Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Puisi (dari bahasa Yunani kuno: ποιέω/ποιῶ (poiéo/poió) =I create)
adalah seni tertulis dimana bahasa digunakan untuk kualitas estetiknya untuk tambahan,
atau selain arti semantiknya.
Penekanan pada segi estetik suatu bahasa dan penggunaan sengaja pengulangan,
meter dan rima adalah yang membedakan puisi dari prosa. Namun perbedaan ini masih
diperdebatkan. Beberapa ahli modern memiliki pendekatan dengan mendefinisikan puisi
tidak sebagai jenis literatur tapi sebagai perwujudan imajinasi manusia, yang menjadi
sumber segala kreativitas. Selain itu puisi juga merupakan curahan isi hati seseorang
yang membawa orang lain ke dalam keadaan hatinya.
Baris-baris pada puisi dapat berbentuk apa saja (melingkar, zigzag dan lain-lain).
Hal tersebut merupakan salah satu cara penulis untuk menunjukkan pemikirannnya.
Puisi kadang-kadang juga hanya berisi satu kata/suku kata yang terus diulang-ulang.
Bagi pembaca hal tersebut mungkin membuat puisi tersebut menjadi tidak dimengerti.
Tapi penulis selalu memiliki alasan untuk segala 'keanehan' yang diciptakannya. Tak ada
yang membatasi keinginan penulis dalam menciptakan sebuah puisi. Ada beberapa
perbedaan antara puisi lama dan puisi baru
Di Indonesia, puisi telah mulai ditulis oleh Hamzah Fansuri dalam bentuk syair
Melayu dan ditulis dengan huruf Arab di akhir abad ke-16 atau awal abad ke-17 (Ismail,
2001:5).
Ahli-ahli sastra banyak yang membedakan dan membagi perpuisian Indonesia
menjadi puisi lama dan puisi baru. Namun, apa yang disebut puisi lama itu masih tetap
diapresiasi dan diproduksi sampai saat ini. Disamping itu, puisi baru juga tidak bisa
melepaskan puisi lama karena ia bisa jadi ilham yang penuh keindahan untuk dikerjakan.
Sedangkan gaya atau khususnya Gaya Bahasa dikenal dalam retorika dengan
istilah style, kata style diturunkan dari kata latin stilus, yaitu semacam alat untuk
menulis pada lempengan lilin. Dalam keahlian menggunakan alat ini dap[at
mempengaruhi jelas tidaknya tulisan pada lempengan lilin tersebut sehingga penekanan
dititik beratkan pada keahlian penulisan indah , sehingga style berubah menjadi
kemampuan dan keahlian untuk menulis atau mempengaruhi kata-kata secara indah.

1
Karena perkembangan itu, Gaya Bahasa atau style menjadi masalah atau bagian
dari diksi atau pilihan kata yang mempersoalkan cocok tidaknya pemakaian kata, frasa,
atau klausa tertentu untuk menghadapi situasi tertentu. Dengan demikian, persoalan
Gaya Bahasa meliputi semua hirarki kebahasaan, misalnya pilihan kata secara
individual, frasa, klausa, kalimat yang mencakup sebuah wacana secara luas.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud gaya bahasa ?
2. Bagaimana cara pembuatan puisi?
3. Bagaimana hubungan gaya bahasa dengan pembuatan puisi ?

C. Tujuan Yang Ingin Di Capai


1. Ingin mengetahui tentang Gaya
2. Ingin mengetahui teknik pembuatan Puisi.
3. Ingin mengetahui hubungan Gaya Bahasa dengan pembuatan Puisi

