Disusun oleh :
1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas yang dibrikan oleh
dosen yang kemudian dilanjutkan dengan penyusunan makalah dengan judul “Metode
Takhrij Awal Matni Al-Hadits”
Tak ada gading yang tak retak karenanya kami sebagai tim penulis menyadari
bahwa dalam penulisn makalah ii masih jauh dari kata sempurna, baik dari sisi materi
maupun penulisannya. Kami dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima
berbagai masukan maupun saran yang bersifat membangun yang diharapkan berguna bagi
seluruh pembaca.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................2
DAFTAR ISI.......................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................................4
A. Latar Belakang......................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.................................................................................................4
BAB 2 PEMBAHASAN.....................................................................................................5
A. Pengertian Takhrij Melalui Lafal Awal Matan Hadis .....................................5
B. Kelebihan dan kekurangan lafal Awal Matan Hadis........................................5
C. Cara mentakhrij Hadis Lafal Awal Matan Hadis.............................................6
D. Kitab-Kitab (Referensi) yang digunakan dalam Takhrij Hadis Lafal Awal
Matan Hadis..........................................................................................................6
BAB 3 PENUTUP..............................................................................................................8
A. Kesimpulan............................................................................................................8
B. Saran......................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................9
3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Metode Takhrij Awal Matan Hadis adalah metode yang digunakan ketika kita
mengetahui dengan pasti ungkapan awal dari matan hadis. Setidaknya ada kategori kitab
yang dapat menggunakan metode ini:
Pertama, kitab-kitab mengumpulkan hadis yang matannya sudah populer di tengah
masyarakat luas (musytahirah). Ada banyak ungkapan yang diklaim sebagai Hadis, yang
dihafal dengan baik oleh masyarakat awam. Hadis-hadis ini ada yang kualitasnya shahih,
hasan dan dha’if bahkan palsu. Ada banyak kitab yang mengumpulkan hadis-hadis
semacam ini, misalnya al-Durar al-Muntatsirah Fî al-Ahâdîts al-Musytahirah karya al-
Suyûthî (w. 911 H), al-Maqâsid al-Hasanah Fî Bayân Katsîr Min al-Ahâdîts al-Musytahirah
’Alâ al-Alsinah karya al-Sakhâwî (w. 902 H), dan Kasyf al-Khafâ wa Muzîl al-Ilbâs
’Ammâ Isytahar Min al-Ahadis ’Alâ Alsinah al-Nâs karya al-’Ajlûnî (w. 1162 H).
Kedua, kitab-kitab yang disusun berdasarkan abjad huruf pertama matannya,
misalnya al-Jâmi’ al-Shaghîr Min Hadîts al-Basyîr al-Nadzîr karya al-Suyuthi (w. 911 H).
Ketiga, kitab Miftâh dan Fihris, atau kitab yang disusun berdasarkan indeks matan
hadis, seperti Miftâh al-Shahîhayn karya Muhammad al-Syarîf bin Mustafâ al-Tawqâdî,
dan Miftâh al-Tartîb Lî Ahâdîts Târîkh al-Khatîb karya Ahmad bin Muhammad al-
Ghimârî. Jenis ketiga ini tidak dapat dijadikan sumber asli, karena ia tidak menggunakan
sanad yang dimiliki oleh pengarangnya. Namun demikian, kitab ini dapat membantu proses
penelusuran lokasi hadis pada sumber yang dirujuk.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Takhrij Awal Matan Hadis
2. Kelebihan dan Kekurangan Metode Takhrij Awal Matan Hadis
3. Cara Mentakhrij Hadis Melalui Awal Matan Hadis
4. Kitab (Referensi) yang digunakan dalam Takhrij awal matan hadis
4
BAB 2
PEMBAHASAN
1
Mahmud al-Thahhan, Ushul at-Takhrij wa Dirasah al-Asanid, Riyad:Maktabah al-Ma’arif,1991:
59-70.
5
C. Cara mentakhrij Hadis Lafal Awal Matan Hadis
Metode ini sangat tergantung pada lafaz pertama matan hadits. Hadits-hadits
dengan metode ini dikodifikasi berdasarkan lafaz pertamanya menurut urutan huruf
hijaiyah. Misalnya, apabila akan men-takhrij hadits yang berbunyi;
َ لَي
َ ْْس الشَّ ِديْدُ بِالصُر
ع ِة
Untuk mengetahui lafaz lengkap dari penggalan matan tersebut, langkah yang harus
dilakukan adalah menelusuri penggalan matan itu pada urutan awal matan yang memuat
penggalan matan yang dimaksud. Dalam kamus yang disusun oleh Muhammad fuad
Abdul Baqi, penggalan hadits tersebut terdapat di halaman 2014. Berarti, lafaz yang
dicari berada pada halaman 2014 juz IV. 2 Setelah diperiksa, bunyi lengkap matan hadits
yang dicari adalah;
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Saw bersabda, “(Ukuran) orang yang kuat (perkasa)
itu bukanlah dari kekuatan orang itu dalam berkelahi, tetapi yang disebut sebagai orang
yang kuat adalh orang yang mampu menguasai dirinya tatkala dia marah”.
