Anda di halaman 1dari 13

TUGAS DASAR DASAR LOGIKA

TENTANG

“DEFINISI LOGIKA,LOGIKA MATERIAL DAN LOGIKA


FORMAL DAN SEJARAH PERKEMBANGAN LOGIKA”

Di susun oleh

NAMA : NURU HAZANAH


KELAS :A
SEMESTER :2
JURUSAN : ADMINISTRASI NEGARA

SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI SAID


PERINTAH MASOHI
TAHUN AJARAN 2021/2022
1. DEFINISI LOGIKA,LOGIKA MATERIAL DAN LOGIKA
FORMAL
Pengertian Logika – Dasar, Manfaat, Macam dan Pembagian

Jika dilihat secara umum, logika merupakan hasil pertimbangan dari akal pikiran manusia
yang disampaikan lewat kata serta dan bahasa. Sedangkan pendapat lain mengatakan jika
logika merupakan penalaran yang dilakukan atau dinilai sesuai prinsip validitas ketat.

Pengertian Logika

Logika merupakan salah satu cabang filsafat yang mempelajari kecakapan berpikir seseorang
secara tepat, lurus dan teratur.

Jika secara etomologis, istilah logika diambil dari bahasa Yunani yakni Logos yang
kemudian membentuk kata Logikos yang berarti suatu pertimbangan akal atau pikiran yang
diungkapkan memakai kata-kata atau bahasa.

Setiap orang akan selalu berpikir ketika ingin menyimpulkan sesuatu dengan cara ilmiah atau
untuk meyakinkan orang lain. Untuk itu, seriap pernyataan tersebut harus dibuktikan
kebenarannya.

Dengan begitu dalam logika, maka ada pemikiran yang bisa membuktikan sebuah pernyataan
atau ucapan yang dikeluarkan. Logika berguna untuk melakukan analisa atau penyelidikan.

Selain itu, logika juga berguna untuk merumuskan sekaligus menerapkan peraturan. Dengan
begitu, logika bukan sebuah teori namun keterampilan menerapkan peraturan tentang
pemikiran dalam praktek atau tindakan. Ilmu logika juga bisa diartikan sebagai ilmu yang
mempelajari tentang cara berpikir tepat, lurus dan teratur.

 PENGERTIAN LOGIKA MENURUT PARA AHLI

1. Poespoprodjo
Logika adalah ilmu dan kecakapan dalam menalar dan berpikir dengan tepat.

2. Jan Hendrik Rapar


Logika merupakan sebuah pertimbangan akal yang diatur melalui kata dan dinyatakan dalam
bahasa.

3. Poedjawijatna
Menjelaskan bahwa logika adalah filsafat budi (manusia) yang membahas metode berfikir
untuk mengetahui tentang bagaimana cara manusia berfikir dengan semestinya.

4.. Aristoteles
Definisi logika merupakan ajaran tentang berpikir secara ilmiah, membicarakan suatu bentuk
pikiran itu sendiri dan hukum-hukum yang menguasi pikiran.
5. Soekadijo
Mengartikan logika sebagai metode yang diciptakan guna meneliti ketepatan menalar.

6. Louis O Kattsoff
Logika diartikan sebagai sebuah ilmu mengenai metode untuk memperoleh kesimpulan dari
sebuah perangkat bahan tertentu.

7. William Alston
Mendefinisikan logika sebagai sebuah studi tentang menyimpulkan. Usaha untuk menetapkan
ukuran untuk memisahkan penyimpulan yang sah dan tidak sah.

8. The Liang Gie


Arti logika adalah suatu bidang pengetahuan dalam lingkungan filsafat yang mempelajari
mengenai asas dan aturan penalaran yang benar.

9. Herbert L. Searles
Logika didefinisikan sebagai proses menalar yang memerlukan langkah-langkah tertentu,
diantaranya, mengumpulkan fakta khusus dan mengumpulkan hipotesis serta melakukann
verifikasi.

