Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa merupakan alat interaksi dan alat komunikasi verbal yang hanya
dimiliki manusia, bahasa dapat dikaji secara internal maupun eksternal. Bahasa
menjadi bagian sarana komunikasi yang konkret karena manusia bisa hidup
dengan menggunakan bahasa.

Gaya bahasa atau disebut juga dengan majas adalah cara memilih bahasa
yang sesuai dengan citarasa pengarang yang dapat menimbulkan perasaan tertentu
dalam hati orang lain. Majas atau gaya bahasa yaitu pemanfaatan kekayaan
bahasa, pemakaian ragam tertentu yang membuat sebuah karya sastra semakin
hidup, keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulis sastra dan cara khas dalam
menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun tertulis. Majas
digunakan dalam penulisan karya sastra, termasuk di dalamnya puisi dan prosa.
Umumnya puisi dapat mempergunakan lebih banyak majas dibandingkan dengan
prosa.

Penggunaan gaya bahasa pada puisi sangat mempengaruhi nilai keindahan


dalam sebuah puisi yang diciptakan. Selain itu, gaya bahasa dengan adanya gaya
bahasa dalam puisi dapat menghidupkan maknayang terkandung dalam puisi.
Semakin berkembangnya gaya penulisan dalam sastra terutama puisi, majas atau
gaya bahasa mulai jarang digunakan. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu

- Faktor eksternal, faktor eksternal merupakan faktor dari luar atau bisa
diebut juga faktor lingkungan. Dalam penulisan sebuah karya sastra, factor
eksternal mempengauhi penulis dalam proses penciptaan sebuah karya.
Lingkungan juga mendukung seseorang dalam mengembangkan sebuah
ide dalam membuat karya sastra.
- Faktor internal, factor internal merupakan factor yang timbul dari dalam
diri seorang penulis. Setiap pencipta karya sastra pasti memiliki cara dan
ciri tersendiri dalam menciptakan sebuah karya sastra.

1
Oleh karena itu, perlu adanya kajian mengenai penggunaan gaya bahasa
dalam penulisan puisi agar kita dapat lebih memahami makna yang terkandung
dalam sebuah karya sastra seperti puisi.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini yaitu :
1. Apa yang dimaksud majas atau gaya bahasa?
2. Apa sajakah bentuk – bentuk majas?
3. Bagaimanakah gaya bahasa dalam puisi yang berjudul “Aku” karya Chairil
Anwar?
4. Bagaimanakah gaya bahasa dalam puisi yang berjudul “Doa” karya Chairil
Anwar?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini yaitu :
1. Untuk mengetahui pengertian majas atau gaya bahasa
2. Untuk mengetahui bentuk – bentuk majas atau gaya bahasa
3. Untuk mengetahui gaya bahasa dalam puisi berjudul “Aku” karya Chairil
Anwar
4. Untuk mengetahui gaya bahasa dalam puisi berjudul “Doa” karya Chairil
Anwar
D. Hipotesis
Sebuah puisi pasti memilik makna tersendiri. Makna puisi dapat diungkapkan
melalui bahasa yang digunakan dalam suatu puisi. Gaya bahasa tersebut biasa
disebut sebagai majas. cara bagaimana pengarang mengungkapkan atau
menguraikan cerita yang dibuatnya dengan pemikiran lewat bahasa bahasa yang
khas dalam uraian ceritanya sehingga dapat menimbulkan kesan tertentu. Majas
dibagi menjadibeberapa jenis yaitu gaya bahasa perbandingan, gaya bahasa
penegasan, gaya bahasa pertentangan dan gaya bahasa sindiran. Dari macam -
macam majas tersebut terdapat beberapa gaya bahasa yang digunakan pada puisi
berjudul “Aku” dan “Doa” karya Chairil Anwar.

