- Nasywatul Abmar
- Nurul Akmalia
- Silvani zulia
1. Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif adalah proses penalaran yang bertujuan untuk menarik
kesimpulan berupa prinsip atau sikap khusus berdasarkan fakta-fakta yang bersifat
umum. Dengan kata lain, deduksi merupakan suatu penalaran untuk menyimpulkan
hal khusus dari sejumlah proposisi umum. Contoh penalaran deduktif adalah sebagai
berikut:
Semua manusia akan mati (premise 1)
Paidi adalah manusia (premise 2)
Jadi, Paidi akan mati (konklusi)
2. Penalaran Induktif
Penalaran induktif adalah proses penalaran yang bertujuan untuk menarik
kesimpulan umum dari fakta-fakta yang spesifik. Contoh bentuk penalaran
induktif adalah sebagai berikut:
Elang punya mata
Kucing punya mata
Kerbau punya mata
Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa setiap hewan punya mata.
3. Penalaran Abduktif
Penalaran abduktif adalah proses penalaran yang bertujuan untuk memilih
argumentasi terbaik dari sekian banyak argumentasi yang mungkin. Dalam
pendekatan ilmiah, penalaran disertai dengan suatu hipotesis. Kemudian secara
induktif, deduktif, maupun abduktif diuji untuk mengetahui apakah hasil
pengujian mendukung atau tidak mendukung hipotesis.
Dalam berpikir ilmiah, ketiga jenis penalaran tersebut digunakan secara
bersamaan untuk mencapai kesimpulan yang akurat dan dapat
dipertanggungjawabkan.
Berfikir adalah suatu aktifitas untuk menemukan pengetahuan yang benar atau
kebenaran. Berfikir juga dapat diartikan sebagai proses yang dilakukan untuk
menentukan langkah yang akan ditempuh.
sedangkan Ilmiah adalah ilmu. Jadi berfikir ilmiah adalah proses atau aktifitas
manusia untuk menemukan atau mendapatkan ilmu yang bercirikan dengan adanya
kausalitas, analisis dan sintesis.Berfikir ilmiah juga diartikan sebagai berpikir yang logis
dan empiris. Logis adalah masuk akal dan empiris adalah dibahas secara mendalam
berdasarkan fakta yang dapat dipertanggung jawabkan.
Sarana berpikir ilmiah ada empat, yaitu: bahasa, logika, matematika dan statistika
1. Bahasa
Menurut Carnap, bahasa dibedakan menjadi dua fungsi, yaitu fungsi ekspresif dan
fungsi kognitif atau representatif. Dalam fungsi ekspresif, bahasa merupakan
ungkapan atau pernyataan mengenai perasaan, sebagai ucapan keadaan hati, jiwa dan
memiliki kecondongan baik tetap ataupun sementara untuk bereaksi Sebagai fungsi
personal, bahasa merupakan ungkapan perasaan, emosi, kepribadian seseorang dalam
berkomunikasi. Sedangkan sebagai fungsi imajinatif, bahasa merupakan layanan
untuk menciptakan imajinasi atau ide yang dituangkan dalam bentuk tulisan atau
cerita. Secara garis besar, fungsi bahasa dikelompokkan menjadi fungsi ekspresif,
kognitif, dan representasi.
2. Logika
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Logika adalah jalan pikiran yang masuk
akal. Logika Disebut juga sebagai penalaran. Menurut Salam penalaran adalah suatu
proses penemuan kebenaran dan setiap jenis penalaran memiliki criteria
kebenarannya masing-masing. Logika Adalah cara berpikir atau penalaran menuju
kesimpulan yang benar. Logika adalah sarana untuk berpikir sistematis, valid dan
dapat dipertanggungjawabkan. Karena itu, berpikir logis adalah berpikir sesuai
dengan aturan-aturan berpikir, seperti setengah tidak boleh lebih besar daripada satu.
Logika merupakan kumpulan kaidah-kaidah yang memberi jalan (system) berpikir
tertib dan teratur sehingga kebenarannya dapat diterima oleh orang lain.
3. Matematika
4. Statistika
D. Kesimpulan
Sarana berpikir ilmiah merupakan alat untuk membantu kegiatan ilmiah dalam
berbagai langkah yang akan ditempuh agar memperoleh pengetahuan dengan benar.
Tujuan mempelajari sarana berpikir ilmiah adalah agar dapat melakukan kegiatan
penelaahan ilmiah dengan baik untuk memperoleh pengetahuan yang benar sehingga
dapat meningkatkan kemakmuran hidup. Keseluruhan tahapan kegiatan ilmiah
membutuhkan alat bantu yang berupa sarana berpikir ilmiah. Sarana berpikir ilmiah
berfungsi hanyalah sebagai alat bantu bagi manusia untuk berpikir ilmiah agar
memperoleh ilmu. Bahasa merupakan sarana mengkomunikasikan cara-cara berpikir
sistematis dalam memperoleh ilmu. Tanpa kemampuan berbahasa,seseorang tidak akan
dapat melakukan kegiatan ilmiah secara sistematis dan benar. Logika sebagai sarana
berpikir ilmiah mengarahkan manusia untuk berpikir dengan benar sesuai.
