Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH TAFSIR MUQARAN

TENTANG TAFSIR AL-JAMI’ LI AHKAM AL-QUR’AN

KARYA AL QURTUBI

Disusun Oleh:

NOVIAR

SI.VI.19.19.494

HUSIN NASUTION

JURUSAN ILMU ALQUR’AN DAN


TAFSIR

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM


DARUL QURAN PAYAKUMBUH
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-Qur’an sebagai kitab suci dan pedoman hidup manusia memiliki karakteristik yang
terbuka untuk ditafsirkan, ini dapat dilihat dalam realitas sejarah penafsiran al-Qur’an sebagi
respon umat Islam dalam upaya memahaminya. Pemahaman atasnya tidak pernah berhenti
ataupun monoton, tetapi terus berkembang secara dinamis mengikuti pergeseran zaman dan
putaran sejarah. Inilah yang menyebabkan munculnya beragam madzhab dan corak dalam
penafsiran al-Qur’an.

"Al-Qur’an bagaikan intan, setiap sudutnya memancarkan cahaya yang berbeda dengan
apa yang terpancar dari sudut-sudut yang lain, dan tidak mustahil jika anda mempersilahkan
orang lain memandangnya, maka ia akan melihat lebih banyak dari pada apa yang anda lihat".
Ilustrasi ini menggambarkan kepada kita bahwa al-Qur'an sebagai sebuah teks telah
memungkinkan banyak orang untuk melihat makna yang berbeda-beda di dalamnya. Dengan
berbagai metodologi yang disuguhkan, para mufassir kerap terlihat mempunyai corak sendiri
yang sangat menarik untuk ditelusuri. Dari mulai menafsirkan kata perkata dalam setiap ayat
sampai menyambungkannya dengan masalah fikih, politik, ekonomi, tasauf, sastra, kalam, dan
lainnya.
Salah satu kitab tafsir karya ulama terdahulu yang bercorak fiqhi adalah tafsir “al-Jami’ li
ahkam al-Qur’an” karya al-Qurthubi. Selain itu juga ada kitab tafsir yang bercorak fiqhi, di
antaranya adalah kitab “ahkam al-Qur’an” karya al-Jassas dan juga kitab tafsir yang bercorak
fiqhi karya Ibnu ‘Arabi. Oleh karena itu, pada makalah ini saya akan mengkaji tentang perbedaan
kitab tafsir “al-Jami’ li ahkam al-Qur’an” dengan kedua kitab tafsir itu yang sama bercorak fiqhi.
Dan juga menjelaskan tentang biografi pengarang, latar belakang sejarah penulisan, corak,
metode, bentuk dan karakteristiknya dari kitab tafsir “al-Jami’ li ahkam al-Qur’an”.

B. Tujuan
Untuk mengetahui biografi,kitab kelebihan kekurangan dan contoh kitab al jami al ahkam
al quran karya qutub
BAB II

PEMBAHASAN

A.    Biografi Pengarang

Pengarang dari kitab al-Jami’ Li Ahkam al-Qur’an  adalah Abu Abdillah Muhammad Ibn
Ahmad Ibn al-Farid al-Anshari al-Hazraji al-Andalusi al-Qurthubi. Beliau dikenal sebagai
seorang yang zuhud, wara’ dan bertakwa kepada Allah Swt, beliau senantiasa menyibukkan diri
dalam menulis dan beribadah.[1]

Pada buku Ensiklopedi Agama dan Filsafat tercatat bahwa beliau dilahirkan di Cordova
(Spayol) tahun 486 H/1093 M dan wafat pada bulan Syawwal tahun 567 H/1172 M.[2] Namun
menurut al-Dzahabi dalam kitabnya tafsir wa al-Mufassirun menyebutkan bahwa al-Qurtubi
wafat pada bulan Syawwal tahun 671 H.[3]

Beliau adalah seorang yang menempati kedudukan penting dikalangan ahli ilmu khususnya
dibidang ayat-ayat hukum yang terdapat dalam al-Qur’an.[4] Di antara beberapa karya yang
pernah beliau tuliskan adalah kitab Tafsir al-Jami’ Li Ahkam al-Qur’an, al-Usna Fi Syarh al-
Asma’ al-Husna, al-Tidzkar fi Afdhal al-Adzkar, Syarh al-Tuqhsa, Qam’u al-Hirsh bi al-Zuhd
wa al-Qana’ah, al-Tadzkirah bi Umur al-Akhirah dan lain-lain.[5]

