Anda di halaman 1dari 7

UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP

FILSAFAT ILMU

Nama : Hesty Khoirunnisa


Nim : 1213010062
Kelas/Jurusan : 2B Hukum Keluarga
Dosen Pengampu : 1. Dr. H. Moh. Ahsanudin Jauhari, M.Hum
2. Jajang Jamaluddin, S.H, M.Ag

Jawab pertanyaan berikut dengan jelas dan benar!

Jawaban :
1. Jelaskan apa yang anda ketahui tentang konsep berfikir ilmiah berikut dengan
tahapan tahapannya!

Berpikir ilmiah merupakan salahsatu tahap dari proses menghasilkan ilmu


pengetahuan. Yang bersifat logis dan empiris, yaitu masuk akal dan dibahas secara
mendalam berdasarkan fakta yang nantinya bisa di pertanggungjawabkan. Selain itu
juga dengan menggunakan akal untuk mempertimbangkan, memutuskan, dan
mengembangkan.
Tahapan-tahapannya :

1. Merumuskan Masalah
Yang merupakan pertanyaan mengenai obyek empiris dan jelas batas-batasnya
serta dapat diidentifikasi faktor-faktor yang terkait di dalamnya.
2. Mengumpulkan Informasi
Setelah melakukan perumusan masalah, tahapan berikutnya yang harus kita
lakukan mengumpulkan informasi atau data. Ini bisa dilakukan dengan observasi
maupun studi literatur seperti jurnal ilmiah, atau penelitian-penelitian lain yang
sudah ada sebelumnya.
3. Menyusun Hipotesis
Pada tahapan berikutnya, setelah kita melakukan observasi dan mendapatkan data, maka
yang harus dilakukan adalah membuat hipotesis. Hipotesis adalah jawaban sementara
terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan
kebenarannya melalui penelitian.
4. Melakukan Percobaan
Untuk menguji kebenaran dari hipotesis atau jawaban sementara yang telah kita
buat di tahapan sebelumnya, maka yang harus kita lakukan adalah melakukan
percobaan atau penelitian. Penelitian harus dilakukan dengan teliti sehingga
didapatkan data yang akurat.
5. Menganalisis Data
Di tahapan ini, data-data yang telah kita peroleh dari hasil penelitian lalu dicatat
dan diolah ke dalam bentuk grafik atau diagram sehingga mudah untuk dianalisis.
6. Membuat Kesimpulan
Penarikan kesimpulan dilakukan dengan cermat berdasarkan hasil percobaan,
tanpa adanya pengaruh pendapat pribadi. Kesimpulan merupakan jawaban
sebenarnya dari hopitesis yang pernah diajukan.
7. Mengomunikasikan Hasil Penelitian
Langkah terakhir adalah mengkomunikasikan mempublikasikan hasil penelitian
kepada orang lain dalam bentuk laporan tertulis atau melalui forum diskusi dan
seminar.

2. Filsafat membahas dua objek kajian pokok, formal dan material. Bagaimana
memaknai dua kajian tersebut! Jawaban dengan contoh akan lebih
mengklarifikasi jawaban anda!
- Objek material filsafat,
Yaitu hal atau bahan yang diselidiki (hal yang dijadikan sasaran penyelidikan).
Atau segala sesuatu yang ada. “Ada” di sini mempunyai tiga pengertian, yaitu ada
dalam kenyataan, pikiran dan kemungkinan. Jadi, objek material filsafat adalah
segala sesuatu yang ada. Segala yang ada mencakup ada yang tampak dan ada
yang tidak tampak Ada yang tampak adalah dunia empiris, sedangkan ada yang
tidak tampak adalah alam metafisika. Objek material filsafat ilmu adalah objek
yang dijadikan sasaran penyelidikan oleh suatu ilmu, atau objek yang dipelajari
oleh suatu ilmu. Objek tersebut bisa berupa benda-benda material/konkrit maupun
yang non-material (yang ada), bisa juga berupa hal-hal, masalah-masalah ide-ide
dan konsep-konsep (yang ada dalam pikiran atau kemungkinan) yang dapat
dipertanggung jawabkan kebenarannya.
- Objek formal filsafat, Objek formal adalah sudut pandang dari mana subjek itu
menelaah objek materialnya. Setiap ilmu pasti berbeda dalam objek formalnya.
Objek formal filsafat ilmu adalah hakikat (esensi) ilmu pengetahuan. artinya
filsafatnya ilmu lebih menaruh perhatian terhadap problem mendasar ilmu
pengetahuan, seperti apa hakikat ilmu itu sesungguhnya? Bagaimana cara
memperoleh kebenaran ilmiah? Apa fungsi ilmu pengetahuan itu bagi manusia?
Dari sudut objek material, beberapa ilmu mempunyai kesamaan, tapi berdasarkan
objek formal, ilmu-ilmu itu berbeda. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan berikut
ini. Objek formalnya kita atau batang. Bagaimana kita tau adanya pohon.
Bagaimana pohon itu ada batangnya. Seorang ahli ekonomi akan mengarahkan
perhatiannya (objek formal) pada aspek ekonomi dari pohon itu. Misalnya berapa
harga buahnya, kayunya kalau dijual. Seorang ahli pertanian mempunyai sudut
pandangan yang khusus yang menyangkut pertumbuhan pohon itu. Misalnya
bagaimana caranya agar pohon kelapa itu tumbuh subur. Seorang ahli biologi akan
mengarahkan perhatiannya pada unsur-unsur yang terkandung dalam pohon, daun
dan buahnya. Seorang ahli hukum mengarahkan perhatiannya pada siapa yang
memiliki pohon itu. Sehingga dapat dikatakan objek formal filsafat ilmu adalah
ialah sudut pandang dalam penyelidikan atau pengamatan, atau hakikat dari segala
sesuatu yang ada.

