Anda di halaman 1dari 14

Kelompok 1

- Nasywatul Abmar

- Cut Ade Sukma

- Nurul Akmalia

- Silvani zulia

Materi 1 ( konsep dasar berpikir ilmiah )

A. Konsep Dasar Berpikir Ilmiah


Konsep dasar berpikir ilmiah melibatkan tiga jenis penalaran, yaitu deduktif,
induktif, dan abduktif. Berikut adalah penjelasan singkat tentang ketiga jenis penalaran
tersebut:

1. Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif adalah proses penalaran yang bertujuan untuk menarik
kesimpulan berupa prinsip atau sikap khusus berdasarkan fakta-fakta yang bersifat
umum. Dengan kata lain, deduksi merupakan suatu penalaran untuk menyimpulkan
hal khusus dari sejumlah proposisi umum. Contoh penalaran deduktif adalah sebagai
berikut:
Semua manusia akan mati (premise 1)
Paidi adalah manusia (premise 2)
Jadi, Paidi akan mati (konklusi)
2. Penalaran Induktif
Penalaran induktif adalah proses penalaran yang bertujuan untuk menarik
kesimpulan umum dari fakta-fakta yang spesifik. Contoh bentuk penalaran
induktif adalah sebagai berikut:
Elang punya mata
Kucing punya mata
Kerbau punya mata
Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa setiap hewan punya mata.
3. Penalaran Abduktif
Penalaran abduktif adalah proses penalaran yang bertujuan untuk memilih
argumentasi terbaik dari sekian banyak argumentasi yang mungkin. Dalam
pendekatan ilmiah, penalaran disertai dengan suatu hipotesis. Kemudian secara
induktif, deduktif, maupun abduktif diuji untuk mengetahui apakah hasil
pengujian mendukung atau tidak mendukung hipotesis.
Dalam berpikir ilmiah, ketiga jenis penalaran tersebut digunakan secara
bersamaan untuk mencapai kesimpulan yang akurat dan dapat
dipertanggungjawabkan.

Materi 2 ( sarana berpikir ilmiah )

A. Pengertian sarana berpikir ilmiah

Berfikir adalah suatu aktifitas untuk menemukan pengetahuan yang benar atau
kebenaran. Berfikir juga dapat diartikan sebagai proses yang dilakukan untuk
menentukan langkah yang akan ditempuh.

sedangkan Ilmiah adalah ilmu. Jadi berfikir ilmiah adalah proses atau aktifitas
manusia untuk menemukan atau mendapatkan ilmu yang bercirikan dengan adanya
kausalitas, analisis dan sintesis.Berfikir ilmiah juga diartikan sebagai berpikir yang logis
dan empiris. Logis adalah masuk akal dan empiris adalah dibahas secara mendalam
berdasarkan fakta yang dapat dipertanggung jawabkan.

Dalam epistemology atau perkembangan untuk mendapatkan ilmu, diperlukan


adanya sarana berfikir ilmiah. Sarana berfikir ilmiah ini adalah alat bagi metode ilmiah
dalam melakukan fungsinya secara Baik Jadi fungsi sarana berfikir ilmiah adalah
membantu proses metode ilmiah dalam mendapat ilmu atau teori yang lain Dalam proses
pendidikan, sarana berpikir ilmiah merupakan bidang studi tersendiri, maka ada 2 hal
yang harus diperhatikan dalam sarana berpikir ilmiah yaitu:

a) Sarana berfikir ilmiah bukanlah ilmu, melainkan kumpulan pengetahuan


yang didapatkan berdasarkan metode ilmiah.
b) Tujuan mempelajari metode ilmiah adalah untuk memungkinkan kita
melakukan penelaahan ilmiah secara baik. Dalam hal ini maka sarana
berpikir ilmiah merupakan alat bagi cabang-cabang ilmu untuk
mengembangkan materi pengetahuannya berdasarkan metode ilmiah.

B. Tujuan dan fungsi sarana berpikir

Tujuan mempelajari sarana ilmiah adalah untuk memungkinkan kita melakukan


penelaahan ilmiah secara baik, sedangkan tujuan mempelajari ilmu dimaksudkan untuk
mendapatkan pengetahuan yang memungkinkan kita untuk bisa memecahkan masalah
kita sehari-har Fungsi sarana berpikir ilmiah adalah membantu proses metode ilmiah, dan
bukan merupakan ilmu itu sendiri.

