Anda di halaman 1dari 13

FILSAFAT ILMU

LITERATURE REVIEW
Ahmad Naufal
6661220157
Judul Jurnal : Logika, Penalaran, dan Argumentasi
Hukum
Penulis : Urbanus Ura Weruin
Tahun : 2017
Halaman : 375 – 395

pemahaman terhadap logika, penalaran hukum, dan


argumentasi
hukum merupakan syarat mutlak bagi para lawyer, hakim,
jaksa, praktisi hukum, bahkan juga bagi para mahasiswa hukum
dan masyarakat umum yang meminati persoalan hukum agar
mampu berpikir kritis dan argumentatif dalam memahami
prinsip, asumsi, aturan, proposisi, dan praktik hukum. Dengan
berbekal kemampuan penalaran dan argumentasi yang
memadai di bidang hukum, kebenaran dan keadilan hukum
dapat ditemukan, diungkap, diuji, dan dijustifikasi. Asumsi-
asumsi atau makna-makna yang tersembunyi dalam peraturan
atau ketentuan hukum pun dapat dijustifikasi dihadapan rasio
(akal budi) manusia.
Judul Jurnal : Signifikan memahami logika dasar
Penulis : M. Idrus H. Ahmad
Tahun : 2012
Halaman : 37 - 44
• Logika berasal dari kata Bahasa Yunani yang berhubugan
dengan kata logis, yang berarti fikiran atau perkataan dari
fikiran. Membuktikan bahwa adanya hubungan erat antara
fikiran dan perkataan,
• Disiplin ilmu yang membahas metodologi berpikir ini dengan
sebutan sebagai: 1. Ilmu mantiq, 2. Ma’ayar al – ‘ulum, 3. Ilmu
al – mizan, 4. Ilmu al – ‘ulum. Maka, mempelajari ilmu mantiq
sangat besar manfaatnya diantaranya: Logika melatih
kesanggupan akal dan menumbuhkan serta
mengembangkannya dengan membiasakan metode berpikir,
Mudah membedakan antara pikran yang benar dan salah,
Melatih akal manusia memperhalus, Dengan membiasakan
latihan berpikir, manusia dengan mudah mengetahui letak
kesalahan dalam menghambat usaha pikiran untuk
memperoleh suatu yang diinginkan akal manusia.
Judul Jurnal : Jendela Logika dalam Berfikir:
Deduksi, Induksi sebagai
Dasar Penalaran Ilmiah
Penulis : Imron Mustofa
Tahun : 2013
Halaman : 123 - 142
• Pada dasarnya manusia fitrahnya berkemampuan menalar, yaitu
mampu berpikir secara logis dan analitis, dan diakhiri dengan
kesimpulan kesimpulan. deduksi sendiri merupakan sebuah cara
untuk menarik kesimpulan secara umum sedangkan induksi sendiri
merupakan cara menari kesimpulan kepada yang lebih khusus dan
terperinci.
• Karakteristik kegiatan berpikir :
1. Adanya pola berfikir yang luas
2. Setiap usaha penalaran mempunyai logika tersendiri karena ia
sebuah proses berfikir
Judul Jurnal : Hubungan antara Bahasa dengan Logika dan
Matematika
Menurut Pemikiran Wittgenstein
Penulis : Hardi Suyitno
Tahun : 2008
Halaman : 26 - 37
• Keterhubungan antara bahasa denga logika dimana Wittgenstain
menyatakan bahwa dunia terdiri atas fakta fakta, tests pertama
bermakna bahwa dunia, pikiran dan proposisi bersama-sama dalam
bentuk logis yang sama. Pada tesis keempat ia menyatakan bahwa
pikiran adalah proposisi yang bermakna dan totalitas proposisi adalah
bahasa. Berdasarkan pemikiran wittgenstain tersebut dapat diambil
sebuah kesimpulan bahwa proposisi adalah unsur bahasa. Ia
menyelidiki makna proposisi dengan menggunakan kalkulus logika.
Logika berfungsi untuk membantu memahami makna proposisi
• komunikasi dalam matematika merupakan sebuah unsur bahasa yang
berfungsi sebagai alat untuk menghubungkan antara bahasa satu
dengan bahasa yang lain.
Judul Jurnal : Epistimologi, logika dan bahasa
Penulis : Zainul Am
Tahun : 2017
Halaman : 17 Halaman

Terdapat 2 pandangan para filsuf:


• Para filsuf berpandangan bahwa kata mencerminkan pikiran
cenderung memandang kalimat atau kata sebagai manifestasi pikiran
yang tak selalu berhubungan dengan realitas
• Berpandangan bahwa kata harus mencerminkan realitas.

