Anda di halaman 1dari 17

UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)

MATA KULIAH FILSAFAT ILMU

DISUSUN OLEH :

NAMA : Chercules, S.Pd (06052682125011)


DOSEN PENGAMPUH : Dr.Sardianto M. S. M.Si.,M.Pd

PROGRAM PASCASARJANA PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021
UTS MK. FILSAFAT ILMU
Prodi: S2 Pendidikan Fisika FKIP Unsri
Tanggal: 22 Oktober 2021
Dosen: Dr. Sardianto Markos Siahaan, M.Si., M.Pd.

Petunjuk:
 Bacalah setiap pertanyaan dengan cermat. Mulailah dari yang paling bisa anda jawab.
 Bekerjalah secara mandiri, & kumpulkan jawaban anda di elearning.unsri.ac.id
 sebelum batas waktui berakhir ( 1 minggu).
 Ujian ini sifatnya open book. Lampirkan daftar referensi yang anda gunakan.

Soal:
1. Dalam setiap ilmu pengetahuan memilki objek formal dan objek material. Apa makna
objek formal dan objek material tersebut? Berikan contoh agar lebih mengklarifikasi
jawaban anda!
2. Jelaskan makna ilmu, bagaimanakah perkembangan suatu jenis pengetahuan menjadi ilmu,
berikan contoh!
3. Apa yang anda ketahui tentang Ontologi, Epistimologi, dan Aksiologi? Pilihlah salah satu
teori, hukum atau prinsip yang ada dalam fisika, lalu tinjaulah teori, hukum atau prinsip
tersebut dari aspek Ontologi, Epistimologi, dan Aksiologi.
4. Berikan contoh perkembangan ilmu fisika ditinjau dari filsafat ilmu.

Selamat bekerja, semoga sukses.

JAWABAN

1. Objek formal adalah cara yang digunakan untuk mengetahui ilmu itu sendiri, ataupun
prespektif yang digunakan seseorang untuk memahami dan mengetahui objek material.
Contohnya: ilmu yang dikaji dari suatu objek material seperti manfaat dan khasiat daun teh
hijau sehingga pengetahuan itu bisa diambil dan dikembangkan dapat di kaji untuk berbagai
macam keperluan. Sedangkan Objek material adalah sesuatu yang realitasnya ada.
Contohnya: nama-nama zat material yang ada di alam (daun, akar, bunga, dan lain
sebagainya).
2. Makna Ilmu adalah pengetahuan, pengetahuan yang berasaskan kenyataan dan telah
disusun dengan baik. Ilmu bukan sekadar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkumi
sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik
diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu.
a.    Ilmu menurut Arthur Thomson

Ilmu sebagai pelukisan fakta-fakta pengalahan secara lengkap dan konsisten dalam istilah-
istilah sesederhana mungkin.

b.    Ilmu menurut Thomas Kuhn

Ilmu adalah himpunan aktivitas yang menghasilkan banyak penemuan, baik dalam bentuk
penolakan maupun pengembangannya.

c.     Ilmu menurut M. Izuddin Taufiq

Ilmu adalah penelusuran data atau informasi melalui pengamatan, pengkajian, dan
eksperimen, dengan tujuan menetapkan hakikat, landasan dasar ataupun asal usulnya.

d.    Ilmu menurut Mohammad Hatta

Ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan hukum kausal dalam suatu golongan
masalah yang sama tabiatnya, maupun kedudukannya tampak dari luar, maupun menurut
hubungannya dari dalam.

e.     Ilmu menurut Ralp Ross dan Ernest Van Den

Ilmu adalah yang empiris, rasinal, umum dan sistematik, dan keempatnya serentak.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa ilmu adalah pengetahuan,
pengetahuan yang dimaksud adalah pengetahuan yang pasti, eksak dan benar-benar
terorganisasi. Jadi pengetahuan yang berasaskan kenyataan dan tersusun baik.

Dasar-Dasar Pengetahuan

Pengetahuan mampu dikembangkan manusia disebabkan dua hal utama, yakni:

1)        Manusia mempunyai bahasa yang mampu mengkomunikasikan informasi dan jalan


pikiran yang melatarbelakangi informasi tersebut.

2)        Manusia mampu mengembangkan pengetahuannya dengan cepat dan mantap, adalah


kemampuan berpikir menurut suatu alur kerangka berpikir tertentu.

Dasar-dasar pengetahuan dapat diperoleh dengan cara antara lain, yaitu: penalaran, logika,
sumber pengetahuan dan kriteria kebenaran.

1)        Penalaran

Penalaran merupakan suatu proses berpikir dalam menarik suatu kesimpulan yang berupa
pengetahuan. Manusia pada hakikatnya merupakan makhluk yang berpikir, merasa, bersikap,
dan bertindak. Sikap dan tindakannyayang bersumber pada pengetahuan yang didapatkan
lewat kegiatan merasa atau berpikir. Penalaran menghasilkan pengetahuan yang dikaitkan
dengan kegiatan berpikir dan bukan dengan perasaan.
Berpikir merupakan suatu kegiatan untuk menemukan pengetahuan yang benar. apa yang
disebut benar bagi tiap orang adalah tidak sama maka oleh sebab itu kegiatan proses berpikir
untuk menghasilkan pengetahuan yang benar itu pun juga berbeda-beda. Dapat dikatakan
bahwa tiap jalan pikiran mempunyai apa yang disebut sebagai criteria kebenaran, dan criteria
kebenaran ini merupakan landasan bagi proses penemuan kebenaran tersebut. penalaran
merupakan suatu proses penemuan kebenaran di mana tiap-tiap jenis penalaran mempunyai
kriteria kebenarannya masing-masing.