Sedangkan guru-guru Imam al-Qurthubi antara lain Ibnu Rawwaj, Imam Al-Muhaddits Abu
Muhammad Abdul Wahab bin Rawwaj. Nama aslinya Zhafir bin Ali bin Futuh Al Azdi Al
Iskandarani Al-Maliki, wafatnya tahun 648 H.  Ibnu Al-Jumaizi, Al-Allamah Baha’uddin Abu
Al-Hasan Ali bin Hibatullah bin Salamah Al Mashri Asy-Syafi’I, wafat pada tahun 649 H. Ahli
dalam bidang Hadits, Fiqih dan Ilmu Qira’at. Abu Al-Abbas Ahmad bin Umar bin Ibrahim Al-
Maliki Al-Qurthubi, wafat pada tahun 656 H. Penulis kitab Al-Mufhim fisyarh Shahih Muslim.
Al-Hasan Al-Bakari, Al-Hasan bin Muhammad bin Muhammad bin Amaruk At-Taimi An-
Nisaburi Ad-Dimsyaqi atau Abu Ali Shadruddin Al-Bakari, wafat pada tahun 656 H, dan lain-
lain.[6]
           

B.     Kitab al-Jami’ Li Ahkam al-Qur’an

a.      Isi Kitab

Kitab al-Jami’ Li Ahkam al-Qur’an  atau sering disebut kitab al-Qurtubi  ini terdiri dari
11 jilid,  20 juz . Kitab ini diterbitkan di Bairut, dengan nama penerbit  Dar al-Fikr pada tahun
1414 H/1993 M.

Rincian isi kitab dalam setiap jilid adalah sebagai berikut:[7]

1.      Jilid I

         Juz I          : Menafsirkan surah al-Fatihah dan al-Baqarah

      Juz 2         : Menafsirkan surah al-Baqarah

2.      Jilid II

         Juz 3         : Menafsirkan surah al-Baqarah

         Juz 4         : Menafsrikan surah Ali Imran

3.      Jilid III

         Juz 5         : Menafsirkan surah al-Nisa’

         Juz 6         : Menafsirkan surah al-Maidah dan al-An’am

4.      Jilid IV

         Juz 7         : Menafsirkan surah al-An’am, al-A’raf, dan al-Anfal

         Juz 8         : Menafsirkan surah al-Taubah dan Yunus


5.      Jilid V

         Juz 9         : Menafsirkan surah Hud, Yusuf, al-Ra’du, dan Ibrahim

         Juz 10       : Menafsirkan surah al-Hijr, An-Nahl, al-Isra’ dan al-Kahf

6.      Jilid VI

         Juz 11       : Menafsirkan surah Maryam, Taha, al-Anbiya’

         Juz 12       : Menafsirkan surah al-Hajj, al-Mu’minun dan al-Nur

7.      Jilid VII

        Juz 13       : Menafsirkan surah al-Furqan, al-Syua’ra’, al-Naml, al- Qashash, dan al-
Ankabut

        Juz 14       : Menafsirkan surah al-Rum, Luqman, Sajadah, al-Ahzab,    Saba’ dan  Fathir.

8.      Jilid VIII

         Juz 15       : Menafsirkan surah Yasin, al-Shaafat, Shad, al-Zumar, Ghafir dan al-Fusshilat

        Juz 16       : Menafsirkan surah  al-Syura’, al-Zukhruf, al-Dukhan, al-Jatsiyah, al-Ahqaf,
Muhammad, al-Fath dan al-Hujurat.

9.      Jilid IX

         Juz 17       : Menafsirkan surah Qaf, al-Zariyat, al-Thur, al-Najm, al-Qamar, al-Rahman, al-
Waqiah, al-Hadid, al-Mujadalah 

       Juz 18       : Menafsirkan surah  al-Hasyr, al-Muntahanah, al-Shaff, al-Jum’ah, al-
Munafiqun, al-Taghabun, al-Thalaq, al-Tahrim, al-Mulk, Nun, al-Haqqah, al-Maarij, Nuh.