Epistemologi sering didefinisikan sebagai kajian mengenai dasar-


dasar, hakikat, sumber-sumber pengetahuan dan batas-batas
pemahaman manusia.
Langkah mengkaji:
• To Know
• That – Knowledge
• How – To - Knowledge
Judul Jurnal : Pengantar Logika Dasar
Penulis : Dr. H. Muhamad Rakhmat, SH. MH.
Tahun : 2013
Halaman : 1 - 99

Logika adalah sebuah cabang filsafat yang praktis. Praktis disini berarti logika
dapat dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Logika lahir bersama-sama
dengan lahirnya filsafat di Yunani.
Empat hukum dasar dalam logika :
1. Hukum identitas (Law of Identify)
2. Hukum Kontradiksi (Law of Contraditional)
3. Hukum Tiada Jalan Tengah (Law of Excluded Middle)
4. Hukum Cukup Alasan (Law of Sufficient Reason)
Secara umum defenisi dapat dibedakan menjadi dua macam:
5. Definisi Nominal,
6. Definisi Real.
Judul Jurnal : Logika
Penulis : Ajat Sudrajat
Tahun : 2017
Halaman : 1 - 89

• Logika mengalami banyak perkembangan dari zaman yunani kuno hingga


dunia sezaman dan menghasilkan banyak teori – teori. Logika menurut
Ahmad Dardari adalah Studi mengenai metode dan prinsip-prinsip yang
digunakan untuk membedakan penalaran yang benar dari penalaran yang
salah. Logika terbagi menjadi dua bentuk yaitu formil dan materil
• Pentingnya Belajar Logika :
1. Membantu seseorang untuk berpikir lurus, tepat, dan teratur. Dengan berpikir
lurus, tepat, dan teratur seseorang akan memperoleh kebenaran dan terhindar
dari kesesatan.
2. Semua bidang kehidupan manusia membutuhkan keteraturan dalam
tindakan-tindakannya yang berdasar atas kemampuan berpikirnya
3. Semua filsafat dan ilmu pengetahuan hampir tidak bisa dipisahkan dari
analisa-analisa logika.
4. Logika mengarahkan dan mendorong seseorang untuk berpikir sendiri.
5. Manusia pada umumnya mendasarkan tindakan-tindakannya atas pemikiran
dan pertimbangan-pertimbangan yang obyektif.
Silogisme adalah setiap penyimpulan, di mana dari dua keputusan (premis-premis)
disimpulkan suatu keputusan yang baru (kesimpulan).
Silogisme kategoris adalah silogisme yang premis-premis dan kesimpulannya berupa
keputusan kategoris. Silogisme ini dapat dibedakan menjadi:
a. Silogisme kategoris tunggal, karena terdiri atas dua premis;
b. Silogisme kategoris tersusun, karena terdiri atas lebih dari dua premis;
silogisme hipotetis terbagi menjadi 3 yaitu:
1. Silogisme hipotetis kondisional
2. Silogisme hipotesis disjungtif
3. Silogisme hipotesis konjungtif
Judul Jurnal : Logika
Penulis : -
Tahun : -
Halaman : 1 - 46
Logika atau penalaran adalah cara berpikir yang mengembangkan sesuatu
berdasarkan alasan daripada perasaan atau pengalaman, dengan fokus pada
hubungan antar pertanyaan. Logika berkaitan dengan pernyataan di mana
pernyataan proposisional yang benar dan salah dari kalimat disebut nilai
kebenaran.
Logika berhubungan dengan proposisi dimana kalimat deklaratif yang bernilai
benar dan salah dari sebuah kalimat disebut nilai kebenaran, untuk
mengkombinasikan logika maka dibutuhkan operator logika.
Didalam logika kebenaran terdapat proposisi bersyarat (Implikasi), Varian serta
bikondisional (Bi-implikasi) terakhir yaitu penarikan kesimpulan baru dari deret
proposisi tersebut disebut inferensi
Aksioma adalah proposisi yang diasumsikan benar dan tidak memerlukan
pembuktian kebenaran lagi, teoremma adalah proposisi yang sudah terbukti
benar,
lemma adalah teorema sederhana yang digunakan dalam pembuktian teorema
lain.
Sedangkan corollary adalah teorema yang dapat di bentuk langsung dari teorema
yang telah dibuktikan atau mengikuti teorema lain.
Judul Jurnal : Logika, Riset dan Kebenaran
Penulis : I Nyoman Kertayasa
Tahun : 2011
Halaman : 29 - 44
Logika, riset, dan kebenaran yakni 3 istilah yang terpaut sebagai suatu sistem.
Ketiganya tidak bisa dipisahkan dalam wacana keilmuan. Penalaran deduktif
dapat digunakan buat merendahkan hipotesis, dan kebenaran hipotesis yang
diturunkan bisa dikaji lewat teori kebenaran koherensi.
Secara umum penalaran dapat digolongkan jadi 2 bagian yakni:
1. penalaran deduktif, ialah proses penarikan simpulan istimewa bersumber
pada prinsip- prinsip umum
2. penalaran induktif, ialah kebalikan dari penalaran deduktif, yakni proses
penarikan simpulan umum dari fakta- kenyataan yang bersifat istimewa
Penalaran deduktif ini diucap silogisme, yang terdiri atas 3 bagian yakni :
3. pernyataan umum( general statement),
4. contoh istimewa( particular sample), dan
5. simpulan( conclusion).
Whitney ( dalam Nazir, 1988: 4) mendefinisikan riset selaku proses yang dicoba
dengan sungguh- sungguh buat memperoleh kebenaran secara sungguh- sungguh
dalam waktu yang lama. Keputusan dari proses analisis data bisa berupa
menerima hipotesis maupun menolak hipotesis yang berupa gabungan maupun
kompilasi dari penalaran deduktif dan penalaran induktif.
Dapat diinferensikan jika antara riset dan kebenaran terdapat jalinan yang
signifikan. Mengenai ini disebabkan oleh hasil dari analisis data yang menerima
hipotesis sebetulnya yakni dilihat dari penalaran deduktif dan penalaran induktif,
hendak dapat ditinjau kebenarannya melalui teori kebenaran pragmatis.
TERIMA KASIH!

Anda mungkin juga menyukai