Struktur Ilmu
1. Jenis-jenis sasaran
2. Bentuk-bentuk pernyataan
3. Ragam-ragam proposisi
4. Ciri-ciri pokok
5. Pembagian sistematis
1. Metode Ilmiah
2. Teori
Teori yang dimaksud disini adalah penjelasan mengenai gejala yang terdapat
dalam dunia fisik tersebut.
3. Hipotesis
Hipotesis berasal dari dua kata “hypo” yang artinya dibawah dan thesa yang
artinya kebenaran, kalimat tersebut kemudian cara menuliskannya disesuaikan
dengan ejaan Bahasa Indonesia menjadi hipotesa, dan berkembang menjadi hipotesis,
Jadi hipotesis adalah pernyatan sementara tentang yang diajukan dalam bentuk
dugaan atau teori, yang merupakan dasar dalam menjelaskan kemungkinan hubungan
tersebut.
4. Logika
5. Data-informasi
Tahapan ini merupakan suatu yang dominan dalam metode keilmuan. Disebabkan
oleh banyaknya kegiatan keilmuan yang diarahkan kepada pengumpulan data, maka
banyak orang yang menyamakan keilmuan dengan pengumpulan fakta. Dalam sebuah
cabang ilmu usaha untuk mengidentifikasi, menganalisa, membandingkan, dan
membedakan faktafakta yang tergantung kepada adanya klasifikasi yang disebut
taksonomi dan ilmuan modern terus berusaha untuk menyempurnakan taksonomi
untuk bidang keilmuan mereka.
6. Pembuktian
Langkah selanjutnya setelah menyusun hipotesis adalah menguji hipotesis
tersebut. dengan mengonfrontasikannya atau menghadapkannya dengan dunia fisik
dengan nyata.
7. Evaluasi
8. Paradigma
Secara umum pengertian pradigma adalah seperangkat keyakinan atau dasar yang
menuntut tindakan seseorang dalam kehidupan sehari-hari.
Ruang lingkup filsafat ilmu adalah suatu ruang yang membatasi lingkup pembahasan dari
filsafat ilmu yang digunakan untuk memberikan batasan pada pengalaman manusia.
Ruang lingkup filsafat terbagi menjadi tiga yaitu, ontology, epistimologi, dan aksiologi.
1. Ontology
Ontologi ilmu meliputi apa hakikat ilmu itu, apa hakikat kebenaran dan kenyataan
yang koheren dengan pengetahuan ilmiah, yang tidak terlepas dari persepsi filsafat
tentang apa dan bagaimana sebuah kebenaran itu.
2. Epistimology
3. Aksiology
Aksiologi ilmu meliputi nilai-nilai (values) yang bersifat normatif dalam
pemberian makna terhadap kebenaran atau kenyataan sebagaimana kita jumpai dalam
kehidupan kita yang menjelajahi berbagai kawasan, seperti kawasan sosial, kawasan
simbolik ataupun fisik material.
Ontologi adalah cabang metafisika yang membahas tentang eksistensi dan ragam
dari suatu kenyataan. Beberapa tafsiran yang berkaitan dengan kenyataan diantaranya
menurut supernaturalisme dan naturalisme. Berdasarkan pandangansupernaturalisme,
terdapat wujud-wujud yang bersifat gaib dan wujud ini bersifat lebih tinggi atau lebih
kuasa dibandingkan dengan wujud alam yang nyata. Adapun pandangan yang bertolak
belakang dengan supernaturalisme adalah naturalisme. Paham yang berdasarkan
naturalisme yaitu materialisme yang menganggap bahwa gejala-gejala alam tidak
disebabkan oleh pengaruh kekuatan gaib tetapi disebabkan oleh kekuatan yang terdapat
dalam diri sendiri yang dipelajari dan dapat diketahui. Pembahasan epistimologi
berkaitan dengan hakikat pengetahuan dan cara bagai mana atau dengan sarana apa
pengetahuan dapat diperoleh. Pembahasan aksiologi bersangkutan dengan hakikat nilai,
bagian filsafat yang membahas tentang baik dan buruk, benar dan salah, serta cara dan
tujuan.
2. Masa Ummayyah
Bani Ummaiyyah baru masuk islam setelah rasullullah berhasil menaklukkan koto mekah
(fathul mekkah). Banyak sekali kemajuan kemajuan kekuasaan yang dibawah
kepemimpinan yang mengalami kemajuan yg amat pesat.