C. Penerapan sarana berfikir ilmiah

Sarana berpikir ilmiah ada empat, yaitu: bahasa, logika, matematika dan statistika

1. Bahasa

Menurut Carnap, bahasa dibedakan menjadi dua fungsi, yaitu fungsi ekspresif dan
fungsi kognitif atau representatif. Dalam fungsi ekspresif, bahasa merupakan
ungkapan atau pernyataan mengenai perasaan, sebagai ucapan keadaan hati, jiwa dan
memiliki kecondongan baik tetap ataupun sementara untuk bereaksi Sebagai fungsi
personal, bahasa merupakan ungkapan perasaan, emosi, kepribadian seseorang dalam
berkomunikasi. Sedangkan sebagai fungsi imajinatif, bahasa merupakan layanan
untuk menciptakan imajinasi atau ide yang dituangkan dalam bentuk tulisan atau
cerita. Secara garis besar, fungsi bahasa dikelompokkan menjadi fungsi ekspresif,
kognitif, dan representasi.

2. Logika

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Logika adalah jalan pikiran yang masuk
akal. Logika Disebut juga sebagai penalaran. Menurut Salam penalaran adalah suatu
proses penemuan kebenaran dan setiap jenis penalaran memiliki criteria
kebenarannya masing-masing. Logika Adalah cara berpikir atau penalaran menuju
kesimpulan yang benar. Logika adalah sarana untuk berpikir sistematis, valid dan
dapat dipertanggungjawabkan. Karena itu, berpikir logis adalah berpikir sesuai
dengan aturan-aturan berpikir, seperti setengah tidak boleh lebih besar daripada satu.
Logika merupakan kumpulan kaidah-kaidah yang memberi jalan (system) berpikir
tertib dan teratur sehingga kebenarannya dapat diterima oleh orang lain.

3. Matematika

Matematika adalah bahasa yang melambaikan serangkaian makna dari pernyataan


yang ingin kita sampaikan. Lambang-lambang matematika bersifat “artifisial” yang
baru mempunyai arti setelah sebuah makna diberikan kepadanya. Tanpa itu maka
matematika hanya merupakan kumpulan rumus-rumus yang mati. Bahasa verbal
mempunyai beberapa kekurangan yang sangat mengganggu. Untuk mengatasi
kekurangan kita berpaling kepada matematika. Matematika Adalah bahasa yang
berusaha menghilangkan sifat kabur, majemuk dan emosional dari bahasa verbal.
Matematika sebagai sarana berpikir deduktif menggunakan bahasa artifisial, yakni
murni bahasa buatan manusia. Keistimewaan bahasa ini adalah terbebas dari aspek
emotif dan efektif serta jelas terlihat bentuk hubungannya. Matematika lebih
mementingkan kelogisan pernyataan pernyataannya yang mempunyai sifat yang jelas

4. Statistika

statistik adalah pengetahuan yang berhubungan dengan caracara pengumpulan


data, pengolahan penganalisis, dan penarikan kesimpulan berdasarkan kumpulan data
dan penganalisis yang dilakukan. Kemudian J.Supranto memberikan pengertian
statistik dalam dua arti. Pertama Statistik dalam arti sempit adalah data ringkasan
yang berbentuk angka (kuantitatif).

D. Kesimpulan

Sarana berpikir ilmiah merupakan alat untuk membantu kegiatan ilmiah dalam
berbagai langkah yang akan ditempuh agar memperoleh pengetahuan dengan benar.
Tujuan mempelajari sarana berpikir ilmiah adalah agar dapat melakukan kegiatan
penelaahan ilmiah dengan baik untuk memperoleh pengetahuan yang benar sehingga
dapat meningkatkan kemakmuran hidup. Keseluruhan tahapan kegiatan ilmiah
membutuhkan alat bantu yang berupa sarana berpikir ilmiah. Sarana berpikir ilmiah
berfungsi hanyalah sebagai alat bantu bagi manusia untuk berpikir ilmiah agar
memperoleh ilmu. Bahasa merupakan sarana mengkomunikasikan cara-cara berpikir
sistematis dalam memperoleh ilmu. Tanpa kemampuan berbahasa,seseorang tidak akan
dapat melakukan kegiatan ilmiah secara sistematis dan benar. Logika sebagai sarana
berpikir ilmiah mengarahkan manusia untuk berpikir dengan benar sesuai.

