Anda di halaman 1dari 4

Pengertian Logika

Logika berasal dari kata Yunani kuno (logos) yang berarti hasil pertimbangan
akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa. Menurut Cecep
Sumarna dalam Susanto logika adalah cara penarikan kesimpulan atau pengkajian untuk
berpikir secara shahih.
Jan Hendrik Rapar menjelaskan istilah logika diambil dari bahasa Yunani logikos,
yang berarti mengenai sesuatu yang diutarakan, suatu pertimbangan akal (pikiran), mengenai
kata, mengenai percakapan atau berkenaan dengan bahasa. Menurut Poedjawijatna logika
adalah kajian filsafat yang mengkaji manusia yang biasanya dikenal dengan filsafat budi,
dimana pengertian budi disini adalah akal sebagai alat penyelidikan dalam mengambil suatu
tindakan atau keputusan.
William Alston mendefinisikan logika sebagai studi mengenai penyimpulan, tepatnya
usaha untuk menentukan kriteria-kriteria yang mampu membedakan penyimpulan yang valid
dan yang tidak valid. Sementara itu, Alfred Cryril Ewing (dalam Surajiyo, 2019, hlm. 9)
berpendapat bahwa logika adalah Studi mengenai berbagai jenis proposisi dan
keterhubungannya satu sama lain yang dapat menentukan kebenaran suatu penyimpulan.
Selanjutnya, Fudyartanta dalam Surajiyo (2019, hlm. 8) mengartikan logika sebagai
ilmu yang mempelajari secara mendalam tentang kebenaran berpikir. Dengan kata lain,
logika adalah ilmu mendasar dan meluas mengenai berpikir yang benar, supaya hasilnya juga
benar/valid.
Sementara itu, menurut Hasbullah Bakry dalam Surajiyo (2019, hlm. 8) logika
adalah ilmu pengetahuan yang mengatur penelitian hukum-hukum akal manusia sehingga
menyebabkan pikirannya dapat mencapai kebenaran. Hal ini berkaitan dengan kenyataan
bahwa logika juga dapat mempelajari aturan-aturan dan cara berpikir yang dapat
menyampaikan manusia kepada kebenaran dan logika mempelajari pekerjaan akal dipandang
dari aspek benar atau salah.
Dari beberapa pandangan ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa logika adalah studi
yang mempersoalkan tata cara berpikir secara tepat dan teratur untuk menentukan kriteria-
kriteria yang mampu menyimpulkan suatu penyimpulan yang valid atau yang tidak valid.
Jenis-Jenis Logika
Terdapat beberapa jenis atau macam logika jika dilihat dari beberapa sudut pandang tertentu.
Menurut The Liang Gie dalam Adib (2015, hlm. 102- 104) jenis-jenis logika adalah sebagai
berikut.
1) Logika dalam pengertian sempit dan luas
Dalam arti sempit logika dipakai searti dengan logika deduktif atau logika
formal. Sedangkan dalam arti luas, pemakaiannya mencakup kesimpulan-kesimpulan
dari berbagai bukti dan tentang bagaimana sistem penjelasan disusun dalam ilmu alam
serta meliputi pula pembahasan mengenai logika itu sendiri.

2) Logika Deduktif dan Induktif


Logika deduktif adalah cara berpikir dengan menggunakan premis-premis dari
fakta yang bersifat umum ke khusus yang menjadi kesimpulannya. Sementara itu,
logika induktif merupakan cara berpikir yang berdasarkan fakta-fakta yang bersifat
(khusus) terlebih dahulu dipakai untuk penarikan kesimpulan (umum).

3) Logika Formal (Minor) dan Material (Mayor)


Logika Formal atau disebut juga Logika Minor mempelajari asas, aturan atau
hukum-hukum berfikir yang harus ditaati, agar orang dapat berpikir dengan benar dan
mencapai kebenaran. Sedangkan Logika Material atau Mayor mempelajari langsung
pekerjaan akal serta menilai hasil-hasil logika formal dan mengujinya dengan
kenyataan praktis yang sesungguhnya, mempelajari sumber-sumber dan asalnya
pengetahuan, alat-alat pengetahuan, proses terjadinya pengetahuan, dan akhirnya
merumuskan metode ilmu pengetahuan itu.