Sebagai suatu kegiatan berpikir maka penalaran mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

a.         Logis

b.        Analitik

Kegiatan berpikir yang tidak berdasarkan penalaran antara lain yaitu:

a.         Perasaan

b.        Intuisi

2)        Logika

Buah dari berpikir adalah pengetahuan. berpikir adalah suatu proses, proses berpikir ini biasa
disebut sebagai bernalar. Dalam bernalar manusia melakukan proses berpikir untuk berusaha
tiba pada pernyataan baru yang merupakan kelanjutan runtut dari pernyataan lain yang telah
diketahui. Pernyataan yang telah diketahui disebut pangkal piker (premise), sedang
pernyataan baru yang diturunkan dinamakan simpulan (conclusion). Cara penarikan simpulan
yang sahih (valid) sesuai dengan cara tertentu disebut logika.

Cara penarikan simpulan dibedakan menjadi dua jenis, yakni:

a.         Logika Induktif

b.        Logika Deduktif.

3)        Sumber Pengetahuan

Untuk mendapatkan pengetahuan yang benar pada dasarnya ada dua sumber utama yang
perlu diketahui oleh setiap manusia, yaitu berbasarkan rasio dan pengalaman manusia.
Pengetahuan yang diperoleh melalui sumber rasio, kebenarannya hanya didasarkan pada
kebenaran akan pikiran semata, pendapat ini dikembangkan oleh para rasionalis dan penganut
paham ini disebut dengan istilah kaum rasionalisme. Sebaliknya, orang yang berpendapat
bahwa sumber pengetahuan diperoleh melalui pengalaman, kebenaran pengetahuan hanya
didasarkan pada fakta-fakta yang ada di lapangan, sedangkan orang yang menganut paham
ini disebut sebagai kaum empirisme.

Disamping rasionalisme dan empirisme masih terdapat cara untuk mendapatkan pengetahuan
yang lain, yaitu intuisi dan wahyu.
4)        Kriteria Kebenaran

Kriteria kebenaran antara lain, yaitu:

a.         Teori kebenaran yang didasarkan pada teori koherensi (saling berhubungan)

b.         Teori kebenaran yang didasarkan pada teori korespondensi

c.         Teori kebenaran yang didasarkan pada teori pragmatism.

Berdasarkan uraian mengenai dasar-dasar pengetahuan di atas maka cara mendapatkan


pengetahuan untuk menjadi sebuah ilmu harus menggunakan metode ilmiah. Metode ilmiah
mencoba menghubungkan cara berpikir induktif dan cara berpikir deduktif dalam
membangun tubuh pengetahuannya. Maka perkembangan pengetahuan menjadi ilmu dapat
menggunakan langkah-langkah berikut:

a.         Rumusan masalah

b.         Menentukan khasanah pengetahuan ilmiah

c.         Penyusunan kerangka berpikir dalam penyusunan hipotesis

d.        Penyusunan hipotesis

e.         Pengujian hipotesis

f.          Penarikan kesimpulan

Selain melalui tahap-tahap di atas perkembangan pengetahuan menjadi pengetahuan ilmiah


atau ilmu (science) harus memenuhi syarat-syarat tertentu yaitu: berobjek, bermetoda,
bersistem, dan bersifat universal. Pengetahuan ilmiah atau ilmu (science) ini hanya bisa
dimiliki oleh beberapa orang saja.

Contoh Hasil dari pengetahuan menjadi sebuah ilmu:

1)        Ilmu menurut filosofi Albert Einstein :

Ilmu pengetahuan hanya dapat diciptakan oleh mereka yang dipenuhi dengan gairah untuk
mencapai kebenaran dan pemahaman. Semua ilmu tidak lebih dari sebuah penyempurnaan
dari pemikiran sehari-hari. Tetapi, sumber perasaan itu berasal dari tataran agama. Termasuk
di dalamnya adalah keimanan pada kemungkinan bahwa semua peraturan yang berlaku pada
dunia wujud itu bersifat rasional. Kita tidak dapat memecahkan masalah kita menggunakan
pemikiran yang sama kita gunakan ketika kita diciptakan. Setiap kebodohan bisa cerdas
membuat sesuatu yang lebih besar, lebih kompleks dan lebih agresif. Tetapi itu membutuhkan
sentuhan jenius dan banyak keberanian untuk bergerak dalam arah yang berlawanan. Satu-
satunya hal yang anda masukkan dalam pendidikan saya adalah pendidikan. Yang paling
penting adalah untuk tidak berhenti bertanya-tanya. keingintahuan memiliki alasan sendiri
untuk ada. Satu-satunya hal berharga dan nyata adalah intuisi.

Latar belakang filsafat ilmunya:

Ia lahir pada tanggal 14 Maret 1879 dan meninggal pada tanggal 18 April 1955 (umur 76


tahun). Alberth Einstein adalah seorang ilmuwan fisika. Dia mengemukakan teori
relativitas dan juga banyak menyumbang bagi pengembangan mekanika kuantum, mekanika
statistik, dan kosmologi. Dia dianugerahi Penghargaan Nobel dalam Fisika pada tahun 1921
untuk penjelasannya tentang efek fotoelektrik dan “pengabdiannya bagi Fisika Teoretis”.
Karyanya yang lain berupa gerak Brownian, efek fotolistrik, dan rumus Einstein yang paling
dikenal adalah E=mc². Di artikel pertamanya di tahun 1905 bernama “On the Motion-
Required by the Molecular Kinetic Theory of Heat-of Small Particles Suspended in a
Stationary Liquid“, mencakup penelitian tentang gerakan Brownian. Menggunakan teori
kinetik cairan yang pada saat itu kontroversial, dia menetapkan bahwa fenomena, yang masih
kurang penjelasan yang memuaskan setelah beberapa dekade setelah ia pertama kali diamati,
memberikan bukti empirik (atas dasar pengamatan dan eksperimen) kenyataan pada atom.
Dan juga meminjamkan keyakinan pada mekanika statistika, yang pada saat itu juga
kontroversial.

