Anda di halaman 1dari 34

HAKEKAT

PENGETAHUAN DAN
DAUR KEILMUAN SAINS
Kelompok 1

1. Aniza Az Zahra Ba’it (22325251051)


2. Noviani (22325251048)
TOPIK BAHASAN
1 Pengantar Ilmu Pengetahuan

2 Berpikir

3 Konsep Berpikir Ilmiah

4 Hakikat Berpikir Ilmiah

Metode dan Langkah


5
Berpikir Ilmiah
1. Pengantar Ilmu
Pengetahuan
Pengantar Ilmu Pengetahuan
Materi kerangka berpikir ilmiah atau epistemologi merupakan cabang
filsafat ilmu yang secara spesifik mengkaji hakikat ilmu (pengetahuan
ilmiah).
Epistemologi membahas secara mendalam proses - proses yang terlihat
dalam usaha manusia untuk memperoleh pengetahuan.
Adanya pola - pola dasar/ desain yang dilakukan oleh aktivitas jiwa
dalam menemukan suatu pengetahuan memerlukan suatu objek
pengetahuan dan instrumen untuk mendapatkan ilmu pengetahuan.
“Ilmu adalah pengetahuan, tetapi tidak semua pengetahuan adalah ilmu”.
Pengantar Ilmu Pengetahuan
Pengetahuan merupakan pembentukan pemikiran asosiatif yang
menghubungkan atau menjalin sebuah pikiran dengan kenyataan
atau dengan pikiran lain berdasarkan pengalaman yang berulang
- ulang tanpa pemahaman mengenai kausalitas (sebab - akibat)
yang hakiki dan universal.

Ilmu adalah akumulasi pengetahuan yang menjalankan kausalitas


(hubungan sebab - akibat) dari suatu objek menurut metode -
metode tertentu yang merupakan satu kesatuan sistematis.

Pengetahuan merupakan bahan utama bagi ilmu. Selain itu,


pengetahuan tidak menjawab pertanyaan dari adanya kenyataan
itu sebagaimana dapat dijawab oleh ilmu.
Russel membuat
kategori sumber pengetahuan
a. Pengetahuan melalui pengalaman yang didapatkan dari :
1) data - data indrawi,
2) benda - benda memori,
3) keadaan internal, dan
4) diri sendiri.
b. Pengetahuan melalui deskripsi yaitu pengetahuan yang didaparkan melalui
1) orang lain, dan
2) benda - benda fisik (merupakan suatu konstruka, bukan data indrawi
Bentuk Pengetahuan Menurut Russel
Pengetahuan langsung, yang diperoleh dari pengamatan
ekstern dan intern. Pengamatan ekstern secara langsung kita
dapat mengetahui adanya sesuatu benda dalam dunia luar melalui
alar indra. Pengamatan intern atau inruisi adalah proses kejiwaan
tanpa suatu rangsang untuk mampu membuat pernyataan berupa
pengetahuan.

Pengetahuan tak langsung, yang dapat diperoleh dengan


beberapa cara yakni dengan penarikan konklusi/penalaran,
kesaksian. Kongklusi penalaran adalah salah satu corak berpikir
dengan menggabungkan pengertian arau lebih dengan maksud
memperoleh pengetahuan baru.
2. Berpikir
Berpikir ?
Logika berasal dari logos, artinya pikiran.
Secara etimologis, logika adalah ilmu yang mempelajari pikiran
dalam bentuk bahasa.
Berpikir merupakan proses atau kegiatan jiwa untuk mencapai
pengetahuan.
Berpikir merupakan serangkaian kegiatan dari budi rohani
seseorang yang menciptakan pengertian, melakukan penalaran,
dan mengolah ingatan berdasarkan pengalaman terdahulu
sebagai tanggapan terhadap keadaan yang ada disekeliling.
Berpikir dapat membuahkan beberapa hasil - hasil pemikiran baik
atau rumusan solusi dari suatu permasalahan.
3. Konsep Berpikir
Ilmiah
Konsep Berpikir Ilmiah
Berpikir ilmiah adalah berpikir yang logis dan empiris. Logis: masuk akal, empiris:
dibahas secara mendalam berdasarkan fakta yang dapat
dipertanggungjawabkan (Hillway 1956).

Berpikir ilmiah menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan, memutuskan,


mengembangkan secara ilmu pengetahuan (berdasarkan prinsip - prinsip ilmu
pengetahuan atau menggunakan prinsip - prinsip logis terhadap penemuan,
pengesahan, dan penjelasan kebenaran.

Berpikir ilmiah yaitu berpikir dalam hubungan yang luas dengan pengertian lebih
kompleks disertai dengan adanya pembuktian - pembuktian
(Menurut Kartono 1996 dalam Khodijah 2006: 118).

Berpikir ilmiah merupakan proses berpikir / pengembangan pikiran yang tersusun


secara sistematis yang berdasarkan pengetahuan - pengetahuan ilmiah yang
sudah ada (Eman Sulaeman).
Konsep Berpikir Ilmiah
Logika alamiah adalah kinerja akal budi manusia yang berpikir secara
tepat dan lurus sebelum dipengaruhi oleh keinginan dan kecenderungan
yang subjektif. Kemampuan logika alamiah manusia ada sejak lahir
(wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas).

