Npm: 2356031001
Kelas: Mandiri A
Dosen Pengampu: Zaimasuri, S.Ikom, M.Ikom
1. manusia memiliki bahasa yg mampu mengkomunikasikan informasi dan jalan pikiran yang
melatarbelakanginya
2. manusia memiliki kemampuan berpikir mnrt suatu alur kerangka berpikir tertentu
Penalaran:
suatu proses berpikir dalam menarik sesuatu kesimpulan yang berupa pengetahuan
Apa yg disebut benar > tidak sama > kegiatan proses berpikir utk menghasilkan pengetahuan >
berbeda-beda Sebagai sebuah kegiatan berpikir, penalaran memiliki ciri-ciri tertentu:
1. Suatu pola berpikir yg secara luas dapat disebut logika Kegiatan penalaran merupakan suatu
proses berpikir yang logis
2. Memiliki sifat analitik dari proses berpikir Penalaran merupakan suatu kegiatan berpikir yang
berpegang pada suatu analisis dan kerangka berpikir dengan menggunakan logika penalaran ilmiah >
logika ilmiah
► terdapat berbagai macam definisi tentang logika, namun hampir semua tukang definisi
menyimpulkan, Logika adalah ‘Aturan berpikir benar”
► logika bisa digunakan sebagai alat untuk menguji, apakah berpikir seperti ini sudah benar?
Ataukah berpikir yang seperti itu yang benar?
► Karena ‘tugas’ logika menangani hal-hal yang bersifat ‘aturan’, maka logika juga bisa didefinisikan
sebagai: ‘Aturan yang mematok hukum-hukum berpikir untuk membedakan penalaran yang benar
dari penalaran yang salah’
►Logika adalah ilmu pengetahuan dan kecakapan untuk berpikir lurus (tepat) (Alex Lanur, 1993)
►Logika adalah suatu metode yang membuat kita mampu dan mahir dalam berpikir dengan
semestinya. Kemahiran dan kecakapan diperoleh melalui penghayatan dan pelatihan metode secara
terus menerus (W. Poespoprodjo, 1999)
Ilmu pengetahuan adalah kumpulan pengetahuan yg merupakan kesatuan sistematis serta memberi
penjelasan yang dapat dipertanggungjawabkan, Logika termasuk dalam ilmu pengetahuan. Logika
merumuskan dan menerapkan hukum-hukum agar kita dapat berpikir lurus, tepat dan teratur.
Objek logika
Objek adalah sesuatu yang menjadi bahan dari penelitian atau pembentukan pengetahuan
1. Objek material
2. Objek Formal
Misalnya: Ilmu matematika > objek material badan > Objek formal menurut ketentuan kuantitatif,
sejauh dapat diukur
Ilmu Biologi > objek material badan > objek formal sejauh hidup
Ilmu Sosiologi > objek material badan > objek formal sejauh mjd bagian masyarakat
1. Membantu setiap orang yang mempelajari logika untuk berpikir secara rasional, kritis, lurus, tepat,
tertib, metodis dan koheren.
3. Menambah kecerdasan dan meningkatkan kemampuan berpikir secara tajam dan mandiri
4. Meningkatkan cinta akan kebenaran dan menghindari kekeliruan serta kesesatan (Jan Hendrik
Rapar, 1996).
Manfaat teoretis
Logika > ilmu yg menyajikan dalil-dalil, hukum berpikir logis > mengajarkan tentang berpikir yang
seharusnya
Logika > ilmu normatif > bukan membicarakan berpikir tentang sebagaimana adanya dalam ilmu-
ilmu positif seperti fisika, psikologi, dll
Manfaat praktis
Akal > makin tajam > tinggi kemampuan (kritis) dalam imajinasi logis
Imajinasi Logis :
> Kemampuan akal untuk menggambarkan kemungkinan terjadinya sesuatu sebagai keputusan akal
yang benar dan runtut (consistent).
- Tidak ada ilmu pengetahuan yang tidak didasarkan pada logika. Ilmu pengetahuan TANPA logika >
TIDAK akan mencapai KEBENARAN ILMIAH.
- Barang Siapa yg mempelajari LOGIKA, maka ia telah menggenggam master key untuk membuka
pintu masuk ke berbagai disiplin ILMU PENGETAHUAN.
Berpikir baik > berpikir benar > logis-dialektis > dibutuhkan kondisi-kondisi tertentu.
Berpikir baik > mencintai kebenaran > fundamental > menggerakkan pemikir mencari, mengusut dan
meningkatkan mutu penalaran.
Cinta kebenaran > wujudnya > kerajinan (tidak malas, takut sulit & ceroboh) & kejujuran (siap
menerima kebenaran > berlawanan dengan prasangka & keinginan pribadi.
Hindari kesalahan-kesalahan dengan segala usaha & tenaga, serta sangguplah mengenali jenis,
macam & nama kesalahan, demikian juga mengenali sebab-sebab kesalahan pemikiran (penalaran).
Dalam praktek, menjadi cakap & cekatan berpikir sesuai dengan hukum, prinsip, bentuk berpikir
yang betul, tanpa mengabaikan dialektika.
Dilanjut pertemuan kelima kita melanjutkan membahas tentang penalaran lebih tepatnya
membahas unsur-unsur penalaran.
- Pengertian > konsep atau ide > hasil tangkapan akal manusia mengenai sesuatu atau objek.
- Pengertian yang diungkapkan dalam bentuk kata atau simbol disebut term.