3. Dalam pembentukan suatu argumen atau hasil pemikiran/penalaran yang logis


diperlukan logika berfikir, baik deduktif maupun induktif. Jelaskan dan
berikan contoh penggunaan logika dalam berfikir tersebut.
- Berfikir deduktif merupakan pengambilan kesimpulan secara logis berdasarkan
premis-premis (asumsi) yang ada. Premis di sini merupakan asumsi, pemikiran,
dan landasan kesimpulan yang dianggap benar. Berikut ini contoh pengambilan
kesimpulan dari premis-premis secara deduktif. Menurut penalaran deduktif, jika
premis-premis yang disediakan benar, maka kesimpulannya pasti benar atau valid.
Jadi, kalo ternyata kesimpulannya gak benar atau gak valid, berarti ada yang salah
sama premis-premisnya.

Premis 1: Setiap hewan adalah makhluk hidup.


Premis 2: Kucing adalah hewan.
Maka, kucing adalah makhluk hidup.
Kalau dilihat lagi, sebenarnya ada pola dalam penalaran deduktif.
Setiap hewan (A) adalah makhluk hidup (B). → A=B
Setiap anjing (C) adalah hewan (A). → C=A
Maka, anjing adalah makhluk hidup. → Maka, C=B

- Berfikir induktif mengambil kesimpulan dari premis-premis umum (pengamatan,


data, fakta) lalu kemudian mengambil kesimpulan yang bersifat spesifik
(hipotesis). 

Contohnya, saya mengamati bahwa udara di Karawang, udara di Jakaerta, dan udara
di Bekasi juga panas. Maka, saya menyimpulkan bahwa udara di kota itu panas.
Sebenarnya, penalaran induktif memiliki beberapa bentuk seperti generalisasi,
analogi, dan hubungan kausal. Jadi, deduktif itu dari premis umum ke kesimpulan
yang spesifik, sedangkan induktif mulai dari premis spesifik ke kesimpulan umum
(generalisasi). Selain itu, kesimpulan dari deduktif haruslah valid atau benar.
Sedangkan, kesimpulan dari induktif memiliki kemungkinan benar karena sains bisa
berubah dan terus berkembang.

4. Deskripsikan dan petakan keberadaan mata kuliah Filsafat Ilmu dalam


kerangka keseluruhan program studi anda. Bagaimanakah peran6 mata kuliah
ini dalam upaya mengembangkan mahasiswa menjadi ilmuwan dan
profesional?

Mata kuliah Filsafat ilmu merupakan mata kuliah dasar keilmuan yang memberikan
bekal awal kepada mahasiswa tentang filsafat ilmu. Mata kuliah ini membahas topik-
topik filsafat dan pemikiran filsafat, filsafat ilmu yang meliputi ontologi,
epistemologi, dan aksiologi. Artinya filsafat itu merupakan ilmu yang digunakan
untuk mengetahui segala sesuatu yang ada (Surajiyo, 2008:6). Filsafat adalah induk
semua ilmu pengetahuan karena memberi sumbangan dan peran sebagai induk yang
melahirkan dan membantu mengembangkan ilmu pengetahuan hingga ilmu
pengetahuan itu dapat hidup dan berkembang. Filsafat membantu ilmu pengetahuan
untuk bersikap rasional dalam mempertanggung-jawabkan ilmunya. Pertanggung-
jawaban secara rasional di sini berarti bahwa setiap langkah langkah harus terbuka
terhadap segala pertanyaan dan sangkalan dan harus dipertahankan secara
argumentatif, yaitu dengan argumen-argumen yang obyektif (dapat dimengerti secara
intersubjektif). Setelah mengikuti matakuliah filsafat ilmu, kami terkhusus saya
memiliki pengetahuan yang memadai tentang pemikiran filsafat, cabang-cabang
filsafat ilmu, hubungan antara ilmu,moral dan agama.