Materi 3 ( struktur ilmu pengetahuan )

Struktur Ilmu

Ilmu dalam pengertiannya sebagai pengetahuan merupakan suatu sistem


pengetahuan sebagai dasar teoritis untuk tindakan praktis (Ginzburg) atau suatu sistem
penjelasan mengenai saling hubungan diantara peristiwa-peristiwa yang terjadi. Sistem
pengetahuan ilmiah mencakup lima kelompok unsur sebagai berikut:

1. Jenis-jenis sasaran

2. Bentuk-bentuk pernyataan

3. Ragam-ragam proposisi

4. Ciri-ciri pokok

5. Pembagian sistematis

1. Metode Ilmiah

Metode ilmiah merupakan prosedur dalam mendapatkan pengetahuan yang


disebut ilmu. Jadi ilmu merupakan pengetahuan yang didapatkan melalui metode ilmiah.
Metode ilmiah merupakan ekspresi mengenai cara bekerja pikiran, dengan cara bekerja,
maka pengetahuan yang dihasilkan diharapkan mempunyai karakteristik tertentu yang
diminta oleh ilmu pengetahuan yaitu sifat rasional dan teruji yang memungkinkan
pengetahuan yang disusunnya merupakan pengetahuan yang dapat diandalkan

2. Teori

Teori yang dimaksud disini adalah penjelasan mengenai gejala yang terdapat
dalam dunia fisik tersebut.

3. Hipotesis

Hipotesis berasal dari dua kata “hypo” yang artinya dibawah dan thesa yang
artinya kebenaran, kalimat tersebut kemudian cara menuliskannya disesuaikan
dengan ejaan Bahasa Indonesia menjadi hipotesa, dan berkembang menjadi hipotesis,
Jadi hipotesis adalah pernyatan sementara tentang yang diajukan dalam bentuk
dugaan atau teori, yang merupakan dasar dalam menjelaskan kemungkinan hubungan
tersebut.

4. Logika

Penalaran merupakan suatu proses berfikir yang membuahkan pengetahuan. Agar


pengetahuan dihasilkan penalaran itu mempunyai dasar kebenaran, maka proses
berfikir itu harus dilakukan dengan cara tertentu.

5. Data-informasi

Tahapan ini merupakan suatu yang dominan dalam metode keilmuan. Disebabkan
oleh banyaknya kegiatan keilmuan yang diarahkan kepada pengumpulan data, maka
banyak orang yang menyamakan keilmuan dengan pengumpulan fakta. Dalam sebuah
cabang ilmu usaha untuk mengidentifikasi, menganalisa, membandingkan, dan
membedakan faktafakta yang tergantung kepada adanya klasifikasi yang disebut
taksonomi dan ilmuan modern terus berusaha untuk menyempurnakan taksonomi
untuk bidang keilmuan mereka.

6. Pembuktian
Langkah selanjutnya setelah menyusun hipotesis adalah menguji hipotesis
tersebut. dengan mengonfrontasikannya atau menghadapkannya dengan dunia fisik
dengan nyata.

7. Evaluasi

Evaluasi adalah proses berkelanjutan tentang pengumpulan dan penafsiran


informasi untuk menilai keputusan keputusan yang dibuat dalam meranvang suatu
system pengajaran. Evaluasi dalam hal ini adalah menarik kesimpulan yang
merupakan penilaian apakah sebuah hipotesis yang diajukan itu ditolak atau diterima.

8. Paradigma

Secara umum pengertian pradigma adalah seperangkat keyakinan atau dasar yang
menuntut tindakan seseorang dalam kehidupan sehari-hari.

Materi 4 ( Ruang lingkup filsafat ilmu )

Ruang lingkup filsafat ilmu adalah suatu ruang yang membatasi lingkup pembahasan dari
filsafat ilmu yang digunakan untuk memberikan batasan pada pengalaman manusia.
Ruang lingkup filsafat terbagi menjadi tiga yaitu, ontology, epistimologi, dan aksiologi.

1. Ontology

Ontologi ilmu meliputi apa hakikat ilmu itu, apa hakikat kebenaran dan kenyataan
yang koheren dengan pengetahuan ilmiah, yang tidak terlepas dari persepsi filsafat
tentang apa dan bagaimana sebuah kebenaran itu.

2. Epistimology

Epistemologi ilmu meliputi sumber, sarana, dan tatacara mengunakan sarana


tersebut untuk mencapai pengetahuan (ilmiah).

3. Aksiology
Aksiologi ilmu meliputi nilai-nilai (values) yang bersifat normatif dalam
pemberian makna terhadap kebenaran atau kenyataan sebagaimana kita jumpai dalam
kehidupan kita yang menjelajahi berbagai kawasan, seperti kawasan sosial, kawasan
simbolik ataupun fisik material.

