Dosen Pengampu :
Disusun oleh :
FAKULTAS USHULUDDIN
Alhamdulillahi rabbil alamin segala pujian dan rasa syukur atas kehadirat
Allah SWT karenarahmat, hidayah wal inayah-Nya yangtelah di karuniakan
kepada saeganap hambanya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusun
makalah ini. Adapun yang akan kami kaji dalam makalah ini yang berjudul
“Metode Takhrij Awal Matni Al-Hadits”.
PENULIS
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................1
BAB, II PEMBAHASAN.......................................................................................2
2.1 Pengertian Takhrij Melalui Lafal Awal Matan Hadits...............................2
2.2 Kelebihan dan Kekurangan Lafal Awal Matan Hadits...............................2
2.3 Cara Mentakhrij Hadits Lafal Awal Matan Hadits.....................................3
2.4 Kitab-kitab Penunjang................................................................................3
BAB III PENUTUP..............................................................................................10
3.1 Kesimpulan...............................................................................................10
3.2 Saran.........................................................................................................10
DAFTAR PUSAKA.............................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
Metode Takhrij Awal Matan Hadis adalah metode yang digunakan ketika kita
mengetahui dengan pasti ungkapan awal dari matan hadis. Setidaknya ada kategori kitab
yang dapat menggunakan metode ini:
Kedua, kitab-kitab yang disusun berdasarkan abjad huruf pertama matannya, misalnya
al-Jâmi' al-Shaghir Min Hadìts al-Basyîr al-Nadzîr karya al-Suyuthi (w. 911 H).
Ketiga, kitab Miftâh dan Fihris, atau kitab yang disusun berdasarkan indeks matan
hadis, seperti Miftâh al-Shahîhayn karya Muhammad al-Syarîf bin Mustafä al-Tawgâdi. dan
Miftâh al-Tartib Li Ahâdits Tärikh al-Khatib karya Ahmad bin Muhammad al-Ghimâri. Jenis
ketiga ini tidak dapat dijadikan sumber asli, karena ia tidak menggunakan sanad yang dimiliki
oleh pengarangnya. Namun demikian, kitab ini dapat membantu proses penelusuran lokasi
hadis pada sumber yang dirujuk
1
BAB II
PEMBAHASAN
Metode Takhrij Awal Matan Hadis adalah metode yang digunakan ketika kita
mengetahui dengan pasti ungkapan awal dari matan hadis. Penggunaan metode ini tergantung
dari lafal pertama matan hadis. Berarti metode ini juga mengkodifikasikan hadis sesuai
dengan urutan-urutan huruf-huruf hijaiyah, seperti hadis-hadis yang huruf pertamanya alif, ta'
dan seterusnya. Suatu keharusan bagi yang akan menggunakan metode ini untuk mengetahui
dengan pasti lafal-lafal pertama dari hadis-hadis yang akan dicarinya. Setelah itu ia melihat
huruf pertamanya malalui kitab-kitab takhrij yang disusun dengan metode ini, demikian pula
dengan huruf kedua dan seterusnya. Sebagai contoh hadis yang berbunyi نا فليس مناCCمن غش
langkah untuk mencarinya dengan menggunakan metode ini adalah sebagai berikut :
4. Dan begitu seterusnya sesuai dengan urutan huruf-huruf hijaiyah pada lafal-lafal
matan hadis.
Dengan menggunakan metode ini kemungkinan besar kita dengan cepat menemukan
hadis-hadis yang dimaksud. Hanya saja bila terdapat kelainan lafal pertama tersebut
sedikitpun akan berakibat sulit menemukan hadis. Sebagai contoh hadis yang berbunyi :
2
adanya perbedaan lafal itu. Demikian pula bila lafal yang kita ketahui berbunyi "idza
jaakum", sekalipun semuanya satu pengertian.1
Metode ini sangat tergantung pada lafaz pertama matan hadits. Hadits-hadits dengan
metode ini dikodifikasi berdasarkan lafaz pertamanya menurut urutan huruf hijaiyah.