Kontribusi perkembangan ilmu Albert Einstein :

Dia mengemukakan teori relativitas dan juga banyak menyumbang


bagi pengembangan mekanika kuantum, mekanika statistika, dan kosmologi. Adanya teori
khusus dari kenisbian (relativity) tentang “elektrodinamika benda-benda yang bergerak”, dan
dengan itu ia menantang konsep manusia yang ada tentang ruang dan waktu, zat dan energi.
Sendi-sendi tentang teori itu ditegakan dalam dua prakiraan. Pertama, prinsip
kenisbian/relativitas: Segala gerakan adalah nisbi. Hipotesa besar Einstein yang kedua ialah,
bahwa kecepatan cahaya tidak bergantung pada gerakan sumbernya. Cahaya adalah satu-
satunya faktor konstan yang tidak berubah-ubah di alam ini. Sustainabilitas adalah
kemampuan sains dasar menghasilkan karya yang dapat ditransaksikan/dipasarkan, sehingga
dari apresiasi transaksi tersebut sains dasar dapat membiayai pertumbuhannya. Menghilirkan
sains dasar adalah upaya untuk menghasilkan sustainabilitas.  Karya yang dapat
ditransaksikan/ dipasarkan tidak hanya berarti karya tersebut menghasilkan barang, metode
atau algoritma, tetapi juga karya tersebut dapat mengeluarkan impact yang besar, baik di
bidangnya atau pun di luar bidangnya.

2)        Ilmu menurut filosofi Keppler:

Hukum Gerakan Planet Keppler, yang menjelaskan pergerakan dan perlintasan planet-planet
dengan Matahari sebagai porosnya. Teori ini masih memiliki beberapa kekurangan, dan
akhirnya disempurnakan oleh Newton dengan menyertakan gaya gravitasi sebagai salah satu
elemen yang turut pula mempengaruhi pergerakan planet-planet di sekitar Matahari ini.
Newton menyimpulkan bahwa partikel submikroskopis yang membentuk segala materi
(fisika partikel) hingga perilaku materi alam semesta sebagai satu kesatuan kosmos.
Latar belakang filsafat ilmunya:

Johannes Kepler (1571 M-1630 M), adalah astronom jerman, Matematikawan dan astrolog.
Ia paling di kenal melalui hukum gerakan planetnya. Kepler juga ahli optic dan astronomi.
Penjelasannya tentang pembiasan cahaya tertuang dalam buku Supplement To Witelo,
Expounding The Optical Part Of Astronomy. Ia orang pertama yang menjelaskan cara kerja
mata.

Kontribusinya terhadap perkembangan ilmu:

Keppler sangat dihargai bukan hanya dalam bidang matematika, tetapi juga di bidang optik
dan astronomi. Penjelasan Kepler tentang pembiasan cahaya tertuang dalam
buku Supplement to Witelo, Expounding the Optical Part of Astronomy (Suplemen untuk
Witelo, Menjabarkan Bagian Optik dari Astronomi). Buku Kepler itu adalah tonggak sejarah
di bidang optik. Ia adalah orang pertama yang menjelaskan cara kerja mata. Kepler mengerti
bahwa matahari bukan sekadar pusat dari tata surya. Matahari juga berfungsi seperti sebuah
magnet, berputar pada porosnya dan mempengaruhi gerakan planet-planet. Bagi Kepler,
semua planet adalah benda-benda fisik yang dengan harmonis diaturoleh serangkaian hukum
yang beragam. Apa yang telah ia pelajari dari Mars dan Bumi pasti berlaku juga atas semua
planet. Jadi, ia menyimpulkan bahwa setiap planet mengitari matahari dalam orbit elips pada
kecepatan yang bervariasi sesuai dengan jaraknya dari matahari. Karya Kapler yang lain
berupa buku Mysterium cosmographicum (Misteri Kosmmografis), Astronomiae Pars
Optica (Bagian Optik dari Astronomi), De Stella nova in pede Serpentarii (Tentang Bintang
Baru di Kaki Ophiuchus), Astronomia nova (Astronomi Baru), Dioptrice (Dioptre), Epitome
astronomiae Copernicanae (diterbitkan dalam tiga bagian dari 1618-1621), Harmonice
Mundi (Keharmonisan Dunia), Tabulae Rudolphinae (Tabel-Tabel Rudolphine),
dan Somnium (Mimpi).

3)        Ilmu menurut filosofi Gregor Johann Mendel:

Pertama, Mendel mengetahui bahwa pada semua organisme hidup terdapat "unit dasar" yang
kini disebut gene yang secara khusus diturunkan oleh orang tua kepada anak-anaknya. Dalam
dunia tumbuh-tumbuhan yang diselidiki Mendel, tiap ciri pribadi, misalnya warna benih,
bentuk daun, ditentukan oleh pasangan gene. Suatu tumbuhan mewariskan satu gene tiap
pasang dari tiap "induk"-nya. Mendel menemukan, apabila dua gene mewariskan satu
kualitas tertentu yang berbeda (misalnya, satu gene untuk benih hijau dan lain gene untuk
benih kuning) akan menunjukkan dengan sendirinya dalam tumbuhan tertentu itu.
Tetapi, gen yang berciri lemah tidaklah terhancurkan dan mungkin diteruskan kepada
tumbuhan keturunannya. Mendel menyadari, tiap kegiatan sel atau gamete (serupa
dengan sperma atau sel telur). Ini akhirnya menjadi dasar ilmu filsafat mengenai asal usul
manusia, bahwa manusia  mempunyai gen yang dapat diturunkan.

Latar belakang filsafat ilmunya:

Dalam dunia tumbuh-tumbuhan yang diselidiki Mendel, tiap ciri pribadi, misalnya
warna benih, bentuk daun, ditentukan oleh pasangan gene. Suatu tumbuhan mewariskan
satu gene tiap pasang dari tiap "induk"-nya. Mendel menemukan, apabila
dua gene mewariskan satu kualitas tertentu yang berbeda (misalnya,
satu gene untuk benih hijau dan lain gene untuk benih kuning) akan menunjukkan dengan
sendirinya dalam tumbuhan tertentu itu. Tetapi, gen yang berciri lemah tidaklah terhancurkan
dan mungkin diteruskan kepada tumbuhan keturunannya. Mendel menyadari, tiap
kegiatan sel atau gamete (serupa dengan sperma atau sel telur pada manusia) berisi cuma
satu gene untuk satu pasang. Dia juga menegaskan, adalah sepenuhnya suatu kebetulan
bilamana gen dari satu pasang terjadi pada satu gamete dan diteruskan kepada keturunan
tertentu.