Berpikir ilmiah merupakan pola penalaran berdasarkan sasaran tertentu


secara teratur dan cermat
(Jujun S. Suria Sumantri 1984).

Berpikir ilmiah yaitu metode berpikir yang didasarkan pada logika deduktif
dan induktil.
(Mumuh mulyana Mubarak, SE).

Menurut Salam (1997: 139), pengertian berpikir ilmiah adalah :


a. Proses atau aktivitas manusia untuk menemukan/mendapatkan ilmu
b. Proses berpikir untuk sampai pada suatu kesimpulan yang berupa
pengetahuan
4. Hakikat Berpikir
Ilmiah
Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA)
Sejak peeradaban manusia, orang telah dapat mengadakan upaya untuk
mendapatkan sesuatu dari akam sekitarnya, mulai dari tumbuhan dapat dijadikan
obat, menggosok kayu sehingga ditemukan api, kemudian lebih luas seperti bulan,
bintang,matahari.

Dalam perkembangannya, IPA atau sains terbagi menjadi beberapa bidang sesuai
dengan peradaban bentuk dan cara memandang gejala alam.

Ilmu yang mempelajari kehidupan disebut Biologi.


Ilmu yang memprlajari gejala fisik dari alam disebut Fisika.
Ilmu yang mempelajari sifat materi benda disenut Kimia.
Ilmu yang mempelajari khusus bumi dan antariksa disebut Ilmu pengetahuan
bumi dan antariksa.
Hakikat Pendidikan Sains
Sains merupakan sesuatu yang bernilai dalam hidup sehat karena
pengetahuan masyarakat tentang kebersihan lingkungan dan
kesehatan individu dapat mencegah mewabahnya penyakit dan
mengendalikan berjangkitnya suatu penyakit

Meskipun sains terus melaju kearah kemajuan, tetapi sains tetap


peduli dengan ‘worthy hone membership‘ melalui pembelajaran
tentang fungsi dan keterbatasan listrik, sistem ventilasi, pengoprasian
dari berbagai alat di rumah yang digunakan dalam sehari - hari.

Pembelajaran sains bermanfaat untuk keperluan pekerjaan khusus


dalam kehidupan yang umum misalnya (biologi, fisika, kimia, fisiologi
dan kesehatan)
Lanjutan...
Tujuan pendidikan sains dewasa ini mencakup lima dimensi,
yaitu dimensi :
1. pengetahuan dan pemahaman (Sciencetific information)
2. Penggalian dan penemuan (exploring and discovering ;
scientific proseccec).
3. Imagunasi dan kreativitas.
4. Sikap dan nilai
5. Penerapan.
5. Metode dan Langkah
Berpikir Ilmiah
Metode Berpikir Ilmiah
Suatu pengetahuan ilmiah disebut sahib ketika kita
melakukan penyimulan dengan benar pula. kegitan
penyimpulan inilah yang disebut logika.
Dengan demikian, kita sudah mendapati hubungan antara
syarat berpikir ilmiah dan kegiatan penyimpulan.
Keduanya sama - sama memenuhi suatu pola pikir tertentu
yang kita sebut logika.
Logika diperoleh dengan metode induksi dan deduksi.
Metode Berpikir Ilmiah
1 2
Metode Induksi Metode Deduksi

Metode Induksi adalah suatu cara Metode deduksi adalah kebalikan dari
penganalisis ilmiah yang bergerak dari hal- induksi.
hal yang bersifat khusus (individu) menuju Metode deduksi bergerak dari hal-hal
pada hal yang bersifat umum (universaal). yang bersifat umum (universal)
Jadi cara induksi dimulai dari penelitian kemudian diterapkan khal-hal yang
terhadap kenyataan khusus satu demi satu, bersifat khusus.
kemudian diadakan generalisasidan
abstraksi, laludiakhiri dengan kesimpulan
Logika induktif memiliki berbagai Contoh metode deduksi premis
guna bagi kegiatan berpikir mayor dan minor
ilmiah kita antara lain:
1 3

Contoh paling klasik :


1. Bersifat ekonomis bagi kehidupan praktis a. semua manusia bisa mati,
manusia. b. Socrates adalah manusia, dan
2. Logika induktif menjadi perantara bagi c. Jadi, socrates bisa mati.
proses berpikir ilmiah selanjutnya. Misalnya,
Premis Mayor : mahasiswa IPA menjadi
ketika kita mendapatkan kesimpulan “semua
anggota KMF Fishum
hewan memiliki mata” lalu kita massukkan
manusia kedalam kelompok ini, bisa saja kita
Premis Minor : Ardi mahasiswa IPA -------
menyimpulkan “makhluk hidup memiliki Kesimpulan : Ardi menjadi angota KMF
mata” Fishum
Langkah - Langkah Berpikir Ilmiah
Proses sains merujuk pada proses pencarian sains yang
dilakukan para ahli disebut science as the processof
inquiry. IPA memiliki sesuatu metode, yang dikenal
dengan scientific method atau metode ilmiah, yang
meliputi langkah - langkah, sebagai berikut :