Ontologi adalah cabang metafisika yang membahas tentang eksistensi dan ragam
dari suatu kenyataan. Beberapa tafsiran yang berkaitan dengan kenyataan diantaranya
menurut supernaturalisme dan naturalisme. Berdasarkan pandangansupernaturalisme,
terdapat wujud-wujud yang bersifat gaib dan wujud ini bersifat lebih tinggi atau lebih
kuasa dibandingkan dengan wujud alam yang nyata. Adapun pandangan yang bertolak
belakang dengan supernaturalisme adalah naturalisme. Paham yang berdasarkan
naturalisme yaitu materialisme yang menganggap bahwa gejala-gejala alam tidak
disebabkan oleh pengaruh kekuatan gaib tetapi disebabkan oleh kekuatan yang terdapat
dalam diri sendiri yang dipelajari dan dapat diketahui. Pembahasan epistimologi
berkaitan dengan hakikat pengetahuan dan cara bagai mana atau dengan sarana apa
pengetahuan dapat diperoleh. Pembahasan aksiologi bersangkutan dengan hakikat nilai,
bagian filsafat yang membahas tentang baik dan buruk, benar dan salah, serta cara dan
tujuan.

filsafat ilmu merupakan kajian secara mendalam tentang dasar-dasar ilmu


sehingga filsafat ilmu perlu menjawab persoalan ontologis (esensi, hakikat, obyek
telaah), epistemologis (cara, proses, prosedure, mekanisme) dan aksiologis (manfaat,
guna, untuk apa).

Materi 5 ( sejarah perkembangan ilmu pengetahuan )

1. Sejarah perkembangan ilmu pengetahuan

Dalam periode periode ini, Perkembangan ilmu pengetahuan islam lebih


cenderung ke arah ilmu-ilmu syariat (ulum nagliyyah, ulum syar'iyyah dibanding ilmu-
mu logika (ulum agliyyah).

Para ahli Al-quran juga ahli dalam ilmu fiqih yaitu:


1) Umar bin Khattob
2) Ali bin Abi Thalib
3) Abdullah bin Abbas
4) Abdullah bin Mas'ud
5) Anas bin Malik
6) Mu'adz bin jabar
7) Abdullah bin Amru bin Ash

2. Masa Ummayyah

Bani Ummaiyyah baru masuk islam setelah rasullullah berhasil menaklukkan koto mekah
(fathul mekkah). Banyak sekali kemajuan kemajuan kekuasaan yang dibawah
kepemimpinan yang mengalami kemajuan yg amat pesat.

Tokoh-tokoh Masa Umaiyyah :

1. Ali Al-qali ( Membumikan bahasa arab (ilmu Nahwu) )


2. Abu bakar muhammad bin Marwan bin zuhr ( la dibidang fiqih )
3. Muhammad bin 'Abdillah bin misarah al-balhini ( ia orang pertama yg menekuni
bidang filsafat di Andalusia )

3. Masa Abbasiah

Masa keemasan dinasti abbasiyah terjadi pada masa tujuh kholifah setelah al-
mansur, yaitu Al-mahdi (725- 785 m). Al-hadi (775-786 m), Hanin Ar-Rasyid (786- 80g),
Al- ma'mun (813-833M), A (833-842M), Al-Walsig ( (047-06137). (842-847M) -
Mu'tashim walk dan al-mulakallim

Ilmu pengetahuan yang berkembang pada saat itu dapat di petakan menjadi duan
denke disiplin mu keislaman dan ilmu umum. Disiplin Ilmu keislaman terdiri dari Ilmu
kalam, I'm pisih, Ilmu lasawuf Imu hodin dan Ilmu tapsir. Sementara, limu yang yang
berkembangan pada saat itu sengalama

Ilmuan Filosof muslim Masa Dinasti Abbasiyah


1. Al khawarizmi (matematika, astronomi, astrologi, geografi)
2. Jabir Ibnun Hayyan (kimia, Ilmu bumi astrologi, astronomi, fisika, obat obatan)
3. Al-kindi (obat-obatan, matematita astrologi, musik, optik)
4. Al-Farabi (logika, matematika, Ilmu alam Ilmu politik, musik)
5. Al biruni (astronomi, fisika, farmasi geologi)
6. Ibnu sina (kedokteran)
7. Al Ghazali (kedoktoran, psikologi, hukum, tasawuf)
8. Ibru Rusyd (kedoktoran, Hukum)