Misalnya, apabila akan men-takhrij hadits yang berbunyi;
الص َر َع ِة
ُّ ِش ِدي ُد ب َ لَ ْي
َّ س ال
Untuk mengetahui lafaz lengkap dari penggalan matan tersebut, langkah yang harus
dilakukan adalah menelusuri penggalan matan itu pada urutan awal matan yang memuat
penggalan matan yang dimaksud. Dalam kamus yang disusun oleh Muhammad fuad Abdul
Baqi, penggalan hadits tersebut terdapat di halaman 2014. Berarti, lafaz yang dicari berada
pada halaman 2014 juz IV.2 Setelah diperiksa, bunyi lengkap matan hadits yang dicari adalah;
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Saw bersabda, "(Ukuran) orang yang kuat
(perkasa) itu bukanlah dari kekuatan orang itu dalam berkelahi, tetapi yang disebut sebagai
orang yang kuat adalah orang yang mampu menguasai dirinya tatkala dia marah".
Untuk menggunakan metode ini kita memerlukan tiga jenis kitab penunjang, antara
lain :
A. Kitab-kitab yang khusus memuat hadis-hadis yang terkenal dan beredar luas dari
mulut ke mulut.
Yang dimaksud dengan hadis-hadis yang populer dari mulut ke mulut adalah
pembicaraan yang banyak beredar di masyarakat dan mereka salling mengutipnya
yang dinisbatkan kepada nabi. Sebagian hadis ini shohih dan sebagiannya lagi hasan.
Tetapi yang terbanyak adalah dha’if, maudhu’ (palsu) atau yang tidak mempunyai
sumber sama sekali.
3
Tersebarnya hadis-hadis dha’if atau maudhu’ dikalangan awam umat islam
akan merusak agama mereka, karena mereka yakin hal itu diriwayatkan dari nabi
mereka. Berikutnya perbuatan mereka sesuai dengan tuntunan hadis palsu tersebut,
dan mereka mengira hadis-hadis selainnya tidak benar. Karena itu, banyak ulama’
para sepesialis hadis pada abad-abad berikutnya mengarang sejumlah kitab yang
didalamnya mereka kumpulkan hadis-hadis populer yang beredar dari mulut ke mulut
pada masa itu. Mereka jelaskan mana yang shahih dan mana yang tidak shahih
(saqim). Mereka jelaskan orang yang meriwayatkannya dan penyusun kitab yang
mentakhrijnya, jika hadis-hadis itu mempunyai asal (sumber). Hal demikian untuk
mengingatkan banyak orang awam umat islam agar berhati-hati dalam mengamalkan
hadis-hadis dha’if atau palsu; dan menjelaskan hal itu dusta atau tidak bersumber jika
kenyataannya setelah diselidiki dengan cermat memang demikian. Kata populer pada
hadis-hadis diatas berbeda artinya dengan kata-kata masyhur dalam istilah hadis yang
berarti ia adalah suatu hadis yang diriwayatkan dari tiga jalan atau lebih. Maksudnya,
masyhur dari segi bahasa adalah populer atau terkenal. Artinya tersebarnya hadis-
hadis ini dari mulut ke mulut dan dikenal oleh masyarakat luas.3
Kitab ini menghimpun banyak hadis terkenal yang beredar dimasyarakat dari
mulut ke mulut, berisi 1356 hadis. Didalamnya terdapat sebagian hadis palsu (buatan)
diberikan penjelasan seperti yang diungkapkan untuk Al-Laknawy. Ibnu Al-Imad al-
Hanbali mengatakan :
Kitab ini lebih mencakup (ajma’) dari kitab suyuthi yang berjudul “ad-Duror
al-Muntatsiroh fi Ahadits al-Musytahiroh”. Masing-masing mempunyai kelebihan.
Karena itu ulama menaruh perhatian terhadap kitab ini. Kitab ini telah diringkas
(ditalkhish) oleh muridnya, Abdur rohman bin Ali bin Al-Dabi’e Asy-Syaibani dalam
kitabnya “Tamyiz at-Thoyyib min al-khobits” seperti hal yang sama telah dilakukan
oleh Ali bin muhammad (- 939 H). Dalam kitabnya “ar-Rosa’il as-Sunniyah”. As-
3 Ibid.
4
Sakhowi menyusun hadis-hadis yang terdapat dalam kitab ini berdasarkan huruf
mu’jam (kamus) guna memudahkan pemakai (perujuk) menemukan hadis yang
diinginkannya setalah menyebut hadis ia susul menulis orang yang mentakhrijnya jika
hadis tersebut mempunyai asal. Ia jelaskan urutannya dan komentar ulama atasan nya
dengan singkat dan padat. Jika hadis itu tidak dikenal berasal (bersanad) dan tidak
terdapat dalam salah satu kitab hadis, ia tulis diakhirnya La Ashla lahu (tidak ada
asalnya). Jika ia ragu, apakah hadis itu bersanad atau tidak, ia menyatakan La
A’rifuhu (aku tidak mengetahuinya). Dari segi bab dan judulnya kitab ini sangat baik.