Filsafat ilmu adalah filsafat yang menelusuri dan menyelidiki sesuatu mengenai semua ilmu
secara mendalam dan secara meluas, terutama hakekatnya, tanpa melupakan metodenya.
Filsafat ilmu menuntut jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
1)   Apa yang dapat diketahui? (Jawabannya: Metafisika)
2)   Apa yang seharusnya diketahui? (Jawabannya: Etika)
3)   Sampai dimana harapan kita? (Jawabannya: Agama)
4)   Apa itu manusia? (Jawabannya: Antropologi) (Bakry dalam Tafsir, 1990:9)
Peran mata kuliah  filsafat sangat berpengaruh dalam lingkup mahasiswa.
Pertama, mampu memikirkan suatu masalah secara mendalam dan kritis, dapat
membentuk argumen dalam bentuk lisan maupun tulisan secara sistematis dan kritis,
serta mengkomunikasikan ide secara efektif. Mahasiswa bukan hanya menghadapi
pikirannya, tetapi mengolah, mengkritisi, dan menatanya sedemikian rupa dengan
pola penalaran yang logis maupun metode pemikiran yang khas untuk membangun
dunia keilmuannya yang khas. Mahasiswa, dalam proses pembelajarannya di
perguruan tinggi terarah sepernuhnya untuk mengerjakan pikiran-pikiran
keilmuannya, baik untuk kepentingan pengembangan ilmu secara luas maupun untuk
penerapan dalam memecahkan permasalahan kehidupan di dalam lingkungannya.

5. Untuk mencari kebenaran dalam ilmu pengetahuan seringkali disandarkan


pada kebenaran empiris dan kebenaran logis. Jelaskan apa yang dimaksud
kebenaran tersebut dan berilah contoh jika kebenaran empiris dan logis benar,
kebenaran empiris dan logis salah, kebenaran logis benar tapi kebenaran
empiris salah dan kebenaran logis salah tapi kebenaran empiris benar!
- Kebenaran Empirisme adalah suatu aliran dalam filsafat yang menyatakan
bahwa semua pengetahuan berasal dari pengalaman indra manusia. Dalam
empirisme, kebenaran hanya dapat diperoleh melalui pengalaman.
Kebenaran emperis bersifat konsisten, nyata, rill, sistematis dan sesuai fakta yang
ada. Contohnya seperti manusia membutuhkan bernafas, telinga bisa mendengar,
tangan bisa meraba, tumbuh-tumbuhan membutuhkan cahaya matahari dan lain
sebagainya dalam ilmu pengetahuan alam.
- Kebenaran logis adalah kesesuaian akal budi (pengetahuan) pada objek -
objeknya. Kebenaran logis adalah akal budi yang sesuai dengan realitasnya.
“berlian ini adalah asli” suatu kebenaran diucapkan jika keaslian benar-benar
terdapat pada berlian tersebut, yakni apabila keputusan sesuai atau cocok dengan
apa adanya.
Contoh :
1. Kebenaran empiris dan logis benar
- Semua manusia akan mati. Dian adalah manusia. Jadi, Dian akan mati. (Ada
tiga pernyataan: dua pertama adalah premis, satu terkahir adalah kesimpulan)
- Kedipan mata yang dilakukan oleh seseorang misalnya, bisa mengandung
bermacam-macam makna. Bisa berarti kedua orang itu menggunakan bahasa-bahasa
isyarat untuk melakukan kongkalikong. Bisa pula kedipan mata itu terjadi karena
orang tersebut memang mata sebelahnya cacat sehingga selalu berkedip. Mungkin
juga orang tersebut sedang mengejek orang yang kedipannya tidak baik, atau dia
sedang bermain peran. Kalau semua peristiwa (mengedip-ngedipkan mata) difoto atau
difilmkan mungkin tidak ada perbedaan, namun maknanya pastilah berbeda-beda.
2. Kebenaran empiris dan logis salah
Hal hal yang tidak bisa diverifikasi oleh keduanya, misalnya hal-hal ghaib, mistis,
hidup setelah mati, dan semua yang berjalan di ranah intuisionis.
3. Kebenaran logis benar tapi kebenaran empiris salah
Rel kereta api, empiris mengatakan bahwa rel kereta api itu berbentuk kerucut
yang besar diawal dan kecil diujungnya sehingga terlihat seperti titik hitam
saja. Sedangkan menurut rasio logis, itu adalah pembiasan optik yang
sebenarnya rel kereta api ukuran panjangnya dan lebarnya konstan.
4. Kebenaran logis salah tapi kebenaran empiris benar
Seperti contohnya yang dirasakan oleh panca indra. Rasionalisme tidak akan
menjangkau rasanya cabe, walaupun diadakannya seminar yang lama. Hanya
empirisme yang bisa memverifikasi rasa cabe; tinggal dijilat saja akan terassa
pedas.

Anda mungkin juga menyukai