2
E. Definisi Operasional

Gaya bahasa atau majas adalah pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian


ragam tertentu untuk memperoleh efek – efek yang membuat karya sastra semakin
hidup. Gaya bahasa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah gaya bahasa pada
puisi berjudul “Aku” dan “Doa” Karya Chairil Anwar.

3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Gaya Bahasa
Berikut terdapat beberapa pengertian majas atau gaya bahasa menurut
beberapa ahli :
1. Pengertian gaya bahasa menurut Kamus Linguistik((Harimurti
Kridalaksana, 1982)
Gaya bahasa adalah penggunaan ragam tertentu untuk mendapatkan efek
efek tertentu dan merupakan keseluruhan cirri –ciri bahasa sekelompok
penulis sastra.
2. Pengertian gaya bahasa menurut Guntur Tarigan (2009)
Gaya bahasa adalah penggunaan kata kata dalam berbicara maupun
menulis untuk mempengaruhi dan meyakinkan pembaca atau penyimak.
3. Pengertian gaya bahasa menurut KBBI
Gaya bahasa adalah pemanfaatan atas kekayaan bahasa oleh seseorang
dalam menulis atau bertutur, penggunaan ragam tertentu untuk
mendapatkan efek – efek tertentu, cara khas dalam menyatukan pikiran
dan perasaan bentuk tulisan maupun lisan.

Jadi, gaya bahasaa adalah cara bagaimana pengarang mengungkapkan atau


menguraikan cerita yang dibuatnya dengan pemikiran lewat bahasa bahasa yang
khas dalam uraian ceritanya sehingga dapat menimbulkan kesan tertentu.

B. Jenis – Jenis Gaya Bahasa atau Majas


1. Gaya bahasa perbandingan
a) Metafora
Metafora adalah gaya bahasa perbandingan dengan
memperbandingkan suatu benda dengan benda yang lain karena
mempunyai sifat yang sama atau hampir sama.
b) Simile atau Asosiasi
Simile atau asosisasi adalah majas yang membandingkan sesuatu hal
dengan hal yang lainya, dengan menggunakan kata penghubung atau
kata pembanding, misal seperti, bagaikan, bak, layaknya, laksana, dll.

4
c) Personifikasi
Personifikasi adalah gaya bahasa perbandingan yang membandingkan
benda mati atau tidak dapat bergerak seolah - olah bernyawa dan dapat
berperilaku seperti manusia.
d) Alegori
Alegori adalah gaya bahasa yang memperlihatkan perbandingan utuh,
perbandingan itu membentuk kesatuan yang menyeluruh.
e) Parabel
Parabel adalah gaya bahasa perbandingan dengan mempergunakan
perumpamaan dalam hidup. gaya bahasa ini terkandung dalam seluruh
isi karangan. dengan halus tersimpul berupa pedoman hidup.
f) Tropen
Tropen adalah gaya bahasa perbandingan dengan membandingkan
suatu pekerjaan atau perbuatan dengan kata-kata lain yang
mengandung pengertian yang sejalan.
g) Metonomia
Metonomia adalah gaya bahasa perbandingan yang mengemukakaan
merk dagang atau nama barang untuk melukskan sesuatu yang
dipergunakan atau dikerjakan, sehingga kata itu berasosiasi dengan
benda keseluruhan.
h) Litoles
Litotes adalah gaya bahasa perbandingan yang melukiskan keadaan
sesuatu dengan kata-kata yang berlawanan artinya dengan kenyataan
yang sebenarnya guna merendahkan diri.
i) Sinekdok
Sinekdok adalah gaya bahasa penegasan yang melukiskan sebagian
untuk seluruhnya (pars prototo) atau melukiskan untuk sebagian (totem
proparte) selanjutnya tulisan 2 bahasa itu.
j) Eufemisme
Eufemisme adalah gaya bahasa perbandingan denan mengganti suatu
pengertian dengan kata lain yang hampir sama artinya dengan maksud
untuk menghindarkan pantang atau sopan santun.