Term
Kata
Kata dibedakan:
1. Kategorimatis
2. Sinkategorimatis
Kategorimatis: kata yang dapat mengungkapkan sepenuhnya suatu pengertian yang berdiri sendiri
tanpa bantuan kata lain.
Sinkategorimatis: kata yang tidak dapat mengungkapkan suatu pengertian yang berdiri sendiri tanpa
bantuan kata lain.
Misal: jika, semua, maka, sebagian, barang siapa, dan, atau, dsb.
Kata: kata ada yang punya pengertian & ada yg tidak punya pengertian jika tidak ditambah kata lain
yang menyertainya.
- Penalaran disebut sahih (valid) jika bentuk penalaran itu tepat. Bentuk penalaran itu tepat
jika kesimpulan yang ditarik sungguh-sungguh merupakan implikasi logis dari premis-
premisnya. Logika yang mengkaji bentuk-bentuk penalaran disebut sebagai logika formal.
- Penalaran disebut benar (true) jika premis-premis dalam argumen itu sesuai dengan
kenyataan. Jadi kebenaran suatu penalaran ditentukan oleh kesesuaian antara proposisi-
proposisi yang menjadi premisnya dengan dunia yang ditunjuk oleh proposisi itu. Logika
yang mengkaji kebenaran premis-premis disebut sebagai logika material.
• Bentuk logika yang banyak dikaji dalam ilmu logika adalah logika formal sebab logika material
merupakan bagian dari kerja sains dalam mengkonfirmasi apakah hasil pengamatannya sesuai
dengan kenyataan. Logika formal berurusan dengan pengujian atas kesahihan atau ketidaksahihan
suatu argumen. Inilah yang akan kita pelajari.
- Apabila komponen dasar dari kalimat adalah kata, komponen dasar dari proposisi adalah
term. Sebagaimana antara kalimat dan proposisi, terdapat pula perbedaan antara kata dan
term. Bedanya adalah sebgai berikut:
- Term merupakan kata yang menunjuk pada pengertian tertentu tentang objek (misalnya
‘meja’, ‘mahasiswa’), sementara kata tidak selalu menunjuk pada pengertian tentang objek
(misalnya ‘nah’, ‘hore’, ‘aduh’).
- Term dapat tersusun dari dua kata atau lebih (misalnya ‘jembatan layang’, ‘makhluk hidup
yang berkaki empat itu’).
- Term menempati posisi logis dalam proposisi, sementara kata menempati posisi tata
bahasawi dalam kalimat. Misalnya, tidak ada term yang menempati posisi objek ataupun
keterangan.
• Term dapat dilihat dari dua aspek utama: berdasarkan posisinya dalam proposisi dan berdasarkan
keluasannya.
Hukum-Hukum Perlawanan
• Apa relevansi dari bujur sangkar perlawanan bagi penalaran? Relevansinya terdapat pada fakta
bahwa jenis perlawanan menentukan bobot bantahan: apakah bantahan itu betul-betul membantah
sepenuhnya atau tidak.
1. Hukum oposisi kontradiktoris Dua proposisi yang beroposisi secara kontradiktoris (A – O dan E – I)
tidak dapat benar atau salah secara bersamaan.
2. Hukum oposisi kontraris Dua proposisi yang beroposisi secara kontraris (A – E) tidak dapat benar
secara bersamaan, tetapi dapat salah secara bersamaan.
3. Hukum oposisi subkontraris Dua proposisi yang beroposisi secara subkontraris (I – O) tidak dapat
salah secara bersamaan, tetapi dapat benar secara bersamaan.
4. Hukum oposisi subalterna Dua proposisi yang beroposisi secara subalterna (A – I dan E – O) diatur
oleh sepasang hukum berikut. Pertama, jika proposisi universal (A dan E) benar, maka proposisi
partikular (I dan O) sudah pasti benar, sementara jika proposisi universal salah, maka proposisi
partikular bernilai tidak pasti. Kedua, jika proposisi partikular terbukti salah, maka proposisi universal
pasti juga salah, sementara jika proposisi partikular benar, maka proposisi universal bernilai tidak
pasti.
• Proposisi hipotetis adalah proposisi dimana term predikatnya mengafirmasi atau menegasi
subjeknya secara bersyarat atau tak mutlak. Proposisi hipotetis sebetulnya adalah gabungan di
antara dua atau lebih proposisi kategoris melalui perakit (connective) tertentu.
1. Proposisi kondisional, yakni proposisi yang mengandung syarat. Contoh: “Jika hujan
turun, maka jalanan menjadi basah”. Proposisi ini tersusun oleh dua proposisi kategoris
(“Hujan turun” dan “Jalanan menjadi basa”) yang dihubungkan melalui perakit (“jika …,
maka …”).0
- Antesedens, yaitu bagian proposisi yang menyatakan syarat (“jika hujan turun”).
- Konsekuens, yaitu bagian proposisi yang menyatakan hasil yang akan tercapai bila syaratnya
terpenuhi (“maka jalanan basah”).
2. Proposisi disjungtif, yakni proposisi di mana dua term predikatnya mengecualikan satu
sama lain. Contoh: “Joko lulus atau gagal dalam ujian”. Proposisi ini juga tersusun oleh
dua proposisi kategoris yang dihubungkan dengan perakit.
3. Proposisi konjungtif, yakni proposisi di mana gabungan antara dua predikatnya diingkari.
Contoh: “Joko tidak mungkin sekaligus berada di Bogor dan di Surabaya”.