1. Perumusan masalah
2. Perumusan Hipotesis
3. Mengumpulkan Data
4. Pengujian Hipotesis
5. Penarikan keismpulan
Gambar Langkah Berpikir Ilmiah

Gambar : IPA/Sains sebagai produl dan sebagai proses


Penjelasan Langkah Berpikir Ilmiah
Merumuskan Masalah Merumuskan Hipotesis Mengumpulkan Data

1 2 3
Berpikir ilmiah melalui metode Hipotesis adalah jawaban Pengumpulan data merupakan
ilmiah didahului dengan sementara dari rumusan tahapan yang agak berbeda
kesadaran akan adanya masalah yang masih dari tahapan- tahapan
masalah. Permasalahan ini memerlukan pembuktian sebelumnya dalam metode
kemudian harus dirumuskan berdasarkan data yang telah ilmiah. Pengumpulan data
dalam bentuk kalimat tanya. dianalisis. dilakukan di lapangan.
Penjelasan Langkah Berpikir Ilmiah
Menguji Hipotesis Penarikan Kesimpulan

4 5
Berpikir ilmiah pada hakikatnya Rumusan simpulan harus
merupakan sebuah proses pengujian sesuai dengan
hipotesis. Dalam kegiatan atau
masalah yang telah diajukan
langkah menguji hipotesis, peneliti
tidak membenarkan atau sebelumnya. Kesimpulan atau
menyalahkan hipotesis, tetapi simpulan ditulis dalam
menerima atau menolak hipotesis bentuk kalimar deklaratif
tersebut. secara singkat, tetapi jelas.
DAFTAR PUSTAKA
Ali Anwar. 2005. Rangkuman Ilmu Perbandingan Agama dan Filsafat. Bandung: Pustaka Setia.

Amsal Bakhtiar. 2011. Filsafat Ilmu. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Bakhtiar A. 2012. Filsafat Ilmu. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Ihsan Fuad. 2010. Filsafat Ilmu. Jakarta: Rincka Cipta.

Notoatmodjo S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Penerbit Rincka Cipta.


TERIMA KASIH
Siklus Hasil & Proses Ilmiah
Siklus proses ilmiah dapat dimulai dari adanya :
1. Fokus masalah, ditunjang dengan
2. data yang ada
3. teori yang ada, maka rumusan masalah dapat dibuat.
4. teori yang ada digunakan melalui perumusan hipotesis,
definisi operasional dan membuat model untuk
membuat presiksi terhadap penjelasan masalah yang
dirumuskan.
5. pengambilan data
6. pengorganisasian data
7. penggunaan data .
Siklus Hasil & Proses Ilmiah
Proses sains merujuk pada proses pencarian sains yang
dilakukan para ahli disebut science as the processof inquiry.
IPA memiliki sesuatu metode, yang dikenal dengan
scientific method atau metode ilmiah, yang meliputi
kegiatan-kegiatan seperti :
1. perumusan masalah
2. Penyusunan kerangka berpikir dalam pengajuan Hipotesis
3. Perumusan Hipotesis
4. Pengujian Hipotesis
5. Penaarikan keismpulan
Pengetahuan,
pengetahuan ilmiah
dan pengetahuan 1 Pengetahuan
nonilmiah.
2 Pengetahuan Ilmiah

3 Pengetahuan non-ilmian
Daur keilmuan
sains
1 Landasan filosofis

2 Siklis keilmuan
Proses Induksi
Induksi  proses berpikir memperoleh kesimpulan yang berlangsung
dari hal khusus ke hal umum. 
pembuatan kesimpulan bertolak dari pengalaman indera berbentuk
objek khusus yang banyak, 
disimpulkan dalam bentuk konsep yang memung-kinkan seseorang
memahami gejala.
Contoh: besi menghantarkan listrik; kuningan menghantarkan listrik; 23
tembaga menghantarkan listrik, emas menghantarkan listrik besi,
kuningan, tembaga, ……, emas adalah logam. jadi, semua logam
menghantarkan listrik.
Proses deduksi
perumusan metode
perumusan hipotesis kerangka berfikir penelitian
1 2 3
Perumusan metode penelitian
merupakan jawaban sementara maerupakan augmentasi yang merujuk pada proses
atau dugaan jawaban menjelaskan hubungan yang pencarian sains yang
pertanyaan yang diajukan mungkin terdapat antara didalamnya meliputi kegiatan
materinya. Juga merupakan berbagai faktor yang saling perumusan masalah,
kesimpulan dari kerangka terkait danmembentuk penyusunan kerangka berpikir
berpikir yang dikembangkan konstelasi permasalahan perumusan hipotesis dsb.
SELESAI
Itulah hakikat pengetahuan, dan
daur kelmuan sains (IPA/biologi)
dalam mengembangkan
pengetahuan/ilmu.

Anda mungkin juga menyukai