2
Ibid.
6
dusta atau tidak bersumber jika kenyataannya setelah diselidiki dengan cermat memang
demikian. Kata populer pada hadis-hadis diatas berbeda artinya dengan kata-kata masyhur
dalam istilah hadis yang berarti ia adalah suatu hadis yang diriwayatkan dari tiga jalan atau
lebih. Maksudnya, masyhur dari segi bahasa adalah populer atau terkenal. Artinya
tersebarnya hadis-hadis ini dari mulut ke mulut dan dikenal oleh masyarakat luas.3
Kitab-kitab ini umum nya disusun berdasarkan huruf mu’jam. Contohnya antara lain
sebagai berikut, namun kami dalam hal ini hanya akan memberikan penjelasan pada salah
satu kitab saja.
1. Al-Maqosid Al-hasanah Fi Bayani Katsirin Min Al-Ahadits Al-Musytahiroh ‘Ala
Al-sinat.
Kitab ini menghimpun banyak hadis terkenal yang beredar dimasyarakat dari
mulut ke mulut, berisi 1356 hadis. Didalamnya terdapat sebagian hadis palsu (buatan)
diberikan penjelasan seperti yang diungkapkan untuk Al-Laknawy. Ibnu Al-Imad al-
Hanbali mengatakan :
Kitab ini lebih mencakup (ajma’) dari kitab suyuthi yang berjudul “ad-Duror al-
Muntatsiroh fi Ahadits al-Musytahiroh”. Masing-masing mempunyai kelebihan. Karena itu
ulama menaruh perhatian terhadap kitab ini. Kitab ini telah diringkas (ditalkhish) oleh
muridnya, Abdur rohman bin Ali bin Al-Dabi’e Asy-Syaibani dalam kitabnya “Tamyiz at-
Thoyyib min al-khobits” seperti hal yang sama telah dilakukan oleh Ali bin muhammad (-
939 H). Dalam kitabnya “ar-Rosa’il as-Sunniyah”. As-Sakhowi menyusun hadis-hadis
yang terdapat dalam kitab ini berdasarkan huruf mu’jam (kamus) guna memudahkan
pemakai (perujuk) menemukan hadis yang diinginkannya setalah menyebut hadis ia susul
menulis orang yang mentakhrijnya jika hadis tersebut mempunyai asal. Ia jelaskan
urutannya dan komentar ulama atasan nya dengan singkat dan padat. Jika hadis itu tidak
dikenal berasal (bersanad) dan tidak terdapat dalam salah satu kitab hadis, ia tulis
diakhirnya La Ashla lahu (tidak ada asalnya). Jika ia ragu, apakah hadis itu bersanad atau
tidak, ia menyatakan La A’rifuhu (aku tidak mengetahuinya). Dari segi bab dan judulnya
kitab ini sangat baik. Karena itu para ulama’ sudah dan akan terus menjadikannya sebagai
kitab pegangan (rujukan) dalam mencari hadis-hadis populer yang beredar luas ditengah
masyarakat dari mulut ke mulut.
3
Ibid.
7
3. Ad-Duror al-Muntatsiroh Fi al-Ahadits al-Musytahiroh.
4. Al-La’aly al-Mantsuroh Fi al-Ahadits al-Masyhuroh.
5. Tamyiz at-Thoyyib Min al-Khobits Fima Yaduru ‘Ala Alsinat An-Nas Min al-
hadits.
6. Al-Badr al-Munir Fi Ghorib Ahadits al-Basyir an-Nadziir.
7. Tashil As-Sabil Ila Kasyf al-Iltibas ‘Amma Daaro Min al-ahadits Baina an-Nas.
8. Itqonu Ma Yahsunu Min al-Ahadits Ad-Dairoh ‘Ala al-Alsun.
9. Kasy al-Khofa wa Muzil al-Ilbas ‘Ammasytaharo Min al-Ahadits ‘Ala Alsinat an-
Nas.
10. Asna al-Matholib Fi Ahadist Mukhtalifat al-Marotib.
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Metode Takhrij Hadis Lafal Awal Matan Hadis dilakukan dengan cara menelusuri
hadis berdasarkan huruf awal kata dasar pada lafal-lafal yang ada pada matan hadis. Baik
itu berupa ism (kata benda) maupun fi’il (kata kerja). Dalam metode ini huruf tidak
dijadikan pegangan.
Misal terdapat hadis, innama al-a'mal bi an-niyyat (sesungguhnya setiap amal
tergantung dari niat). Hadis ini dapat ditelusuri dari lafal al-a'mal dari ain sebagai huruf
awal dari kata dasar al- a'mal yakni amal atau amalan.
B. Saran
Pada Makalah yang telah dibuat oleh penulis yang jauh dari kata sempurna ini,
perlu adanya penelitian lebih lanjut. Oleh karena itu, penulis merasa sangat berkenan
kepada para pembaca untuk memberikan kritik beserta saran sebagai salah satu cara
untuk mengembangkan makalah ini
8
DAFTAR PUSTAKA
· Abu muhammad abdul mahdi, Metode Takhrij Hadits, Dina Utama Semarang
(DIMAS), Semarang, 1994