3. Masa Abbasiah
Masa keemasan dinasti abbasiyah terjadi pada masa tujuh kholifah setelah al-
mansur, yaitu Al-mahdi (725- 785 m). Al-hadi (775-786 m), Hanin Ar-Rasyid (786- 80g),
Al- ma'mun (813-833M), A (833-842M), Al-Walsig ( (047-06137). (842-847M) -
Mu'tashim walk dan al-mulakallim
Ilmu pengetahuan yang berkembang pada saat itu dapat di petakan menjadi duan
denke disiplin mu keislaman dan ilmu umum. Disiplin Ilmu keislaman terdiri dari Ilmu
kalam, I'm pisih, Ilmu lasawuf Imu hodin dan Ilmu tapsir. Sementara, limu yang yang
berkembangan pada saat itu sengalama
Zaman ini bermula dari abad 20 m dan masih berlangsung hingga saat ini. Zaman ini
ditandai dengan berlangsung dengan adanya teknologi teknologi canggih dan spesialisasi
Ilmu-Ilmu yg semaking tajam dan mendalam. Pada zaman ini bidang fisika menempati
kedudukan palinf tinggi dan banyak dibicarakan oleh filsuf . fisikawan yang paling
terkenal pada abad ke-20 adalah Albert Eisteinia mengemukakan teorirelativitas dan juga
banyak menyumbang bagi pengembangan mekanik aquantum, mekanika statistik dan
kosmologi.
Pada tahun ini juga James D. Waston, francis srick dan Rosalind Franklin
menjelaskan structur dasar DNA. Selain kimia dan fisika, teknologi komunikasi dan
informasi berkembang pesat pada zaman ini.
(1) Kebenaran yang berkaitan dengan kualitas pengetahuan, kebenaran ini bersifat
subjektis, relatif, absolut-intersubjektif dan kebenaran yang bersifat dogmatif/absolut,
(2) Kebenaran yang dikaitkan dengan sifat sifat/karakteristik dari berbagai cara atau
dengan cara penginderaan atau ratio, intuisi atau dengan keyakinan. Kebenaran ini
harus dibuktikan sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditentukan tadi yaitu apabila
seseorang membangunnya melalui indera, maka ia membuktikan kebenaran itu harus
melalui indera pula, tidak bisa dengan yang lainnya,
(3) Kebenaran yang dikaitkan atas ketergantungan, artinya nilai kebenaran itu amat
tergantung pada subyek dan obyek yang memiliki pengetahuan itu. Maka filsafat ilmu
sebagai refleksi filsafat yang tidak pernah berhenti mencari dan menemukan
kebenaran ilmu, sangat penting dijadikan sebagai landasan untuk memperoleh
kebenaran dalam ilmu.
2. Ilmu pengetahuan (ilmiah) beda dengan pengetahuan biasa. Sebab ilmu pengetahuan
ilmiah merupakan hasil dari serangkaian kegiatan yang memang berkualifikasi ilmiah,
menyangkut keharusan adanya metode ilmiah, objektif, universal tanpa pamrih dan harus
berguna atau dapat dimanfaatkan. Sedemikian rupa sehingga ilmu pengetahuan itu harus
didekati melalui pendekatan dari sudut pandang ontologi, epistemologi dan aksiologi agar
di peroleh pemahaman yang benar dalam hubungannya dengan keutuhan fungsi
multidisipliner sebagai sasaran filsafat ilmu.
3. Peran filsafat ilmu sebagai kontrol terhadap ilmu akan lebih memberi arti dan makna
kebenaran ilmiah yang dikandungnya dalam menghadapi zaman modern sekarang ini
yang kian mengikis nilai-nilai kemanusiaan, nilai-nilai tersebut harus ditelaah secara
filsafati, tidak hanya terbatas yang faktawi yang khusus tetapi juga yang non faktawi
bahkan lebih umum, yang penelusurannya melalui proses pemikiran yang sangat
mendalam.
1. Bayani adalah sebuah metode berfikir yang berdasarakan pada teks kitab suci
(Alquran). pendekatan bayani melahirkan sejumlah produk hukum islam (fiqih islam)
dan bagaimana cara menghasilkan hukum dimaksud (ushul fiqih) dengan berbagai
variasinya. selain itu juga melahirkan sejumlah karya tafsir Al-quran.
2. Irfani adalah model penalaran yang berdasarakan atas pendekatan dan pengalaman
spiritual langsung atas realitas yang tampak. bidik irfani adalah esoterir atau bagian
batin, oleh karena itu, rasio yang dugunakan hanya untuk menjelaskan pengalaman
spritual. metodologi dan pendekatan irfani mampu menyusun dan mengembangkan
ilmu kesufian.
3. Burhani adalah kerangka berfikir yang tidak didasarakan atas teks suci maupun
pengalaman spritual melainkan berdasarkan keruntutan logika. kebenaran dalam
spekulatif metodologi ini persis seperti yang diperagakan oleh metode keilmuan
yunani yang landasanya murni pada cara kerja empirik. kebenaran harus dibuktikan
secara empirik dan diakui menurut penalaran logis.