4. Kemajuan Ilmu Zaman kontemporer

Zaman ini bermula dari abad 20 m dan masih berlangsung hingga saat ini. Zaman ini
ditandai dengan berlangsung dengan adanya teknologi teknologi canggih dan spesialisasi
Ilmu-Ilmu yg semaking tajam dan mendalam. Pada zaman ini bidang fisika menempati
kedudukan palinf tinggi dan banyak dibicarakan oleh filsuf . fisikawan yang paling
terkenal pada abad ke-20 adalah Albert Eisteinia mengemukakan teorirelativitas dan juga
banyak menyumbang bagi pengembangan mekanik aquantum, mekanika statistik dan
kosmologi.

Pada tahun ini juga James D. Waston, francis srick dan Rosalind Franklin
menjelaskan structur dasar DNA. Selain kimia dan fisika, teknologi komunikasi dan
informasi berkembang pesat pada zaman ini.

5. Kemajuan dizóman Renaisans dan Modern

Michelet, sejahrawan terkenal la orang pertama yang menggunakan istilah renaisans.


Renaisani adalah periode yg terletak di ujung atau sesudah abad kegelapan sampai
muncul pd abad modern Renaisans merupakan era dan perubahan yg penuh dengan
kemajuan yang mengandung arti bagi perkembangan Ilmu. Ciri utama renaisans yaitu
humanisme, individualism Sekulerisme, empirisme, dan rasionalisme.

Materi 6 ( kebenaran ilmiah )


1. Bahwa kebenaran dalam studi ilmiah dapat dipandang beragam, yaitu;

(1) Kebenaran yang berkaitan dengan kualitas pengetahuan, kebenaran ini bersifat
subjektis, relatif, absolut-intersubjektif dan kebenaran yang bersifat dogmatif/absolut,

(2) Kebenaran yang dikaitkan dengan sifat sifat/karakteristik dari berbagai cara atau
dengan cara penginderaan atau ratio, intuisi atau dengan keyakinan. Kebenaran ini
harus dibuktikan sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditentukan tadi yaitu apabila
seseorang membangunnya melalui indera, maka ia membuktikan kebenaran itu harus
melalui indera pula, tidak bisa dengan yang lainnya,

(3) Kebenaran yang dikaitkan atas ketergantungan, artinya nilai kebenaran itu amat
tergantung pada subyek dan obyek yang memiliki pengetahuan itu. Maka filsafat ilmu
sebagai refleksi filsafat yang tidak pernah berhenti mencari dan menemukan
kebenaran ilmu, sangat penting dijadikan sebagai landasan untuk memperoleh
kebenaran dalam ilmu.

2. Ilmu pengetahuan (ilmiah) beda dengan pengetahuan biasa. Sebab ilmu pengetahuan
ilmiah merupakan hasil dari serangkaian kegiatan yang memang berkualifikasi ilmiah,
menyangkut keharusan adanya metode ilmiah, objektif, universal tanpa pamrih dan harus
berguna atau dapat dimanfaatkan. Sedemikian rupa sehingga ilmu pengetahuan itu harus
didekati melalui pendekatan dari sudut pandang ontologi, epistemologi dan aksiologi agar
di peroleh pemahaman yang benar dalam hubungannya dengan keutuhan fungsi
multidisipliner sebagai sasaran filsafat ilmu.

3. Peran filsafat ilmu sebagai kontrol terhadap ilmu akan lebih memberi arti dan makna
kebenaran ilmiah yang dikandungnya dalam menghadapi zaman modern sekarang ini
yang kian mengikis nilai-nilai kemanusiaan, nilai-nilai tersebut harus ditelaah secara
filsafati, tidak hanya terbatas yang faktawi yang khusus tetapi juga yang non faktawi
bahkan lebih umum, yang penelusurannya melalui proses pemikiran yang sangat
mendalam.

Materi 7 (Trigologi demensi keilmuan islam (bayani, irfani, dan burhani))


epistemologi ilmu pengetahuan tidak lepas dari tiga hal yaitu mendasarkan pada
akal (rasionalis), data kongkrit (empiris), dan mengkompromikan akal dan pengalaman
(modernis), bahwa pengetahuan merupakan produk bahkan konstruk akal pikiran
manusia dan bukan hanya hasil dari penampakan (disclosure) dari wujud yang telah ada
sebelumnya, karena ilmu pengetahuan terkait dengan fenomena yang harus ditangkap
melalui pengalaman dan kecerdesan akal.