Karena itu para ulama’ sudah dan akan terus menjadikannya sebagai kitab pegangan
(rujukan) dalam mencari hadis-hadis populer yang beredar luas ditengah masyarakat
dari mulut ke mulut.
5. Tamyiz at-Thoyyib Min al-Khobits Fima Yaduru ‘Ala Alsinat An-Nas Min al-hadits.
7. Tashil As-Sabil Ila Kasyf al-Iltibas ‘Amma Daaro Min al-ahadits Baina an-Nas.
9. Kasy al-Khofa wa Muzil al-Ilbas ‘Ammasytaharo Min al-Ahadits ‘Ala Alsinat an-
Nas.
5
Generasi Mutaakhirin kemudian sengaja memakai metode ini dalam
menyusun, lalu ia himpun hadis-hadis dari berbagai sumber (berbagai kitab), mereka
buang sanadnya dan disusun berdasarkan huruf-huruf ensiklopedi untuk memudahkan
para peminat merujukinya. Diantara kitab-kitab itu, antara lain sebagai berikut :
Kitab ini dikarang oleh al-Hafizh jalaluddin Abul Fadl Abdu ar-Rahman bin
Abi Bakar Muhammad al-khudayri as-Suyuti as-Syafi’i. Jumlah karangan beliau
mencapai lebih dari 500 kitab. Beliau dapat meghapal 200 ribu buah hadis, sehingga
beliau sendiri pernah berkata : “jika saya dapatkan lebih dari itu, tentu akan saya
hafalkan.” Kesibukan beliau selain dibidang hadis juga sebagai mufti, pengajar dan
hakim. Beliau memulai karangan-karangannya sejak menetap di Raudhah Miqyas dan
tidak beranjak sampai wafat pada hari jum’at subuh 19 jumadal ula 911.
Karangan beliau yang lain adalah jam’ul jawami’, atau dinamakan pula dengan
al-Jami’ al-Kabir. Dalam kitab tersebut dibagi menurut hadis-hadis perkataan dan
hadis-hadis perbuatan. Dari sekian hadis perkataan ada yang lebih shahih, lebih
ringkas dan mencakup berikut penambahan-penambahannya. Pembagian yang terahir
ini disusun dalam kitab yang dinamakan al-Jami’ as-Shagir. Penempatan hadis-hadis
dalam kitab aljami’ as-Shagir ini diatur menurut urutan huruf-huruf hijaiyyah agar
mencarinya lebih mudah. Dimulai dengan hadis yang huruf pertamanya alif, ba’, ta’,
dan seterusnya. Hadis-hadis yang dimulai dengan hamzah atau lainnya begitu pula
diurutkan dengan huruf keduanya sesuai urutan huruf-huruf hijaiyyah. Seperti hadis-
hadis yang dimulai dengan huruf ba’, huruf berikutnya adalah ba’ dengan alif,
ba’dengan ba’, ba’ dengan ta’ dan seterusnya.
Kitab ini aku ambil dari ribuan sabda nabi, dari berbagai jenis kata mutiara
(hikmah) pilihan. Aku batasi padanya hadits-hadits singkat , aku ringkas dari berbagai
sumber atsar.
6
ensiklopedi dengan memperhatikan awal hadits dan sesudahnya untuk memudahkan
para mahasiswa/pencari hadits. Aku beri nama “Al jami’ As-Shagir”. Kitab ini aku
maksudkan untuk mengumpulkan hadis-hadis nabi dengan segala rahasianya.
٤ = bagi imam yang empat (abu daud, at-turmudzi, an-nasa’i, dan ibnu majah)
ك = bagi al-hakim. Jika ada pada mustadroknya, aku sebut. Jika tidak, aku
jelaskan.
7
عب = bagi abdur rozzaq dalam al-jami’
قط = bagi daruquthny. Jika ada pada sunan aku sebut. Jika tidak, aku jelaskan.
خط = bagi al-khotib. Jika ada pada at-tarikh aku sebut. Jika tidak, aku jelaskan.