Kontributsinya terhadap perkembangan ilmu:

Temuan Mendel memunyai implikasi penting. Karyanya membantah adanya percampuran


dalam keturunan, yaitu pemikiran bahwa ciri-ciri orang tua diwariskan kepada anak dan
kemudian bercampur, lalu diturunkan ke generasi berikut dalam bentuk campuran.
Eksperimen Mendel membuktikan justru kebalikannyalah yang benar; zat genetika yang
diwarisi dari orangtua hanya bergabung untuk sementara waktu dalam diri anak, dan dalam
generasi berikutnya zat genetik pecah menjadi satuan-satuan yang ada dalam induk aslinya.
Dengan kata lain, zat genetika itu sendiri tidak berubah.

Ketika karya Mendel ditemukan kembali awal tahun 1900-an, reaksi awal para ilmuwan
adalah menentang Darwinisme. Dalam bukunya, "Processes of Organic Evolution", G.L.
Stebbins membahas "pertentangan keras mengenai hakikat keragaman keturunan dan proses-
proses evolusi antara penganut Mendel awal, terutama de Vries dan para naturalis Darwin
kontemporer." Baru pada tahun 1920-an, setelah ada modifikasi yang cukup berarti tentang
mekanisme evolusi, para ilmuwan mulai menyatakan bahwa evolusi cocok dengan temuan
Mendel.

Penelitian Mendel menunjukkan secara gamblang tentang stabilitas dasar dari berbagai jenis
tumbuhan dan hewan yang diciptakan, sedangkan kaum evolusionis selama puluhan tahun
berupaya untuk memasukkan hal ini ke dalam kerangka Darwin. Karya Mendel tidak
mendukung gagasan evolusioner yang mengatakan bahwa satu spesies dapat berevolusi
menjadi spesies lain. Dalam hal ini, banyak ilmuwan seperti Isaac Asimov mengatakan
bahwa "kelemahan terbesar dalam teori Darwin telah dilengkapi dengan temuan Mendel."

4)        Ilmu menurut filosofi Nicolaus Copernicus (1473-1543)

Corpenicus mengemukakan bahwa matahari berada di pusat jagad raya, dan bumi memiliki
dua macam gerak, yaitu berputar pada porosnya, dan berputar mengililingi matahari. Teori ini
disebut heliosentrisme, dimana matahari sebagai pusat jagad raya, bukan bumi seperti yang di
ungkapkan Ptolomeus, yaitu bumi sebagai pusat jagad raya.

Latar belakang filsafat ilmunya:

Nicolaus Capernicus (1473 M-1543 M), adalah seorang astronom, matematikawan, dan
ekonom yang berkembangsaan Polandia. Ia mengembangkan Teori Heliosentris (Tata
Surya  berpusat di matahari).
Kontributsinya terhadap perkembangan ilmu:

Di tahun 1533, tatkala usianya menginjak enam puluh tahun, Copernicus mengirim berkas
catatan-catatan ceramahnya ke Roma. Di situ dia mengemukakan prinsip-prinsip pokok
teorinya tanpa mengakibatkan ketidaksetujuan Paus. Baru tatkala umurnya sudah mendekati
tujuh puluhan, Copernicus memutuskan penerbitan bukunya, dan baru tepat pada saat
meninggalnya dia dikirimi buku cetakan pertamanya dari si penerbit. Ini tanggal 24 Mei
1543.

Dalam buku itu Copernicus dengan tepat mengatakan bahwa bumi berputar pada porosnya,
bahwa bulan berputar mengelilingi matahari dan bumi, serta planet-planet lain semuanya
berputar mengelilingi matahari. Tapi, seperti halnya para pendahulunya, dia membuat
perhitungan yang serampangan mengenai skala peredaran planet mengelilingi matahari. Juga,
dia membuat kekeliruan besar karena dia yakin betul bahwa orbit mengandung lingkaran-
lingkaran. Jadi, bukan saja teori ini ruwet secara matematik, tapi juga tidak betul. Meski
begitu, bukunya lekas mendapat perhatian besar. Para astronom lain pun tergugah, terutama
astronom berkebangsaan Denmark, Tycho Brahe, yang melakukan pengamatan lebih teliti
dan tepat terhadap gerakan-gerakan planet. Dari data-data hasil pengamatan inilah yang
membikin Johannes Kepler akhirnya mampu merumuskan hukum-hukum gerak planet yang
tepat.

Meski Aristarchus lebih dari tujuh belas abad lamanya sebelum Copernicus sudah
mengemukakan persoalan-persoalan menyangkut hipotesa peredaran benda-benda langit,
adalah layak menganggap Copernicuslah orang yang memperoleh penghargaan besar. Sebab,
betapapun Aristarchus sudah mengedepankan pelbagai masalah yang mengandung inspirasi,
namun dia tak pernah merumuskan teori yang cukup terperinci sehingga punya manfaat dari
kacamata ilmiah. Tatkala Copernicus menggarap perhitungan matematik hipotesa-hipotesa
secara terperinci, dia berhasil mengubahnya menjadi teori ilmiah yang punya arti dan guna.

Teori Copernicus telah merevolusionerkan konsep kita tentang angkasa luar dan sekaligus
sudah merombak pandangan filosofis kita. Namun, dalam hal penilaian mengenai arti penting
Copernicus, haruslah diingat bahwa astronomi tidaklah mempunyai jangkauan jauh dalam
penggunaan praktis sehari-hari seperti halnya fisika kimia dan biologi. Sebab, hakekatnya
orang bisa membikin peralatan televisi, mobil, atau pabrik kimia modern tanpa mesti secuwil
pun menggunakan teori Copernicus. (Sebaliknya, orang tidak bakal bisa membikin benda-
benda itu tanpa menggunakan buah pikiran Faraday, Maxwell, Lavosier atau Newton).