5
k) Hiperbola
Hiperbola adalah gaya bahasa yang dipakai jika seseorang hendak
melukiskan peristiwa atau keadaan dengan cara berlebihan dari pada
seseungguhya.
l) Alusio
Alusio adalah gaya bahasa perbandingan dengan mempergunakan
ungkapan atau peribahasa yang sudah lazim digunakan seseorang.
m) Antonomasia
Antonomasia adalah gaya bahasa perbandingan dengan menyebutkan
nama lain terhadap seseorang yang sesuai dengan sifat seseorang
tersebut.
n) Prifrase
Prifase adalah gaya bahasa perbandingan dengan mengganti sebuah
kata dengan beberapa kata atau sebuah kalimat.
o) Simetri
Simetri adalah gaya bahasa yang menyatakan kalimat dengan kalimat
yang lain tapi isinya sebanding.
2. Gaya bahasa penegasan
a) Pleonasme
Menambahkan keterangan pada pernyataan yang sudah jelas atau
menambahkan keterangan yang sebenarnya tidak diperlukan.
b) Repetisi
Perulangan kata, frasa, dan klausa yang sama dalam suatu kalimat.
c) Paralelisme
Pengungkapan dengan menggunakan kata, frasa, atau klausa yang
sejajar.
d) Asonansi
Pengulangan kata dengan huruf vocal yang sama
e) Klimaks
Pemaparan pikiran atau hal secara beruturut – turut dari yang
sederhana/kurang penting meningkat kepada hal yang kompleks/lebih
penting

6
f) Antiklimaks
Pemaparan pikiran atau hal secara berturut turut dari yang kompleks/
lebih penting menurun kepada hal yang sederhana/kurang penting.
g) Retoris
Ungkapan pertanyaan yang jawabannya terkandung di dalam
pertanyaan terebut.
h) Koreksio
Ungkapan dengan menyebutkan hal hal yang dianggap keliru atau
kurang tepat, kemudian disbeutkan maksud yang sesungghnya.
i) Asindenton
Pengungkapan suatu kalimat atau wacana tanpa kata penghubung
j) Polisidenton
Pengungkapan suatu kalimat atau wacana dihubungkan dengan kata
penghubung
k) Interupsi
Ungkapan berupa penyisipan keterangan tambahan diantara unsur
unsur kalimat.
l) Praterito
Ungkapan penegasan dengan cara menyembunyikan maksud yang
sebenarnya.
m) Enumerasia
Ungkapan penegaan berupa penguraian bagian demi bagian suatu
keseluruhan.
3. Gaya bahasa pertentangan
a) Paradok
Pengungkapan dengan menyatakan dua hal yang seolah – olah
bertentangan, namun sebenanrnya keduanya benar.
b) Antitesis
Pengungkapan dengan menggunakan kata kata yang berlawanan arti
satu dengan yang lainnya.
c) Okupasi
Paradoks dalam suatu frasa

7
d) Kontradiksio Interminis
Pernyataan yang bersifat menyangkal yang telah disebutkan pada
bagian sebelumnya.
4. Gaya bahasa sindiran
a) Gaya bahasa ironi
Sindiran yang menyembunyikan fakta sbenarnya dan mengatakan
kebalikan dari fakta tersebut.
b) Sinisme
Ungkapan yang bersift mencemooh pikiran atau ide bahwa kebaikan
terdapat pada manusia (lebiha kasar dari ironi)
c) Sarkasme
Sindiran langsung dan kasar.
d) Satire
Ungkapan yang menggunakan sarkasme, ironi, atau parody untuk
mengecam atau menertawakan gagasan, kebiasaan, dll.
e) Innuendo
Sindiran yang bersifat mengecilkan fakta sesungguhnya.
C. Gaya Bahasa dalam Puisi Berjudul “Aku” Karya Chairil Anwar

Aku
Karya : Chairil Anwar
Kalau sampai waktuku
Ku mau tak seorang kan merayu
Tak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus tubuhku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak peduli