10. Mundiri
Berpendapat bahwa logika adalah ilmu tentang hukum dan motode yang digunakan sebagai
pembeda penalaran yang benar dan salah.

11. Cholid Narbuko


Menyatakan bahwa logika merupakan ilmu pengetahuan mengenai asa, aturan, hukum-
hukum, dan susunan atau bentuk pikiran manusia yang bisa mengantar pikiran tersebut
kepada sebuah kebenaran.

12. Irving M Copi


Pengertian logika adalah suatu ilmu yang mempelajari teknik dan hukum yang digunakan
untuk membedakan penalaran yang benar dan yang salah.

13. Abu Achmadi


Menurutnya logika adalah studi ilmiah mengenai prinsip umum yang menentukan validitas
cara menarik kesimpulan terhadap masalah yang sedang diperbincangkan.

14. Bang Fuji


Menjelaskan bahwa logika merupakan sebuah seni berpikir sistematis dan ilmiah untuk
menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi manusia.
 DASAR-DASAR LOGIKA

Konsep dasar dari logika menyatakan jika kesalihan atau validitas sebuah argumen
ditentukan bentuk logisnya dan bukan dari isi argumen. Ini artinya, logika dijadikan sebagai
alat untuk melakukan analisis argumen yakni hubungan antara kesimpulan serta bukti atau
premis.

Berdasarkan dari pengertian logika tersebut, maka penalaran pada logika bisa dibagi menjadi
beberapa dasar berikut:

1. Penalaran Deduktif

Penalaran deduktif merupakan penalaran yang memakai premis, informasi atau peraturan
umum yang berlaku untuk mencapai sebuah kesimpulan yang sudah terbukti.

Dalam hal ini, penalaran deduktif akan membangun atau mengevaluasi sebuah argumen
deduktif serta dinyatakan valid apabila kesimpulannya berbentuk konsekuensi logis dari
beberapa premisnya.

Penarikan kesimpulan secara deduktif umumnya memakai pola pikir yang disebut silogismus.
Pernyataan yang mendukung silogismus tersebut dinamakan dengan premis yang bisa
dibedakan menjadi permis mayor dan permis minor. Kesimpulan sendiri adalah pengetahuan
yang diperoleh dari penalaran deduktif atas dasar kedua permis tersebut.

Logika deduktif sendiri membicarakan tentang beberapa cara untuk mencapai kesimpulan
jika lebih sulu sudah diajukan pertanyaan tentang seluruh di antara sebuah kelompok.

Kesimpulan yang sah dari penalaran deduktif adalah akibat yang bersifat keharusan dari
pertanyaan yang sudah diajukan. Pembahasan tentang logika deduktif sendiri sangat luas
serta meliputi salah satu dari persoalan yang menarik.

Berikut adalah contoh argumen deduktif:

Seluruh makhluk hidup pastinya akan mati. [Premis mayor].

Manusia merupakan makhluk hidup. [Premis minor].

Manusia pasti akan mati. [Kesimpulan].

2. Penalaran Induktif

Penalaran induktif merupakan sebuah penalaran yang berawal dari rangkaian fakta khusus
untuk menghasilkan sebuah kesimpulan yang umum. Berikut adalah contoh dari argumen
induktif:

Kucing persia mempunyai sebuah jantung.

Kucing angora mempunyai sebuah jantung.

Kucing bengal juga mempunyai sebuah jantung.


Seluruh jenis kucing tentunya mempunyai jantung.

 MANFAAT LOGIKA

Sebenarnya, logika bisa memberikan cukup banyak manfaat untuk manusia dalam
berkegiatan sehari-hari. Berikut adalah beberapa manfaat dari logika yang bisa diperoleh
manusia:

Untuk melatih supaya bisa berpikir rasional, kritis, tertib, lurus, koheren serta metodis.

Untuk melatih kemampuan berpikir secara abstrak, cermat serta objektif.

Untuk meningkatkan kecerdasan serta kemampuan manusia dalam berpikir secara tajam dan
mandiri.

