembahasan dari pengertian konsumsi, apa itu BBM
Bersubsidi, penyebab pemerintah ingin menaikkan harga bbm bersubsidi, dan
dampak yang ditimbulkan dari kenaikkan harga bbm bersubsidi.
4) Bab IV Penutup
Bab terakhir ini memuat kesimpulan dan saran dari pembahasan yang telah dibuat.
5) Daftar Pustaka
Pada bagian ini, terdapat berbagai referensi-referensi yang membantu penulis
dalam menyelesaikan makalah ini.
6) Lampiran
Pada bagian terakhir ini berisi gambar-gambar dan atau data-data dari berbagai
sumber yang penulis cari.

5
Bab II
Landasan Teori
Pengeluaran konsumsi terdiri atas konsumsi pemerintah (government consumption) dan
konsumsi rumah tangga/masyarakat (household consumption/private consumption). Namun
sekarang kita menggunakan landasan teori konsumsi rumah tangga. Pada dasarnya, faktor
utama yang mempengaruhi tingkat konsumsi masyarakat adalah pendapatan, dimana korelasi
keduanya bersifat positif, yaitu semakin tinggi tingkat pendapatan (Y) maka konsumsinya (C)
juga makin tinggi.
(Najmulmunir, 2008)
Dimana :
C = Konsumsi.
Co = Konsumsi Otonomus Tingkat konsumsi yang harus dipenuhi.
b = Marginal Propensity to Consume (Kecenderungan Mengonsumsi Marjinal)
adalah konsep yang memberikan gambaran tentang berapa konsumsi yang akan
bertambah bila pendapatan bersih naik satu unit.
Yd = Pendapatan Disposabel Pendapatan Bersih.
0≤b≤1
Selain itu, faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya pengeluaran konsumsi rumah tangga,
antara lain :

2.1. Faktor Ekonomi


Empat faktor yang menentukan tingkat konsumsi, yaitu :

2.1.1. Pendapatan Rumah Tangga ( Household Income )


Pendapatan rumah tangga amat besar pengaruhnya terhadap tingkat konsumsi. Biasanya
makin baik tingkat pendapatan, tongkat konsumsi makin tinggi. Karena ketika tingkat
pendapatan meningkat, kemampuan rumah tangga untuk membeli aneka kebutuhan konsumsi
menjadi semakin besar atau mungkin juga pola hidup menjadi semakin konsumtif, setidak-
tidaknya semakin menuntut kualitas yang baik.

2.1.2. Kekayaan Rumah Tangga ( Household Wealth )


C =Co + b.Yd

Tercakup dalam pengertian kekayaaan rumah tangga adalah kekayaan rill (rumah, tanah, dan
mobil) dan financial (deposito berjangka, saham, dan surat-surat berharga). Kekayaan

6
tersebut dapat meningkatkan konsumsi, karena menambah pendapatan disposable (bersih).
(Simatupang & Friyatno, 2016)

2.1.3. Tingkat Bunga ( Interest Rate )


Tingkat bunga yang tinggi dapat mengurangi keinginan konsumsi. Dengan tingkat bunga
yang tinggi, maka biaya ekonomi (opportunity cost) dari kegiatan konsumsi akan semakin
mahal. Bagi mereka yang ingin mengonsumsi dengan berutang dahulu, misalnya dengan
meminjam dari bank atau menggunakan kartu kredit, biaya bunga semakin mahal, sehingga
lebih baik menunda/mengurangi konsumsi.

2.1.4. Perkiraan Tentang Masa Depan (Household Expectation About The Future)
Faktor-faktor internal yang dipergunakan untuk memperkirakan prospek masa depan rumah
tangga antara lain pekerjaan, karier dan gaji yang menjanjikan, banyak anggota keluarga yang
telah bekerja. Sedangkan faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi antara lain kondisi
perekonomian domestik dan internasional, jenis-jenis dan arah kebijakan ekonomi yang
dijalankan pemerintah. (Mira, 2014)

2.2. Faktor Demografi

2.2.1. Jumlah Penduduk


Jumlah penduduk yang banyak akan memperbesar pengeluaran konsumsi secara menyeluruh,
walaupun pengeluaran rata-rata per orang atau per keluarga relative rendah. Pengeluaran
konsumsi suatu negara akan sangat besar, bila jumlah penduduk sangat banyak dan
pendapatan per kapita sangat tinggi. (Christophe Muller, 2016)

2.2.2. Komposisi Penduduk


Pengaruh komposisi penduduk terhadap tingkat konsumsi, antara lain :
Makin banyak penduduk yang berusia kerja atua produktif (15-64 tahun), makin besar tingkat
konsumsi. Sebab makin banyak penduduk yang bekerja, penghasilan juga makin besar.
Makin tinggi tingkat pendidikan masyarakat, tingkat konsumsinya juga makintinggi, sebab
pada saat seseorang atau suatu keluarga makin berpendidikan tinggi maka kebutuhan
hidupnya makin banyak.