8
Aku mau hidup seribu tahun lagi

No. Gaya Bahasa Kalimat Penjelasan


1. Majas Hiperbola Aku ini binatang jalang Majas yang dipakai
Dari kumpulannya untuk melebihkan
terbuang sesuatu yang
Biar peluru menembus maknanya
tubuhku ditekankan atau
Aku tetap meradang dilebih lebihkan
menerjang menjadi tidak masuk
Aku mau hidup seribu akal untuk ukuran
tahun lagi yang biasa.
2. Majas Metafora Aku ini binatang jalang Gaya bahasa
perbandingan atau
kiasan, hanya saja
tidak menggunakan
kata – kata
pembanding seperti
bagai, laksana, dan
sebagainya.
Bermakna sesuatu
yang pertama yang
dibandingkan
sedangkan yang
kedua adalah
pembandingnya.
3. Majas Tautologi Luka dan bisa kubawa Menggunakan gaya
berlari bahasa penegasan
Berlari yang disertai
Hingga hilang pedih peri ulangan bunyi.
4. Majas Alusio Biar peluru menembus Pemakaian ungkapan
kulitku “menembus kulitku”

9
merupakan
ungkapan yang
sudah tida asing atau
sudah dikenal
5. Majas Hiperbola Tak perlu sedu sedan itu Ungkapan pada
kalimat tersebut
menggantikan kata
sederhana menjadi
luar biasa
kedngarannya

D. Gaya Bahasa dalam Puisi Berjudul “Doa” Karya Chairil Anwar

Doa
Karya : Chairil Anwar
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut nama-Mu
Biar susah sungguh
Mengingat kau penuh seluruh
Caya-Mu panas suci
Tinggal kerlip lilin di kelam sunyi
Tuhanku
Aku hilang bentuk
Remuk
Tuhanku aku mengembara di Negara asing
Tuhanku
Di pintu-Mu aku mengetuk
Aku tidak bisa berpaling

10
No. Gaya Bahasa Kalimat Penjelasan
1. Majas Asonansi Tuhanku Pada bait tersebut
Dalam termangu menggunakan majas
Aku masih menyebut tautologi karena terdapat
nama-Mu pengulangan vokal yang
sama
2. Majas Hiperbola Tuhanku Penggunaan “hilang
Aku hilang bentuk bentuk” dan “remuk”
Remuk adalah perumpamaan yang
berlebihan. Tidak mungkin
seorang yang masih
berpuisi hingga kehilangan
bentuk dirinya dalam
kondisi remuk
3. Majas Peronifikasi Tinggal kerlip lilin Kata “kerdip” sama
dengan isitilah “kerdip”
yang identik dengan
gerakan mata manusia

11
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif. Tujuannya untuk
mendeskripsikan gaya bahasa pada puisi berjudul “Aku” dan “Doa” karya Charil
Anwar. Analisis gaya bahasa dilakukan selama 1 minggu atau 7 hari untuk
memperoleh hasil yang ingin dicapai. Teknik analisis dilakukan dengan mencari
referensi dari berbagai sumber baik media cetak maupun media elektronik. Hal
tersebut dilakukan untuk mempermudah mengkaji gaya bahasa yang digunakan
pada puisi tersebut.
Dari hasil analisis ini diharapkan akan memperoleh hasil yang jelas dan
komprehensif tentang gaya bahasa pada puisi berjudul “Aku” dan “Doa” karya
Charil Anwar. Sehingga penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca maupun
penulis nantinya.