Untuk meningkatkan kemampuan manusia melakukan analisis pada suatu permasalahan.

Untuk meningkatkan kesadaran manusia akan pentingnya kebenaran. Dengan begitu,


manusia bisa menghindari kesalahan serta kesesatan saat berpikir.

Untuk mendorong seseorang supaya bisa berpikir sendiri memakai asas sistematis.

Untuk meningkatkan cinta dan kebenaran serta menghindari kesalahan dalam berpikir.

Untuk membantu meningkatkan citra diri seseorang pada saat bisa berpikir secara kritis,
lurus, rasional, metodis, tertib serta koheren.

 FUNGSI LOGIKA

Berikut ini beberapa kegunaan dari logika, diantaranya:

Untuk meningkatkan kemampuan dalam berfikir secara cermat dan lebih obyektif.

Untuk mempertajam cara berfikir dan supaya lebih mandiri dalam menyelesaikan
permasahan.

Untuk membantung menghindari kesalahan atau kekeliruan terhada suatu pernyataan.

Untuk mendorong seseorang supaya terbiasa berfikir sendiri sesuai peraturan yang sistematis.

Untuk melakukan analisi terhadap suatu kejadian.

Untuk membantu berfikir secara lebih kritis dan tepat.

Itulah beberapa fungsi logika yang berguna untuk berfikir bagi manusia.
 MACAM-MACAM LOGIKA

1. Logika Alamiah

Logika alamiah merupakan proses kerja akal budi manusia yang berpikir dengan lurus dan
tepat sebelum terpengaruh dengan keinginan serta banyak kecenderungan subjektif.

Jenis logika alamiah ini dimiliki manusia semenjak lahir dan bisa dipelajari dengan proses
belajar serta penerapan pada kehidupan nyata.

2. Logika Ilmiah

Logika ilmiah merupakan kinerja nalar manusia yang berguna untuk mempertajam pikiran
serta akal budi manusia. Dengan logika ilmiah, maka akal budi manusia bisa bekerja lebih
cepat, mudah, teliti serta aman.

Dengan begitu, manusia bisa terhindar dari kesesatan berpikir atau setidaknya bisa


mengurangi kemungkinan tersebut.

3. Logika Formal

    Logika formal lebih menekankan peda bentuk pemikiran, artinya bahwa pemikiran itu
harus mengikuti hukum-hukum yang telah ditetapkan. oleh karena pemikiran itu sendiri dari
putusan-putusan, dan putusan sendiri dari pengertian-pengertian mak logika formal selain
berorientasi pada pemikiran yang tepat, logika formal juga memandang pengertian dan
putusan yang berguna untuk pembentukan pemikiran.
   Aktivitas pemikiran juga meliputipenyusunan proporsi-proporsi yang berperan sebagai
premis untuk dijadikan dasar suatu penyimpulan.
Contoh dari penalaran atau pemikiran yang tepat :
Semua makhluk hidup butuh makan
Manusia adalah golongan makhluk hidup
jadi : Manusia adalah butuh makan

4. Logika Material

    Logika material lebih menekan pada unsur isi, substansi dari sebuah pengertian, putusan
atau provisi dan juga konklusi atau penyimpulannya. Logika material juga juga berperan
untuk menguji isi materi, substansi dan logika formal.
    untuk itu, bilamana seseorang ingin mendapatkan atang ingin memperoleh pengetaguan
yang mendalam tentang ssusuatu hal atu masalah, maka ia harus mengerti dan memahami
logika meterial sebagai sarana untuk mendapatkan pengetahuan mendasar atau mendalam
tersebut.
 PEMBAGIAN MATERI LOGIKA

Agar bisa mendapatkan pemikiran yang tepat, maka logika harus bisa menganalisa beberapa
unsur pemikiran manusia. Materi logika diantaranya adalah:

1. Mengerti Akan Permasalahan

Yang dimaksud dengan mengerti akan permasalahan adalah paham dengan masalah yang
sedang dihadapi. Kegiatan mengerti ini bisa dibangun lewat penginderaan seperti mengamati.