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Gaya Bahasa


Keraf (2006, 112-113) mengatakan: Gaya atau khususnya gaya bahasa dikenal
dalam retorika dengan istilahstyle. Kata style diturunkan dari kata Latin yaitu stilus,
yaitu semacam alat untuk menulis pada lempengan lilin. Keahlian menggunakan alat ini
akan mempengaruhi jelas tidaknya tulisan pada lempengan tadi. Kelak pada waktu
penekanan dititikberatkan pada keahlian untuk menulis indah, makastyle lalu berubah
menjadi kemampuan dan keahlian untuk menulis atau mempergunakan kata-kata secara
indah.
Karena perkembangan itu gaya bahasa meliputi semua yang berhubungan
dengan kebahasaan. Walaupun style berasal dari bahasa Latin, orang Yunani sudah
mengembangkan sendiri teori-teori mengenai style itu. Ada dua aliran yang terkenal,
yaitu :
1. Platonik : menganggap style sebagai kualitas suatu ungkapan; menurut mereka ada
ungkapan yang memiliki style, ada yang tidak memiliki style.
2. Aristoteles : menganggap bahwa gaya adalah suatu kualitas yang inheren, yang ada
dalam setiap ungkapan.
Tarigan (1985:5) Mengemukakan “gaya bahasa adalah bahasa indah yang
digunakan untuk meningkatkan efek pembicaraan dengan jalan memperbandingkan
sesuatu benda atau hal tertentu dengan benda atau hal lain yang lebih umum”
Muhardi dan Hasanuddin ws (2006:43-45) mengemukakah gaya bahasa
menyangkut kemarihan pengarang mempergunakan bahasa sebagai medium fiksi.
Penggunaan bahasa tulis dengan segala kelebihan dan kekurangannya harus
dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh pengarang.
Semi (1984:38-41) mengatakan gaya bahasa yaitu yang digunakan oleh
sastrawan, meskipun tidaklah terlalu luar biasa, adalah unik karena selain dekat dengan
watak dan jiwa penyair, juga membuat bahasa yang digunakan berbeda dalam makna.
Jadi gaya lebih merupakan pembawaan pribadi.
Akhirnya style atau gaya bahasa dapat dibatasi sebagai cara mengungkapkan
pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis
( pemakai bahasa )

3
Gaya bahasa yaitu gaya yang berkaitan dengan dengan masalah umum penulisan,
penyajian, struktur penceritaan, termasuk cara penampilan karakter huruf, kover, serta
ukuran buku.

B. Tujuan Gaya Bahasa


Dalam kedudukannya sebagai teori dan pendekatan penelitian karya sastra yang
berorientasi linguistik,gaya bahasa mempunyai tujuan sebagai berikut:
1. Untuk menghubungkan perhatian kritikus sastra dalam apresiasi estetik dengan
perhatian linguis dalam deskripsi linguistik, seperti yang dikemukakan oleh Leech &
Short (1984: 13).
2. Untuk menelaah bagaimana unsur-unsur bahasa ditempatkan dalam menghasilkan
pesan-pesan aktual lewat pola-pola yang digunakan dalam sebuah karya sastra
(Widdowson, 1979: 202).
3. Untuk menghubungkan intuisi-intuisi tentang makna-makna dengan pola-pola bahasa
dalam teks (sastra) yang dianalisis.
4. Untuk menuntun pemahaman yang lebih baik terhadap makna yang dikemukakan
pengarang dalam karyanya dan memberikan apresiasi yang lebih terhadap
kemampuan bersastra pengarangnya (Brooke, 1970: 131).
5. Untuk menemukan prinsip-prinsip artistik yang mendasari pemilihan bahasa seorang
pengarang, sebab setiap penulis memiliki kualitas individual masing-masing (Leech
dan Short, 1984: 74).
6. Kajian gaya bahasa akan menemukan kiat pengarang dalam memanfaatkan
kemungkinan yang tersedia dalam bahasa sebagai sarana pengungkapan makna dan
efek estetik bahasa (Sudjiman, 1995:56)

C. Macam-Macam Gaya Bahasa


1. Macam-macam Majas Penegasan
Dan berikut ini adalah berbagai macam dari majas penegasan beserta
contohnya yang berhasil blogbintang.com dapatkan :
1) Majas Klimaks
2) Majas Antiklimaks
3) Majas Koreksio
4) Majas Asindeton
5) Majas Interupsi

4
6) Majas Eksklmasio .
7) Majas Enumerasio
8) Majas Silepsis dan Zeugma
9) Majas Apofasis atau Preterisio
10) Majas Pleonasme
11) Majas Aliterasi
12) Majas Paralelisme
13) Majas Tautologi
14) Majas Antanaklasis
15) Majas Anastrof atau Inversi
16) Majas Retoris
17) Majas Elipsis
18) Majas Alonim
19) Majas Kolokasi.
20) Majas Pararima
21) Majas Preterito
22) Majas Sigmatisme
23) Majas Polisindenton
2. Macam -macam Majas Perbandingan
Dan berikut ini adalah berbagai macam dari majas perbandingan beserta
contohnya yang berhasil blogbintang.com dapatkan :
1) Majas Litotes
2) Majas Hiperbola
3) Majas Personifikasi
4) Majas Simile
5) Majas Metafora
6) Majas Antropomorfisme
7) Majas Sinestesia
8) Majas Alegori
9) Majas Totum pro parte
10) Majas Eufimisme
11) Majas Disfemisme
12) Majas Fabel
13) Majas Parabel