12
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gaya Bahasa pada Puisi Berjudul “Aku” Karya Chairil Anwar
No. Gaya Bahasa Kalimat Penjelasan
1. Majas Hiperbola Aku ini binatang jalang Majas yang dipakai
Dari kumpulannya untuk melebihkan
terbuang sesuatu yang
Biar peluru menembus maknanya ditekankan
tubuhku atau dilebih lebihkan
Aku tetap meradang menjadi tidak masuk
menerjang akal untuk ukuran yang
Aku mau hidup seribu biasa.
tahun lagi
2. Majas Metafora Aku ini binatang jalang Gaya bahasa
perbandingan atau
kiasan, hanya saja
tidak menggunakan
kata – kata
pembanding seperti
bagai, laksana, dan
sebagainya. Bermakna
sesuatu yang pertama
yang dibandingkan
sedangkan yang kedua
adalah
pembandingnya.
3. Majas Tautologi Luka dan bisa kubawa Menggunakan gaya
berlari bahasa penegasan yang
Berlari disertai ulangan bunyi.
Hingga hilang pedih peri
4. Majas Alusio Biar peluru menembus Pemakaian ungkapan
kulitku “menembus kulitku”

13
merupakan ungkapan
yang sudah tida asing
atau sudah dikenal
5. Majas Hiperbola Tak perlu sedu sedan itu Ungkapan pada
kalimat tersebut
menggantikan kata
sederhana menjadi luar
biasa kedngarannya

B. Gaya Bahasa pada Puisi Berjudul “Doa” Karya Chairil Anwar

No. Gaya Bahasa Kalimat Penjelasan


1. Majas Asonansi Tuhanku Pada bait tersebut
Dalam termangu menggunakan majas
Aku masih menyebut tautologi karena terdapat
nama-Mu pengulangan vokal yang
sama
2. Majas Hiperbola Tuhanku Penggunaan “hilang
Aku hilang bentuk bentuk” dan “remuk”
Remuk adalah perumpamaan yang
berlebihan. Tidak mungkin
seorang yang masih
berpuisi hingga kehilangan
bentuk dirinya dalam
kondisi remuk
3. Majas Peronifikasi Tinggal kerlip lilin Kata “kerdip” sama
dengan isitilah “kerdip”
yang identik dengan
gerakan mata manusia

14
C. Kesimpulan

Pentingnya penggunaan gaya bahasa dalam puisi adalah untuk menumbuhkan


nilai – nilai, makna dan kualitas puisi yang diciptakan. Peran kita dalam
melestarikan gaya bahasa yaitu dengan lebih berfikir kritis dan menguasai teknik
– teknik dan teori gaya bahasa atau majas.

Kesimpulan dari penelitian dari penggunaan gaya bahasa dalam puisi yang
berjudul “Aku” dan “Doa” karya Chairil Anwar :

D. Saran
Menurut pendapat penulis, di era globalisasi ini bangsa Indonesia
memerlukan berbagai perbaikan dalam sebagala bidang. Sala satunya yaitu dalam
bidang sastra atau seni, karena sastra merupakan salah satu aset yang dimiliki oleh
bangsa Indonesia.

15
DAFTAR PUSTAKA

Heyindri,2019.:”Puisi Chairil Anwar”.https://www.wattpad.com/492744522-


puisi-karya-chairil-anwar-aku (Diakses tanggal 20 Mei 2019)
Ilham, Khaynuiel,2017.:”Analisis Gaya Bahasa pada Puisi “Aku” Chairil
Anwar”.https://azzamakhasyari.blogspot.com/2013/12/analisis-gaya-bahasa-
pada-puisi-aku.html (Diakses tanggal 20 Mei 2019)
Puisi.co,2016.:”Doa Karya Chairil Anwar”.https://www.puisi.co/doa-karya-
chairil-anwar/?amp (Diakses tanggal 20 Mei 2019)
Satyaningdharma,2019.”Analisis Puisi “Doa” Karya Chairil
Anwar”.https://styaningdharma.blogspot.com/2019/01/analisis-puisi-doa-karya-
chairil-anwar.html?m=1 (Diakses tanggal 20 Mei 2019)
Sinaga, Dian,2019.:”Macam Macam Majas dan
Pengertian”.https://www.studiobelajar.com/majas-pengertian-jenis-cntoh/
(Diakses tanggal 20 Mei 2019)

16

Anda mungkin juga menyukai