10.  Jilid X

       Juz 19       : Menafsirkan surah al-Jiin, al-Muzammil, al-Muddatsir, al-Qiyamah, al-Insan, al-
Mursalat, al-Naba’, al-Naziat, Abasa’, al-Takwir, al-Infithar, al-Muthaffifin, al-Insyiqaq dan al-
Buruj.  
       Juz 20       : Menafsirkan surah  al-Thariq, al-A’la’, al-Ghasyiyah, al-Fajr, al-balad, al-
Syams, al-Layl, al-Dhuha, Alam nasyrah, al-Tiin, al-Alaq, al-Qadr, al-bayyinah, al-Zalzalah, al-
Adiyat, al-Qariah, al-Takatsur, al-Ashr, al-Humazah, al-Fil, al-Qurays, al-Maun, al-Kautsar, al-
Kafirun, al-Nashr, al-Masad, al-Ikhlas, al-Falaq dan al-Nas.

b.      Metode Penyusunan Kitab

 Metode penulisan yang digunakan oleh al-Qurthubi dalam  kitab tafsirnya adalah
metode tahlili. Metode tahlili adalah menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an secara keseluruhan dari
awal hingga akhir berdasarkan susunan mushaf. Selain itu penulis menjelaskan ayat demi ayat,
surah demi surah dengan menjelaskan makna mufradatnya serta beberapa kandungan lainnya.
Pada pembahasan metode penyusunan kitab ini akan lebih dijelaskan beberapa point-point
penting terkait dengan metode kitab al-Qurtubi, antara lain:

1.    Pendekatan dalam Menafsirkan Qur’an

a)      Pendekatan Syar’i (fiqhi)

Pendekatan ini berusaha mengkaji al-Qur’an dengan mengeluarkan hukum-hukum Islam


produk istimbat yang diyakini, hukum tersebut secara bertahap digali hingga sampailah pada era
perhatian terhadap produk istimbat.[8]

b)     Pendekatan Linguistik

Pendekatan linguistik adalah pendekatan yang lebih cenderung mengandalkan


kebahasaan, dalam pendekatan ini di tekankan pentingnya bahasa dalam memahami ayat-ayat al-
Qur’an.[9]

2.    Penyajian Kitab

Metode penyajian kitab al-Qurthubi  adalah penulis  memilah-milah beberapa ayat al-Qur’an
misalnya dalam satu surah ayatnya dibagi menjadi beberapa bagian, kemudian dalam satu ayat
dipenggal menjadi beberapa kata, dan setelah itu penulis  memberikan pembahasan secara rinci
۵: ‫والمحصنات من الذين أوتوا الكتاب من قبلكم إذا اتيتمو هنّ أجورهنّ ………( الماءدة‬
‫نعة‬cc‫اه ص‬cc‫ “وعلمن‬: ‫الى‬cc‫ه تع‬cc‫ه قول‬cc‫ ومن‬,‫ ومنه الحصن أل نه يمتنع فيه‬: ‫ التمن‬:‫ والتحصن‬.……”‫ “والمحصنات‬: ‫قوله تعالى‬
‫احبه من‬c‫ع ص‬c‫ه يمن‬c‫اء) الن‬c‫ر الح‬cc‫رس (بكس‬c‫ان للف‬cc‫ه الحص‬cc‫ ومن‬, ‫) اى لتمنكم‬٧۰ :‫اء‬cc‫كم ” (االنبي‬cc‫لبوس لكم لتحصنكم من بأس‬
.‫ وحصنت المرأة تحصن فهى حصان‬.‫ المرأة العفيفة لمنعها نفسها من الهالك‬: )‫ والحصان (بفتح الحاء‬. ‫الهالك‬

.‫ هو على العهد دون دار الحرب فيكون خاصا‬.“ ‫ “والمحصنات من الذين أوتوا الكتاب‬: ‫وروي عن ابن عباس فى قوله تعالى‬
‫ وقال‬.‫ “المحصنات ” العفيفات العاقالت‬:‫ وروى عن ابن عباس انه قال‬.‫ يجوز نكاح الذمية والحربية لعموم االية‬: ‫وقال غيره‬
.‫ائ‬cc‫رأ الكس‬c‫ه ق‬c‫ وب‬,‫اد‬cc‫ر الص‬cc‫ وقرأ الشعبى “والمحصنات” بكس‬.‫ وتغتسل من الجنابة‬,‫ هو أن تحصن فرجها فال نزنى‬: ‫الشعبى‬
‫ ” فمن ما ملكت‬:‫ لقوله تعالى‬,‫ يذب الى أنه ال يحل نكاح إماء أهل الكتاب‬: ‫ قال أبو عبيد‬, ‫ “المحصنات” الحرائر‬:‫وقال مجاهد‬
.‫) وهذا القول الذى عليه جلة العلماء‬۲۵ : ‫أيما نكم من فتياتكم المؤمنات” (النساء‬

dengan memberikan penjabaran kosa kata, aspek gramatikal, aspek qira’ah,


menyebutkan asbab al-Nuzul, lalu penulis menyebutkan berbagai pendapat ulama yang terkait
dengan ayat. Namun beliau tak lupa mentarjih dari pendapat-pendapat tersebut. 

c.       Contoh Penafsiran      

Dalam ayat tersebut al-Qurubi menafsirkan al-tahashun adalah sesuatu yang terpelihara
dan tejaga baik: ( dari akar kata ini diambil kosa kata al-hisn (benteng) karena dengan benteng
itu orang dapat bertahan dan selamat. Dalam konteks ini Allah berfirman: “Dan kami
mengajarinya (Nabi Dawud) membuat baju besi agar dapat menyelamatkan kau dalam
pertempuran” (al-Anbiya’: 80) artinya dengan berbaju itu kamu menjadi terpelihara dan terjaga
(dari cidera dalam pertempuran).