5
14) Majas Perifrasa
15) Majas Eponim
16) Majas Simbolik
17) Majas Asosiasi
18) Majas Alusio
19) Majas Antonomasia
20) Majas Aptronim
21) Majas Metonimia
22) Majas Hipokorisme
23) Majas Depersonifikasi
24) Majas Pars pro toto.
3. Macam-macam Majas Pertentangan
Dan berikut ini adalah berbagai macam dari majas pertentangan beserta
contohnya yang berhasil blogbintang.com dapatkan :
1) Majas Oksimoron
2) Majas Antitesis
3) Majas Anakronisme
4) Majas Paradoks
5) Majas Reptisi
6) Majas Kontradiksi interminus

4. Macam-macam Majas Sindiran


Dan berikut ini adalah berbagai macam dari majas sindiran beserta contohnya
yang berhasil blogbintang.com dapatkan :
1. Majas Sinisme
2. Majas Satire
3. Majas Innuendo
4. Majas Ironi
5. Majas Sarkasme

D. PENGERTIAN PUISI

Secara etimologi istilah puisi berasal dari bahasa Yunani ”poeima” atau ”Poesis” yang berarti
pembuatan. Sedangkan dalam Bahasa Inggris disebut ”Poem” atau ”Poetry” yang berarti

6
membuat atau pembuatan, karena lewat puisi pada dasarnya seseorang telah menciptakan
suatu dunia tersendiri yang mungkin berisi pesan atau gambaran suasana tertentu, baik fisik
maupun batiniah.
Definisi puisi cukup banyak, salah satu pendapat yang cukup mudah dipahami diantaranya
mengatakan bahwa puisi adalah bentuk karya Sastra yang mengungkapkan pikiran dan
perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan semua kekuatan
bahasa, yakni struktur fisik dan struktur batinnya ( Waluyo.1995:28, dalam buku
Drs.Supriyadi, Mpd. Pembelajaran Sastra yang apresiatif dan Integratif dari SD 2006:44 ).
Berdasarkan asal-usul istilah puisi dari atas dan berbagai pendapat para ahli, pengertian puisi
dapat didefinisikan sebagai salah satu cabang sastra yang menggunakan kata-kata, rima, dan
irama sebagai media penyampaian untuk membuatkan ekspresi, ilusi dan imajinasi.
Bila dibandingkan dengan karya sastra fiksi atau drama, pilihan kata dalam puisi cenderung
padat, singkat, imajinatif sehingga dikatakan mempunyai bentuk tersendiri. Penggunaan rima
dan irama agar puisi lebih indah juga merupakan pembeda yang sangat signitifikan bila
dibandingkan fiksi dan drama.

Jenis-Jenis Puisi
Menurut jamannya puisi di bedakan menjadi 2 (dua), antara lain :
 Puisi Lama
Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan. Aturan- aturan itu antara lain :
1. Jumlah kata dalam 1 baris
2. Jumlah baris dalam 1 bait
3. Persajakan (rima)
4. Banyak suku kata tiap baris
5. Irama
a. Ciri-ciri Puisi Lama:
1) Merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya
2) Disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan
3) Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata maupun
rima
 Puisi Baru
Puisi baru bentuknya lebih bebas daripada puisi lama baik dalam segi jumlah baris, suku kata,
maupun rima.

7
a. Ciri-ciri Puisi Baru
1. Bentuknya rapi, simetris;
2. Mempunyai persajakan akhir (yang teratur);
3. Banyak mempergunakan pola sajak pantun dan syair meskipun ada pola yang lain
4. Sebagian besar puisi empat seuntai;
5. Tiap-tiap barisnya atas sebuah gatra (kesatuan sintaksis)
6. Tiap gatranya terdiri atas dua kata (sebagian besar) : 4-5 suku kata.