Jumlah semua ada 30 rumus. Adapun rumus-rumus yang digunakan nya untuk
menyusun hadis ada tiga buah rumus, yaitu :
Cara mentakhrij melalui kitab ini ialah sudah semestinya kita mengetahui
dahulu lafal pertama dari matan hadis tersebut dengan pasti , lalu mencarinya dalam
bab nya. Hadis yang dimulai dengan huruf ba’ dicari pada bab huruf ba’, kemudian
mencari huruf keduanya secara berurutan dan seterusnya dengan cara yang sama.
a) Kitab ini mentakhrij hadis-hadis rasul dari berbagai kitab hadis, tidak hanya dari
kitab-kitab yang disebut kode-kodenya dalam pendahulunya, tetapi dari kitab yang
lain-lain pula. Hal ini dapat diketahui dengan banyak menela’ahnya.
b) Hadis-hadis yang dicantumkan dalam kitab ini sangatlah banyak jumlahnya tidak
kurang dari 10.031 hadis.
8
c) Ketelitian penyusunan hadis-hadisnya sejak dari huruf pertama sampai huruf
terakhir.
d) Kitab ini mengungkap hukum-hukum hadis yang dimuatnya, baik itu shahih,
hasan, dan dha’if.
a) Untuk dapat menemukan hadis dengan cepat melalui kitab ini, haruslah diketahui
dengan pasti dan tepat lafal pertama dari matan hadis itu.
Kedua kesulitan ini hampir didapat pada setiap kitab hadis yang disusun secara
abjad.
C. Kunci-kunci dan daftar isi yang disusun oleh para ulama untuk kitab-kitab
tertentu.
Sebagian ulama’ mutaakhirin sudah mengarang “kunci atau daftar isi” untuk
kitab-kitab tertentu. Mereka susun hadis-hadis pada kitab-kitab tersebut berdasar
huruf ensiklopedi. Hal demikian untuk memudahkan para perujuk kitab-kitab
tersebut, dan menghemat waktu untuk menemukan hadis yang mereka inginkan.
Diantara sejumlah kitab kunci dan daftar isi adalah sebagai beriku:
9
6. Fahros Litartib Ahadits Sunan ibnu majah karangan muhammad fuad Abdul baqi
Dalam hal ini, penulis hanya akan menerangkan salah satu diantara beberapa
kitab di atas secara singkat, yaitu kitab Miftah Ash-Shohihain, adapun penjelasannya
sebagai berikut :
Kitab ini hasil karya muhammad syarif bin mushtahafa at-Tauqady. Dalam
kitab ini beliau menghimpun hadis-hadis perkataan yang terdapat dalam shahih al-
bukhary dan shahih muslim, disusun berdasarkan huruf hijaiyyah. Sebelah kanan
setiap hadis penyusunnya menuliskan nomor jilid dan halaman yang terdapat dalam
shahih al-bukhary dan kitab-kitab ulasannya karangan ibnu hajar al-‘asqalany dan
al-‘ainy, juga yang terdapat dalam shahih muslim dan kitab ulasannya karangan an-
nawawy. Adapun di sebelah kirinya dicantumkan thema hadis dan nomor babnya.
Kitab ini dicetak oleh percetakan utsmaniyyah di mesir tahun 1313 dan dicopy ulang
oleh dar al-kutub al-‘ilmiyyah, beirut pada tahun 1395 H.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Metode Takhrij Hadis Lafal Awal Matan Hadis dilakukan dengan cara menelusuri
hadis berdasarkan huruf awal kata dasar pada lafal-lafal yang ada pada matan hadis. Baik
itu berupa ism (kata benda) maupun flil (kata kerja). Dalam metode ini huruf tidak
dijadikan pegangan.
3.2 SARAN
Semoga dengan adanya makalah dapat menambah wawasan pembaca terkait materi
tentang “Metode Takhrij Awal Matni Al-Hadis”. Kami mengetahui bahwa masih
banyaknya kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan kami terima agar makalah ini dapat disempurnakan dengan baik
kedepannya.
11
DAFTAR PUSAKA
Prof. DR. Mahmud Al Thohhan, Dasar-Dasar Ilmu Takhrij, Dina Utama Semarang
Abu muhammad abdul mahdi, Metode Takhrij Hadits, Dina Utama Semarang
12