Tetapi, jika semata-mata kita mengarahkan perhatian hanya semata-mata kepada pengaruh
langsung Copernicus di bidang teknologi, kita akan kehilangan arti penting Copernicus yang
sesungguhnya. Buku Copernicus punya makna yang tampaknya tak memungkinkan baik
Galileo maupun Kepler menyelesaikan kerja ilmiahnya. Kesemua mereka adalah pendahulu-
pendahulu yang penting dan menentukan bagi Newton, dan penemuan merekalah yang
membikin kemungkinan bagi Newton merumuskan hukum-hukum gerak dan gaya beratnya.
Secara historis, penerbitan De Revolutionobus Orbium Coelestium merupakan titik tolak
astronomi modern. Lebih dari itu, merupakan titik tolak pengetahuan modern.
5)        Ilmu menurut Rene Descartes

Rene Descartes menyatukan  logika Aristoteles dan Geometri Euclide dengan bantuan


disiplin aritmatika dan disempurnakan oleh masyarakat muslim yang disebut dengan aljabar.
Kemudian lahirlah geometri analitik yang kita kenal dengan matematika. Namun orang yang
sangat berjasa adalah Galelio Galilei (1642-1727) yang merumuskan gerak benda dengan
teori gravitasi. Pada tahun ini juga Newton menemukan matematika baru yang disebut
dengan kalkulus yang mampu membuat deskripsi dan analisis mengenai perubahan, dengan
kalkulus inilah Newton menyempurnakan teori Keppler mengenai tata surya ke dalam teori
gravitasi. Menjelang akhir abad ke 19 lahirlah mekanika kuantum dan  mekanika glombang
oleh Max Plank yang menemukan energi cahaya (butir-butir cahaya).

3. Apa yang anda ketahui tentang Ontologi, Epistimologi, dan Aksiologi? Pilihlah salah satu
teori, hukum atau prinsip yang ada dalam fisika, lalu tinjaulah teori, hukum atau prinsip
tersebut dari aspek Ontologi, Epistimologi, dan Aksiologi.
Jawab:
- Ontologi berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari dua kata: ontos yang memiliki arti
ada atau keberadaan dan logos yang berarti studi atau ilmu tentang. Jadi secara sederhana,
ontologi berarti ilmu atau studi tentang keberadaan atau ada. Di dalam ilmu ontologi terdapat
beberapa aliran, beberapa aliran ontologi terkenal yang berupaya menjelaskan hakikat realitas
antara lain: monisme, dualisme, pluralisme, materialisme, idealisme, nihilisme, dan
agnotisisme. Ontologi juga berbicara tentang realitas supranatural, yaitu aliran mistisisme.
- Epistemologi berdasarkan akar katanya episteme (pengetahuan) dan logos (ilmu yang
sistematis, teori). Secara terminologi, epistemologi adalah teori atau ilmu pengetahuan
tentang metode dan dasar-dasar pengetahuan. Epistemologi adalah suatu disiplin ilmu yang
bersifat evaluative, normative, dan kritis. Evaluatif berguna untuk menilai, normatif berarti
menentukan norma atau tolok ukur bagi kebenaran suatu pengetahuan, dan kritis berarti
banyak mempertanyakan dan melakukan penalaran hasil kegiatan manusia.
- Secara etimologis, aksiologi berasal dari bahasa Yunani yaitu axios yang berarti layak atau
pantas dan logos yang memiliki arti ilmu. Secara sederhana, aksiologi mempelajari tentang
manfaat atau nilai-nilai yang kita peroleh dari sebuah ilmu pengetahuan.
Pengertian Fisika secara Ontologi Fisika adalah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan
penemuan dan pemahaman mendasar hukum-hukum yang menggerakkan Fisika adalah studi
mengenai dunia anorganik fisik, sebagai lawan dari dunia organik
seperti biologi, fisiologi dan lain-lain. Atau dalam pengertian lain fisika adalah ilmu yang
mempelajari/mengkaji  benda-benda yang ada di alam, gejala-gejala, kejadian-kejadian alam
serta interaksi dari benda-benda di alam tersebut secara fisik dan mencoba merumuskannya
secara matematis sehingga dapat dimengerti secara pasti oleh manusia untuk kemanfaatan
umat manusia lebih lanjut. Jadi fisika merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan sains yang
mempelajari sesuatu yang konkret dan dapat dibuktikan secara matematis dengan
menggunakan rumus-rumus persamaan yang didukung adanya penelitian yang terus
dikembangkan oleh para fisikawan.
Pengertian Fisika secara Epistimologi
Menurut sejarah, fisika adalah bidang ilmu yang tertua, karena dimulai dari pengamatan-
pengamatan dari gerakan benda-benda langit. Terdapat dua hal saling terkait yang tidak bisa
dipisahkan di dalam fisika, yaitu pengamatan dalam eksperimen dan telaah teori. Keduanya
tidak dapat dipisahkan saling tergantung satu sama lain. Untuk sesuatu yang baru teori
bergantung pada hasil-hasil eksperimen, tapi di sisi lain arah eksperimen. Awal mula
adanya ilmu fisika ini lebih pada berbagai macam pertanyaan yang timbul dalam benak
manusia mengenai segala apa yang ada dan terjadi di alam ini yang membuat manusia
melakukan berbagai upaya guna mencari jawabannya. Salah satunya adalah dengan
melakukan pengamatan yang dilanjutkan dengan penelitian yang akhirnya akan mendapatkan
suatu hasil sebagai jawaban berupa teori mengenai fenomena alam yang ada dalam hukum-
hukum fisika.  Segala apa yang dikaji dalam fisika tidak lepas dari apa yang telah tersirat
dalam Al-qur’an.

Pengertian Fisika secara Aksiologi

Manusia adalah makhluk yang memiliki tujuan di bumi ini untuk beribadah kepada Allah,
ibadah ini dalam pengertian yang luas dan bukan hanya ibadah yang sifatnya khusus belaka.
Untuk memaksimalkan ibadah dan penghambaan manusia pada Sang Pencipta itu, manusia
harus mengenal Ayat-Ayat Kauniyah yang telah diturunkan sebagai kebenaran bagi manusia.
Salah satu Ayat Kauniyah itu adalah Fisika yang seharusnya menyenangkan, karena dengan
jalan demikian yang merupakan salah satu dari banyak jalan kita dapat lebih memaksimalkan
potensi religiousitas kita. Ketika kita belajar fisika, kita melihat fenomena-fenomena alam
yang begitu menakjubkan. Sehingga akan menambah keimanan kita sebagai hamba Allah.

Tujuan fisika adalah agar kita dapat mengerti bagian dasar dari benda-benda dan interaksi
antara benda-benda, jadi untuk menerangkan gejala-gejala alam. Perkembangan ilmu
fisika dalam kehidupan manusia telah membawa manusia kepada kehidupan yang lebih baik.

5. Berikan contoh perkembangan ilmu fisika ditinjau dari filsafat ilmu.


Perkembangan Akhir Abad ke 19 dan Munculnya Fisika Modern
Kemajuan teori kinetik tidak memuaskan bagi kebanyakan para ahli fisika, karena model
atom seperti bola kecil itu dianggap masih belum cukup kelihatannya menentang anggapan
mengenai struktur dibagian dalam atom tersebut. Kenyataannya memang demikian, beberapa
ilmuwan menolak untuk mengakui adanya, sebab atom berarti tidak dapat dibagi-bagi lagi
dan tidak mungkin dibentuk atau tersusun dari partikel lain. Pendirian begini tidak dapat
dirubah lagi dan telah cukup memuaskan pada periode ini. Mekanika, bunyi, panas, dan
mekanika statistika, elektromagnetik, dan optik semuanya telah mendapat perumusan yang
baik dan akibat-akibatnya telah dikuatkan dengan bermacam-macam cara. Beberapa ahli
memperlihatkan bahwa fisika telah selesai sama sekali, hanya tinggal cara memberi
pengukuran yang lebih teliti dengan bermacam-macam konstanta fisika.
Akan tetapi kepuasan ini belum waktunya, karena praktis tiap-tiap cabang ilmu fisika itu
diperlihatkan dalam abad ke-20 yang memerlukan peninjauan fundamental kembali.
Pembatasan-pembatasan yang diberikan ternyata telah membukakan jalan kepada seseorang
untuk memperoleh fenomena-fenomena dalam skala atom yang memberikan indikasi bahwa
atom itu lebih kompleks daripada yang dipikirkan selama abad ke-19. misalnya spektrum
atom menunjukkan kebingungan yang kompleks. Garis-garis dalam spektrum itu telah dapat
diukur dengan teliti. Seperti pada atom hidrogen dan logam-logam alkali, Balmer dan
Rydberg telah dapat menentukan frekuensi-frekuensi dengan hukum empirisnya yang lebih
teliti. Tidak seorangpun dalam tahun 1900-an mempunyai ide, mengapa atom-atom itu
mempunyai spektrum semacam itu, meskipun beberapa ahli fisika mencoba tanpa berhasil
untuk menerangkannya dengan model klasik. Beberapa observasi selama abad ke-19
menyatakan bahwa atom itu mempunyai struktur dalam yang bersifat listrik.
Percobaan Michelson-Morley, salah satu percobaan paling penting dan masyhur
dalam sejarah fisika, dilakukan pada tahun 1887 oleh Albert Michelson dan Edward Morley
di tempat yang sekarang menjadi kampus Case Western Reserve University. Percobaan ini
dianggap sebagai petunjuk pertama terkuat untuk menyangkal keberadaan eter sebagai
medium gelombang cahaya. Percobaan ini juga telah disebut sebagai titik tolak untuk aspek
teoretis revolusi ilmiah kedua. Albert Michelson dianugerahi hadiah Nobel fisika tahun 1907
terutama untuk melaksanakan percobaan ini.
Dalam percobaan ini Michelson dan Morley berusaha mengukur kecepatan planet
Bumi terhadap eter, yang pada waktu itu dianggap sebagai medium perambatan gelombang
cahaya. Analisis terhadap hasil percobaan menunjukkan kegagalan pengamatan pergerakan
bumi terhadap eter.
Ekperimen Michelson-Morley yang sangat peka tidak mendapatkan gerak bumi
terhadap eter. Ini berarti tidak mungkin ada eter dan tidak ada pengertian gerak absolut.
Setiap gerak adalah relatif terhadap kerangka acuan khusus yang bukan merupakan kerangka
acuan universal.
Dalam eksperimen yang pada hakikatnya membandingkan kelajuan cahaya sejajar
dengan dan tegak lurus pada gerak bumi mengelilingi matahari, juga eksperimen ini
memperlihatkan bahwa kelajuan cahaya sama bagi setiap pengamat, suatu hal yang tidak
benar bagi gelombang memerlukan medium material untuk merambat. Eksperimen ini telah
meletakkan dasar bagi teori relativitas khusus Einstein yang dikemukakan pada tahun 1905,
suatu teori yang sukar diterima pada waktu itu, bahkan Michelson sendiri enggan untuk
menerimanya.
Percobaan Millikan atau dikenal pula sebagai Percobaan oil-drop (1909) saat itu
dirancang untuk mengukur muatan listrik elektron. Rober Millikan melakukan percobaan
tersebut dengan menyimbangkan gaya-gaya antara gaya gravitasi dan gaya listrik pada suatu
tetes kecil minyak yang berada di antara dua buah pelat elektroda. Dengan mengetahui
besarnya medan listrik, muatan pada tetes minyak yang dijatuhkan (droplet) dapat ditentukan.
Dengan mengulangi eksperimen ini sampai beberapa kali, ia menemukan bahwa nilai-nilai
yang terukur selalu kelipatan dari suatu bilangan yang sama. Ia lalu menginterpretasikan
bahwa bilangan ini adalah muatan dari 1 elektron = 1.602 × 10−19 coulomb (satuan SI untuk
muatan listrik).
Tahun 1923, Millikan mendapat sebagian hadiah Nobel bidang fisika akibat
percobaannya ini. Eksperimen ini sejak saat itu sering kali dicoba dari generasi ke generasi
dari siswa-siswa bidang fisika, walaupun demikian agak sulit dan mahal untuk melakukan
eksperimen ini dengan tepat.