E. Ciri-ciri puisi yang baik yaitu:


1. dalam puisi terdapat pemadatan segala unsur kekuatan bahasa;
2. dalam penyusunannya, unsur-unsur bahasa itu dirapikan, diperindah, dan diatur
sebaik-baiknya dengan memperhatikan irama dan bunyi;
3. puisi berisikan ungkapan pikiran dan perasaan penyair berdasarkan pengalaman dan
imajinatif;
4. bahasa yang dipergunakan bersifat konotatif;
5. puisi dibentuk oleh struktur fisik (tifografi, diksi, majas, rima dan irama) serta struktur
batin (tema, amanat, perasaan, nada dan suasana puisi);
Puisi balada termasuk ke dalam jenis puisi naratif yang mana puisi balada ini
merupakan bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata indah dan kaya akan makna.
Keindahan yang ada dalam puisi disebabkan oleh diksi , majas, rima dan irama yang
terkandung dalam karya sastra tersebut Kosasih E (2003:243).

F. Hubungan Gaya Bahasa dengan Pembuatan Puisi


Bahasa sangatlah erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Bahasa juga
merupakan unsur pokok dalam pembuatan suatu karya sastra. Dalam pembuatan sebuah
karya sastra khusunya puisi, namun menurut pendapat Kleden (1983)”bahwa hakikat
puisi bukanlah susunan kata-kata yang membentuk barisan dan bait, melainkan sesuatu
yang terkandung di dalam kata, baris, dan bait itu. Tegasnya, puisi adalah keindahan dan
suasana tertentu yang terkandung di dalam kata-kata. Dari penjelasan puisi di atas, terlihat
beberapa persamaan mengenai karakteristik sebuah puisi”.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Gaya bahasa yaitu gaya yang berkaitan dengan masalah umum penulisan,
penyajian, struktur penceritaan, termasuk cara penampilan karakter huruf, kover, serta
ukuran buku.
Puisi balada termasuk ke dalam jenis puisi naratif yang mana puisi balada ini
merupakan bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata indah dan kaya akan
makna. Keindahan yang ada dalam puisi disebabkan oleh diksi , majas, rima dan irama
yang terkandung dalam karya sastra tersebut
Dalam puisi terdapat kebebasan menuangkan kata-kata menurut imajinasi si
penulis. Oleh karena itu majas sebagai gaya bahasa itu penting dalam puisi. Gaya bahasa
yang digunakan oleh setiap penulis atau penutur bahasa berbeda-beda. Gaya bahasa
merupakan pemanfaatan atas kekayaan bahasa oleh seseorang dalam sebuah puisi, gaya
penulisan menekankan unsur yang berkaitan dengan fungsi dalam teks itu sendiri. Gaya
bahasa sebuah teks puisi ditentukan oleh maksut ataupun tujuan si penulis yang membuat
puisi tersebut. Selain itu, unsur kebiasaan seorang penulis serta unsur kedaerahan juga
dapat mempengaruhi gaya bahasa seorang penulis puisi.

B. Saran
Perlunya pemahaman dan latihan lebih lanjut dalam menggunakan gaya bahasa
pada puisi agar yang dibuat menjadi lebih berbobot dan berkualitas untuk dibaca dan
dipahami.

9
DAFTAR PUSTAKA

Putra, A. 2012. Definisi Bahasa dan Bahasa Baku (online). (http://adje-


putra14.blogspot.com/2012/03/definisi-bahasa-dan-bahasa-baku.html),diakses 25
April 2017

2012. Majas Gaya Bahasa dalam Puisi,


(http://academysectorpage.blogspot.com/2012/04/majas-gaya-bahasa-dalam-puisi-
bahasa.html) diakses 25 April 2017

Anomyus a. 2012. Bahasa Indonesia (online). (http://Wikipedia bahasa Indonesia,


ensiklopedia bebas.mht) diakses 25 April 2017

Gaya bahasa dalam pandangan teori klasik (online).


(http://pusatbahasaalazhar.wordpress.com/pesona-puisi/beberapa-gaya-bahasa-
dalam-pandangan-teori-klasik.html) diakses 25 April 2017

10
MAKALAH
GAYA BAHASA DALAM PUISI

Disusun Oleh :
Nama : HUSNA LA HAJI
Kelas : XI IPA 3

MAN 2 MALUKU TENGAH


TAHUN PELAJARAN 2023/2024

11
12

Anda mungkin juga menyukai