Lafal al-hishan (dengan huruf ha’ berbaris dibawah ‫ )الحيصان‬yang berarti kuda jantan juga
berasal dari akar kata ini karena kuda memang dapat mencegah pemiliknya dari kecelakaan. Tapi
al-hashan (dengan huruf ha’ berbaris diatas ‫ان‬RR‫ )الحص‬berarti al-afifat (perempuan baik-baik)
karena kepribadiannya yang baik itu dapat menjaga darinya kehancuran. Perempuan yang pandai
menjaga dirinya akan selalu terpelihara sehingga dia menjadi seorang yang terpelihara baik.

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas berkenaan dengan firman Allah (sang perempuan baik-
baik dari mereka yang telah diberi kitab) yaitu mereka yang mempunyai perjanjian damai dengan
pemerintahan Islam bukan yang berada diwilayah perang. Jadi ayat itu berkonotasi khusus, (tidak
umum bagi semua perempuan kaafir). Tapi ada yang berpendapat bahwa konotasi ayat itu umum
pada semua perempuan kafir, baik yang zimmiyah, maupun yang harbiyat.

d.      Kelebihan dan Kekurangan Kitab


Diantara kelebihanya adalah:
1.       Menghimpun ayat, hadits dan pendapat ulama pada masalah-masalah hukum. Kemudian
beliau mentarjih salah satu di antara pendapat tersebut
2.       Sarat dengan dalil-dalil ‘aqli dan naqli yang beragam
3.       Dalam menafsirkan kaya akan unsur linguistik, bahasa dan sastra arab

4.       Ibnu Farhun berkata: Tafsir Qurtubi yang paling bagus dan paling banyak manfaatnya,
membuang kisah dan sejarah, diganti dengan hukum dan istimbat dalil, serta menerangkan I’rob,
qiroat, nasikh dan mansukh

Diantara kekurangannya:

1.       Banyak mencantumkan hadits-hadits dha’if tanpa diberi komentar (catatan), padahal beliau
adalah seorang muhaddits (ahli hadits)
2.       Penulis menta’wil beberapa ayat yang berbicara tentang sifat Allah SWT.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

vDari persoalan-pesoalan yang telah diuraikan dalam beberapa bab di atas dapat dicatat
bahwa, pertama Al-Qurtubi pengarang kitab tafsir al-Jami’ li Ahkam al-Qur’an adalah seorang
mufasir yang bermazhab Maliki yang hidup di Andalus. Kedua, tafsir yang ditulisnya tersebut
menggunakan sistematika Mushafi, metode Tahlili, berbentuk tafsir ra’y dan bercorak fiqhi
mazhab Maliki dengan tidak terlalu terkait dengan mazhabnya. Ketiga, adanya sejumlah
keberatan terhadap model penafsiran yang dilakukan oleh ahli hukum, karena terlalu bersifat
atomistis dan harfiah sehingga sering mengaburkan program besar al-Quran sebagai petunjuk
dan pengatur seluruh aspek kehidupan.

Dan perbedaan yang mencolok antara kitab tafsir al-Jami’ li Ahkam al-Qur’an dengan kitab
tafsir ahkam al-Qur'an sebelumnya adalah kitab tafsir ini lebih istimewa karena tidak terbatas
menafsirkan ayat-ayat hukum dan persoalan fiqhi saja, tetapi lebih dari itu tafsir ini mencakup
semua aspek tafsir dan ayat-ayat yang tidak berkenaan dengan hukum juga ditafsirkan oleh
Qurthubi. Dan juga al-Qurthubi di dalam penafsirannya tidak ta'assub dengan mazhab Maliki.

Daftar Pustaka
Al-Qur’anul Kariim
Al-Qurthubi. Abdullah bin Muhammad bin Ahmad al-Anshari. al-Jami’ li Ahkam al-Qur’an.
Beirut: Dar al-Fikri. 1995
/http://tafsirhaditsuinsgdbdgangkatan2009.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai