Anda di halaman 1dari 26

FILSAFAT PENDIDIKAN

DISUSUN OLEH :

NAMA : Chercules, S.Pd


NIM : (06052682125011)
DOSEN PENGAMPUH : Dr. Sardianto M. S. M.Si.,M.Pd

PROGRAM PASCASARJANA PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021
Adapun objek kajian fisika dan metode perkembangan ilmunya adalah sebagai berikut:

A. MEKANIKA
yaitu cabang ilmu fisika yang mempelajari tentang gerak. Mekanika terdiri dari 2 bagian yaitu
kinematika dan dinamika. Yang juga termasuk dalam mekanika adalah mekanika kuantum dan
mekanika fluida
Dalam perkembangannya, mekanika dibagi dalam menjadi dua yaitu mekanika klasik dan
mekanika kuantum.
PERKEMBANGAN MEKANIKA KLASIK
Perkembangan mekanika klasik didasarkan pada perkembangan sejarah fisika, yaitu :
Periode I ( Pra Sains  ... sampai dengan 1550 M )
1.      Aristoteles ( 384-332 SM )
Aristoteles dilahirkan di kota Stagira, Macedonia, 384 SM. Ayahnya seorang ahli fisika
kenamaan. Pada umur tujuh belas tahun Aristoteles pergi ke Athena belajar di Akademi Plato.
Dia menetap di sana selama dua puluh tahun hingga tak lama Plato meninggal dunia. Dari
ayahnya, Aristoteles mungkin memperoleh dorongan minat di bidang biologi dan "pengetahuan
praktis".Aristoteles merupakan orang pertama pada periode ini yang mengemukakan cabang
mekanika yang berurusan dengan hubungan timbal balik antara gerak dan gaya yaitu bidang
dinamika. Ia mengemukakan suatu argumen tentang sifat bawaan dari berbagai benda yang
memberikan alasan untuk berbagai sifat tersebut dalam daya intrinsik khusus dari benda itu
sendiri. 
Aristoteles membedakan dua jenis gerak yaitu gerak alamiah (pure motion) dan gerak paksa
(violent motion). Menurutnya tiap unsur memiliki “tempat alamiah” di alam semesta ini seperti
di pusat bumi yang dikelilingi oleh air  udara dan api. Dengan cara serupa, tiap unsur memiliki
suatu gerak alamiah untuk bergerak kearah tempat alamiahnya jika ia tidak ada di sana.
Umumnya, bumi dan air memiliki sifat berat, yaitu cenderung bergerak ke bawah, sementara
udara dan api memiliki sifat levitasi, yaitu cenderung bergerak ke atas. Gerak alamiah ether
adalah melingkar, dan ether selalu dalam tempat alamiahnya.Gerak paksa disebabkan oleh gaya
luar yang dikenakan dan boleh ke sembarang arah. Gerak tersebut akan berhenti segera setelah
gaya dihilangkan. Salah satu kekurangan dinamika Aristoteles adalah bahwa kecepatan sebuah
benda akan menjadi tak hingga jika tak ada resistansi terhadap geraknya. Adalah sukar sekali
bagi para penganut aliran Aristoteles (Aristotelian) untuk membayangkan gerak tanpa resistansi.
2.      Archimedes (287-212 SM)
Archimedes ilmuwan Yunani abad ke-3 SM. Archimedes adalah seorang arsitokrat. Archimedes
adalah anak astronom Pheidias yang lahir di Syracuse, koloni Yunani yang sekarang dikenal
dengan nama Sisilia. Membicarakan Archimedes tidaklah lengkap tanpa kisah insiden
penemuannya saat dia mandi. Saat itu dia menemukan bahwa hilangnya berat tubuh sama dengan
berat air yang dipindahkan. Cabang lain mekanika adalah statika.Ia merupakan studi benda-
benda diam karena kombinasi berbagai gaya. Perintis bidang ini adalah
Archimedes..”Archimedes adalah orang yang mendasarkan penemuannya dengan eksperiman.
Sehingga, ia dijuluki Bapak IPA Eksperimental.
3.      Eratoshenes (273 – 192 SM)
 Eratoshenes melakukan penghitungan diameter bumi pada tahun 230 SM. Dia menengarai
bahwa kota Syene di Mesir terletak di equator, dimana matahari bersinar vertikal tepat di atas
sumur pada hari pertama musim panas.  Eratoshenes mengamati fenomena ini tidak dari
rumahnya, dia menyimpulkan bahwa matahari tidak akan pernah mencapai zenith di atas
rumahnya di Alexandria yang berjarak 7° dari Syene. Jarak Alexandria dan Syene adalah 7/360
atau 1/50 dari lingkaran bumi yang dianggap lingkaran penuh adalah 360°.Jarak antara Syene
sampai Alexandria +/- 5000 stade. Dengan dasar itu dibut prakiraan bahwa diameter bumi
berkisar:  50x5000 stade = 25.000stade = 42.000Km.
Pengukuran tentang diameter bumi diketahui adalah 40.000 km. Ternyata, astronomer jaman
kuno juga tidak kalah cerdasnya, dengan deviasi kurang dari 5%.
Periode II  ( Awal Sains 1550-1800 M )
1.      Galileo ( 1564 M - 1642 M)
Ilmuwan Itali besar ini mungkin lebih bertanggung jawab terhadap perkembangan metode ilmiah
dari siapa pun juga.Aristoteles mengajarkan, benda yang lebih berat jatuh lebih cepat ketimbang
benda yang lebih ringan, dan bergenerasi-generasi kaum cerdik pandai menelan pendapat filosof
Yunani yang besar pengaruh ini.Tetapi, Galileo memutuskan mencoba dulu benar-tidaknya, dan
lewat serentetan eksperimen dia berkesimpulan bahwa Aristoteles keliru.
Yang benar adalah, baik benda berat maupun ringan jatuh pada kecepatan yang sama kecuali
sampai batas mereka berkurang kecepatannya akibat pergeseran udara.
Sumbangan besar Galileo lainnya ialah penemuannya mengenai hukum kelembaman
(inersia).Sebelumnya, orang percaya bahwa benda bergerak dengan sendirinya cenderung
menjadi makin pelan dan sepenuhnya berhenti kalau saja tidak ada tenaga yang menambah
kekuatan agar terus bergerak.Tetapi percobaan-percobaanGalileo membuktikan bahwa anggapan
itu keliru.Bilamana kekuatan melambat seperti misalnya pergeseran, dapat dihilangkan, benda
bergerak cenderung tetap bergerak tanpa batas.Analisis Galileo mencapai resolusi akhir dari
masalah gerak peluru.
2.      Descartes ( 1596  M – 1661 M )
            Rene Descartes lahir Di desa La Haye tahun 1596, filosof, ilmuwan, matematikus
Perancis yang tersohor abad 17.Waktu mudanya dia sekolah Yesuit, College La Fleche.
Hukum Gerak Descartes terdiri atas dua bagian, dan memprediksi hasil dari benturan antar dua
massa:
a.       bila dua benda memiliki massa dan kecepatan yang sama sebelum terjadinya benturan,
maka keduanya akan terpantul karena tumbukkan, dan akan mendapatkan kecepatan yang sama
dengan sebelumnya.
b.      bila dua benda memiliki massa yang sama, maka karena tumbukkan tersebut, benda yang
memiliki massa yang lebih kecil akan terpantul dan menghasilkan kecepatan yang sama dengan
yang memiliki massa yang lebih besar. Sementara, kecepatan dari benda yang bermassa lebih
besar tidak akan berubah.
Descartes telah memunculkan hukum ini berdasarkan pada perhitungan simetris dan suatu
gagasan bahwa sesuatu harus ditinjau dari proses tumbukkan.
Sayangnya, gagasan Descartes memiliki kekurangan yang sama dengan gagasan Aristoteles yaitu
masalah diskontinuitas.Descartes menerima prinsip Galileo bahwa benda-benda cenderung untuk
bergerak dalam garis lurus, dia beranggapan bahwa tidak pernah ada sembarang ruang kosong ke
dalam mana sebuah benda dapat bergerak.maka konsekuensinya adalah  satu-satunya gerak yang
mungkin adalah rotasi dari suatu kumpulan partikel-partikel..
Pengaruh besar lain dari konsepsi Descartes adalah tentang fisik alam semesta. Dia yakin,
seluruh alam kecuali Tuhan dan jiwa manusia bekerja secara mekanis, dan karena itu semua
peristiwa alami dapat dijelaskan secara dan dari sebab-musabab mekanis.Atas dasar ini dia
menolak anggapan-anggapan astrologi, magis dan lain-lain ketahayulan.
Descartes mendefinisikan momentum sebagai perkalian massa dan kecepatan, mv. Ini tidak
sepunuhnya benar kecuali “kecepatan” diperlakukan sebagai sebuah vektor yaitu suatu besaran
yang memiliki arah tertentu di dalam ruang sehingga kecepatan-kecepatan yang sama dalam arah
belawanan akan saling menghilangkan.
3.      Torricelli (1608 M – 1647 M) dan
Evangelista Torricelli (1608-1647), fisikawanItalia kelahiran Faenza dan belajar di Sapienza
CollegeRoma. Ia menjadi sekretaris Galileo selama 3 bulan sampai Galileo wafat. Pada
tahun 1643 ia menetapkan tentang tekanan atmosfer dan menemukan alat untuk mengukurnya,
yaitu barometer.
Pada tahun 1643, Torricelli membuat eksperimen sederhana, yang dinamakan Torricelli
Experiment, yaitu ia menggunakan sebuah tabung kaca kuat dengan panjang kira-kira 1 m dan
salah satu ujungnya tertutup. Dengan menggunakan sarung menghadap ke atas. Dengan
menggunakan corong ia menuangkan raksa dari botol ke dalam tabung sampai penuh. Kemudian
ia menutup ujung terbuka tabung dengan jempolnya, dan segera membaliknya. Dengan cepat ia
melepaskan jempolnya dari ujung tabung dan menaruh tabung vertikal dalam sebuah bejana
berisi raksa. Ia mengamati permukaan raksa dalam tabung dan berhenti ketika tinggi kolom raksa
dalam tabung 76 cm di atas permukaan raksa dalam bejana. Ruang vakum terperangkap di atas
kolam raksa.
4.      Otto von Guericke( 1602 M – 1686 M)
Otto von Guericke (30 November  1602- 21 Mei 1686)  adalah seorang ilmuwan Jerman,
pencipta, dan politikus. Prestasi ilmiah utama nya menjadi penetapan dari  ilmu fisika ruang
hampa.Pada 1650 Guericke menemukan pompa udara. Guericke menerapkan barometer ke
ramalan cuaca untuk meteorologi.  Kemudiannya bidang kajianya dipusatkan pada listrik, tetapi
sangat sedikit hasil nya.Ia menemukan generator elektrostatik yang pertama,
Elektrisiermaschine.
5.      Blaise Pascal ( 1623 M -1662 M )
Blaise Pascal (19 Juni 1623- 19Agustus 1662) adalah ilmuwan Perancis Ahli matematik, ahli
ilmu fisika, dan ahli filsafat religius. Dalam bidang fisika, khususnya mekanika, dia melakukan
percobaan dengan cara mengukur beda tinggi barometer di dasar dan di puncak gunung. Dari
keterangan-keterangannya itu nantinnya dia mengemukakan prinsip hidrostatik yang kita kenal
dengan Hukum Pascal, yaitu “Jika suatu zat cair dikenakan tekanan, maka tekanan itu akan
merambat ke segala arah sama besar dengan tidak bertambah atau berkurang kekuatannya”.
6.      Isaac Newton ( 1642 M – 1727 M )
Isaac Newton (1642-1727), lahir di Woolsthrope, Inggris.Dia  lahir di tahun kematian
Galileo. Penemuan-penemuan Newton yang terpenting adalah di bidang mekanika, pengetahuan
sekitar bergeraknya sesuatu benda didasarkan pada tiga hukum fundamental.
Hukum pertamanya adalah hukum inersia Galileo, Galileo merupakan penemu pertama hukum
yang melukiskan gerak sesuatu obyek apabila tidak dipengaruhi oleh kekuatan luar.Masalah ini
dipecahkan oleh Newton dalam hukum geraknya yang kedua dan termasyhur dan dapat dianggap
sebagai hukum fisika klasik yang paling utama.
Hukum kedua(secara matematik dijabarkan dengan persamaan F = m.a atau a = F/m)
menetapkan bahwa percepatan obyek adalah sama dengan gaya netto dibagi massa benda.
Hukum kedua Newton memiliki bentuk sama seperti hukum dinamika Aristoteles, v = kF/R,
dengan dua perbedaan penting. Yang satu adalah bahwa gaya menghasilkan percepatan dari pada
kecepatan, sehingga dalam ketidak hadiran gaya, kecepatan tetap konstan (hukum pertama).
Perbedaan yang lain adalah bahwa hambatan terhadap gerak adalah disebabkan oleh massa
benda itu sendiri,  terhadap medium di mana ia bergerak.
hukum ketiganya yang masyhur tentang gerak (menegaskan bahwa pada tiap aksi, misalnya
kekuatan fisik, terdapat reaksi yang sama dengan yang bertentangan) serta yang paling
termasyhur penemuannya tentang kaidah ilmiah hukum gaya berat universal.
Newton juga membedakan antara massa dan berat. Massa adalah sifat intrinsik suatu benda yang
mengukur resistansinya terhadap percepatan, sedangkan  berat adalah sesungguhnya suatu gaya,
yaitu gaya berat yang bekerja pada sebuah benda. Jadi berat W sebuah benda adalah W = mag,
di manaag adalah percepatan karena gravitasi.
Keempat perangkat hukum ini, jika digabungkan, akan membentuk suatu kesatuan sistem yang
berlaku buat seluruh makro sistem mekanika, mulai dari ayunan pendulum hingga gerak planet-
planet dalam orbitnya mengelilingi matahari.
Diantara banyak prestasi Newton, ada satu  yang merupakan penemuan terbesar ialah ‘Hukum
Gravitasi’. Pada penemuan ini, Newton menggunakan dengan baik penemuan penting
sebelumnya tentang pergerakan angkasa yang dibuat oleh Kepler dan yang lainnya. Pada masa
kreatif ini, ia menulis hampir satu abad kemudian bahwa,“Saya menarik kesimpulan bahwa
kekuatan yang menjaga planet-planet pada orbitnya pasti berbanding terbalik sama dengan
kuadrat dari jarak mereka dengan pusat dimana mereka berevolusi”. Diungkapkan sebagai
sebuah persamaan 
di mana F gaya gravitasi diantara dua benda bermassa m1 dan m2, r adalah jarak antara pusat-
pusatnya, dan G adalah tetapan gravitasi . Gerak sebuah planet mengelilingi matahari adalah
suatu kombinasi gerak garis lurus yang ia harus miliki jika tak ada gaya yang bekerja kepadanya
dan percepatannya karena gaya gravitasi matahari. 
Periode III ( Fisika Klasik 1800 M -1890 (1900 ) M )
1.      Daniel Bernoulli (1700 M – 1780 M)
Daniel Bernoulli ( 8 Pebruari  1700 – 17 Maret  1782) adalah ilmuwan swiss Ahli matematik.
Keahlian matematikanya untuk diaplikasikan ke mekanika, terutama ilmu mekanika zat cair
(fluida) dan gas. Prinsip Bernoulli adalah sebuah istilah di dalam mekanika fluida yang
menyatakan bahwa pada suatu aliran fluida,peningkatan pada kecepatan fluida akan
menimbulkan penurunan tekanan pada aliran tersebut.
2.      Leonhard Euler ( 1707 M – 1783 M )
Leonard Euler lahir tahun 1707 di Basel, Swiss.Euler khusus ahli mendemonstrasikan bagaimana
hukum-hukum umum mekanika, yang telah dirumuskan di abad sebelumnya oleh Isaac Newton,
dapat digunakan dalam jenis situasi fisika tertentu yang terjadi berulang kali.Misalnya, dengan
menggunakan hukum Newton dalam hal gerak cairan, Euler sanggup mengembangkan
persamaan hidrodinamika.Juga, melalui analisa yang cermat tentang kemungkinan gerak dari
barang yang kekar, dan dengan penggunaan prinsip-prinsip Newton.Dan Euler berkemampuan
mengembangkan sejumlah pendapat yang sepenuhnya menentukan gerak dari barang
kekar.Dalam praktek, tentu saja, obyek benda tidak selamanya mesti kekar.Karena itu, Euler juga
membuat sumbangan penting tentang teori elastisitas yang menjabarkan bagaimana benda padat
dapat berubah bentuk lewat penggunaan tenaga luar.
 Pengetahuan modern dan teknologi akan jauh tertinggal di belakang, tanpa adanya formula
Euler, rumus-rumusnya, dan metodenya. Sekilas pandangan melirik indeks textbook matematika
dan fisika akan menunjukkan penjelasan-penjelasan ini sudut Euler (gerak benda keras);
kemantapan Euler (deret tak terbatas); keseimbangan Euler (hydrodinamika); keseimbangan
gerak Euler (dinamika benda keras); formula Euler (variabel kompleks); penjumlahan Euler
(rentetan tidak ada batasnya), curve polygonal Eurel (keseimbangan diferensial); pendapat Euler
tentang keragaman fungsi (keseimbangan diferensial sebagian); transformasi Euler (rentetan tak
terbatas); hukum Bernoulli-Euler (teori elastisitis); formula Euler-Fourier (rangkaian
trigonometris); keseimbangan Euler-Lagrange (variasi kalkulus, mekanika); dan formula Euler-
Maclaurin (metode penjumlahan) itu semua menyangkut sebagian yang penting-penting saja.
3.      Hamilton
Prinsip Hamilton mengatakan, Dari seluruh lintasan yang mungkin bagi sistem dinamis untuk
berpindah dari satu titik ke titik lain dalam interval waktu spesifik (konsisten dengan sembarang
konstrain), lintasan nyata yang diikuti sistem dinamis adalah lintasan yang meminimumkan
integral waktu selisih antara energi kinetik dengan energi potensial.
4.      Joseph-Louis Lagrange ( 1736 M – 1813 M )
Persamaan gerak partikel yang dinyatakan oleh persamaan Lagrange dapat diperoleh dengan
meninjau energi kinetik dan energi potensial partikel tanpa perlu meninjau gaya yang beraksi
pada partikel. Energi kinetik partikel dalam koordinat kartesian adalah fungsi dari kecepatan,
energi potensial partikel yang bergerak dalam medan gaya konservatif adalah fungsi dari posisi.
Persamaan Lagrange merupakan persamaan gerak partikel sebagai fungsi dari koordinat umum,
kecepatan umum, dan mungkin waktu.   Waktu berpengaruh dalam persaman Lagrange
dikarenakan persamaan transformasi yang menghubungkan koordinat kartesian dan koordinat
umum mengandung fungsi waktu. Pada dasarnya, persamaan Lagrange ekivalen dengan
persamaan gerak Newton,  jika koordinat yang digunakan adalah koordinat kartesian.
PERKEMBANGAN MEKANIKA MODERN
1.      Mekanika Kuantum
Pada tahun 1900, Max Planck memperkenalkan ide bahwa energi dapat dibagi-bagimenjadi
beberapa paket atau kuanta. Ide ini secara khusus digunakan untuk menjelaskan sebaran
intensitas radiasi yang dipancarkan oleh bendah hitam. Pada tahun 1905, Albert Einstein
menjelaskan efek fotoelektrik dengan menyimpulkan bahwa energi cahaya datang dalam bentuk
kuanta yang disebut foton.Pada tahun 1913, Niels Bohr menjelaskan garis spektrum dari atom
hidrogen dengan penggunaan kuantisasi.Pada tahun 1924, Louis de Broglie memberikan teorinya
tentang gelombang benda.
Teori-teori di atas, meskipun sukses, tetapi sangat fenomenologikal. Tidak ada penjelaskan jelas
untuk kuantisasi. Mereka dikenal teori kuantum lama.Mekanika kuantum modern lahir pada
tahun 1925, ketika Werner Karl Heisenberg mengembangkan mekanika matriks dan Erwin
Schrodinger menemukan mekanika gelombang dan persamaan Schrodinger. Schrodinger
beberapa kali menunjukkan bahwa kedua pendekatan tersebut sama. Pada tahun 1927,
Heinseberg merumuskan prinsip ketidakpastiannya dan interpretasi Kopenhagen terbentuk dalam
waktu yang hampir bersamaan.
Tahun 1927, Paul Dirac menggabungkan mekanika kuantum dengan relativitas khusus. Dia juga
menggunakan teori operator, termasuk nota bra-ket yang berpengaruh.Pada tahun 1932,
Neumann Janos merumuskan dasar matematika yang kuat untuk mekanika kuantum sebagai teori
operator.Bidang kimia kuantum dibuka oleh Walter Heitler dan Fritz London yang
mempublikasikan penelitian ikatan kovalen dari molekul hidrogen pada tahun 1927. Kimia
kuantum beberapa kali dikembangkan oleh pekerja dalam jumlah besar, termasuk kimiawan
Amerika, Linus Pauling.
Berawal pada 1927, percobaan dimulai untuk menggunakan mekanika kuantum ke dalam bidang
di luar partikel satuan yang menghasilkan teori medan kuantum. Pekerja awal dalam bidang ini
termasuk Dirac, Wolfgang Pauli, Victor Weisskopf dan Pascaul Jordan.
Teori Kromodinamika Kuantum diformulasikan pada awan 1960an. Teori yang kita kenal
sekarang ini diformulasikan oleh Polizter, Gross dan Wilzcek pada tahun 1975. Pengembangan
awal oleh Schwinger, Peter Higgs, Goldstone dan lain-lain..Sheldon Lee Glashow, Steven
Wienberg, dan Abdus Salam menunjukkan secara independen bagaimana gaya nuklir lemah dan
elektrodinamika kuantum dapat digabungkan menjadi satu gaya lemah elektro.
2.      Relativitas Umum
Relativitas umum diperkenalkan oleh Albert Einstein pada tahun 1916. Teori ini merupakan
penjelasan gravitasi termutakhir dalam fisika modern. Ia menyatukan teori Einstein sebelumnya
dengan hukum gravitasi Newton.

B. LISTRIK DAN MAGNET


yang bagian-bagiannya adalah elektronika, teknik elektro, elektrostatis, elektro dinamis,
bioelektromagnetik
Sejarah Penemuan Listrik dan Perkembangannya
            Kira-kira 600 tahun sebelum masehi, seorang filosof yunani bernama Thalus memiliki
sebuah batu ambar yang tidak mengkilap. Dalam upaya menjadikan batu tersebut mengkilap, dia
menggosokkan batu ambar pada kain bajunya. Ternyata batu tersebut dapat menarik serbuk kayu
yang halus.
            Pada tahun 1600 setelah masehi, seorang dokter berkebangasaan Inggris bernama
William Gilbert menemukan fenomena yang sama pada gelas, balerang, ebonit dan damar. Oleh
Gilbert kekuatan yang ditimbulkan benda ketika digosok dinamakan kekuatan elektron sesuai
dengan nama betu ambar dalam bahasa yunani. Dari kata elektron, orang Belanda
mennerjemahkan electriceit, dan bahasa Indonesia menerjemahkannya menjadi listrik.
            Pengertian listrik tidak berhenti sampai di situ saja,  karena pemahaman-pemahaman baru
mengenai kelistrikan, terutama sebagai akibat adanya penemuan baru yang berkaitan dnegan
fisika atom dan inti. Pada tahun 1897, J. J. Thompson, fisikawan inggris, dengan percobaan yang
dirancangnya berhasil membuktikan adanya elektron. Kemudian muridnya yakni Ernest
Rutherford mengemukakan teori mengenai struktur atom pada tahun 1911. Ternyata di dalam
atom terdapat inti yang terdiri atas proton dan neutron, serta elektron yang mengelilingi inti.
Proton bermuatan positif, elektron bermuatan negatif sedangkan neutron tidak bermuatan.
Kemudian para ahli fisika menyimpulkan bahwa semua muatan yang bergerak dapat
menimbulkan arus listrik. Muatan yang bergerak dapt berupa elektron maupun proton.
            Pada tahun 1752, Benyamin Franklin menaikkan layang-layang mendekati sebuah
gumpalan awan ketika hendak turun hujan. Layang-layang tersebut dikendalikan dengan seutas
benang. Pada ujung sebelah bawah benang dikaitkan sebuah anak kunci . pada saat hujan turun
benang menjadi basah dan ketika dia mendekatkan telunjuknya pada anak kunci, terlihat bunga
api kecil meloncat. Awan ternyata mengandung listrik yang ingin mengalir ke tanah melewati
apa saja yang dapat menhantarkannya.
            Seorang ahli biologi, Galvani, mengantungkan katak yang telah mati dengann sebuah
tembaga pada palang besi rumahnya. Setiap kali katak tersebut menyentuh tiang besi, katak itu
seolah-olah hidup kembali. Kemudian Alessandro Volta melanjutkan penelitian tersebut
sehingga didapat kesimpulan bahwa arus litrik telah mengalir dari besi menuju tembaga
melewati tubuh katak yang berisi cairan asam. Dalam kimia, Voltalah yang menemukan adanya
beda tegangan listrik antar logam. Diilhami oleh penemuan Galvani, pada tahun 1800 volta
menemukan baterai cair yang dinamakan elemen volta. Kemudian oleh George Leclance
dikembangkan menjadi elemen kering.
            Seorang ahli fisika Jerman, George Simon Ohm, mengemukakan listrik adalah aliran
materi ibarat air mengalir di sungai. Kuat arus bergantung pada beda potensial antara dua tempat
yang dilalui aliran itu dan hambatan yang dilami oleh air akan disebabkan oleh kekerasan dasar
sungai dan tebing.
            Kemampuan listrik untuk menggerakkan muatan dari satu tempat ke tempat lain
dinamakan potensial listrik atau dinotasikan dengan huruf V. Bila hambatan dinotasikan dengan
R, dan arus listrik dinotasikan dengan I, maka diperoleh hubungan antara ketiganya adalah:
Untuk menghormati para ilmuan maka I dinyatakan dengan satuan Ampere, V dengan satuan
volt dan R dengan satuan Ohm.
            Hukum Ohm ini sangat sederhana dan perananya sangan penting dalam kelistrikan dan
elektronika, karena tingkah laku elektron dapat langsung diprediksi dengan mengunakan hukum
Ohm.
Apabila dalam rangkain terdapat banyak hambatan dan rangkain sedikit lebih rumit, hukum Ohm
tidak dapat digunakan lagi, melainkan menggunakan Hukum Gustav Kirchhoff. Menurut kaidah
kirchhoff jumlah aljabar gaya gerak listrik dalam suatu simpul tertutup sama dengan jumlah
aljabar tegangan lawannya (Johannes-1978).
            Fenomena kelistrikan yang waktu itu masih merupakan proto pengetahuan ternyata
mengilhami seorang ahli fisika bangsa Prancis yang bernama Dufay untuk melakukan percobaan
dalam rangka mengenal lebih dalam sifat-sifat dan perilaku yang ditimbulkannya. Pada tahun
1793 Dufay mengamati adanya perbedaan sifat listrik itu. Dua buah batang ebonit yang telah
digosok, ynag satu digantung sedag yang satunya lagi didekatkan ternyata keduanya saling
menolak. Akan tetapi jika batang ebonit diganti dengan kacayang sudah digosok maka akan
tarik-menarik.
            Fenomena ini dujelasakan olharle Agustin Coulomb yang dikenal dengan hukum
Coulomb hingga saat ini. Coulomb mengatakan bahwa muatan listrik sejenis akan salinhg tolak
menolak, sedang yang berlawan jenis akan saling tarik-menarik.
            Hukum Coulomb ini kemudoan sisempurnakan oleh seorang matematik berkebangsaan
Jerman, Karl Frederich Gauss. Gausslah yang pertama kali mengusulkan konsep medan listrik.
Di sekeliling muatan pasti ada gaya yang menyelimutinya dan bereaksi terhadap muatan lain.
Gaya-gaya ynag memenuhi ruang di sekeliling benda yang bermuatan listrik inilah yang
mengindikasikan adanya medan listrik.
2. Sejarah Penemuan Medan Magnet
            Terpisah dari penemuan-penemuan mengenai kelistrikan, di suatu tempat ditemukan
adanya sebuah logam yang dapat menarik serbuk besi. Untuk mengenang tempat ditemukannya,
logam tersebut dinamakan magnet. Sebetulnya orang Cian telah menegnal benda itu jauh
sebelumnya mereka menggunakannya sebagai jarum kompas bahkan dapat menyembuhkan
penyakit sejak 2000 tahun sebelum masehi. Magnet diyakini dapat mengurangi pembengkakan
dan melancarkan peredaran darah. Akibat aktivitas kimiawi tertentu dalam tubuh manusia maka
organ tersebut menghasilkan medan magnet yangberfluktuasi, setiap sel dalam tubuh memiliki
nilai magnetik tertentu. Sama halnya dengan listrik, begitu banyak ilmuan yang tertarik un tuk
meneliti mengenai sifat kemagnetan suatu benda.
            William Gilbert yang manamukan adanya elektron meneliti kembali mengenai magnet.
Penelitiannya sangat berpengaruh hingga pada saat ini.
            Listrik dan magnet selama berabad-abad dainggap sebagai dua fenomena alam yang
terpisah dan seolah0olah tidak ada hubungannya. Barulah ketika Hans Christian Oersted pada
tahun 1820 mendemonstrasiakn fenomena yang sangat menarik di unuversitas Kopenhagen.
Ilmuan baru melihat bahwa listrik dan magnet itu seperti saudara kembar. Oersted menunjukkan
adanya penyimpangan jarum kompas yang diletakkan di sekitar kawat berarus listrik. Sejak saat
itu disimpulkan bahwa ada hubungan timabl nalik antara listrik dan magnet.
            Kemudian Oersted juga mengamati bahwa serbuk besi yang diletakkan berserak di atas
karton akan mempumnyai pola teratur apabila arus listri dialirkan menembus karton tersebut.
Oersted akhirnya menyimpulakn arus listrik pasti menimbulkan medan magnet. Namun Dia tidak
mengetahui keterkaitan antara mereka. Penemuan Oersted ini mengilhami dua orang ahli fisika
bangsa Prancis bernama Jean baptiste Biot dan Felix Savart.
            Hampir dalam waktu bersamaan Andre Marie Ampere menemukan adanya kekuatan
saling menarik dari dua buah kawat sejajar yang dialiri arus dan berarah sama. Sebaliknya bila
arah arusnya berlawanan akan tolak menolak.
            Apabila salah satu kawat diganti dengan magnet dan didekatkan ternya gaya tarik dan
tolak masih ada untuk mempermudah mendapatkan hal yang sama Ampere merumuskannya
dalam bentuk kaidah tangan kanan, seperti ynag terlihat pada gambar berikut:
Kaidah tangan kanan mengmberitahukan kepada kita untuk mengubah energi listrik (arus)
menjadi energi mekanis (gaya tolak).
            Di tahun 1831, dua orang ahli fisika yang bekerja terpisah yakni Michael Faraday
(Inggris) dan Robert Henry (amerika) menemukan fenomena yang hampir sama. Sepotong kawat
penghantar yang tak berarus digerakkan memotong garis-garis gaya medanmagnet yang ada di
sekitar sebatang magnet. Tetapi kawat yang mula-mula tidak berarus tumbul arus listrik
walaupun hanya sesaat. Fenomena ini terjadi juga jika batang magnetnya yang digerakkan.
Faraday beerpikir jikalau pergerakannya dibut terus menerus  misalnya dengan diputar,
bukankah arus sesaat yang timbul akan bersifat tetap. Faraday mengatakan bahwa  suatu
kumparan kawat yang digerakkan memotong garis-garis gaya medan magnet akan timbul gaya
gerak listrik induksi di dalam kumparan kawaqt itu yang secara notasi dituliskan:
Disini B adalah kuat medan. Dengan demikian telah ditemukan suatu hukum baru yang
menghubungkan medan listrik dengan medan magnet.
            Pada tahun 1834, heinrich Friedrich Emil Lenz mengenmukakan teori tentang adanya
arus induksi. Hal ini dikenal dengan kaidah tangan kiri Lenz. Kaidah ini mengatakan bahwa bila
kita dapat merekayasa sehinnga arah medan magnet menuruti jari telunjuk dan kawat penghantar
digerakkan mmengikuti arah ibu jari, maka arus induksi akan tiimbul mengikuti arah jari tengah.
Jadi, tegangan yang diinduksikan oleh perubahan fluks magnetik mempunyai polaritas
sedemikian sehingga arus induksi dalam lintasan tertutup akan memberikan efek penambahan
fluks sekunder yang melawan fluks primer. Perkembangan ilmu kemagnetan membutuhkan
waktu yang panjang dan peran serta ilmuan yang tak kalah banyaknya dari penemuan kelistrikan.
3. Hubungan Kelistrikan dengan Kemagnetan
            Kelistrikan dan kemagnetan adalah suatu fenomena alam yang memiliki keterkaitan satu
dengan yang lainnya. Hal ini dibuktikan oleh fisikawan Inggris yaitu James Clerk Maxwell.
            Berbeda dengan para ilmuan sebelumnya yang secara estafet mengembangkan ilmu
penegtahuan kelistrikan lewat pengamatan dan percobaan James Clerk Maxwell memberikan
kontribusinya dalam bentuk teori yang mampu menerangkan fenomena listrik magnet menjadi
satu kesatuan. Menurut Maxwell listrik dan magnet sebenarnya berasal  dari sumber yang sama.
Keduanya saling berkaitan erat dalam arti listrik dapat diubah menjadi magnet dan sebaliknya
magnet dibangkitkan dengan magnet. Maxwell berusaha untuk merumuskan keterkaitan
keduanya dengan bahasa matematis yang sederhanya.
            Dikenal ada dua macam perumusan persamaan Maxwell, yakni perumusan dalm bentuk
diferensial dan integral. Perumusan yang biasa digunakan adalah perumusan diverensial yakni:
Dengan catatan: E adalah kuat medan listrik, D adalah arus pergeseran, B adalah induksi magnet,
J adalah rapat arus dan H adalah kuat medan magnet.
            Dengan berkembangnya ilmu kemagnetan dan di dukung dengan ilmu lainnya maka para
perekayasa dapat membuat teknologi mulai dari yang sederhana hingga mutakhir untuk
mempermudah pekerjaan manusia.

C. TERMODINAMIKA
yaitu kajian tentang energi atau panas yang berpindah
1. Termodinamika (bahasa Yunani: thermos = ‘panas’ and dynamic = ‘perubahan’) adalah fisika
energi , panas, kerja, entropi dan kespontanan proses.
2. Terdapat empat Hukum Dasar yang berlaku di dalam sistem termodinamika, yaitu:
• Hukum Awal (Zeroth Law) Termodinamika
• Hukum Pertama Termodinamika
• Hukum kedua Termodinamika
• Hukum ketiga Termodinamika
3. Orang yang pertama kali melakukannya adalah Aristoteles (350 SM). Dia mengatakan bahwa
panas adalah bagian dari materi atau materi tersusun dari panas.Penalaran yang dilakukan oleh
Aristoteles diteruskan oleh Galileo Galilei (1593) yang menganggap bahwa panas adalah sesuatu
yang dapat diukur dengan penemuannya berupa termometer air. Beberapa abad setelahnya Sir
Humphrey Davy dan Count Rumford (1799) menegaskan bahwa panas adalah sesuatu yang
mengalir. Pada tahun 1778, Thomas Alfa Edison memperkenalkan mesin uap pertama yang
mengkonvesi panas menjadi kerja mekanik. Mesin tersebut disempurnakan oleh Sardi Carnot
(1824). Pada tahun 1845, James P. Joule menyimpulkan bahwa panas dan kerja adalah dua
bentuk energi yang satu sama lain dapat dikonversi. Kesimpulan ini didukung pula oleh Rudolf
Clausius, Lord Kelvin (William Thomson), Helmhozt, dan Robert Mayer. Selanjutnya, para
ilmuwan ini merumuskan hukum pertama termodinamika (1850). Setahun sebelumnya, Lord
Kelvin telah memperkenalkan istilah termodinamika melalui makalahnya: An Account of
Carnot’s Theory of the Motive Power of Heat. Buku pertama tentang termodinamika ditulis oleh
William Rankine pada tahun 1859. Pada tahun 1906 Giauque dan W. Nernst merumuskan
hukum ketiga termodinamika.

D. GELOMBANG OPTIC
yaitu ilmu fisika yang mempelajari tentang cahaya dan gelombang
Sejarah Perkembangan Optika Pengantar Optika adalah cabang fisika yang menggambarkan
perilaku dan sifat cahaya dan interaksi cahaya dengan materi. Optika diklasifikasikan menjadi 2,
yaitu optika geometri dan optika fisis. Optika geometris menjabarkan perambatan cahaya sebagai
vector yang disebut sinar. Berkaitan dengan pemantulan, pembiasan, dan jalannya sinar pada alat
optik. Optika fisis membahas mengenai sifat fisis dari cahaya dan hakekat cahaya. Misalnya
interferensi, difraksi, polarisasi, dan dipersi. Studi mengenai cahaya dimulai dengan munculnya
era optika klasik yang mempelajari besaran optic seperti intensitas, frekuensi gelombang,
panjang gelombang, polarisasi, dan fase cahaya. Cahaya merupakan gelombang elektormagnetik
yang memiliki rentang panjang gelombang tertentu. Secara umum, optic dapat dianggap sebagai
bagian dari keelektromangnetan. Beberapa gejala optis bergantung pada sifat kuantum cahaya
yang terkait dengan bidang optika hingga mekanika kuantum. Studi mengenai cahaya ini tentu
selalu mengalami perkembangan seiring berjalannya waktu. Jika ditinjau sejarahnya,
perkembangan optika ini dapat dibagi menjadi lima periode. Berikut akan dijelaskan mengenai
perkembangan optika dari setiap periode. Sejarah Perkembangan Optika A. Periode I (Zaman
Purbakala – 1500 M) 1. Mozi (486 SM – 476 SM) Mozi merupakan seorang ideolog besar,
politisi, dan ilmuwan alam dari Cina. Dalam pembacaan mo nya, film documenter pertama
tentang optic di dunia, Mozi menggambarkan pengetahuan optika dasar termasuk definisi dan
menciptakan visi, propagasi cahaya dalam garis lurus, lubang jarum pencitraan, hubungan objek
dan gambar di pesawat cernin, cermin cembung dan cermin cekung. 2. Euclid (330 SM - 275
SM) Euclid adalah seorang Yunani yang menyatakan bahwa perjalanan cahaya dalam garis lurus
dan menjelaskan hukum refleksi. Dia mempercayai bahwa visi melibatkan sinar pergi dari mata
ke obyek yang dilihat dan mempelajari hubungan antara ukuran nyata dari objek dan sudut
bahwa mereka subtend di mata. 3. Claudius Ptolemy (90 M – 168 M) Claudius Ptolemy berasal
dari Yunani. Dalam terjemahan latin dari abad kedua belas dari bahasa Arab yang ditugaskan
untuk Ptolemy, sebuah studi refraksi, termasuk refraksi atmosfer. Disarankan olehnya bahwa
sudut bias sebangding dengan sudut insiden.
4. Al-Kindi (801 M – 873 M) Al-Kindi merupakan seorang ilmuwan Muslim pertama yang
mencurahkan pikirannya untuk mengkaji ilmu optik. Hasil kerja kerasnya mampu menghasilkan
pemahaman baru tentang refleksi cahaya serta prinsip-prinsip persepsi visual. Buah pikir Al-
Kindi tentang optik terekam dalam kitab berjudul De Radiis Stellarum. Buku yang ditulisnya itu
sangat berpengaruh bagi sarjana Barat seperti Robert Grosseteste dan Roger Bacon. Tidak heran,
bila teori-teori yang dicetuskan Al-Kindi tentang ilmu optik telah menjadi hukum-hukum
perspektif di era Renaisans Eropa. Secara lugas, Al-Kindi menolak konsep tentang penglihatan
yang dilontarkan Aristoteles. Dalam pandangan ilmuwan Yunani itu, penglihatan merupakan
bentuk yang diterima mata dari obyek yang sedang dilihat. Namun, menurut Al-Kindi
penglihatan justru ditimbulkan daya pencahayaan yang berjalan dari mata ke obyek dalam
bentuk kerucut radiasi yang padat. 5. Ibnu Sahl (940 M – 1000 M) Seabad kemudian, seorang
sarjana Muslim lainnya ikut mengembangkan ilmu optik, yaitu Ibnu Sahl. Sejatinya, Ibnu Sahl
adalah seorang matematikus yang mendedikasikan dirinya di Istana Baghdad. Pada tahun 984 M,
dia menulis risalah yang berjudul On Burning Mirrors and Lenses (pembakaran dan cermin dan
lensa). Dalam risalah itu, Ibnu Sahl mempelajari cermin membengkok dan lensa membengkok
serta titik api cahaya. Ibnu Sahl pun menemukan hukum refraksi (pembiasan) yang secara
matematis setara dengan hukum Snell. Dia menggunakan hukum tentang pembiasan cahaya
untuk memperhitungkan bentuk-bentuk lensa dan cermin yang titik fokus cahaya-nya berada di
sebuah titik di poros. 6. Ibnu Al – Haitam (965 M – 1040 M) Ibnu Al-Haitam adalah ilmuwan
muslim paling popular di bidang optik. Menurut Turner, Al-Haitam adalah sarjana muslim yang
mengkaji ilmu optik dengan kualitas riset yang tinggi dan sistematis. Dalam salah satu karyanya
yang paling fenomenal, Kitab Al-Manazir, ia menjelaskan beragam fenomena cahaya termasuk
sistem penglihatan manusia. Ia mengupas ide-idenya tentang cahaya dan meyakini bahwa sinar
cahaya keluar dari haris lurus dari setiap titik di permukaan bercahaya. Al-Haitham memecahkan
misteri tentang lintasan cahaya melalui berbagai media melalui serangkaian percobaan dengan
tingkat ketelitian yang tinggi. Keberhasilannya yang lain, ditemukannya teori pembiasan cahaya.
Al-Haitham pun sukses melakukan eksperimen pertamanya tentang penyebaran cahaya terhadap
berbagai warna. Tak cuma itu, dalam kitab yang ditulisnya, ia menjelaskan tentang ragam cahaya
yang muncul saat matahari terbenam. Ia pun mencetuskan teori tentang berbagai macam
fenomena fisik seperti bayangan, gerhana, dan juga pelangi. Ia juga melakukan percobaan untuk
menjelaskan penglihatan binokular dan memberikan penjelasan yang benar tentang peningkatan
ukuran matahari dan bulan ketika mendekati horison.
Al-Haitam mamp menggambarkan indra penglihatan manusia secara detail. Tak heran, jika
‘Bapak Optik’ dunia itu mampu memecahkan rekor sebagai orang pertama yang
menggambarkan seluruh detil bagian indra pengelihatan manusia. Teori yang dilahirkannya juga
mampu mematahkan teori penglihatan yang diajukan dua ilmuwan Yunani, Ptolemy dan Euclid.
Kedua ilmuwan ini menyatakan bahwa manusia bisa melihat karena ada cahaya keluar dari mata
yang mengenai objek. Berbeda dengan keduanya, Ibnu Haytham mengoreksi teori ini dengan
menyatakan bahwa justru objek yang dilihatlah yang mengeluarkan cahaya yang kemudian
ditangkap mata sehingga bisa terlihat. 7. Kamal Al-Din Al-Farisi (1267 M – 1319 M) Kamal al-
Din al-Farisi adalah seorang ahli fisika Muslim terkemuka dari Persia. Ilmuwan yang bernama
lengkap Kamal al-Din Abu'l-Hasan Muhammad Al-Farisi itu kesohor dengan kontribusinya
tentang optik serta teori angka. Dalam bidang optik, AlFarisi berhasil merevisi teori pembiasan
caahaya dan juga mampu menjelaskan fenomena alam bernama pelangi menggunakan
matematika dengan mempertimbangkan dua teori sebelumnya yakni teori Ibnu Haitam dan teori
Ibnu Sina (Avicenna). 8. Roger Baconn (1214 M – 1292 M) Roger Bacon menganggap bahwa
kecepatan cahaya yang terbatas dan itu disebarkan melalui media dengan cara yang analog
dengan propagasi suara. Dalam karyanya Opus Maius, Bacon menggambarkan penelitian tentang
perbesaran benda kecil menggunakan lensa cembung dan menyarankan bahwa mereka bisa
menemukan aplikasi di koreksi penglihatan yang cacat. Dia menghubungkan fenomena pelangi
dengan refleksi sinar matahari dari air hujan individu. 9. Leonardo da Vinci (1452 M – 1519 M)
Sebagai seorang seniman terkenal dunia dan ilmuwan, Leonardo da Vinci, visioner pengamatan
dan sketsa merintis studi tentang anatomi manusia membuka jalan penemuan masa depan di
bidang medis. Ia berbicara panjang lebar pada optik fisiologis mengenai mata manusia B.
Periode II (1550 M – 1800 M) 1. Johannes Kepler (1571 M – 1630 M) Dalam bukunya Iklan
Vitellionem Paralipomena,Kepler menyatakan bahwa intensitas cahaya dari sumber titik
berbanding terbalik dengan kuadrat jarak dari sumbernya, cahaya yang dapat diperbanyak
melalui jarak jauh tanpa batas dan bahwa kecepatan propagasi adalah tak terbatas. Dia
menjelaskan visi sebagai konsekuensi dari pembentukan gambar pada retina oleh lensa pada
mata dan benar menggambarkan penyebab panjang-sightedness dan kecupetan. Dalam Dioptrice,
Kepler disajikan penjelasan tentang prinsip-prinsip yang terlibat dalam mikroskop lensa
konvergen / divergen dan teleskop. lensa mata konvergen dan menggambarkan kombinasi lensa
yang kemudian akan menjadi dikenal sebagai lensa tele. Ia menemukan refleksi internal total,
tetapi tidak dapat menemukan hubungan yang memuaskan antara sudut datang dan sudut bias.
Snell (1580 M – 1626 M) Van Roijen Willebrord Snell adalah seorang Belanda. Meskipun ia
menemukan hukum refraksi, secara optik geometris modern, pada tahun 1621, ia tidak
mempublikasikan hal itu. Penemuan Snell tentang pembiasan tidak disebutkan dalam hal
kecepatan cahaya. Kecepatan cahaya dalam ruang kosong tidak ditentukan sampai 1676, dan
kecepatan di air tidak diukur sampai 1850. Dari pengamatannya, bagaimanapun, Snell
didefinisikan indeks bias sebagai rasio dari sinus dari sudut insiden ke sinus dari sudut
pembiasan. Hubungan ini dikenal sebagai hukum Rene Descartes (1596 M – 1650 M) Para
matematikawan dan filsuf Rene Descartes (Perancis, 1596-1650) menerbitkan karya Snell pada
tahun 1637 di Dioptrique La nya. Descartes menentukan sudut refraksi dan menunjukkan hukum
sinus dari refraksi optik yang Willebrord Snell sebelumnya berasal. Francesco Maria Gimaldi
(1618 M – 1663 M) Dalam Physico-mathesis nya lumine de, coloribus et Iride, diterbitkan pada
1655, dia menggambarkan pengamatan difraksi ketika ia melewati cahaya putih melalui lubang
kecil. Grimaldi menyimpulkan bahwa cahaya adalah cairan yang menunjukkan gelombang-
seperti gerakan. Robert Hooke (1635 M – 1703 M) Robert Hooke (Inggris, 1635-1703) tertarik
pada eksperimen Grimaldi, dia mengulangi hal itu. Pada 1655, Hooke diterbitkan risalahnya,
Micrographia. Dalam buku itu, dijelaskan Hooke pengamatan dengan mikroskop senyawa yang
memiliki lensa objektif dan lensa konvergen mata konvergen. Dalam buku yang sama, ia
menggambarkan pengamatannya dari warna yang dihasilkan dalam serpihan dari mika,
gelembung sabun dan film minyak di atas air. Dia mengakui bahwa warna diproduksi di mika
serpih ini terkait dengan ketebalan mereka tetapi tidak mampu untuk membangun hubungan
yang pasti antara ketebalan dan warna. Hooke diajukan sebuah teori gelombang untuk propagasi
cahaya. Sir Isaac Newton (1642 M – 1727 M) Isaac Newton (Inggris, 1642-1727) telah melolong
sukses di optik. Pada 1666, ketika ia berlibur di rumah, ia menemukan pemecahan atas cahaya
putih menjadi warna komponennya ketika melewati sebuah prisma. Pada 1668, sebagai solusi
untuk masalah chromatic aberration dipamerkan oleh teleskop pembiasan, Newton dibangun
teleskop refleksi pertama. Pada 1672, pengamatan sebelumnya Newton pada dispersi sinar
matahari saat melewati sebuah prisma dilaporkan ke Royal Society. Newton menyimpulkan
bahwa sinar matahari terdiri dari cahaya warna yang berbeda yang dibiaskan oleh kaca untuk
luasan yang berbeda. Ini adalah awal dari optik fisik.
Newton 's Opticks diterbitkan pada 1704. Dalam buku itu, Newton mengemukakan
pandangannya bahwa cahaya adalah partikel tetapi bahwa partikel dapat merangsang gelombang
di aether. Kepatuhan-Nya kepada sifat partikel cahaya didasarkan terutama pada anggapan
bahwa perjalanan cahaya dalam garis lurus sedangkan gelombang bisa menekuk ke daerah
bayangan. 7. Hans Christians Huygens (1629 M – 1695 M) Christiaan Huygens (Belanda, 1629-
1695), seorang ilmuwan fisik dan astronom dan ahli matematika. Dalam de Traité nya Lumiere
pada tahun 1690, Huygens mengemukakan teori gelombang cahaya nya. Dia dianggap ringan
yang ditularkan melalui eter meresapi segala yang dibuat dari partikel-partikel kecil yang elastis,
yang masing-masing dapat bertindak sebagai sumber sekunder wavelet. Atas dasar ini, Huygens
menjelaskan banyak karakteristik propagasi cahaya diketahui, termasuk refraksi ganda di kalsit
ditemukan oleh Bartholinus pada 1669. Dia memecah monopoli teori partikel Newton cahaya. C.
Periode III (1800 – 1890 M) 1. Thomas Young (1773 M – 1829 M) Thomas Young (Inggris,
1773-1829). Dilakukan percobaan yang sangat infered sifat gelombang cahaya. Karena ia
percaya bahwa cahaya terdiri dari gelombang, muda beralasan bahwa beberapa jenis interaksi
akan terjadi ketika dua gelombang cahaya bertemu. Tutorial interaktif ini mengeksplorasi
bagaimana gelombang cahaya koheren berinteraksi ketika melewati dua celah berjarak dekat. 2.
Etiene Louis Malus (1755 M – 1812 M) Etienne Louis Malus (Perancis, 1755-1812). Pada 1808,
sebagai hasil pengamatan cahaya yang dipantulkan dari jendela Luxembourg Palais di Paris
melalui kristal kalsit seperti yang diputar, Malus menemukan efek yang kemudian menyebabkan
kesimpulan bahwa cahaya dapat terpolarisasi oleh refleksi. 3. David Brewster (1781 M – 1868
M) David Brewster (Skotlandia ,1781-1868). Dia mencatat terutama untuk penelitian ke dalam
polarisasi cahaya. Pada tahun 1814, Brewster menunjukkan bahwa ada hubungan antara sudut
kejadian di mana sinar cahaya yang dipantulkan dari sebuah interface benar-benar pesawat
terpolarisasi: indeks bias adalah sama dengan persoalan dari sudut. 4. Dominique Jean Francois
Arago (1786 M – 1853 M) Dominique Jean Francois Arago (Prancis , 1786-1853) Selama abad
ke-19, ada kontroversi besar mengenai sifat cahaya - cahaya baik ada sebagai partikel, atau
sebagai gelombang. Arago adalah yang terbaik dikenal untuk membantu menyelesaikan
perdebatan ini. Awalnya pendukung teori partikel penelitian, polarisasi ia melakukan
bekerjasama dengan Augustin Jean Fresnel-berubah pikiran. Pada 1811, pasangan ini
menemukan bahwa dua berkas cahaya terpolarisasi dalam arah tegak lurus tidak
mengganggu, akhirnya menghasilkan dalam pengembangan teori gelombang cahaya transversal.
5. Augustin Jean Fresnel (1788 M – 1827 M) Augustin Jean Fresnel (Prancis ,1788-1827).
Independen menemukan kembali interferensi dan mulai mempelajari teori gelombang cahaya.
Difraksi efek, seperti tepi samar bayangan dan bayangan pinggiran, diketahui telah diamati pada
awal abad ke-17. Namun, sebelum penemuan gangguan pada tahun 1801, baik teori gelombang
maupun teori partikel bisa menawarkan penjelasan yang cocok untuk efek. Di tahun 1816,
Fresnel menunjukkan bahwa fenomena difraksi berbagai sepenuhnya dijelaskan oleh interferensi
gelombang cahaya. Sebagai hasil dari penyelidikan oleh Arago Fresnel dan pada gangguan
cahaya terpolarisasi dan interpretasi selanjutnya mereka dengan Thomas Young, disimpulkan
bahwa gelombang cahaya yang transversal dan tidak, seperti yang telah diperkirakan
sebelumnya, longitudinal. 6. Simeon Clerk Maxwell (1781 M – 1840 M) Simeon-Denis Poisson
(Prancis, 1781-1840). Pada tahun 1819, seorang ahli matematika dari peringkat pertama, adalah
salah satu panel juri dari Akademi Ilmu Pengetahuan Perancis tentang esai terbaik meliputi teori
gelombang cahaya pada tahun 1817. Dia juga kebetulan seorang mukmin sangat kuat dalam teori
partikel cahaya Newton dan mampu, menggunakan matematika Fresnel, untuk memperoleh
sebuah prediksi dia yakin akan menghancurkan teori gelombang cahaya . 7. James Clerk
Maxwell (1831 M – 1879 M) James Clerk Maxwell (Skotlandia, 1831-1879). Pada tahun 1865
dari studi tentang persamaan menggambarkan medan listrik dan magnetik, ditemukan bahwa
kecepatan gelombang elektromagnetik harus, dalam kesalahan eksperimental, menjadi sama
dengan kecepatan cahaya. Maxwell menyimpulkan bahwa cahaya adalah bentuk dari gelombang
elektromagnetik D. Periode IV (1887 – 1925 M) 1. Albert Einstein (1879 M – 1955 M) Pada
tahun 1905, Einstein menerbitkan teori relativitas khusus yang didasarkan pada saran yang luar
biasa bahwa kecepatan cahaya tetap konstan untuk semua pengamat independen dari kecepatan
relatif mereka. Namun itu berasal dari waktu yang Einstein adalah anak laki-laki ketika ia
mencoba membayangkan apa yang akan terjadi jika dia bergerak pada kecepatan yang sama
seperti sebuah berkas cahaya. Tentu saja jika gagasan bahwa kecepatan cahaya adalah sama
untuk semua pengamat tampaknya sulit untuk memahami, maka demikian akan pandangan
klasik yang akan menunjukkan bahwa jika seseorang dapat melakukan perjalanan lebih cepat
daripada cahaya maka orang bisa berangkat melakukan perjalanan dan tiba segera untuk dapat
melihat ke belakang dan melihat diri sendiri.
Pada tahun yang sama, ia menjelaskan efek fotolistrik pada dasar bahwa cahaya adalah
terkuantisasi, yang kuanta kemudian menjadi dikenal sebagai foton. Teori kuanta cahaya adalah
indikasi kuat dari dualitas gelombang-partikel , konsep bahwa sistem fisik dapat menampilkan
seperti gelombang dan partikel-seperti properti, dan itu digunakan sebagai prinsip dasar oleh
pencipta mekanika kuantum. Sebuah gambaran lengkap tentang efek fotolistrik hanya diperoleh
setelah jatuh tempo mekanika kuantum. Pada tahun 1915 Einstein menerbitkan teori relativitas
umum yang diprediksi pembengkokan sinar cahaya yang melewati medan gravitasi. Pada 1916
Einstein yang ditawarkan teori rangsangan cahaya bahwa emisi terstimulasi cahaya adalah proses
yang harus terjadi di samping penyerapan dan emisi spontan, itu adalah yang pertama memahami
'laser'. Pada tahun 1915 Einstein menerbitkan teori relativitas umum yang diprediksi
pembengkokan sinar cahaya yang melewati medan gravitasi. E. Periode V (1925 – sekarang) 1.
Michelson (1852 M – 1931 M) Pada tahun 1926, Michelson (Amerika ,1852-1931) melakukan
percobaan yang terakhir dan paling akurat untuk menentukan kecepatan cahaya. Menggunakan
jalan cahaya dengan panjang 35 km dari Mount Wilson observatorium untuk teleskop di Gunung
San Antonio, ia menemukan nilai 299.796 km per detik. 2. Walter Geffcken (1872 M – 1950 M)
Pada tahun 1939, Walter Geffcken (Jerman, 1872-1950) menggambarkan filter gangguan
transmisi. 3. Dennis Gabor (1900 M – 1979 M) Pada tahun 1948, Dennis Gabor (Hungaria,
1900-1979), menggambarkan prinsipprinsip rekonstruksi wavefront, yang kemudian dikenal
sebagai holografi. 4. Arthur Schawlow L (1921 M – 1999 M) Pada tahun 1958, Arthur
Schawlow L (Amerika ,1921-1999) dan Charles Townes H (Amerika, 1915 -) menerbitkan
sebuah makalah berjudul "Maser Infrared dan Optical" di mana ia mengusulkan bahwa prinsip
maser dapat diperluas ke daerah terlihat dari spektrum memunculkan apa yang kemudian
menjadi dikenal sebagai 'laser'.

E. ASTRONOMI
yaitu ilmu fisika yang mempelajari tentang perbintangan dan benda-benda di angkasa
Astronomi, erat sekali hubungannya dengan perkara keseharian kita. Secara etimologi astronomi
berarti "ilmu bintang" adalah ilmu yang melibatkan pengamatan dan penjelasan kejadian yang
terjadi di luar Bumi dan atmosfernya. Ilmu ini mempelajari asal-usul, evolusi, sifat fisik dan
kimiawi benda-benda yang bisa dilihat di langit (dan di luar Bumi), juga proses yang melibatkan
mereka. Astronomi merupakan cabang pengetahuan eksakta yang tertua.

Periode 1 (Zaman Purbakala – 1500M)

Perkembangan Astronomi sebenarnya sudah terdeteksi sekitar 1000 SM tepatnya zaman sumeria
dan babilonia. Mereka mengamati berbagai keteraturan dan mampu meramalkan gerhana bulan,
dan peredaran planet. Bangsa mesir sudah menemukan bahwa satu tahun terdiri dari 365 hari.
Akan tetapi, pada zaman sumeria belum menemukan pengetahuannya dalam bentuk gambaran.
Gambaran mengenai alam semesta memang ada namun masih bersifat spekulatif belaka. Mereka
beranggapan bahwa bumi dan langit berbentuk cakram datar yang saling tumpang tindih.

Ciri-ciri periode Pertama:

Ø  Belum ada penelitian yang sistematis.

Ø  Bersifat spekulatif.

Ø  Pergerakan benda-benda langit dianggap memiliki kekuatan magis.

Ø  Pada periode pertama ini dikumpulkan berbagai fakta fisis yang dipakai untuk membuat
perumusan empirik.

Untuk pengkajian lebih dalam kita akan membahas tokoh – tokoh penting yang sangat berperan
dalam perkembangan astronomi pada periode satu ini.

1.      Anaximander (610-546 SM)

Seorang filusuf Yunani yang dikenal sebagai “Bapak Ilmu Astronomi”. Ia menganggap bentuk
Bumi sebagai silinder dan angkasa berputar tiap hari mengelilinginya.

2.      Anaxagoras (500-478 SM)

Mengajarkan bahwa Matahari sebuah batu panas dan bulan tidak memancarkan cahaya sendiri
tapi mendapat penerangan dari Matahari. Dia juga menerangkan mengenai Gerhana Matahari.

3.      Aristoteles (348-322 SM)


Ia adalah murid Plato, dan dianggap sebagai bapak filsafat dan ilmuan sepanjang sejarah. Bumi
menurutnya adalah pusat jagat raya (geosentris). Sedangkan dilangit (alam semesta bagian atas)
terdapat planet-planet, bintang, matahari, dan bulan yang gerak alamiah mereka adalah
melingkar sempurna, continue dan tak terbatas.

Periode II (sekitar 1550 – 1800 M)

Perkembangan ilmu astronomi pada periode II terjadi sangat pesat. Banyak sumbangan-
sumbangan yang telah diberikan oleh para ahli dalam perkembangan astronomi. Selain itu, pada
periode II ini terjadi perubahan sarana pengamatan yaitu dari pengamatan benda langit yang
menggunakan mata telanjang menjadi pengamatan yang menggunakan teleskop. Tokoh-tokoh
yang berperan penting dalam perkembangan astronomi pada periode II adalah sebagai berikut:

1.      Tycho Brahe (1546-1601)

Ia memberikan sumbangsih bagi perkembangan astronomi luar biasa besarnya. Dia bukan hanya
merancang dan membangun instumentasi yang revolusioner, tetapi juga melakukan pengamatan
yang berulang-ulang. Sejumlah orbit planet yang bersifat anomali, yang sebelumnya belum
pernah tercatat, oleh Thyco kemudian ditampilan secara komplit, tanpa bantuan thyco ini, kepler
tidak mungkin bisa menemukan bahwa planet-planet bergerak di dalam orbit berbentuk elips. Ia
juga tercatat sebagai astronom pertama yang membuat koreksi terhadap pembiasan oleh
atmosfer. Brahe adalah seorang astronom. Selama 20 tahun, ia hanya membuat observasi planet-
planet secara sistematis, membuat daftar dari bintang, pengumpulan data Astronomi yang lain
hanya dengan ketelitian yang mungkin tanpa teleskop.

Dia mengintroduksikan koordinat Astronomi modern, menentukan deklinasi, tinggi bintang dan
sebagainya.

Di Prague, ia menyelesaikan tabel gerak planet dengan bantuan asistennya Johannes Kepler
(1571-1630). Setelah kematian Brahe, Kepler menelaah data yang ditinggalkan Brahe dan
menemukan bahwa orbit planet tidak sirkular melainkan eliptik. Kepler kemudian mengeluarkan
tiga hukum gerak orbit yang dikenal sampai saat ini.

2.      Rene Descartes (1596-1650)


Ia berpendapat bahwa jagat raya tersusun atas materi-matei yang berputar, yang ia sebut vortex.
Menurutnya sebuah benda memiliki kecenderungan untuk diam atau bergerak beraturan dalam
garis lurus. Akibatnya lintasan alamiah sebuah planet merupakan sebuah garis lurus bukan
merupakan lingkaran seperti pendapat Galileo. Sebuah planet tidak akan menyimpang tiba-tiba
kecuali ada pengaruh lain yang memaksanya berbelok dari lintasan. Alamiahnya. Inilah tekanan
vortex yang menahan sebuah planet dalam lintsan orbitnya. Ia menyatakan bahwa alam semesta
secara keseluruhan dibangun oleh materi dan gerak, dari sinilah kemudian Descartes dianggap
telah melucuti jagat raya hingga tinggal materi dan gerak.

Periode III (1800M – 1890M)

Pada periode ini diformulasikan konsep-konsep fisika yang mendasar yang sekarang kita kenal
dengan sebutan Fisika Klasik Tokoh-tokoh astronomi pada periode tiga dan kontribusinya dalam
perkembangan astronomi adalah:

1.      William Hyde Wollaston

Pada 1802,Ia mencatat keberadaan sejumlah garis-garis gelap dalam spectrum matahari.

2.      Urbain Jean Joseph Leverrier (1811-1877)

Seorang ahli matematika Prancis yang memperhitungkan keberadaan planet Neptunus. Saat
memeriksa gerakan Uranus, ia menemukan bahwa gerakannya dipengaruhi oleh sebuah planet
tak dikenal. Perhitungan Leverrier memungkinkan penemuan Neptunus oleh Johann Galle.

Periode IV (1890M – Sekarang)

Pada periode ini, Pada akhir abad ke 19 ditemukan beberapa fenomena yang tidak bisa dijelaskan
melalui fisika klasik. Hal ini menuntut pengembangan konsep fisika yang lebih mendasar lagi
yang sekarang disebut Fisika Modern. para ahli astronomi melakukan pengamatan di
observatorium dengan menggunakan teleskop untuk mengamati objek langit. Setelah
ditemukannya kanal di planet Mars, para ahli astronomi terobsesi untuk meneliti planet mars.
Selain itu, pada peiode ini diyakini bahwa ada anggota tata surya ke-9 setelah neptunus. Pada
periode ini juga, para ahli astronomi yakin bahwa alam semesta ini tetap. Kemudian terjadi
revolusi dalam bidang astronomi yang dilakukan oleh Hubble yang mengatakan bahwa alam
semesta ini mengembang dan ditemukannya galaksi lain di luar galaksi kita. Tokoh-tokoh pada
periode ini adalah:

1.      Giovanni Schiaparelli (1835-1910)

Seorang ahli astronomi Italia yang pertama kali melaporkan adanya canali di permukaan planet
Mars ketika planet tersebut mendekat di tahun 1877. Dalam bahasa italia, canali berarti selat,
namun ketika diterjemahkan ke dalam bahasa inggris menjadi terusan atau saluran air, sehingga
menimbulkan implikasi adanya bangunan buatan di planet Mars. Selain itu, ia juga menunjukkan
bahwa hujan meteor mengikuti garis edar sama seperti komet. Dari sana, ia menduga bahwa
hujan meteor sebenarnya adalah puing sebuah komet.

Dari hasil penelitian-penelitian para ilmuwan pada terakhir ini telah ditemukan beberapa planet,
terutama setelah munculnya teleskop-teleskop yang serba cangih saat ini sehingga para ilmuwan
lebih mudah mencari dan menemukan planet-planet yang baru antaralain :

Varuna, ditemukan tahun 2000, berdiamater sekitar 900 kilometer.

Ixion, ditemukan tahun 2001, lebarnya 1.065 kilometer. Dan sampai saat ini juga planet pluto
masih beranggapan bahwa pluto bukanlah sebuah planet melainkan sebuah objek yang
bentuknya lebih besar. mereka yang berangapan bahwa pluto adalah tidak sebuah planet tidak
menutup kemungkinan sedna pun tidak akan diakui sebagai sebuah planet. dan sedangkan
mereka yang beranggapan bahwa planet pluto adalah sebuah planet tidak menutup kemungkinan
sedna juga akan disebut dengan planet ke-10 di tatasurya ini apa lagi bila hal yang selama ini
telah terbukti bahwa dia memiliki sebuah bulan.

Quaoar, ditemukan tahun 2002, adalah objek dengan diameter sekitar 1.200 kilometer.

Sedna. Menurut ilmuwn dari California Institute of Technology planet ini berdiameter tidak lebih
dari 1700 kilo meter dan pertamakali terlihat tanggal 14 November 2003, saat para astronom
melakukan pengamatan langit menggunakan teleskop Samuel Oschin 48 inci, milik
Observatorium Mount Palomar, California. Astronom-astronom dari Institut Teknologi
California, Observatorium Yale, dan Observatorium Gemini, terlibat dalam penemuan tersebut.
Sedna berotasi lebih pelan dari pada yang diperkirakan oleh para ilmuan sehingga para ilmuan
berpendapat bahwa planet ini mempunyai sebuah satelit. Adapun Sedna sempat dianggap sebagai
planet yang ke-10 ditata surya ini.

Anda mungkin juga menyukai