4) Logika Murni dan Terapan


Logika Murni merupakan pengetahuan mengenai asas dan aturan logika yang
berlaku umum pada semua segi dan bagian dari pernyataan-pernyataan dengan tanpa
mempersoalkan arti khusus dalam sesuatu cabang ilmu dari istilah pernyataan yang
dimaksud. Logika Terapan adalah pengetahuan logika yang diterapkan dalam setiap
cabang ilmu, bidang-bidang filsafat, dan juga dalam pembicaraan yang menggunakan
bahasa sehari-hari.

5) Logika Filsafati dan Matematik


Logika Filsafati merupakan ragam logika yang mempunyai hubungan erat
dengan pembahasan dalam bidang filsafat, seperti logika kewajiban dengan etika atau
logika arti dengan metafisika. Sedangkan Logika Matematik menelaah penalaran yang
benar dengan menggunakan metode matematik serta bentuk lambang yang khusus dan
cermat untuk menghindarkan makna ganda.
Pengertian Penalaran
Penalaran merupakan suatu proses berpikir dalam menarik sesuatu kesimpulan yang
berupa pengetahuan. Menurut Adib nalar adalah salah satu corak berpikir untuk
menggabungkan dua pemikiran atau lebih dengan maksud untuk mendapatkan pengetahuan
baru dengan memperhatikan asas-asas pemikiran, yaitu principium identitas, principium
contradictionis, principiumtertii exclusi dan principium kompromi. Jadi penalaran merupakan
salah satu atau proses dalam berpikir yang menggabungkan dua pemikiran atau lebih untuk
menarik sebuah kesimpulan untuk mendapatkan pengetahuan baru.
Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis
(antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence). Hubungan
antara premis dan konklusi disebut konsekuensi. Penalaran adalah suatu proses berpikir
dengan menghubungkan bukti, fakta, petunjuk atau eviden, atau pun sesuatu yang dianggap
bahan bukti, menuju suatu kesimpulan.
Dalam kamus umum Bahasa Indonesia, penalaran berasal dari kata nalar yang berarti
pertimbangan baik buruk, budi pekerti dan akal budi. Dari pengertian tersebut terdapat kata
akal yang merupakan sarana untuk berfikir. Kemampuan menalar hanya di miliki oleh
manusia. Dengan kemampuan menalar manusia dapat mengembangkan pengetahuan
lainyang kian hari kian berkembang.
Dari pengetahuan hasil penalaran, manusia dapat menentukan nilai moral, etika dan
estetika. Tujuan manusia mengembangkan pengetahuan adalah untuk mengatasi dan
memenuhi tantangan hidup. Pengetahuan yang diperoleh dari hasil penalaran akan terus
berkembang. Faktor yang menyebabkan pengetahuan berkembang dengan pesat adalah
bahasa merupakan sarana komunikasi yang sangat efektif dan penting dalam kehidupan
manusia yang berfungsi untuk menyampaikan informasidan jalan fikiran yang melatar
belakangi informasi tersebut kepada orang lain, baik secara lisan maupun tulisan.
Kerangka berfikir yang dimaksud adalah di mulai dengan mengamati fakta dan data,
menganalisa hubungan sebab akibat sampai kepada penarikan sebuah kesimpulan. Penalaran
merupakan kegiatan berfikir yang mempunyai karakteristik tertentu dalam menemukan
kebenaran. Karekteristik tersebut ditandai dengan pola berfikir yang runtut dengan
menggunakan kaidah-kaidah yang baku.
Daftar Pustaka:
Adib, M. (2015). Filsafat Ilmu Ontologi, Epistemologi, Aksiologi, dan Logika Ilmu
Pengetahuan, Edisi ke-3. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Surajiyo. (2019). Dasar-dasar logika. Jakarta: Bumi Aksara.
Sobur Kadir. (2015). Logika dan Penalaran dalam Perspektif Ilmu Pengetahuan. TAJDID:
Jurnal Ilmu Ushuluddin, 14 (2).

Anda mungkin juga menyukai