Istilah fisika modern diperkenalkan karena banyaknya fenomena-fenomena
mikroskopis dan hukum-hukum baru yang ditemukan sejak tahun 1890. Fenomena
mikroskopis yaitu fenomena-fenomena yang tidak dapat dilihat secara langsung, seperti
elektron, proton, neutron, atom, dan sebagainya. Ahli fisika telah mencoba memecahkan
persoalan tentang struktur atom, elektron, radiasi dengan fisika klasik. Namun, tidak berhasil
menerangkan fenomena-fenomena tersebut. Karena itu para ahli fisika mencari ilmu dan
model-model lain yang baru. Dengan didapatnya teori-teori baru yang dapat menerangkan
fenomena-fenomena mikroskopis itu, maka fisika telah memperluas ilmu ke arah yang lebih
jauh lagi.
Meskipun mekanika klasik hampir cocok dengan teori klasik lainnya seperti
elektrodinamika dan termodinamika klasik, ada beberapa ketidaksamaan ditemukan di akhir
abad 19 yang hanya bisa diselesaikan dengan fisika modern. Khususnya, elektrodinamika
klasik tanpa relativitas memperkirakan bahwa kecepatan cahaya adalah relatif konstan
dengan Luminiferous aether, perkiraan yang sulit diselesaikan dengan mekanik klasik dan
yang menuju kepada pengembangan relativitas khusus. Ketika digabungkan dengan
termodinamika klasik, mekanika klasik menuju ke paradoks Gibbs yang menjelaskan entropi
bukan kuantitas yang jelas dan ke penghancuran ultraviolet yang memperkirakan benda hitam
mengeluarkan energi yang sangat besar. Usaha untuk menyelesaikan permasalahan ini
menuju ke pengembangan mekanika kuantum.
Seperti kata Newton dalam Makna Fisika Baru dalam Kehidupan :
“menciptakan teori baru bukan berarti merobohkan gudang tua untuk dibangun gedung
pencakar langit diatasnya. Ini lebih seperti mendaki gunung, makin ke atas makin luas
pandangannya, makin menemukan hubungan antara titik awal pendakian dengan hal-hal
disekelilingnya yang ternyata sangat kaya raya dan tak terduga sebelumnya. Namun titik awal
tersebut tetap ada dan dapat dilihat, meskipun tampak lebih kecil dari pemandangan luas yang
kita peroleh dari hasil perjuangan mengatasi rintangan selama mendaki ke atas”.
Pada tahun 1900, Max Planck memperkenalkan ide bahwa energi dapat dibagi bagi
menjadi beberapa paket atau kuanta. Ide ini secara khusus digunakan untuk menjelaskan
sebaran intensitas radiasi yang dipancarkan oleh benda hitam. Pada tahun 1905, Albert
Einstein menjelaskan efek fotoelektrik dengan menyimpulkan bahwa energi cahaya datang
dalam bentuk kuanta yang disebut foton. Pada tahun 1913, Niels Bohr menjelaskan garis
spektrum dari atom hidrogen, lagi dengan menggunakan kuantisasi. Pada tahun 1924, Louis
de Broglie memberikan teorinya tentang gelombang benda.
Teori-teori di atas, meskipun sukses, tetapi sangat fenomenologikal, tidak ada
penjelasan jelas untuk kuantisasi. Mereka dikenal sebagai teori kuantum lama. Frase "Fisika
kuantum" pertama kali digunakan oleh Johnston dalam tulisannya Planck's Universe in Light
of Modern Physics (Alam Planck dalam cahaya Fisika Modern).
Mekanika kuantum modern lahir pada tahun 1925, ketika Werner Karl Heisenberg
mengembangkan mekanika matriks dan Erwin Schrödinger menemukan mekanika
gelombang dan persamaan Schrödinger. Schrödinger beberapa kali menunjukkan bahwa
kedua pendekatan tersebut sama.
Heisenberg merumuskan prinsip ketidakpastiannya pada tahun 1927, dan interpretasi
Kopenhagen terbentuk dalam waktu yang hampir bersamaan. Pada 1927, Paul Dirac
menggabungkan mekanika kuantum dengan relativitas khusus. Dia juga membuka
penggunaan teori operator, termasuk notasi bra-ket yang berpengaruh. Pada tahun 1932,
Neumann Janos merumuskan dasar matematika yang kuat untuk mekanika kuantum sebagai
teori operator.
Pada 1927, percobaan untuk menggunakan mekanika kuantum ke dalam bidang di
luar partikel satuan, yang menghasilkan teori medan kuantum. Pekerja awal dalam bidang ini
termasuk Dirac, Wolfgang Pauli, Victor Weisskopf dan Pascaul Jordan. Bidang riset area ini
dikembangkan dalam formulasi elektrodinamika kuantum oleh Richard Feynman, Freeman
Dyson, Julian Schwinger, dan Tomonaga Shin'ichirō pada tahun 1940-an. Elektrodinamika
kuantum adalah teori kuantum elektron, positron, dan Medan elektromagnetik, dan berlaku
sebagai contoh untuk teori kuantum berikutnya.
Interpretasi banyak dunia diformulasikan oleh Hugh Everett pada tahun 1956. Teori
Kromodinamika kuantum diformulasikan pada awal 1960-an. Teori yang kita kenal sekarang
ini diformulasikan oleh Polizter, Gross and Wilzcek pada tahun 1975. Pengembangan awal
oleh Schwinger, Peter Higgs, Goldstone dan lain-lain. Sheldon Lee Glashow, Steven
Weinberg dan Abdus Salam menunjukan secara independen bagaimana gaya nuklir lemah
dan elektrodinamika kuantum dapat digabungkan menjadi satu gaya lemah elektro.
Mekanika kuantum sangat berguna untuk menjelaskan apa yang terjadi di level
mikroskopik, misalnya elektron di dalam atom. Atom biasanya digambarkan sebagai sebuah
sistem di mana elektron (yang bermuatan listrik negatif) beredar seputar nukleus (yang
bermuatan listrik positif). Menurut mekanika kuantum, ketika sebuah elektron berpindah dari
energi level yang lebih tinggi (misalnya n=2) ke energi level yang lebih rendah (misalnya
n=1), energi berupa sebuah cahaya partikel, foton, dilepaskan:
E = hv
di mana
E adalah energi (J),
h adalah tetapan Planck, h = 6,63 x 10-34 (Js)
v adalah frekuensi dari cahaya (Hz).
Dalam spektrometer masa, telah dibuktikan bahwa garis-garis spektrum dari atom
yang di-ionisasi tidak kontinu; hanya pada frekuensi/panjang gelombang tertentu garis-garis
spektrum dapat dilihat. Ini adalah salah satu bukti dari teori mekanika kuantum.

B.Tokoh dan Teori Fisika Modern


Fisika Modern dikembangkan pada awal abad ke-20, di mana rumus dalam fisika
klasik tidak lagi mampu menjelaskan fenomena yang terjadi dalam tingkatan skala yang
sangat kecil. Fisikawan serta teorinya yang berjasa dalam pengembangan fisika modern
adalah sebagai berikut:
1.Albert Einstein (1879-1955), Teori Relativitas Umum dan Khusus
2.Max Planck (1858 - 1947), Teori Radiasi Benda Hitam
3.Arthur Holly Compton (1892 - 1962), Efek Coumpton (sifat partikel dari cahaya)
4.Louis de Broglie (1892 - 1987), Teori tentang dualisme cahaya (partikel-gelombang)
5.Max Born (1882 - 1970), Teori tentang probabilitas fungsi kepadatan dalam persamaan
mekanika kuantum schroedinger
6.Werner Heisenberg (1901 - 1976), Teori Prinsip Ketidakpastian
7.Niels Bohr (1885 - 1962), Berhasil menjelaskan Spektrum atom Hidrogen
8.Erwin Schrodinger (1887 -1961), Berhasil memberikan penjelasan masuk akal terhadap
teori Broglie
9. Richard P. Feynman (1918 - 1988), Teori Elektrodinamika Kuantum
10.Wolfgang Pauli (1900 - 1958), Asas Larangan Pauli
11.Paul A. M. Dirac (1902 - 1984), Teori spin dan momen magnetik electron
12.Enrico Fermi (1901 - 1954), Teori peluruhan Beta
Fisika modern biasanya dikaitkan dengan berbagai perkembangan yang dimulai
dengan teori revalitas khusus dan kuantum. Bidang studi ini menyangkut penerapan kedua
teori baru tersebut untuk memahami sifat atom, inti atom serta berbagai partikel
penyusunnya, kelompok atom dalam berbagai molekul dan zat padat, juga pada skala kosmik
(jagat raya), tentang asal mula dan evolusi alam semesta.
C. Dampak Fisika Modern
Dengan ditemukannya partikel subatom (partikel elementer), yaitu elektron, proton,
dan neutron) menjadikan penelitian fisika mengarah pada fenomena mikroskopis. Kajian
partikel inilah yang menyadarkan para fisikawan dengan penemuan yang paling
menggemparkan (kalangan fisikawan) ialah fisika Newton tidak berlaku untuk realitas mikro.
Pengaruh dari penemuan tersebut telah dan sedang mengubah pandangan dunia (World
view) kita. Eksperimen mekanika kuantum selalu menghasilkan penemuan yang tidak dapat
diprediksi atau dijelaskan oleh fisika Newton. Tetapi meski fisika Newton tidak mampu
menjelaskan fenomena realitas mikroskopis, ia tetap dapat menjelaskan fenomena
makroskopis dengan baik (walalupun sesungguhnya realitas makroskopis tersusun oleh
realitas mikroskopis).
Perbedaan fundamental antara fisika klasik dan kontemporer. Fisika klasik berasumsi
ada eksternal world yang terpisah dari diri kita. Fisika klasik kemudian juga beranggapan
bahwa kita dapat mengamati, mengkalkulasi, dan mengira-ngira dunia luar tersebut tanpa
merubahnya. Menurut fisika klasik, dunia luar tersebut tidak berbeda dengan diri dan
kebutuhan-kebutuhan kita.
Kita juga dapat menunjukkan bahwa cahaya mirip partikel sekaligus mirip
gelombang dengan Hamburan Compton,mirip. sebelumnya untuk mengetahui sifat partikel
dari cahaya digunakan efek fotolistrik, dan menunjukkan cahaya mirip gelombang dengan
eksperimen celah ganda-ganda.
Teori relativitas memperkirakan bahwa kecepatan cahaya adalah relatif konstan dan
setiap gerak adalah relatif terhadap kerangka acuan khusus yang bukan merupakan kerangka
acuan universal.
REFERENSI
http://purwandarielce.blogspot.com/2014/02/uts-filsafat-ilmu.html
https://www.kompasiana.com/windaaryani/5df634fa097f3651e741f432/mengenal-ontologi-
epistemologi-dan-aksiologi-dalam-kehidupan-sehari-hari.
http://baweancitizen.blogspot.com/2013/03/pengertian-fisika-secara-ontologi.html

Anda mungkin juga menyukai