7
Makin banyak penduduk yang tinggal di wilayah perkotaan (urban), pengeluaran konsumsi
juga semakin tinggi. Sebab umumnya pola hidup masyarakat perkotaan lebih konsumtif
dibanding masyarakat pedesaan. (Pantjar Simatupang, 2005)

2.3. Faktor-faktor Non Ekonomi


Faktor-faktor non-ekonomi yang paling berpengaruh terhadap besarnya konsumsi adalah
faktor sosial budaya masyarakat. Misalnya saja, berubahnya pola kebiasaan makan,
perubahan etika dan tata nilai karena ingin meniru kelompok masyarakat lain yang dianggap
lebih hebat/ideal.

8
Bab III
Pengaruh (jika terjadi) Kenaikan Harga BBM terhadap Konsumsi
Masyarakat

3.1. Pengertian Konsumsi


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991), konsumsi adalah (1) pemakaian barangbarang
hasil produksi; (2) barang-barang yang langsung memenuhi keperluan hidup manusia. Jadi
dapat kita simpulkan bahwa, konsumsi adalah pemakaian barang-barang yang langsung
memenuhi keperluan hidup manusia. (Latif, 2015)

3.2. BBM Bersubsidi


BBM bersubsidi adalah bahan bakar minyak yang mendapat bantuan dari pemerintah.
Sedangkan BBM non subsidi tidak mendapat bantuan. Jadi missal harga BBM non subsidi
adalah Rp. 9.500,- maka pemerintah telah membantu Rp. 5.000,- sehingga membuat harga
BBM bersubsidi menjadi Rp. 4.500,-.

3.3. Penyebab Pemerintah ingin Menaikkan Harga BBM Bersubsidi


Selain itu dari sekian data yang penulis dapat atas penyebab pemerintah ingin
menaikkan harga bbm bersubsidi, penulis dapat simpulkan menjadi 3 hal, antara lain :
1. Bahwa sekarang Negara Indonesia adalah negara pengekspor dan
pengimpor minyak mentah.
Harus kita ketahui bahwa konsumsi minyak Indonesia rata-rata = 1300 million barrel crude
oil per day (MBCD). Sedangkan rata-rata lifting (produksi) minyak kita hanya 950 MBCD,
dan dari total sekian ada 395 MBCD yang di ekspor ke luar negeri. “Lalu mengapa Indonesia
mengekspor minyak keluar negeri padahal untuk konsumsi dalam negerinya kurrang?”.
Jawabannya adalah karena pemilik 395 MBCD ini bukan pemerintah, tapi milik perusahaan
asing contoh Exxon, BP, Chevron, dsb yang diatur dalam UU Migas.

Lalu untuk menutupi defisit ini, pemerintah mengimpor bbm sekitar 340 MBCD dan minyak
mentah 313 MBCD untuk diolah oleh pertamina untuk dijadikan bbm.
2. Harga minyak dunia terus-meneurs naik, sehingga membebani APBN.
Naiknya harga minyak menyah dunia yang mencapai > $ 100 per barrel menyebabkan
pembengkakan pada APBN Negara kita. Karena dalam RAPBN Indonesia tahun 2012 saja,

9
pemerintah hanya mengasumsikan bahwa harga minyak mentah dunia hanya di kisaran $ 90
per barrel.
3. Karena subsidi BBM selama ini tidak tepat sasaran.
Harus kita ketahui bahwa seharusnya bbm bersubsidi diperuntukkan bagi kaum yang kurang
mampu sehingga dapat menjalankan aktifitasnya tanpa terganggu. Tapi pada kenyataannya
menurut Menteri Perekonomia, Hatta Radjasa, 53% dari subsidi bbm selama ini tidak tepat
sasaran.
Bahkan banyak dari orang-orang yang mampu bukannya membeli bbm non subsidi tapi
malah membeli bbm bersubsidi. (Bustanul Arifin, 2012)

3.4. Dampak Kenaikkan BBM


Dampak yang ditimbulkan jika memang harga bbm bersubsidi naik dapat dilihat dari
segi positif dan negatifnya, antara lain :
Positifnya =
a. Naiknya harga bbm bersubsidi menyelamatkan APBN.
b. Mengurangi dampak kelangkaan yang kemungkinan akan terjadi jika bbm
bersubsidi tidak dinaikkan.
c. Membuat masyarakat yang tadinya menggunakan kendaraan pribadi sekarang
beralih ke angkutan umum.
d. Mengurangi kemacetan, polusi, dsb.
Negatifnya =
a. Membuat rakyat semakin menjerit karena naiknya harga bbm bersubsidi.
b. Jika bbm bersubsidi naik, maka APBN akan selamat. Lalu bagaimana dengan
korupsi di Negara ini?
c. Semakin terlihat kesenjangan secara sosial.
(Dumasari Dumasari, 2008)