2. Adanya Kausualitas

Adanya kausualitas adalah terdapat keterkaitan. Pekerjaan otak berikutnya sesudah mengerti
permasalahan yang sedang dihadapi adalah membangun hubungan yang ada antara
beberapa fakta.

3. Adanya Kesimpulan

Tugas akal yang ketiha adalah membangun suatu kesimpulan. Kesimpulan tersebut diperoleh
karena serangkaian kegiatan dari mulai mengeri hubungan permasalahan serta fakta dari
keduanya yang kemudian bisa ditarik kesimpulan.

 CONTOH LOGIKA

Inilah beberapa contoh logika yang sederhana, misalnya ada kalimat atau pernyataan yang
tidak masuk akal, jadi pernyataan tersebut tidak dapat di jelaskan, dan penalarannya tidak
benar. Contoh kalimatnya seperti “manusia bisa menahan nafas hingga 5 jam”, jelas
pernyataan tersebut tidak benar nyatanya menurut penelitian rata-rata manusia normal bisa
menahan nafas selama 30-60 detik, dan otak manusia normal akan mengalami kerusakan
secara permanen setelah 4 menit jika tidak mendapat oksigen. Atau pernyataan seperti
“manusia bisa bertahan tanpa minum selama satu bulan”, dari peryataan tersebut jelas tidak
masuk akal, nyatanya manusia normal bisa bertahan selama 3-4 hari tanpa minum, itupun
dipengaruhi oleh faktor usia, kesehatan tubuh, cuaca, dll.

Itulah tulisan tentang pengertian logika, yang dilengkapi dengan fungsi, jenis, dan contohnya.
Semoga bermanfaat jika di temukan kesalahan mohon di maafkan, terimkasih.
2. SEJARAH PERKEMBANGAN LOGIKA
Sejarah perkembangan pemikiran tentang logika terbagi menjadi tiga yaitu abad Yunani
Kuno, abad pertengahan, dan abad modern.

    Pada abad Yunani kuno (226 SM -- 334 SM) Zeno dari Citium pelopor kaum Stoa disebut
sebagai figur utama yang meletakkan istilah logika, namun akar logika sudah terdapat dalam
pikiran dialektis para filsuf mazhab Elea. Zeno membagi ajarannya dalam tiga bagian: fisika
digambarkan sebagai lading dan pohon, logika sebagai pagarnya, dan etika sebagai buahnya. 

Kemudian seiring perkembangannya, logika dikatakan sebagai ilmu (logika Scientia) berkat
karya Aristoteles yaitu To Organon yang memuat tentang (I). Kategoriat (berisi logika istilah
dan prediksi), (II) Peri Hermeneias (tantang logika proposisi), (III) Analityca Protera (tentang
silogisme dan pemikiran), (IV) Analityca Hystera (berisi tentang pembuktian), (V) Topica
(tentang metode berdebat), (VI) Peri Sophistiskoon (tentang kesalahan berfikir). 

Aristoteles menjadi pelopor dari penyelidikan tentang logika yang memberi banyak
sumbangan terhadap ilmu pengetahuan. Menurut Aristoteles, alam semesta tidaklah
dikendalikan oleh serba kebetulan, oleh keinginan atau kehendak Dewa yang terduga,
melainkan tingkah laku alam semesta itu tunduk pada hukum-hukum rasional. Dari
pendapatnya itulah muncul pemikiran bahwa manusia perlu memertanyakan setiap aspek
dunia alamiah secara sistematis dan harus memanfaatkan pengamatan empiris, serta alasan-
alasan logis sebelum mengambil keputusan.

    Pada tahap awal Aristoteles menyusun logika sebagai sebuah ilmu tentang hukum-hukum
berfikir untuk memelihara jalan pikiran dari setiap kekeliruan, dan pada tahap berikutnya
logika disebut dengan nama "analitika" dan "dialektika". Analitik adalah ilmu logika yang
berdasarkan pada premis-premis yang diasumsikan benar sedangkan dialektika adalah ilmu
logika yang berdasarkan pada premis-premis yang masih diragukan kebenarannya. 