1. Bayani adalah sebuah metode berfikir yang berdasarakan pada teks kitab suci
(Alquran). pendekatan bayani melahirkan sejumlah produk hukum islam (fiqih islam)
dan bagaimana cara menghasilkan hukum dimaksud (ushul fiqih) dengan berbagai
variasinya. selain itu juga melahirkan sejumlah karya tafsir Al-quran.
2. Irfani adalah model penalaran yang berdasarakan atas pendekatan dan pengalaman
spiritual langsung atas realitas yang tampak. bidik irfani adalah esoterir atau bagian
batin, oleh karena itu, rasio yang dugunakan hanya untuk menjelaskan pengalaman
spritual. metodologi dan pendekatan irfani mampu menyusun dan mengembangkan
ilmu kesufian.
3. Burhani adalah kerangka berfikir yang tidak didasarakan atas teks suci maupun
pengalaman spritual melainkan berdasarkan keruntutan logika. kebenaran dalam
spekulatif metodologi ini persis seperti yang diperagakan oleh metode keilmuan
yunani yang landasanya murni pada cara kerja empirik. kebenaran harus dibuktikan
secara empirik dan diakui menurut penalaran logis.

Ilmu pengetahuan akan selalu berkembang sesuai dengan kompleksitas kebutuhan


manusia. Dalam perkembangannya tidak dapat dipisahkan dari dataran filsafati agar tidak
melaju secara liar tanpa terkendali.

Materi 8 ( orientasi keilmuan islam dan islamisasi ilmu pengetahuan )

1. Islamisasi ilmu pengetahuan pada hakekatnya merupakan suatu upaya


mentransfomasikan nilai-nilai Islam ke dalam berbagai bidang kehidupan, khusunya
ilmu pengetahuan. Dengan Islamisasi ilmu pengetahuan, dapat diketahui dengan jelas
bahwa Islam mengatur semua aspek kehidupan, bukan hanya mengatur masalah
ibadah ritual semacam shalat, puasa, zakat, haji atau mengurus jenazah. Islam
mengintegrasikan masalah dunia dengan akhirat, menyintesiskan iman, ilmu dan
amal, memadukan dzikir dengan fikir. Singkatnya Islam mengintegrasikan nilai-nilai
transendental ke dalam segisegi kehidupan duniawi termasuk ilmu pengetahuan dan
teknologi. Saat ini dunia didominasi peradaban Barat yang dengan keunggulan ilmu
pengetahuan dan teknologi menguasai dunia. Peradaban Barat terbukti memberi
kontribusi pada munculnya serangkaian krisis global. Pada kondisi yang demikian,
kehadiran ilmu pengetahuan Islami merupakan suatu kebutuhan bagi umat manusia.
Maka proyek Islamisasi ilmu pengetahuan adalah sebuah megaproyek yang ditunggu
hasilnya.
2. Realisasi Islamisasi ilmu pengetahuan menggunakan beberapa pendekatan, mulai dari
sekedar labelisasi, pendekatan aksiologis, pendekatan internalisasi nilai-nilai Islam
dan penerapan prinsip Tauhid, hingga melalui pendidikan Islam. Pendekatan
penerapan nilai-nilai Islam dan penerapan prinsip Tauhid, dan pendekatan melalui
pendidikan merupakan pendekatan yang cukup idealis dan realistis. Bila ini bisa
dioperasionalisasikan, Insya Allah akan muncul bangunan ilmu pengetahuan yang
membawa kepada keharmonisan dan kebahagiaan yang hakiki bagi umat manusia dan
seluruh alam
3. Dalam Al-Quran Allah Swt. telah menggariskan secara tegas tentang arah dan tujuan
pengembangan ilmu dalam Islam agar ilmu yang didapatinya membawa keberkahan
dan memberikan manfaat yang besar

1) ilmu yang dipelajari dan dikembangkan haruslah diorientasikan dalam rangka


mengenal tanda-tanda kekuasaan Allah Swt, menyaksikan kehadiran-Nya
pada ilmu yang dipelajari dan dikembangkan haruslah diorientasikan dalam
rangka mengenal tanda-tanda kekuasaan Allah Swt, menyaksikan kehadiran-
Nya pada
2) ilmu dikembangkan dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah Swt.
3) ilmu dipelajari harus diarahkan dalam rangka memberikan manfaat bagi diri
sendiri, masyarakat dan lingkungan, bukan untuk menimbulkan kerusakan
baik kerusakan lingkungan maupun kerusakan alam sosial

Anda mungkin juga menyukai