10
Bab IV

Penutup
4.1. Kesimpulan
Setelah penulis membaca, meneliti, dan menanalisa, ada baiknya pemerintah mengkaji
terlebih dahulu jangan terburu-buru ingin menyelamatkan APBN dengan menaikkan harga
bbm bersubsidi. Seperti contoh pada saat harga bbm bersubsidi akan naik, pasti konsumsi
kita akan bertambah tapi dengan pendapatan yang tetap. Dari hal tersebut dapat kita
simpulkan bahwa fungsi terebut kurang tepat. Karena fungsi tersebut tidak memperhatikas
aspekaspek lain yang menjadi kemungkinan perubahan tingkat konsumsi masyarakat.

4.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka dengan adanya kebijakan ingin menaikkan harga bbm
bersubsidi tapi melupakan rakyat kecil yang menggunakan bbm bersubsidi sebagai bahan
terpenting untuk mencari sesuap nasi.
Selain itu, kurangnya sosialisasi kepada masyarakat agar menggunakan bbm non subsidi juga
harus lebih di intens kan. Jangan hanya memasang spanduk yang belum tentu semua orang
membacanya.
Dan tak lupa untuk masalah korupsi di negeri ini yang tidak kunjung habisnya, apakah
dengan menaikkan bbm bersubsidi lalu korupsi menjadi berkurang? Atau malah krupsi
menjadi semakin merajalela?
Dan tak lupa, saran untuk fungsi bahwa faktor utama yang mempengaruhi konsumsi adalah
pendapatan mungkin kurang tepat. Mungkin lebih baik disimpulkan seperti ini, Konsumsi
(C) = f (Pendapatan Bersih (Y), Kekayaan (R), Pendapatan/Beban Masa depan tidak terduga,
Tingkat Bunga (I) ).

DAFTAR JURNAL

11
Bustanul Arifin, S. R. (2012). Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembangunan. Dampak
Implementasi Mandat Konsumsi Bahan Bakar Nabati Terhadap Perekonomian
Indonesia, 62-78.

Christophe Muller, H. Y. (2016). Household Fuel Use in Developing Countries: Review of, 1-
49.

Dumasari Dumasari, T. N. (2008). Agritech. Characteristics Of Poor Farmers 'Household In


Facing Social Economic Problems Due To Increasing Prices And Future Of Oil Fuel
In Rural, 50-62.

Latif, A. (2015). Dampak Fluktasi Harga Bahan Bakar Minyak , 91-116.

Mira, R. R. (2014). Dampak Kenaikan Harga BBM Terhadap Kinerja Sektor Kelautan dan
Perikanan, 169-183.

Najmulmunir, N. (2008). Jurnal Madani Edisi II. Dampak Kebijakan Harga Minyak
Terhadap Daya Beli Masyarakat, 24-32.

Pantjar Simatupang, K. K. (2005). Effect Of Bbm Price Increase On Economy &


Community. Pengaruh Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (Bbm) Maret 2005
Terhadap Profitabilitas Usaha Jasa Alsintan, 65-82.

Rina Oktavani. (2005). Jurnal Manajemen Agribisnis. Dampak Kenaikan Harga BBM
Terhadap Kinerja Ekonomi Makro, Keragaan Ekonomi Sektoral Dan Rumah Tangga
Di Indonesia, 35-52.

Simatupang, P., & Friyatno, S. (2016). Jurnal Ekonomi Agro. Dampak Perubahan Harga
Bahan Bakar Minyak Terhadap Kinerja Sektor Pertanian, 1-15.

12
RIWAYAT HIDUP

ZULFADLI, Dilahirkan di Kabupaten Tanah Datar tepatnya di Balai Tengah


Kecamatan Lintau Buo pada tanggal 19 Desember 1967. Anak ketiga dari tujuh bersaudara
pasangan dari Alm. Mansur sutan sinaro dan Almh. Nurhayati. Peneliti menyelesaikan
pendidikan di Sekolah Dasar di SD 2 di Kecamatan Lintau buo Kabupaten Tanah datar pada
tahun pada tahun1981. Pada tahun itu juga peneliti melanjutkan Pendidikan di SMP Negeri 2
Lintau buo dan tamat pada tahun 1984 kemudian melanjutkan Sekolah Menengah Atas di
SMEA Negeri Payakumbuh pada tahun 1984 dan seslesai pada tahun 1987. Pada tahun 1987
peneliti melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi negeri, tepatnya di Universitas Negeri
Riau (UNRI) Fakultas Ilmu Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akutansi. Peneliti
menyelesaikan kuliah strata satu (S1) pada tahun 1992.

13

Anda mungkin juga menyukai