    Selanjutnya pemikiran logika Aristoteles dilanjutkan oleh Theoprastus dan kaum Stoa
mengembangkan logika proposisi dan bentuk-bentuk berfikir sistematis. Kemudian Galeneus,
Alexander Aphrodisiens, dan Sexus Empiricus melakukan sistematisasi logika dengan
mengikuti cara geometri, yaitu metode ilmu ukur.

    Memasuki abad pertengahan perkembangan logika masih berkaitan dengan konsep logika
Aristoteles, kemudian seiring perkembangannya logika baru muncul dengan nama logika
Antiq yang tumbuh berkat pengaruh filsuf Arab. Pada abad XIII-XV logika modern ini
mengalami perkembangan dengan ditemukannya metode baru oleh Raymond Lullus dengan
nama metode Ars Magna, yaitu metode seperti aljabar pengertian untuk membuktikan
kebenaran-kebenaran tertinggi. 

    Pada abad ke-7 Masehi agama Islam mulai berkembang di daratan Arab dan pada abad ke-
8 agama Islam telah meluas ke Barat. Setelah Islam mulai menyebar banyak karya-karya
ilmiah Yunani yang diterjemahkan ke dalam bahasa, sehingga dalam sejarah Islam pada abad
ini diberi julukan sebagai abad terjemahan. Salah satu tokoh logika yang terkenal dalam
Islam adalah al-Farabi (873 -- 950 M) yang dikenal sebagai guru kedua setelah Aristoteles
disebabkan karena kemampuannya dalam memahami Aristoteles. 

    Al-Farabi memiliki kemahirannya dalam bahasa Grik Tua (Yunani Kuno), sehingga ia
banyak menyalin karya-karya Aristoteles dan ahli-ahli Grik lainnya dalam berbagai bidang
ilmu. Perkembangan logika sempat mengalami kemunduran bahkan ilmu logika dianggap
tidak bernilai. Namun pada abad ke-XIII sampai abad ke-XV mulai muncul tokoh-tokoh
logika seperti Roger Bacon, Petrus Hispanus, Wilhelm Ocham, dan Raymundus Lullus,
merekalah yang mengangkat kembali ilmu logika sebagai salah satu ilmu yang penting sejajar
dengan ilmu-ilmu lainnya.

    Kemudian perkembangan ilmu logika memasuki abad modern, dimana pada abad ini
logika disibukkan dengan berbagai metode-metode ilmu logika yang dikemukakan para tokoh
logika. Thomas Hobbes dalam karyanya Leviathan, John Lock dalam karyanya Essay
Cocerning Human Undestanding, Francis Bacon dengan logika induktif-murninya dalam
Novum Organum, Rene Descartes dengan deduktif-murni dalam Discourse De Methode dan
lain sebagainya. 

Descartes melengkapi logikanya dengan analisis geometri dan aljabar yang mempunyai
beberapa kelebihan, yaitu tidak menerima apapun sebagai benar sebelum diyakini sendiri
bahwa itu benar, memilah masalah menjadi bagian-bagian kecil untuk mempermudah
penyelesaian, berfikir runtut dari yang paling sederhana sampai yang paling rumit, dan
memiliki perincian yang lengkap serta pemeriksaan menyeluruh sehingga tidak ada yang
terlupakan. 

    Pada perkembangan selanjutnya banyak para tokoh ilmuan yang ambil peran dalam
perkembangan pemikilan ilmu logika seperti Immanuel Kant dengan konsep logika
transendental dalam karyanya Kritik der Reinen Vernunft, G. W Leibniz mengungkapkan
tentang simbolisme bagi konsep-konsep implikasi antara konsep-konsep dan ekuivalensi
konseptual, F. H Bradley dalam karyanya Priciples of Logic yang merumuskan bahwa
keputusan merupakan unit dasar struktur pikiran, dan masih banyak tokoh-tokoh lainnya. 

Sejarah perkembangan logika dapat kita lihat dari pemikiran-pemikiran para filosof yaitu
filosofi Alam, filosofi Elea dan filosofi Klasik.

FILOSOFI ALAM

Thales

Merupakan filsuf pertama dalam masa filosofi alam. Masa hidupnya diperkirakan sekitar
625-545 SM. Thales adalah seorang saudagar yang banyak berlayar ke daerah Mesir, ia
mendalami ilmu matematika dan astronomi, walaupun Thales disebut sebagai Bapak Filosofi
Yunani tetapi ia tidak pernah meninggalkan tulisan yang berisi buah pikirannya, hasil
pemikiran Thales dapat dikenali dituangkan menjadi tulisan oleh muridnya Anaximandros
termasuk Aristoteles. Buah pikiran Thales ini antara lain dikatakan bahwa “semuanya itu
adalah air, air yang cair itu adalah pangkal, pokok dan dasar segala-galanya, segala
sesuatu berasal dari air dan berakhir kepada air pula”, yang menarik dari ungkapan tersebut
adalah suatu ide atau pikiran dengan akal yang membebaskan diri dari belenggu
dingeng/takhayul.

Anaximandros

Ia adalah murid Thales yang hidup sekitar 610-547 SM. Menurut pendapatnya asal dari
segala sesuatu itu bukan dari air tapi dari yang tidak berhingga dan tidak berkeputusan yang
selalu bekerja tanpa henti-hentinya dan dikenal dengan nama apeiron. Apeiron ini tidak
dapat disamakan dengan salah satu benda yang tampak di dunia ini, sebab segala benda yang
dapat dilihat dengan panca indra kita adalah barang yang dapat berakhir dan terbatas, jadi inti
ajarannya adalah segala sesuatu terjadi dari apeiron dan kembali pada apeiron dan ia
menganggap bahwa jiwa yang menjadi dasar kehidupan adalah serupa dengan udara.

Anaximenes

Ia adalah salah satu filsuf alam yang memiliki buah pikiran bahwa segala sesuatu yang ada
berasal dari udara, berawal dari udara dan kembali pada udara.

Herakleitos

Ia juga merupakan filsuf alam yang berpikiran bahwa segala sesuatu itu berasal dari api.

FILOSOFI ELEA

Zeno

lahir di Elea 490 SM. Ia merupakan murid Parmenides, buah pikiran Zeno dilontarkan untuk
membela ajaran gurunya dan membalikkan serangan terhadap dalil lawannya. Buah pikiran
Zeno tersebut antara lain :

Yang banyak itu tidak ada. Jika yang banyak itu ada tentu dapat dibagi-bagi dan bagiannya
dapat dibagi-bagi lagi, demikian seterusnya sampai sekecil-kecilnya sampai tidak mempunyai
bentuk, namun barang yang tidak mempunyai bentuk walau bagaimanapun banyaknya tidak
akan mencapai besar sebuah barang yang mempunyai bentuk dan tidak ada satu barang pun
yang dapat bertambah besar dengan sendirinya jika ia tidak mempunyai besar.

Faham Ruang. Jika yang ada itu berada dalam ruang maka tentu ruang itu berada dalam
ruang demikian seterusnya sampai akhirnya ada ruang dalam ruang.

Penglihatan itu benar. Jika sekarung pasir jatuh berbunyi maka tiap-tiap butir pasir walau
bagaimanapun kecilnya apabila jatuh akan berbunyi demikian sebaliknya, hal ini disebabkan
sekarung pasir merupakan kumpulan pasir-pasir.

Tentang gerak. Setiap gerakan tidak bisa bermula sebab tiap-tiap benda tidak bisa sampai
pada suatu tempat terlebih sebelum terlebih dahulu berada pada beberapa tempat atau pada
satu titik yang dilalui. Kijang yang begitu cepat larinya tidak bisa mengejar keong yang
begitu lambat sebab jika kijang tadi telah sampai ditempat keong maka keong itu sudah maju
sedikit ke muka. Anak panah yang dipanahkan dari busurnya tidak bergerak tetapi berhenti
sebab setiap saat ia berada pada satu titik yang berarti sama dengan berhenti. Setengah waktu
sama dengan sepenuh waktu.

Melissos

Berasal dari kota Samos sebagai murid Parmenides yang membela ajaran gurunya itu
berdasarkan alasan positif artinya ia memberikan keterangan untuk memuaskan ajaran
gurunya, berbeda dengan Zeno yang memberi kritik atas logika lawannya untuk
membenarkan pendiriannya sendiri. Ada pendapat baru Melissos untuk menjelaska ajaran
gurunya yaitu bahwa Yang ada itu tidak berhingga, karena apabila Yang ada itu berhingga
maka Yang ada itu berawal dan berakhir.

Filsafat elea yang dibahas tersebut mempengaruhi aliran pemikiran dalam masa
sesudahnya terutama tajamnya sudut pengertian yang mereka kemukakan. Apabila dilihat
dari ajaran Zeno, maka seolah-olah uraian mereka hanya persilatan kata saja, tapi jika
dipandang maka akan tampak satu logika yang terkandung di dalamnya yaitu munculnya
dasar dialektik yaitu komunikasi dengan bicara.

FILOSOFI KLASIK

Socrates

Lahir di Athena 470 SM. Ajaran Soc tidak pernah ditulis sendiri tapi diketahui dari
perbuatan dan cara hidupnya. Tujuan Soc adalah mengajar orang mencari kebenaran yang
tidak bersandar pada agama tapi pada fungsi yang hidup sehingga ia tidak mengajarkan
kebenaran tersebut. Ajaran Soc lebih banyak diketahui dari tulisan muridnya yaitu Plato
yang mengemukakan bahwa tujuan filosofi Soc adalah mencari kebenaran yang berlaku
selama-lamanya. Soc berpendapat bahwa kebenaran itu sifatnya tetap dan harus dicari,
namun caranya bukan dengan berpikir sendiri tapi berdiskusi dengan orang lain yang harus
dianggap sebagai teman bukan lawan sebab kebenaran harus muncul dari jiwa temannya itu.
Ia pun tidak mengajar teman tersebut tapi membantu mengeluarkan apa yang tersimpan
dalam jiwa temannya itu, dengan demikian cara yang ditempuhnya ini disebut metode
induktif dan definisi. Induksi menjadi dasar definisi, namun induksi menurut Soc adalah
memperbandingkan secara kritis, ia tidak berusaha mencari yang umum dari soal-soal
individual tapi ia mencoba mencapai dengan contoh dan persamaan yang diuji dengan saksi
dan lawan saksi, sehingga berbeda dengan pengertian induksi pada saat sekarang ini yang
mencari pengertian umum dari kejadian-kejadian khusus.

Plato

Lahir di Athena 427 SM, ia berasal dari keluarga aristokrat yang turun temurun memegang
peranan penting dalam politik Athena. Karya-karya Plato dituangkan menjadi tulisan dalam
4 masa yaitu :
Karangan yang ditulis dalam masa mudanya tentang pembentukan pengertian dalam daerah
etika sebagai perwujudan hasil pemikiran gurunya yaitu Socrates.

Tulisan dalam masa peralihan yang disebut “Masa Megara” membicarakan pertentangan
politik dan pandangan hidup.

Buah pikiran yang dipersiapkan dalam masa matangnya terkenal dengan masa Politiea II-X
dan menjadi dasar teori pengetahuan metafisika, fisika, psikologi, etik, politik dan estetika.

Ajaran yang ditulis pada hari tuanya yang membawa pembaca ke arah kriminologi dan
filosofi alam. Pada awalnya ajaran itu dikemukakan hanya sebagai teori logika lalu
berkembang menjadi pandangan hidup, dasar umum ilmu dan politik sosial serta mencakup
ajaran agama.

Arsitoteles

Lahir di Stageira 384 SM. Ia adalah murid Plato. Ar sependapat dengan Plato bahwa
kebenaran yang sebenarnya hanya dapat diperoleh dengan jalan pengertian. Intisari ajaran Ar
adalah Silogisme yaitu menarik kesimpulan dari kenyataan yang umum atas kenyataan yang
khusus,

contoh :

Semua orang bakal mati

Soc adalah orang

Soc bakal mati

Ar membagi logika dalam 3 bagian yaitu mempertimbangkan, menarik kesimpulan dan


membuktikan/menerangkan.

Hukum logika menurut Ar ada 3 yaitu :

Hukum Identitas

Hukum Kontradiksi

Hukum Penyingkiran Ketiga

Hukum Cukup Alasan

Aristoteles disebut sebagai Bapak Logika, karena dialah yang pertama kali membentangkan
cara berpikir yang berpikir yang teratur dalam suatu sistem. Pandangan Aristoteles lebih
realistis dari pada Plato yang selalu melihat yang abstrak, hal ini dilatarbelakangi didikan
masa kecilnya yang selalu dihadapkan pada bukti dan kenyataan. Sesuatu yang istimewa dari
Aristoteles adalah cara dia bekerja adalah sama dan bahkan mendahului cara kerja ilmiah
pada zaman sekarangini yaitu dengan mengumpulkan fakta terlebih dahulu disusun menurut
ragam, jenis dan sifatnya dalam suatu sistem kemudian dilihat hubungannya satu sama lain
dengan memperhatikan pendapat filosof terdahulu secara kritis dan dibandingkan baru ia
mengemukakan pendapatnya sendiri berdasarkan alasan dan pertimbangannya. Sebelum Ar
membahas filsafat, maka ia terlebih dahulu menguasai ilmu-ilmu yang khusus sehingga tiap
bukunya hanya membahas satu masalah saja seperti buku tentang logika, etika, metafisika
dan politik.

Jadi dapat disimpulkan bahwa logika adalah susunan pikiran yang teratur urutannya tanpa
terlebih dulu menentukan tujuannya yang mana jalan pikiran tersebut sering sekali dikuasai
hubungan kausal/sebab akibat. Sedangkan teleologi adalah logika yang teratur ke arah satu
tujuan yang sudah ditentukan.

Sebagaimana telah disebutkan bahwa logika adalah cara berpikir yang benar (lebih
mendalam daripada ilmu pengetahuan yang merupakan pengetahuan yang bersifat rasional,
sistematis dan metodis. Sedangkan pengetahuan itu sendiri adalah kesan yang ditangkap oleh
panca indera yang bukan termasuk tahayul), dalam hal ini benar menurut ajaran hukum yang
menurut Bellefroid terdiri dari :

Dogmatik hukum;

Pelajaran hukum umum;

Politik hukum;

Perbandingan hukum;

Sejarah hukum;

Filsafat hukum;

Menurut Aristoteles, filsafat terdiri dari :

Logika

Filsafat teoritis (IPA, matematika, metafisika)

Filsafat praktis terdiri dari etika sebagai patokan bertingkah laku manusia dalam masyarakat
menurut norma agama, kesopanan, kesusilaan dan hukum; ekonomi yang berbicara tentang
kemakmuran; politik yang berbicara tentang kekuasaan.

Filsafat poeitika/aestetika, membahas tentang kesenian dan keindahan.

Kebenaran dalam logika tersebut harus dianalisis dengan beberapa cara sesuai Tugas Akhir
(TA) mahasiswa yaitu apabila TA berbentuk skripsi maka dapat dianalisis menggunakan
filsafat hukum sedangkan apabila TA berbentuk Legal Memorandum (LM) maka dapat
dianalisis menggunakan penafsiran hukum dan konstruksi hukum.

Anda mungkin juga menyukai